Legenda Futian

Titik Lemah



Titik Lemah

0Di atas langit, badai-badai musik itu telah menyelimuti area yang luas. Ada sebuah aura yang mampu meredam semua teknik kultivasi di dunia ini di sana, serta aura yang dipenuhi dengan kesedihan di dalamnya.     
0

Melodi itu menyebar hingga mencapai Istana Kekaisaran Iblis, dan bahkan para kultivator yang berada di sana bisa merasakan kesedihan di dalam diri mereka masing-masing.     

Requiem Ilahi adalah sebuah Melodi Ilahi yang mampu mempengaruhi emosi para pendengarnya. Lagu itu dapat membuat pendengarnya tenggelam dalam kesedihan yang luar biasa. Itu bukanlah sebuah lagu yang menyerang targetnya secara langsung. Serangannya sulit untuk dideteksi. Targetnya bahkan tidak bisa berlindung darinya secara langsung. Mereka hanya bisa mengandalkan aura masing-masing agar tidak terpengaruh oleh melodi tersebut.     

Saat ini, badai musik dari lagu Ukiyo bergerak ke arah Ye Futian, berniat untuk menghentikannya memainkan Requiem Ilahi secara paksa. Bahkan ada seberkas serangan berwarna merah menyala di tengah-tengah badai tersebut. Badai musik itu pun berubah menjadi bayangan seekor Phoenix Ilahi dan kini menerkam ke arah Ye Futian.     

Namun, sosok Ye Futian langsung menghilang dari tempatnya dan muncul kembali di lokasi lainnya. Akan tetapi, alunan melodi itu sama sekali tidak terpengaruh.     

'Apakah dia terpengaruh oleh musik yang kumainkan?' Ye Futian mendapati bahwa tubuh Donghuang Diyuan bergerak pelan. Ini adalah sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dia memberi perintah dari dalam pikirannya, dan dalam sekejap, banyak sosok ilusi dari dirinya muncul di sekelilingnya. Sosok-sosok ilusi ini memainkan lagu yang sama di lokasi yang berbeda-beda secara bersamaan.     

Melodi itu memenuhi setiap bagian dari langit dan bumi. Aura yang terkandung di dalam Requiem Ilahi bahkan semakin menguat.     

Serangan-serangan yang dilancarkan oleh Donghuang Diyuan tiba-tiba menjadi ganas. Serangan melodi itu menerjang ke depan dan menyebar ke berbagai arah. Tidak lama kemudian, badai itu langsung menghancurkan semua not musik yang mendekati sang Puteri.     

*Whoosh* Tiba-tiba, satu sosok muncul di dekat Donghuang Diyuan. Itu adalah sosok Ye Futian yang sesungguhnya. Dia tidak perlu lagi memainkan lagu itu karena bayangannya akan terus memainkan lagu itu untuknya. Dia mengambil satu langkah ke depan, dan dalam sekejap, sosoknya diselimuti oleh aura pedang mengerikan yang mengalir melawan arus dari Jalur Agung. Tubuhnya bersinar terang saat dia mengaktifkan tubuh pedang miliknya.     

Hanya dengan satu langkah, kini Ye Futian telah memasuki badai musik yang dihasilkan oleh Donghuang Diyuan.     

Sebuah aura pedang yang sangat mengerikan terpancar dari tubuh ilahinya dan membentuk arus pedang yang berbalik arah di sekelilingnya. Kemudian, arus itu pun menerjang ke arah Donghuang Diyuan.     

Donghuang Diyuan tentu saja tidak berani meremehkan serangan yang dikeluarkan oleh Ye Futian. Bayangan seekor Phoenix Ilahi yang menakjubkan muncul di atasnya dan mengelilinginya dalam sekejap. Dia terus memainkan lagunya tanpa henti. Badai musiknya yang mengancam kini menyapu ke arah Ye Futian untuk membelenggu dan menghancurkan Jalur Agung miliknya.     

Dua kekuatan itu bertabrakan dengan keras, sehingga menghasilkan suara gemuruh yang mengerikan. Badai-badai penghancur menutupi sosok Ye Futian, namun tubuh ilahinya tetap berdiri dengan kokoh di tempatnya. Arus pedang yang menakutkan itu berputar-putar dan membentuk sebuah area di sekelilingnya saat dia terus melangkah maju menuju tempat dimana Donghuang Diyuan berada.     

Badai musik itu mampu menghancurkan pertahanan Ye Futian dan menyerang tubuhnya, mencoba untuk menghancurkan tubuh ilahi dan tubuh aslinya. Namun, tubuh fisik Ye Futian sangat kuat. Cahaya suci tampak mengalir di atas permukaan tubuhnya, membuat tubuhnya itu tidak bisa dihancurkan.     

Tubuh ilahi Ye Futian terus melancarkan serangan, namun sihir musik itu masih dimainkan. Saat ini, banyak kultivator memandang ke arah langit. Bayangan Ye Futian sedang memainkan Requiem Ilahi, sedangkan tubuh ilahinya melancarkan serangan dan berusaha untuk menangkap Donghuang Diyuan.     

Apakah cara ini akan berhasil?     

Saat ini, Ye Futian sedang menahan tekanan yang sangat mengancam di dalam badai musik tersebut. Setiap langkah yang dia ambil terasa sangat berat. Namun, sosoknya juga diselimuti oleh aura pedang yang mengerikan dan mematikan. Saat bertarung melawannya, Donghuang Diyuan tidak berani menurunkan kewaspadaannya sedikit pun.     

Pada saat yang bersamaan, aura dari Requiem Ilahi semakin mendekat. Sementara itu, pergerakan jemari Donghuang Diyuan menjadi semakin cepat. Siapa pun bisa merasakan kecepatannya dalam memainkan lagu Ukiyo.     

*Brak*     

Ye Futian kembali mengambil satu langkah ke depan, membiarkan badai musik yang mencengangkan itu untuk menghantam tubuhnya.     

Suara guqin yang nyaring bergema di seluruh tempat. Badai itu sungguh dahsyat. Ye Futian menatap sosok Donghuang Diyuan saat dia berhenti di tempatnya. Aura pedang tampak mengalir di tubuhnya. Saat ini, dia sudah berada cukup dekat dengan sang Puteri. Jika bukan karena badai musik yang menghalangi jalannya ini, dia bisa membunuhnya dalam sekejap.     

Sebuah serangan yang kuat telah terbentuk, dan aura pedang masih mengalir di sekelilingnya. Tubuh ilahi milik Ye Futian kini berubah menjadi sebilah pedang dan melesat melintasi ruang hampa, sehingga menyebabkan kekuatan Jalur Agung bergerak berlawanan arah. Bahkan badai musik itu tidak dapat menghancurkannya. Di hadapan Ye Futian, bayangan raksasa dari Phoenix Ilahi di belakang Donghuang Diyuan telah menjadi nyata. Seolah-olah phoenix kuno itu telah dibangkitkan kembali. Tatapan matanya terlihat menakutkan, dan tubuhnya diselimuti oleh kekuatan penghancur yang menakjubkan. Kobaran api ilahi berwarna merah menyala itu muncul disertai dengan alunan suara guqin saat mereka menerjang ke arah Ye Futian.     

Sebuah tirai cahaya yang dibentuk dari aura pedang tiba-tiba muncul di sekitar Ye Futian, melindunginya dari semua serangan itu.     

Tubuhnya kini berhenti di tempatnya. Sebaliknya, dia terus menatap ke depan. Dia masih menjadi ancaman bagi Donghuang Diyuan, dan dia bisa mengeluarkan serangan yang menakjubkan kapan saja. Namun, konsekuensinya adalah, dia juga harus menahan serangan mengerikan dari sang Puteri.     

Tatapan mata Ye Futian masih terpaku pada Donghuang Diyuan. Dia terus memainkan guqin miliknya dengan kepala tertunduk, sehingga Ye Futian tidak bisa melihat matanya. Namun, dia bisa merasakan musik yang dimainkan olehnya.     

Emosi para musisi dapat dirasakan di dalam musik yang mereka mainkan. Melihat pencapaian luar biasa yang dimiliki oleh Ye Futian dalam bermusik, dia bisa menebak kondisi dari Donghuang Diyuan berdasarkan lagu yang dimainkan olehnya. Dia tahu bahwa sang Puteri telah terpengaruh oleh Requiem Ilahi.     

Ruang dan waktu seolah-olah berhenti di atas langit; hanya badai-badai musik yang terus bergejolak di atas sana. Kedua Melodi Ilahi itu memiliki keunikan masing-masing, tetapi Ye Futian dapat memanfaatkan bayangannya untuk meningkatkan nada yang dia mainkan. Dilihat dari hal ini, dia tampaknya tampil lebih baik daripada Donghuang Diyuan dalam aspek ini.     

Donghuang Diyuan selama ini bermain guqin dengan kepala tertunduk. Kesedihan yang mendalam terpancar di kedua matanya. Saat dia terus bermain, ternyata ada nada kesedihan yang tercampur dalam lagu Ukiyo yang dia mainkan. Tepat pada saat ini, sebuah aura yang mengejutkan menembus alunan musik itu dan menerjang ke arahnya. Dia pun bisa merasakan aura ini.     

Tiba-tiba, dia mengangkat kepalanya dan memandang ke arah Ye Futian. Tatapan matanya kini dipenuhi oleh tekad. Kemudian, dia kembali memainkan Melodi Ilahi tersebut dengan kepala tertunduk.     

Ye Futian bergerak ke depan dengan cepat, dan dia menunjuk ke arah Donghuang Diyuan dengan jarinya, yang kemudian berubah menjadi sebilah pedang ilahi, menembus badai musik itu dan menerjang ke arah Donghuang Diyuan.     

Phoenix Ilahi milik Donghuang Diyuan memekik dan langsung menerkam ke arah Ye Futian, disertai dengan alunan musik yang mengerikan. Serangan itu bertabrakan dengan tubuh ilahi Ye Futian, sehingga menghasilkan sebuah badai penghancur yang dahsyat. Ye Futian didorong mundur oleh kekuatan badai tersebut. Kemudian, dia tampak berdiri di udara.     

Setelah itu, Requiem Ilahi perlahan-lahan berhenti dimainkan, dan semua bayangan Ye Futian kembali ke dalam tubuhnya.     

Ketika Donghuang Diyuan menyaksikan pemandangan ini, dia juga menghentikan permainannya, dan guqin miliknya menghilang dari tempatnya. Dia berdiri dan memandang ke arah Ye Futian.     

"Kau kalah dalam pertarungan ini," Ye Futian mengumumkan sambil menatap tajam ke arahnya.     

"Benarkah begitu?" Donghuang Diyuan memandangnya.     

"Aku bisa melihat titik lemahmu," ujar Ye Futian. "Meskipun itu hanya sepersekian detik, aku masih bisa melihatnya."     

Donghuang Diyuan mengerutkan keningnya dan tidak menyangkalnya.      

"Kau adalah puteri dari Prefektur Ilahi, dan kau dilahirkan dengan semua hal yang diimpikan oleh orang lain. Kau memiliki status yang begitu tinggi dan dikagumi oleh semua orang," ejek Ye Futian sambil menatapnya. "Semua hal tentangmu begitu sempurna. Bahkan tidak ada setitik pun kekurangan darimu."     

"Namun, kenapa kau, putri semata wayang dari Donghuang Agung sekaligus wanita paling bermartabat di dunia, bisa merasa sedih ketika mendengar Requiem Ilahi?" Tatapan mata Ye Futian menajam saat dia memandang Donghuang Diyuan.     

Dia tidak menyangka bahwa kelemahan dari Donghuang Diyuan akan ditunjukkan oleh Requiem Ilahi.     

Ye Futian jelas memahami maksud dari semua ini.     

"Kau terlalu percaya diri," Donghuang Diyuan menimpali dengan nada dingin dan datar. Dia tidak mengakui apa yang disampaikan oleh Ye Futian kepadanya itu.     

Ye Futian menjelaskan, "Requiem Ilahi akan membangkitkan kesedihan yang tersembunyi di dalam hati para pendengarnya. Seseorang yang tidak pernah mengalami kesedihan tidak akan begitu terpengaruh oleh lagu tersebut. Demikian pula, semakin besar kesedihan yang dialami pendengarnya, maka akan terlihat semakin jelas pula kelemahan mereka ketika mendengarkan Requiem Ilahi. Keputusasaan yang tersembunyi jauh di dalam jiwa mereka akan dibangkitkan dan diperbesar. Mengingat kultivasi dan kekuatan auramu, kau pasti seorang kultivator yang sangat kuat. Tetapi kau masih dipengaruhi oleh Requiem Ilahi. Ini hanya bisa berarti akan satu hal."     

Ye Futian menatap Donghuang Diyuan dan melanjutkan kata-katanya, "Puteri yang tangguh dan bermartabat dari Prefektur Ilahi ini ternyata tidak sekuat rumor yang beredar. Kau juga memiliki kesedihan yang mendalam jauh di dalam lubuk hatimu. Apa sebenarnya yang telah kau alami?"     

Sesuai dengan apa yang dia katakan, aura dari Donghuang Diyuan pasti sangat kuat. Namun, dia terpengaruh oleh Requiem Ilahi dan menunjukkan kelemahannya. Hal ini jelas disebabkan karena dia telah mengalami sesuatu yang sangat menyedihkan.     

Mengingat status yang dia miliki, kenapa dia bisa memiliki pengalaman setragis itu?     

Dia dilahirkan dengan status yang begitu tinggi dan kekuatan yang menakjubkan. Perjalanan awal dalam kehidupannya sudah menjadi tujuan yang tidak akan pernah tercapai dalam hidup banyak orang. Selain itu, dia juga dikagumi oleh banyak orang.     

Apalagi yang mampu membuatnya begitu sedih?     

"Omong kosong." Tatapan mata Donghuang Diyuan tampak dingin ketika dia berkata, "Pengalamanku bukanlah sesuatu yang bisa kau pahami."     

"Benarkah begitu?" Ye Futian tersenyum mengejek. Sepertinya saat ini tidak ada orang yang istimewa di dunia ini. Bahkan Donghuang Diyuan, yang berdiri di puncak kekuatan, tidak jauh berbeda dengan orang awam. Kesombongannya mungkin selama ini merupakan sandiwara yang dia lakukan.     

Sambil tersenyum, Ye Futian berkata, "Kesedihan adalah pengalaman yang dirasakan oleh setiap manusia. Semua orang perlu mengeluarkan emosinya. Karena Puteri berkata bahwa aku tidak tahu apa-apa tentang pengalamanmu, bagaimana kalau kau memberitahukannya kepadaku? Mungkin aku bisa membebaskanmu dari kesedihanmu itu."     

"Lancang!" ujar Donghuang Diyuan saat sebuah aura yang mengerikan terpancar darinya dan menyebar ke arah Ye Futian. Tatapan matanya saat ini terlihat sangat dingin.     

Ye Futian berani berbicara seperti itu kepadanya.      

"Lancang?" Ye Futian tersenyum ketika dia berkata, "Kata-katamu jauh lebih lancang daripada kata-kataku. Kita berada di Istana Kekaisaran Iblis sekarang, bukan Istana Kekaisaran Donghuang. Kau harus mengurangi kesombonganmu selama berada di sini."     

Ye Futian bahkan berani menggodanya, "Kultivasiku memang tidak ada apa-apanya. Namun, sebagai puteri dari Prefektur Ilahi yang memiliki akses terhadap sumber daya kultivasi terbaik, nyatanya kultivasimu tidak jauh berbeda dariku. Sungguh mengecewakan."     

Melihat penampilan mereka dalam pertempuran sebelumnya, tidak ada satu pun dari mereka yang mampu memiliki keuntungan signifikan. Mereka tidak bisa menekan satu sama lain secara langsung dalam aspek apa pun. Mereka berdua adalah sosok tingkat tinggi yang mahir dalam semua aspek. Kemampuan bertarung mereka sama-sama mencengangkan.     

Namun, beberapa saat yang lalu, Donghuang Diyuan menunjukkan titik lemahnya. Emosinya terganggu oleh Requiem Ilahi yang dimainkan oleh Ye Futian, dan dia menunjukkan kesedihannya dalam pertempuran tersebut.     

*Whoosh* Sebuah badai api terbentuk di sana. Tampaknya Ye Futian telah menyulut amarah Donghuang Diyuan.     

Cahaya suci tampak mengalir di sekitar Ye Futian. Dia menatap lurus pada mata Donghuang Diyuan dan menyatakan, "Jika kita berada dalam pertempuran yang sesungguhnya, aku akan tetap tak terkalahkan karena bantuan Buddha's Celerity. Aku memang tidak akan bisa berbuat banyak padamu, tetapi orang yang akan kalah pada akhirnya adalah kau."     

Donghuang Diyuan mampu memprediksi serangannya meskipun dia menggunakan Buddha's Celerity. Namun, apa yang bisa diperbuat oleh Donghuang Diyuan apabila dia tidak melancarkan serangan?     

Jika mereka hanya bisa membatasi pergerakan satu sama lain, maka siapa yang akan menjadi pemenang dari pertarungan jangka panjang ini?     

"Huh, justru kau yang akan mati jika kita berada di pertempuran yang sesungguhnya," balas Donghuang Diyuan.     

"Menarik," Tepat pada saat ini, sebuah suara dikirimkan kepada mereka dari jarak jauh. Sosok yang berbicara tidak lain adalah Kaisar Iblis. Dia berada di dalam Istana Dewa Iblis. Namun saat ini, suaranya terdengar di samping mereka, "Sebaiknya kalian berdua kembali. Di masa lalu, Donghuang Agung dan Kaisar Ye Qing adalah rekan dan merupakan dua Kaisar Agung dari Prefektur Ilahi. Sekarang, pertemuan kalian ini mungkin sudah ditakdirkan. Berhentilah untuk memutuskan siapa pemenangnya di sini. Jika kalian ingin mengalahkan satu sama lain, lakukanlah di tempat lain."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.