Legenda Futian

Kuat



Kuat

2"Apakah Saudara Ye datang kemari untuk memberikan bantuan pada Prefektur Ilahi? Untuk menghancurkan pasukan gabungan dari Dunia Iblis, Dunia Kegelapan, dan Dunia Empty Divine?" Kepala Biksu Tongchan menyatukan kedua telapak tangannya dan bertanya pada Ye Futian.     2

Temperamennya sungguh luar biasa saat dia tersenyum. Secara keseluruhan, dia memberi siapa pun yang memandangnya kesan yang sangat ramah. Namun, Ye Futian tahu bahwa Kepala Biksu Tongchan adalah sosok yang sangat licik, dan spesialisasinya adalah teknik Telepathy. Namun tetap saja, Ye Futian merasa sedikit penasaran. Sekarang, kekuatannya jauh lebih besar daripada Kepala Biksu Tongchan, dan dia bertanya-tanya apakah teknik Telepathy milik Kepala Biksu Tongchan akan efektif untuk melawannya.     

Dia tersenyum ketika dia memandang Kepala Biksu Tongchan. Sebuah pemikiran muncul di dalam benaknya. Saat dia mengamati ekspresi di wajah Kepala Biksu Tongchan, dia melihat bahwa ekspresi sang Kepala Biksu tidak berubah, dan dia tidak dapat memahami apa yang dipikirkan olehnya. Ye Futian kemudian mengesampingkan pemikiran itu.     

Lagipula, selain Kepala Biksu Tongchan, Buddha Tertinggi Tongchan juga hadir di sini. Jenis individu dengan kemampuan super ini jelas tidak akan lebih lemah darinya. Mungkin sang Buddha Tertinggi bisa melihat apa yang ada di dalam pikirannya.     

Ketika berhadapan dengan Buddha Tertinggi Tongchan dan Kepala Biksu Tongchan, dia jelas harus berhati-hati saat berurusan dengan mereka.     

"Aku berkultivasi di Dunia Asal, dan aku tidak memihak pada enam dunia utama itu. Aku dapat berdiri sendiri dan tidak tergabung dalam pasukan mana pun, jadi aku tidak berhak untuk ikut campur dalam pertempuran antar enam dunia utama," jawab Ye Futian.     

"Saudara Ye pernah berkultivasi di Prefektur Ilahi, dan Dunia Asal dulu adalah bagian dari Prefektur Ilahi. Belum lagi kau telah tinggal cukup lama di Western Heaven. Dunia Iblis, Dunia Kegelapan, dan Dunia Empty Divine kini telah menyerang Prefektur Ilahi dan mengganggu kehidupan setiap makhluk hidup di dalamnya. Saudara Ye adalah seseorang yang memiliki takdir dengan ajaran Buddha dan memiliki kekuatan yang luar biasa. Sudah seharusnya kau membantu mengalahkan kejahatan dan membela kebenaran," ujar Kepala Biksu Tongchan dengan suara keras, berusaha membujuk Ye Futian untuk mengambil tindakan.     

"Aku hanya memiliki bakat yang biasa-biasa saja, dan kultivasiku tidak begitu mendalam. Aku tidak memiliki ambisi setinggi dirimu. Adapun mengenai melenyapkan kejahatan di dunia ini dan membela kebenaran, lebih baik hal itu dilakukan oleh para Kepala Biksu dan Buddha Tertinggi lainnya." Ye Futian menanggapi sambil tersenyum, tetap terlihat tenang dan santai, seolah-olah mereka sedang mengobrol santai.     

Memangnya apa yang dianggap sebagai kebenaran dan mana yang dianggap sebagai kejahatan?      

Meskipun pasukan yang melakukan penyerangan adalah Dunia Iblis, namun bukankah Prefektur Ilahi pernah menyerang Dunia Asal dan Pecahan Ziwei di masa lalu?     

Pada saat itu, siapa yang telah unjuk diri untuk membasmi kejahatan dan membela kebenaran?     

Kebaikan dan kejahatan di dunia ini tidak dapat dinilai hanya dengan satu kata. Dia tidak bisa berpartisipasi dalam pertempuran antar enam dunia karena dia tidak bisa ikut campur di dalamnya. Dunia Iblis dan Malaikat Maut dari Istana Kegelapan juga memiliki hubungan yang erat dengannya.     

"Benarkah begitu?" tiba-tiba terdengar sebuah suara bernada dingin dan menyindir. Nada bicaranya tidak seramah Kepala Biksu Tongchan. Pria yang berbicara pada saat ini tidak lain adalah Buddha Tertinggi Tongchan. Dia memandang Ye Futian dan berkata, "Aku mendengar bahwa kau telah pergi ke Dunia Iblis untuk berkultivasi, dan Yu Sheng—teman baik dan saudaramu—sekarang sudah menjadi sosok terkemuka di Dunia Iblis, yaitu penerus dari Kaisar Iblis. Kemudian, kelompok dari Istana Kegelapan juga datang mengunjungimu di Pecahan Ziwei; bahkan dikabarkan bahwa sang Malaikat Maut juga hadir di sana."     

"Semua ini benar adanya, bukan?" Buddha Tertinggi Tongchan menatap Ye Futian dengan kedua matanya yang mengerikan. Cahaya Buddha berwarna emas mengalir di dalam sepasang mata itu, seolah-olah dia ingin mengetahui semua yang ada di dalam diri Ye Futian. Pada saat yang bersamaan, ada sebuah kekuatan misterius dan tak terduga yang menyelimuti sosok Ye Futian.     

Sudah jelas, dia ingin membaca pikiran Ye Futian.     

Ye Futian memusatkan perhatiannya pada Buddha Tertinggi Tongchan sambil terus tersenyum. Ekspresinya tidak berubah setelah mendengar ucapan lawan bicaranya itu, namun ketika Buddha Tertinggi Tongchan mengajukan pertanyaan, dia memang memikirkan sesuatu di dalam benaknya.     

Meskipun dia segera menutupinya dan tidak memikirkannya lagi, namun lawan bicaranya pasti masih bisa mengintainya.     

Setidaknya kemungkinan ini sangatlah besar untuk terjadi.     

"Tepat sesuai dugaanku!" Buddha Tertinggi Tongchan menatap Ye Futian di udara, "Tampaknya Saudara Ye tidak hanya tidak bermaksud untuk berdiri di pihak Prefektur Ilahi dan membantu melenyapkan para tamu tak diundang ini, tetapi kau juga ingin membantu Dunia Iblis dan Dunia Kegelapan untuk menyerang Prefektur Ilahi?"     

Sejujurnya, Ye Futian merasa biasa-biasa saja mengenai hal ini. Dia berpikir bahwa sosok-sosok ini mengetahui apa yang telah terjadi di Dunia Iblis dan Pecahan Ziwei. Meskipun ini bukanlah rahasia besar, dan mereka cukup mudah untuk diungkap, namun hal ini setidaknya dapat membuktikan bahwa sosok-sosok ini memiliki mata-mata yang bersembunyi di suatu tempat.     

Baik itu di Dunia Iblis maupun di Pecahan Ziwei, akan ada mata-mata yang selalu mengawasi pergerakan mereka.     

Tampaknya dia masih terlalu naif.     

Beberapa tahun terakhir, Pecahan Ziwei telah mengumpulkan kultivator dari berbagai tempat untuk bergabung dengan Istana Kekaisaran Ziwei dan berkultivasi di dalamnya, sehingga mereka dapat meningkatkan kekuatan dari Istana Kekaisaran Ziwei.     

Ada kultivator dalam jumlah besar yang berhasil direkrut. Meskipun tidak mudah untuk menjadi bagian dari kelompok inti di Istana Kekaisaran Ziwei, namun tidak begitu sulit bagi siapa pun untuk memasuki Istana Kekaisaran Ziwei dan berkultivasi di dalamnya. Mengirim satu atau dua mata-mata ke sana bukanlah tugas yang sulit untuk dilakukan bagi pasukan-pasukan ini.     

Oleh sebab itulah, dia menduga bahwa Dunia Iblis dan Pecahan Ziwei telah dimata-matai oleh mereka.     

"Saya ingin menanyakan sesuatu pada anda, Buddha Tertinggi," tanya Ye Futian. Buddha Tertinggi Tongchan memandangnya dan berkata, "Tanyakan saja."     

"Anda adalah seorang ahli dalam teknik Telepathy dan dapat memata-matai pikiran orang lain dengan sesuka hati. Namun, hanya anda sendiri yang mengetahui apa yang telah anda temukan di dalam pikiran orang lain." Ye Futian tersenyum dan melanjutkan kata-katanya, "Bukankah ini berarti anda memiliki kebebasan untuk mengatakan apa pun dengan seenaknya sendiri?"     

"Beraninya kau!" salah satu kultivator Buddha memakinya. Dia menyatukan telapak tangannya saat Cahaya Buddha bersinar di sekelilingnya. Sebuah tekanan yang dahsyat menyebar di udara dan langsung bergerak menuju Ye Futian.     

Sebuah aura yang tajam terlintas di kedua mata Buddha Tertinggi Tongchan, yang ditujukan ke arah Ye Futian.     

"Memangnya kau anggap apa seorang Buddha Tertinggi sehingga sosok sepertimu berani bertanya padanya?" Seorang kultivator Buddha maju selangkah, dan tubuhnya bersinar dengan cahaya Vajra. Rentetan gelombang Cahaya Buddha yang mengerikan langsung menekan Ye Futian di udara.     

Ketika Ye Futian melihat hal ini, dia hanya memandang sosok yang baru saja berbicara itu dengan hawa dingin yang memenuhi hatinya. Kemudian, dia pun mengambil satu langkah ke depan.     

Hanya dengan satu langkah, cahaya keemasan yang tak terbatas menyebar di udara, bersama dengan kekuatan Buddha yang langsung menerjang ke bawah. Suara rapalan sutra Buddha bergema di antara langit dan bumi saat Cahaya Buddha yang mengerikan itu dikeluarkan, menyelimuti bagian langit ini. Suara rapalan sutra Buddha yang terkandung di dalam Cahaya Buddha itu terdengar seperti sebuah sihir yang kuat.     

*Brak* Di bawah tekanan yang dahsyat ini, tubuh kultivator yang maju selangkah sebelumnya langsung dihempaskan ke belakang. Dia mendongak untuk menatap tajam ke arah Ye Futian di atas langit, dan ekspresinya terlihat sangat buruk.     

"Dengan kultivasi yang begitu rendah, apakah kau tidak malu untuk bertingkah seperti ini di hadapanku?" Ye Futian menegurnya dengan suara keras, sama seperti suara rapalan sutra Buddha yang, bergema di seluruh tempat. Ucapannya itu terdengar seperti suara raungan singa atau cahaya Vajra yang mengintimidasi. Suara ledakan yang keras ini memekakkan telinga kultivator itu, dan tubuhnya sepertinya berada di ambang kehancuran. Cahaya Buddha yang menyelimutinya telah diredam oleh gelombang kejut itu, dan dia terhuyung beberapa langkah ke belakang.     

Ekspresinya langsung berubah menjadi terkejut. Namun pada saat ini, Cahaya Buddha bersinar dari sosok Buddha Tertinggi Tongchan, menyelimuti area sekitarnya dan melindungi kultivator itu di dalamnya.     

"Kultivasimu sangatlah rendah, namun alih-alih meningkatkan kultivasimu, kau malah membual di sini. Buddha Tertinggi mana yang mengajarimu tentang hal itu?" Tatapan mata Ye Futian dipenuhi dengan penghinaan saat dia menatap tajam ke arah kultivator Buddha tersebut. Pria itu tidak bisa mengatakan apa-apa. Pada saat ini, aura di tubuhnya masih tidak stabil. Ditambah lagi, Ye Futian telah menekannya dengan teknik Buddha yang kuat, dan dia tidak punya jawaban untuk membalas kata-katanya itu.     

"Aku telah mengkultivasi ajaran Buddha di Gunung Roh selama beberapa dekade dan menerima banyak berkah dari ajaran Buddha. Aku juga telah menghabiskan banyak waktu mempelajari keajaiban dari ajaran Buddha, dan aku masih merasa butuh waktu untuk mempelajari semuanya. Sekarang, seorang Buddha Tertinggi telah datang kemari dan menolak untuk ditanyai, sombong sekali sikapnya itu!" Ye Futian berkata dengan nada dingin, "Aku memanggilmu sebagai 'Buddha Tertinggi' semata-mata untuk menghormati hubunganku dengan ajaran Buddha. Jika tidak, sejak kapan kau layak untuk memberiku nasihat tentang apa yang harus atau tidak boleh kulakukan?"     

Pidato Ye Futian sama sekali tidak berbasa-basi dan tanpa jeda, berkebalikan dari kerendahan hati yang dia tunjukkan sebelumnya. Tampaknya pada saat ini, para kultivator Buddha ini akhirnya menyadari bahwa pemuda yang pernah pergi ke Gunung Roh kala itu untuk mencari Jalur Agung, sekarang sudah menjadi pemimpin dari Pecahan Ziwei dan sosok terkemuka di dunia ini!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.