Legenda Futian

Masalah Pribadi?



Masalah Pribadi?

2Ye Futian tentu saja merasa senang saat melihat semua orang di Istana Kekaisaran Ziwei bekerja keras untuk meningkatkan kemampuan masing-masing. Ketika Kakak Ketiga berada di Dunia Heavenly Mandate, dia telah mendapatkan warisan dari seorang Raja Iblis. Kemudian, di langit berbintang, dia menerima warisan dari Bintang Imperial. Sekarang, dengan adanya pemahaman segel ilahi dari seorang Kaisar Agung, dia akan memiliki warisan dari tiga Kaisar Agung.      0

Kekuatannya setelah meraih terobosan memang belum diuji secara langsung, namun kekuatannya pasti menjadi sangat mengerikan. Oleh sebab itulah, mereka hanya bisa menunggu waktu yang tepat.     

"Ada hal lain yang ingin kusampaikan padamu," ujar Hua Jieyu sambil tersenyum.     

"Apakah itu adalah kabar gembira lainnya?" Ye Futian bertanya dengan senyuman di wajahnya.     

"Paman Tie berpikir bahwa, saat dia menjabat sebagai salah satu Pelindung Agung, dia dapat membentuk istana kelima di Istana Kekaisaran Ziwei—Istana Armoring—dan dia akan mengawasi perkembangannya. Tempat itu saat ini sedang dibangun di istana kekaisaran. Hal ini terjadi saat kau pergi ke Dunia Iblis, dan Tetua Tertinggi akhirnya mengambil keputusan yang didukung oleh semua orang. Namun pada akhirnya, kami memutuskan untuk menunggumu kembali terlebih dahulu," ujar Hua Jieyu.     

"Tentu saja itu adalah ide yang bagus. Bagaimana mungkin aku tidak menyetujuinya? Kau bisa menggantikanku dalam membuat keputusan." Ye Futian tersenyum dan menambahkan, "Jangan lupa bahwa kau adalah Istri Pemimpin Istana Kekaisaran Ziwei."     

"Selama kau tidak ada di sini, jelas lebih pantas bagi Tetua Tertinggi untuk mengambil keputusan terkait urusan yang ada di dalam Istana Kekaisaran Ziwei," jawab Hua Jieyu dengan penuh pengertian.     

Ye Futian meraih tangan kekasihnya itu dengan senyuman hangat menghiasi wajahnya dan berkata, "Ayo kita pergi mengunjungi Paman Tie. Ketika aku pertama kali bertemu Paman Tie, kupikir dia adalah seorang pandai besi biasa. Ternyata dia adalah sebuah permata yang terpendam."     

Dia pertama kali bertemu Si Buta Tie saat berada di Desa Empat Sudut, dimana Si Buta Tie sedang melakukan penempaan di bengkel pandai besi miliknya kala itu.     

Sekarang, sebuah area di dalam Istana Kekaisaran Ziwei telah dikosongkan untuk membangun Istana Armoring, yang pembangunannya sudah berjalan beberapa persen.     

Ye Futian tiba di aula utama dari Istana Armoring yang berukuran sangat besar dan menemui Si Buta Tie, yang sedang menempa di dalamnya. Saat ini, dia sedang memalu beberapa bahan, dan suara dentangan yang berirama terus-menerus terdengar di sana. Gerakannya masih sama seperti sebelumnya, kokoh seperti sebuah gunung. Setiap gerakan yang diulang-ulang itu dipenuhi dengan keindahan tersendiri.     

Pada saat ini, Si Buta Tie menghentikan kegiatannya dan menoleh untuk memandang Ye Futian. Suhu udara di dalam tempat itu sangat tinggi, dan kobaran api suci dari Jalur Agung tampak menyala di bawah tungku peleburan.     

"Pemimpin Istana!" Si Buta Tie menyapanya.     

"Paman Tie, aku memang tidak pernah bertanya sebelumnya, namun bagaimana dengan kemampuan penempaanmu sekarang?" tanya Ye Futian sambil tersenyum.     

"Tidak ada masalah," Si Buta Tie mengangguk pelan. "Ketika aku kembali ke desa setelah kehilangan penglihatanku, sang guru menyuruhku untuk menempa benda-benda sederhana, dan semua benda yang digunakan di dalam desa dibuat olehku. Kala itu, aku sudah berkultivasi dalam teknik penempaan. Kemudian, ketika aku kembali dari Klan Dewa, aku mampir sejenak ke Desa Empat Sudut dan meminta nasihat dari sang guru. Beliau memberiku beberapa teknik penempaan untuk dikultivasi, dan aku mampu mempelajarinya dengan cepat. Belum lama ini, aku telah berhasil menempa beberapa senjata ilahi di Tribulation tingkat pertama."     

"Adapun peralatan penempaan, kami menemukan banyak peralatan penempaan di wilayah yang dulu dikuasai oleh Kota Tianyan. Semua itu sudah menjadi milik kita sekarang. Pembangunan Istana Armoring baru saja dimulai, dan aku belum merekrut banyak orang di dalamnya. Nantinya, aku berencana untuk melakukan perekrutan dalam skala yang lebih besar di Pecahan Ziwei yang akan menyempurnakan berdirinya Istana Armoring," Si Buta Tie memberitahu Ye Futian tentang rencananya.     

"Aku akan mendukung penuh usulan dari Paman Tie," ujar Ye Futian. "Tapi, bukankah semua ini akan menghambat kultivasimu?"     

"Ketika sang guru menyuruhku untuk melakukan penempaan, sebenarnya itu adalah sebuah cara bagiku untuk menenangkan diri. Sehingga bagiku, hal ini sudah menjadi kultivasi tersendiri, dan aku akan terus berkembang nantinya," Si Buta Tie menanggapi.     

"Baiklah." Ye Futian mengangguk pelan. "Kalau begitu, Paman Tie tidak perlu melanjutkan posisi sebagai salah satu Pelindung Agung di masa depan dan akan menempati posisi sebagai pemimpin dari Istana Armoring. Bagaimana menurutmu?"     

"Pemimpin Istana, bolehkah aku melakukan keduanya sekaligus?" tanya Si Buta Tie. Dia masih ingin mengabdi sebagai pelindung Ye Futian, tetapi dia berkonsentrasi pada penempaan di sebagian besar waktunya. Namun, setiap kali Ye Futian membutuhkannya, dia ingin berada di sana sebagai pelindungnya.     

Sudah jelas, Ye Futian memahami bahwa Si Buta Tie tidak mendambakan posisi dan status yang tinggi. Dia memandang ke arah Si Buta Tie dan mengangguk pelan, "Baiklah; kau boleh melakukan hal tersebut. Kau akan menjabat sebagai Pemimpin Istana Armoring sekaligus Pelindung Agung. Aku akan memberi perintah pada yang lainnya untuk merekrut para Armorer yang ada di Istana Kekaisaran Ziwei."     

"Terima kasih, Pemimpin Istana." Si Buta Tie menganggukkan kepalanya.     

"Paman Tie, kau bisa melanjutkan kegiatanmu. Aku akan pergi ke tempat lainnya," Ye Futian pamit undur diri dan bergegas pergi.     

Setelah mereka pergi, Ye Futian berkata pada Hua Jieyu, "Ketika Paman Tie dan Biksu Taois Mu menjadi semakin kuat, dan tingkat penempaan serta alkimia mereka semakin tinggi, kekuatan dari Istana Kekaisaran Ziwei juga akan meningkat, jauh melebihi Klan Dewa Kuno."     

"Mmm." Hua Jieyu tersenyum dan mengangguk. "Selama kau memegang kendali di Istana Kekaisaran Ziwei, Klan Dewa Kuno sudah tidak dapat bersaing dengan kita. Target potensial dari Istana Kekaisaran Ziwei juga bukan Klan Dewa Kuno lagi."     

Saat Ye Futian menoleh untuk memandang Hua Jieyu, yang berada di sebelahnya, rupanya Jieyu juga memandangnya. Dia pun berkata sambil tersenyum, "Sekarang setelah Istana Kekaisaran Ziwei terus berkembang, kapan kau akan menuntaskan urusanmu?"     

"Urusanku?" Ye Futian memandang Hua Jieyu dengan bingung. "Urusan apa yang kau maksud ini?"     

"Selama ini kau selalu sibuk berkultivasi, bertempur, dan menangani urusan eksternal, dan kau tidak begitu memperhatikan orang-orang di sekitarmu. Kaisar Xia telah memperlakukan kita dengan baik di masa lalu, dan meskipun dia sekarang berada di Istana Kekaisaran Ziwei, dia merasa tidak bahagia. Menurutku, kau pasti mengetahui alasannya," lanjut Hua Jieyu.     

Ye Futian tertegun sejenak, dan ekspresinya kini tidak setenang sebelumnya. Dia pun berkata dengan lembut, "Jieyu."     

Dia tidak menyangka bahwa Hua Jieyu akan membicarakan tentang hal ini.     

"Bagaimanapun juga, 'dia' adalah orang yang mendampingimu selama bertahun-tahun," Hua Jieyu melanjutkan kata-katanya sambil menatap mata Ye Futian.     

"Tapi, bagaimana denganmu?" Ye Futian memandang Hua Jieyu. Hua Jieyu juga telah memberikan segalanya kepada Ye Futian.     

"Jika aku tidak peduli, aku yakin dia juga merasakan hal yang sama," ujar Hua Jieyu sambil tersenyum.     

"Bagaimana kau bisa menebaknya?" Ye Futian meliriknya.     

"Dasar bodoh. Jika dia peduli akan hal tersebut, dia tidak akan tinggal di Istana Kekaisaran Ziwei untuk berkultivasi tanpa henti." Hua Jieyu menghela napas. "Dia hanya sedang menunggumu."     

Ye Futian hanya bisa memandang ke depan, karena dia tidak tahu harus menjawab apa.     

"Bagi seseorang yang akan menjadi seorang Kaisar, tidak ada yang akan peduli akan hal tersebut," lanjut Hua Jieyu.     

"Tetapi, apakah kau benar-benar tidak peduli?" Ye Futian menatap mata Hua Jieyu dan melihat bahwa sepasang mata yang indah itu membalas tatapannya tanpa ada keraguan sedikit pun.     

Ye Futian menghela napas dalam hati saat pikirannya teringat kembali akan gadis polos kala itu. Mungkinkah dia benar-benar tidak peduli? Dia merasa bahwa tidak ada seorang pun yang bisa melakukan hal tersebut.     

"Dalam perjalananmu menjadi seorang Kaisar Agung, kau mungkin akan mengecewakan banyak orang, namun ada beberapa orang yang tidak boleh diabaikan begitu saja," ujar Hua Jieyu sambil tersenyum.     

"Kalau begitu aku akan membicarakannya setelah aku menjadi seorang Kaisar." Ye Futian menepuk kepala Jieyu dengan bercanda dan tidak melanjutkan topik ini. Namun, hatinya menjadi sedikit terganggu oleh pembicaraan ini. Bagaimana mungkin dia tidak mengetahui apa saja yang telah dilakukan oleh Jieyu untuknya?     

Setelah itu, Ye Futian pergi menuju bekas wilayah milik Klan Haotian untuk memeriksa perkembangan kultivasi Gu Dongliu. Jejak segel ilahi telah ditinggalkan di sana oleh seorang Kaisar Agung, jadi dia juga tinggal di sana sebentar untuk memahaminya. Dia mendapati bahwa segel ilahi ini sangat berguna karena mengandung aura Kaisar Agung di dalamnya.     

Adapun Gu Dongliu, dia sudah terbawa dalam kultivasinya dan memasuki dunianya sendiri.     

Ye Futian juga menghabiskan waktu untuk berkultivasi di sana. Kemudian, dia pun kembali ke Istana Kekaisaran Ziwei.     

Saat ini, Ye Futian duduk bersila di antara langit berbintang dan memejamkan matanya untuk berkultivasi. Dia kembali memulai masa pengasingannya.     

Dalam pertempuran antara Dunia Iblis dan Donghuang Diyuan, dia menyadari bahwa kemampuan bertarungnya masih belum cukup kuat. Dia membutuhkan kekuatan serangan yang jauh lebih kuat. Di masa depan, lawan yang harus dia hadapi pasti adalah sosok-sosok yang lebih kuat daripada Donghuang Diyuan!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.