Legenda Futian

Duel Takdir



Duel Takdir

0Ye Futian berdiri tegak saat dia memandang Donghuang Diyuan, yang tubuhnya bermandikan cahaya ilahi seperti penguasa dunia ini.     2

Keduanya sama-sama memiliki aura kaisar dalam diri masing-masing, dan itu bukan hanya warisan dari satu Kaisar Agung. Namun, karena lawan yang dia hadapi adalah Donghuang Diyuan, Ye Futian tidak bisa memiliki keunggulan apa pun atas sang Puteri.     

Ucapan Donghuang Diyuan memang benar ketika dia mengatakan bahwa sumber daya yang diperjuangkan oleh Ye Futian dengan nyawanya adalah hal-hal yang sudah menjadi hak Donghuang Diyuan sejak lahir. Namun, dalam menghadapi ujian antara hidup dan mati itu, tekad yang telah dia tempa bukanlah sesuatu yang bisa dimiliki oleh Donghuang Diyuan.     

*Whoosh* Aliran pedang itu mengitari sosoknya dan membuat sekujur tubuhnya bersinar terang. Saat ini, semua aura yang ada di dalamnya tampaknya telah berubah menjadi aura pedang, yang mengalir di sekitar tubuh ilahinya. Sebuah aura yang tajam muncul seolah-olah tidak ada satu hal pun di dunia ini yang tidak mampu dihancurkan olehnya.      

"Boundless!"     

Dengan satu perintah dari dalam pikirannya, Ye Futian langsung menghilang dari tempatnya. Pada saat ini, Donghuang Diyuan juga mengeluarkan cahaya suci yang tak tertandingi. Tubuh ilahinya tampak dihiasi dengan rune-rune ilahi di dalamnya, serta banyak rune dari Jalur Agung di sana; cahaya suci yang mengerikan beredar di permukaan tubuh phoenix yang tak terkalahkan itu. Kemudian, kedua telapak tangannya dikerahkan ke depan, dan rune Jalur Agung yang tak terhitung jumlahnya berkumpul untuk membentuk Pedang Ilahi Tianxing, yang muncul bersamaan dengan tubuh ilahi phoenix itu dan langsung menerjang ke depan.     

Cahaya suci itu bersinar dengan disertai suara ledakan yang keras, hingga menyebar ke seluruh tempat. Kumpulan awan bencana di atas langit berguncang dan ditembus oleh cahaya suci tersebut. Namun, sosok Ye Futian telah menghilang begitu serangan itu dikeluarkan, dan kini sosoknya menjadi tak terlihat.     

Pada saat ini, Donghuang Diyuan memejamkan matanya saat auranya menyelimuti area yang luas. Dia kembali mengangkat tangannya untuk menyerang ke bagian kiri; kecepatannya sungguh luar biasa. Ketika dia mengangkat tangannya dan melancarkan serangan, seberkas cahaya pedang yang tak tertandingi melesat turun, dan sebuah tabrakan yang dahsyat pun kembali terjadi.     

Itu hanyalah sebuah tabrakan, dan tidak ada seorang pun yang terlihat di sana kecuali cahaya suci penghancur itu. Tidak ada tanda-tanda dari keberadaan Ye Futian di sana.     

Teknik Buddha's Celerity memang tidak terlihat, tidak terdeteksi, dan tidak bisa ditebak.     

Di bagian bawah, semua kultivator yang berada di dalam Istana Kekaisaran Iblis ikut menyaksikan pertarungan mengejutkan yang sedang berlangsung di atas langit. Pertarungan ini adalah sebuah pemandangan yang langka, bahkan bagi para kultivator dari Istana Kekaisaran Iblis.     

Bahkan ekspresi Earth Demon Sage—salah satu dari Tiga Demon Sage—tampak muram saat ini. Perhatiannya sejak awal tertuju pada medan pertempuran, dan dia tidak bisa melihat jejak-jejak dari keberadaan Ye Futian, namun Donghuang Diyuan sepertinya bisa melakukannya. Dia berpikir bahwa, jika dia berada di posisi Donghuang Diyuan, bisakah dia menjadi sosok tak terkalahkan seperti sang Puteri di bawah serangan semengerikan itu?     

Sepertinya hal itu sulit untuk dilakukan. Dua sosok ini tidak lebih lemah darinya, namun tetap saja, dia adalah salah satu dari Tiga Demon Sage di Dunia Iblis.     

Serangan-serangan yang dilancarkan oleh Ye Futian menjadi semakin cepat, dan Earth Demon Sage hanya bisa melihat sinar-sinar cahaya dan sebuah badai penghancur yang membuat langit bergetar. Kumpulan awan bencana itu tampak bergejolak, dan hanya dalam waktu singkat, Ye Futian telah melancarkan sejumlah serangan pada lawannya itu. Mereka tampak seperti kilatan petir yang tak terhitung jumlahnya dan menyambar satu per satu.     

Namun, hal yang mengerikan adalah, Donghuang Diyuan mampu menghadapi semua serangan itu.     

Suara tabrakan yang keras kembali terdengar. Kemudian, cahaya suci bersinar saat sosok Ye Futian muncul kembali. Dia berdiri tepat di hadapan Donghuang Diyuan.     

"Bagaimana kau bisa melakukannya?" Ye Futian bertanya pada Donghuang Diyuan.     

Donghuang Diyuan bisa membaca teknik Buddha's Celerity miliknya, sehingga tidak ada tempat untuk bersembunyi baginya. Semua serangannya berhasil dihentikan.     

Donghuang Diyuan membuka matanya dan menatap Ye Futian. "Ratusan tahun yang lalu, jauh sebelum kau pergi ke Western Heaven, seseorang di Prefektur Ilahi telah pergi ke Gunung Roh. Kau bukan satu-satunya yang ahli dalam ajaran Buddha."     

Ketika kata-kata itu terucap, Cahaya Buddha bersinar di sekeliling Donghuang Diyuan, dan penampilannya kini menyerupai seorang Buddha wanita. Sekujur tubuhnya bersinar terang dan tampak suci.     

"Donghuang Agung!" Tentu saja, Ye Futian tahu siapa sosok yang dimaksud oleh Donghuang Diyuan. Ketika dia berkultivasi di Gunung Roh, dia telah mendengar bahwa Donghuang Agung sudah mahir dalam ajaran Buddha bahkan sebelum dia memasuki Western Heaven. Oleh karena itu, dia mampu mengalahkan semua Buddha dalam pertempuran yang berlangsung di Gunung Roh kala itu.     

Para Buddha di Gunung Roh telah memberitahunya bahwa, apabila Donghuang Agung memfokuskan kultivasinya dalam ajaran Buddha, maka dia akan menjadi seorang Buddha yang bakatnya tidak mungkin ditemukan dalam seribu tahun terakhir.     

Seperti dirinya, Donghuang Agung juga mahir dalam berbagai macam kemampuan.      

Jadi, apakah itu adalah kemampuan super Buddha lainnya?     

Mereka yang dapat mengenali Buddha's Celerity pasti memiliki teknik Buddha yang sangat kuat. Donghuang Agung sendiri pernah mengkultivasi salah satu dari enam kemampuan super Buddha, atau mungkin juga itu adalah teknik Buddha lainnya yang membutuhkan pemahaman tingkat tinggi. Bagaimanapun juga, Donghuang Diyuan telah berdiri tanpa bergerak sedikit pun dari tempatnya, dan dia mungkin bisa merasakan serta memprediksi dari mana serangan itu akan datang. Teknik Buddha tidak memiliki batasan dan selalu berkembang, dan bukan tidak mungkin ada kemampuan seperti itu di dunia ini.     

Ketika dia melihat Cahaya Buddha terpancar dari sosok Donghuang Diyuan, Ye Futian menyatukan kedua telapak tangannya. Tiba-tiba, sekujur tubuhnya terbakar oleh Cahaya Buddha. Tampaknya Donghuang Diyuan bermaksud untuk melihat semua kemampuan yang dia kuasai. Dalam hal ini, dia juga ingin melihat sekuat apakah Donghuang Diyuan di berbagai bidang ini.     

Saat Cahaya Buddha itu menutupi langit, dan kumpulan awan cerah menyelimuti langit. Awan-awan bencana yang gelap gulita itu pun tersingkirkan. Di antara langit dan bumi, banyak sosok Buddha raksasa bermunculan. Pada saat yang bersamaan, bayangan satu sosok Buddha raksasa muncul di atas langit, yang dibentuk oleh Cahaya Buddha.     

Sama sepertinya, Donghuang Diyuan juga menyatukan kedua telapak tangannya. Ekspresi penuh hormat dan kedamaian kini menggantikan kesombongan dan ketidakpedulian di wajah sang Puteri. Temperamennya terlihat lebih tenang saat tubuhnya dikelilingi oleh banyak bunga teratai raksasa berwarna emas. Dia melangkah secara perlahan ke udara, dan dengan setiap langkah yang dia ambil, muncul sekuntum bunga teratai di sekitarnya. Ini adalah sebuah pemahaman yang sangat mendalam terhadap teknik Buddha yang dikenal sebagai Lotus in Every Step.     

Pada saat yang bersamaan, jauh di atas langit, muncul bayangan raksasa dari Buddha Guanyin, yang kini bersaing dengan Buddha raksasa yang dipanggil oleh Ye Futian.     

Sebuah aura yang mengerikan menyebar di udara, dan Cahaya Buddha di tubuh Ye Futian melesat ke atas langit. Para Buddha yang berada di langit mengerahkan Seal of Mahavairocana secara bersamaan ke bagian bawah untuk menghancurkan segalanya, mengarah ke tempat dimana Donghuang Diyuan berada.     

Buddha Guanyin yang berada di belakang Donghuang Diyuan memiliki seribu tangan, dan semuanya membuat gerakan membentuk segel Buddha. Dalam sekejap, sebilah pedang Buddha muncul di genggaman seribu tangan itu, yang diayunkan ke arah Seal of Mahavairocana yang semakin mendekat.     

Ini adalah pedang pemurnian, yang tidak lama kemudian bertabrakan dengan segel-segel yang dikerahkan ke bawah, sehingga menghasilkan seberkas Cahaya Buddha yang suci. Tidak lama kemudian, segel-segel itu dimurnikan sebelum akhirnya lenyap tak bersisa.     

Ye Futian tidak berhenti sampai di situ saja, dan para Buddha di atas langit itu terus beresonansi satu sama lain. Di sisi lain, Buddha kuno yang berukuran sangat besar itu telah memadat menjadi sosok yang nyata. Cahaya Buddha menerangi seluruh tempat saat Six Syllables of Truth terus mengalir keluar dari mulut Ye Futian, dan kekuatan Buddha miliknya mulai meningkat dengan pesat.     

Kekuatan para Buddha di atas langit itu menyatu pada Buddha kuno tersebut, dan kekuatan Buddha yang dahsyat pun mengalir ke bawah. Buddha kuno yang berukuran sangat besar itu mengulurkan tangannya dan menekan telapak tangannya ke bagian bawah. Dalam sekejap, Cahaya Buddha memenuhi langit, dan itu rupanya adalah sebuah jejak telapak tangan Buddha berwarna emas. Segel Buddha yang tak habisnya berbentuk Simbol Wan terukir di jejak telapak tangan raksasa itu. Tiba-tiba, segel Buddha raksasa dan tak tertandingi itu berubah menjadi Simbol Wan yang berukuran sangat besar.     

Donghuang Diyuan dan Ye Futian menunjukkan reaksi serupa. Banyak teratai Buddha tumbuh ke atas hingga mencapai langit. Di antara bunga-bunga teratai itu, muncul seberkas Cahaya Buddha yang sangat menyilaukan, berkumpul pada patung Buddha Guanyin. Seribu tangan itu membentuk segel secara bersamaan, yang kemudian membentuk pedang pemurnian.     

Pada saat ini, lengan kanan Buddha Guanyin diulurkan ke depan, kemudian ibu jari dan jari telunjuknya membentuk lingkaran, sementara tiga jari lainnya menunjuk ke arah langit. Pedang pemurnian itu terbentuk saat Cahaya Buddha bersinar di atas langit, bertabrakan dengan Simbol Wan yang semakin mendekat. Cahaya Buddha yang mengerikan itu menyebar ke seluruh tempat saat kumpulan awan bencana di atas langit disingkirkan dan berubah menjadi kumpulan awan suci, memancarkan cahaya yang luar biasa.     

Dua serangan itu seperti terhenti untuk beberapa saat, sebelum akhirnya hancur secara bersamaan. Gelombang kejut yang dihasilkan sama-sama menghempaskan tubuh Ye Futian dan Donghuang Diyuan, dan bahkan Cahaya Buddha yang ada di sana juga ikut menghilang akibat kekuatan yang dihasilkan dari tabrakan tersebut.     

Kaisar Iblis, yang berada di atas Istana Dewa Iblis, ikut menyaksikan pertempuran ini dengan cahaya iblis yang bersinar di kedua matanya. Ini memang duel yang telah ditakdirkan. Keturunan yang dibimbing oleh Donghuang Agung sangatlah luar biasa!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.