Legenda Futian

Lengan yang Terpotong



Lengan yang Terpotong

0Senjata Kekaisaran yang sempurna dan memiliki aura Kaisar Agung di dalamnya sudah sangat langka di dunia ini, tetapi yang lebih langka lagi adalah orang yang mampu mengendalikannya seutuhnya.      2

Saat ini, selain Donghuang Agung, tampaknya Wang Xiao adalah satu-satunya orang di Prefektur Ilahi yang memiliki Senjata Kekaisaran dan mampu mengendalikannya.     

Hal ini dikarenakan Klan Wang dari Kota Tianyan adalah penerus dari Tianyan Agung, dan Tianyan Agung adalah seorang Kaisar Agung dalam bidang persenjataan. Dia belum sepenuhnya menghilang dari dunia ini, itulah sebabnya kesempatan ini jatuh pada Wang Xiao. Karena itulah, Pemimpin Kota Tianyan tidak menyia-nyiakan apa pun dalam upayanya melatih Wang Xiao untuk mendorongnya ke puncak kekuatan, karena dia memiliki harapan besar untuknya.     

Mo Qingge, sang Evil Sage dari Dunia Empty Divine adalah seorang ahli dalam kekuatan Jalur Agung Spasial, yang telah mencapai tingkat kultivasi menyerupai dewa. Hanya setelah mengambil langkah itulah dia bersedia datang kemari untuk menghadapi Wang Xiao seperti ini. Siapa pun yang tidak begitu mahir dalam menggunakan Jalur Agung Spasial jelas tidak akan berani melakukannya.     

Lagipula, di bawah kekuatan serangan fatal seperti apa pun, di antara anggota dari Dunia Iblis, Dunia Empty Divine, dan Dunia Kegelapan, hanya Demon Sage nomor satu, Yan Guiyi, yang mampu menghadapi Wang Xiao dengan Senjata Kekaisaran.     

Namun, Fang Ru bukanlah sosok yang bisa diremehkan. Sebagai sosok yang menyerupai dewa dari Prefektur Ilahi, dia mampu mengimbangi perlawanan Yan Guiyi.     

Pada saat ini, area yang luas ini tampak terdistorsi, dimana seluruh bagian dari area ini berguncang dan bergerak ke suatu tempat, dan hal yang sama juga terjadi di area sekitar Wang Xiao. Dia tahu bahwa Mo Qingge membawanya pergi dari medan perang ini. Area tempatnya berada sekarang sudah menjadi area Jalur Agung milik Mo Qingge dan bukan tempat mereka berada sebelumnya.     

Namun, Wang Xiao tidak peduli akan hal tersebut. Dengan pergi meninggalkan area ini, dia bisa menggunakan Senjata Kekaisaran tanpa perlu menahan diri lagi.     

Guncangan Langit di tangannya saat ini mengeluarkan rentetan gelombang kejut yang menyebar di antara langit dan bumi. Gelombang-gelombang itu pun melingkupi semua tempat, dan tidak ada sudut yang tersisa dari keenam arah utama. Sebelumnya, saat berada di atas medan perang, dia tidak berani menyerang dengan kekuatan maksimal.     

Namun saat ini, tidak ada lagi yang perlu dia khawatirkan.     

"Aku ingin melihat apakah pergerakan kalian lebih cepat daripada jangkauan serangan Guncangan Langit yang telah meluas," tantang Wang Xiao. Di bawah serangan Guncangan Langit, jarak yang tidak diketahui jauhnya akan tercakup di dalamnya, dan menembus area yang tak berujung. Dia ingin melihat bagaimana mereka berdua bermaksud bersembunyi dari serangan tersebut.     

Bayangan kaisar muncul kembali saat kekuatan ilahi menyelimuti area ini. Wang Xiao tampaknya telah menyatu dengan sosok dewa di atas langit saat dia mengangkat Guncangan Langit di tangannya, mengeluarkan gelombang-gelombang kejut yang sangat mengerikan; semua gelombang itu tampak tidak ada habisnya. Tubuhnya berputar sedikit saat palu ilahi di tangannya itu diayunkan mengikuti pergerakan tubuhnya.     

Serangan yang dilancarkan oleh Wang Xiao kali ini tidak ditujukan ke satu arah tetapi ditujukan ke segala arah, sehingga membentuk gelombang kejut berbentuk lingkaran yang mulai bergulung ke seluruh tempat. Sebuah suara yang keras bergema di udara, dan bahkan retakan mulai bermunculan serta menciptakan pemandangan yang menakutkan untuk dilihat. Seolah-olah area itu kini menjadi sangat tidak stabil, dan saat ini runtuh secara perlahan-lahan.     

Di dua posisi yang berbeda, sebuah pemandangan serupa kembali terjadi. Mo Qingge dan Ye Futian mundur pada saat yang bersamaan, dan pintu-pintu spasial bermunculan di belakang mereka. Setiap pintu spasial itu lokasinya berjauhan satu sama lain, dan setelah melewati pintu-pintu itu lagi dan lagi, mereka berhasil mundur ke suatu tempat di kejauhan.     

Namun meski demikian, gelombang kejut penghancur itu masih mengejar mereka, dan di mana pun serangan itu melintas, semua makhluk hidup akan binasa. Sesekali, beberapa kultivator acak tersentuh oleh gelombang kejut itu. Mereka kebetulan melewati langit tanpa menyadari adanya serangan tersebut. Tubuh mereka pun langsung hancur dan menguap; mereka bahkan tidak tahu bagaimana mereka bisa menemui ajal masing-masing.     

Di atas langit, ada salah satu benua dari Prefektur Ilahi di sana. Ketika serangan itu tiba, banyak kultivator yang berada di benua itu langsung dimusnahkan. Seluruh penjuru benua itu bergetar hebat dan terbelah oleh gelombang kejut itu. Dalam waktu singkat, banyak kultivator tewas seketika di sana.     

Hal ini dikarenakan lokasinya cukup jauh dan kekuatan serangan itu sudah sedikit melemah. Jika tidak, maka dampak yang ditimbulkan mungkin akan jauh lebih parah.     

Ye Futian telah melarikan diri ke suatu area terpencil. Dia memandang benua yang berada di bagian bawah dan melihat peristiwa yang tragis itu. Ada kegelisahan yang muncul di dalam hatinya; kekuatan penghancur dari Senjata Kekaisaran sangatlah mengerikan. Satu serangan dari Wang Xiao telah mengakibatkan banyak korban berjatuhan.     

Terlebih lagi, Mo Qingge—sang Evil Sage—mungkin sudah menduga datangnya serangan ini sejak lama, tapi apa urusannya hal ini dengan dirinya? Benua yang diserang adalah wilayah dari Prefektur Ilahi, dan mereka yang tewas terbunuh oleh Wang Xiao adalah para kultivator dari Prefektur Ilahi. Dia pasti merasa bahwa semua itu tidak ada hubungannya dengan dirinya.     

Saat ini, Wang Xiao berdiri tanpa bergerak sedikit pun dari tempatnya. Gelombang-gelombang kejut yang mengerikan itu kini telah menghilang, namun dia tidak tahu bagaimana nasib Mo Qingge dan Ye Futian. Apakah serangan sekuat itu mampu menaklukkan mereka berdua?     

Ataukah keduanya mampu menghindarinya?      

"Hah?" Pada saat ini, Wang Xiao mengerutkan keningnya. Dia bisa merasakan bahaya yang semakin mendekat, dan dia pun mencengkeram Guncangan Langit di tangannya dengan erat.     

Dia tidak bisa mendeteksi keberadaan dua sosok itu. dan dia juga tidak bisa memastikannya dengan jiwa spiritual miliknya.     

Meskipun dia memiliki kekuatan serangan yang menakjubkan, namun pergerakan lawan-lawannya ini tidak bisa ditebak dan dilacak. Ini merupakan perasaan yang sangat tidak nyaman baginya.     

Mustahil baginya untuk terus menyerang tanpa henti dengan Senjata Kekaisaran. Serangan berskala besar semacam ini tidak hanya menguras energinya, tetapi jika dia tidak bisa mengenai salah satu dari mereka, maka serangan berikutnya hanya akan menjadi upaya yang sia-sia. Lawan-lawannya akan selalu bisa kembali setelah dia kelelahan.     

"Kalian adalah Evil Sage dari Dunia Empty Divine dan Pemimpin Istana Kekaisaran Ziwei. Namun, dua sosok terkemuka seperti kalian malah bertindak seperti pecundang saat ini?" ujar Wang Xiao dengan nada dingin.     

"Simpan kembali Senjata Kekaisaran di tanganmu itu, maka kau bisa memilih salah satu dari kami untuk melawanmu," tiba-tiba terdengar sebuah suara, yang tidak lain adalah suara dari Mo Qingge.     

Menggunakan Senjata Kekaisaran jelas merupakan sebuah kecurangan. Akan menjadi semengerikan apakah kemampuan bertarung seseorang dengan bantuan dari Senjata Kekaisaran yang sempurna?     

Tanpa bantuan dari Senjata Kekaisaran, maka Wang Xiao hanya bisa dianggap sebagai salah satu kultivator tingkat tinggi di atas medan pertempuran, bukan sosok yang berada di puncak kekuatan. Namun, dengan menggunakan Senjata Kekaisaran, dia akan berdiri di atas segalanya.     

"Mo Qingge berada di dekat sini," Wang Xiao bergumam pelan. Dia angkat bicara terlebih dulu karena dia ingin memancing mereka. Sekarang, dia yakin bahwa Mo Qingge berada di area sekitarnya, bersembunyi di suatu tempat di area ini. Sedangkan di sisi lain, sosok Ye Futian tidak bisa ditemukan dimana-mana.     

*Whoosh* Pada saat ini, Wang Xiao merasa bahwa area tempatnya berada telah membeku, dan segala sesuatunya seperti telah terhenti total. Cahaya spasial yang menakutkan menyelimuti sekujur tubuhnya. Pada saat yang bersamaan, cahaya spasial yang tak tertandingi turun dari atas langit, dimana setiap sinar cahaya itu tidak lama kemudian berubah menjadi sebilah pedang tajam yang bisa membunuh segalanya dan langsung melesat ke arahnya.     

Tepat di hadapannya, sosok Mo Qingge muncul kembali, dan di belakangnya, pintu-pintu spasial itu muncul sekali lagi. Bahkan sebelum mereka bertabrakan, dia sudah merencanakan rute melarikan diri untuknya. Bagaimanapun juga, Wang Xiao memiliki Senjata Kekaisaran, jadi dia lebih baik mempersiapkan cara untuk kabur, untuk berjaga-jaga.     

Melihat cahaya suci yang tak terbatas itu mengalir turun, Guncangan Langit di tangan Wang Xiao diayunkan ke udara, dan sebuah badai penghancur tiba-tiba menyapu segalanya. Badai tersebut menghancurkan area yang tersegel itu dan memusnahkan semua yang ada di hadapan mereka. Namun hampir pada saat yang bersamaan, Mo Qingge menunjuk ke depan.     

Jari itu terlihat terus membesar di dalam pandangan Wang Xiao. Seolah-olah itu adalah sebuah serangan dari para dewa surgawi. Bahkan sebelum serangan itu mendarat, dia sudah bisa merasakan kekuatan penghancur yang terkandung di dalamnya.     

"Kau sendiri yang memintanya!" Wang Xiao bergumam pelan. Mo Qingge berani menyerang dalam jarak dekat melawannya, dan serangan ini bukanlah serangan ilusi, melainkan serangan yang nyata. Maka dari itu, Mo Qingge harus menghadapi serangan balasannya. Bahkan jika dia telah menyiapkan rute melarikan diri, dia jelas telah mengambil risiko yang luar biasa kali ini.     

Tanpa ada keraguan sedikit pun, Guncangan Langit diayunkan ke arah jari tersebut, dan Wang Xiao sama sekali tidak meremehkan serangan yang dilancarkan oleh Mo Qingge. Palu itu pun diayunkan dan berubah menjadi sebuah gelombang kejut yang mampu meratakan semua yang ada di hadapannya. Karena Mo Qingge telah bertindak senekad ini, maka dia harus menanggung konsekuensinya.     

"Bunuh dia!" Guncangan Langit diayunkan dengan membawa kekuatan mengerikan di dalamnya, berniat untuk membunuh Mo Qingge dengan satu serangan.     

Begitu serangannya dikeluarkan, tiba-tiba dia mendeteksi adanya aura mengerikan di belakang tubuhnya. Namun pada saat ini, Wang Xiao tidak bisa membagi perhatiannya, dan sebuah pemikiran terlintas di dalam benaknya.     

Tubuh ilahinya yang abadi sudah cukup kuat untuk menahan serangan milik Ye Futian, belum lagi kekuatan pertahanannya telah meningkat berkat bantuan dari Senjata Kekaisaran. Cahaya suci dari Kaisar Agung melindunginya, dan mustahil bagi Ye Futian untuk membunuhnya. Wang Xiao perlu menyingkirkan salah satu dari mereka terlebih dahulu, baru kemudian berurusan dengan sosok lainnya.     

Serangan ini akan menjadi kesempatan emas baginya untuk membunuh Mo Qingge.     

Sesuai dugaannya, ketika Guncangan Langit tiba, jari itu pun hancur berkeping-keping. Dalam serangan itu, Mo Qingge tidak bisa ditaklukan oleh Wang Xiao. Gelombang kejut yang dahsyat itu melesat dalam sekejap, dan semuanya lenyap dalam sekejap.     

Tubuh Mo Qingge berubah menjadi bayangan dan bergegas mundur. Seolah-olah sosoknya telah dihempaskan ke dalam pintu spasial tersebut.     

Ketika dia melewati salah satu pintu spasial, pintu itu dihantam oleh gelombang kejut dan langsung dihancurkan pada saat berikutnya.     

Satu demi satu, pintu-pintu spasial itu bersinar pada saat yang bersamaan, lalu padam di saat yang bersamaan pula. Pemandangan itu sangatlah menakjubkan. Pada saat itu juga, tampaknya semuanya telah menghilang dan kembali tenang seperti sedia kala. Jika Mo Qingge terkena serangan dari Senjata Kekaisaran ketika dia melewati setiap pintu spasial itu, maka kekuatan serangan itu tetap akan membuatnya terluka parah meskipun tidak mampu membunuhnya secara langsung.     

*Boom* Pada saat ini, tubuh Wang Xiao merinding saat sebilah pedang ilahi yang mengerikan melesat ke arahnya dari belakang, menghancurkan kekuatan pertahanannya. Pedang itu berhasil mendarat di tubuh ilahi miliknya, dan cahaya penghancur yang tak terhitung jumlahnya dari berbagai macam rune bersinar dengan maksud melingkupi tubuh ilahi tersebut. Pedang-pedang ilahi itu melesat ke bawah sekaligus, menutupi langit dan matahari, sehingga bahkan bayangan Kaisar Agung di belakang tubuh Wang Xiao ikut ditenggelamkan oleh pedang-pedang ilahi itu.     

Semua pedang ilahi yang mengerikan itu menusuk punggung, kepala, lengan, kaki, dan pinggang Wang Xiao. Tidak ada satu pun bagian tubuhnya yang terlewatkan.     

"Aaaaah!" Sebuah suara yang serak bergema di udara, dan Wang Xiao pun terjatuh. Namun, telapak tangannya masih menggenggam Guncangan Langit yang kini memancarkan cahaya yang sangat menakjubkan.     

Namun, hampir pada saat yang bersamaan, Wang Xiao terkubur seutuhnya saat suara ilahi dari Jalur Agung bergema di dalam telinganya, menghancurkan kesadarannya. Pada saat yang bersamaan, Kekuatan Yin ikut menerobos masuk, dan segala sesuatunya menjadi hening dan membeku. Wang Xiao sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk beristirahat, dimana sosoknya telah berulang kali dihantam oleh serangkaian serangan.     

Serangan-serangan itu tidak hanya ditujukan pada tubuh fisik Wang Xiao, namun juga pada jiwa spiritualnya.     

Di bawah pengaruh segel es dari Kekuatan Yin, semua kekuatan Jalur Agung telah melemah karena terkikis oleh Kekuatan Yin. Jika mereka tidak cukup kuat, mereka akan langsung berubah menjadi debu. Tubuh ilahi Wang Xiao seperti sebuah senjata ilahi yang tidak ikut terkikis oleh kekuatan itu tetapi membeku olehnya. Ditambah lagi, Kekuatan Yin itu juga melemahkan pertahanannya.     

Seberkas cahaya suci yang menakjubkan bersinar terang saat cahaya pedang lainnya melesat ke bawah, menembus ruang hampa. Sebuah suara yang keras bergema di udara, dan tidak lama kemudian, lengan Wang Xiao yang memegang Guncangan Langit itu...terpotong. Lengan itu pun terjatuh ke bagian bawah, namun cahaya yang dipancarkan oleh Guncangan Langit masih sangat menakjubkan.     

Gelombang kejut yang dahsyat masih terpancar dari Guncangan Langit, seolah-olah palu itu masih berusaha membentuk resonansi dengan Wang Xiao. Namun, area itu telah berubah saat bintang-bintang di atas langit bergerak. Ye Futian membawa sosok Wang Xiao, dan keduanya pun menghilang dalam sekejap.     

Dia tahu bahwa Senjata Kekaisaran ini milik Kota Tianyan dan memiliki kehendak tersendiri. Jika dia ingin membunuh Wang Xiao, maka dia harus memutus kendali yang dimiliki Wang Xiao atas Senjata Kekaisaran tersebut.     

Tepat ketika Ye Futian pergi, sosok Mo Qingge muncul kembali. Dia menatap lengan yang terpotong itu dan Senjata Kekaisaran di genggamannya, selain itu ada bekas darah di tubuhnya. Napasnya tak beraturan, menunjukkan bahwa dia telah terluka. Ye Futian adalah sosok yang baru saja berbicara dengannya secara telepati, dimana dia meminta kesempatan untuk melancarkan serangan, dan Mo Qingge memilih untuk mempercayainya.     

Ye Futian berhasil melakukannya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.