Legenda Futian

Dalang Utama



Dalang Utama

2Ye Futian mengikuti Si Buta Chen ke dalam rumah tua itu, yang bagian dalamnya tampak sederhana, bersih, dan cukup luas.     1

Si Buta Chen menunjuk sebuah kursi dengan tongkatnya dan berkata pada Ye Futian, "Silahkan duduk, kawanku."     

"Tuan, silahkan duduk duluan." Ye Futian memberi isyarat dengan tangannya saat kelompok itu mengambil tempat duduk mereka secara berurutan. Benak Ye Futian dipenuhi dengan pertanyaan saat dia memandang Chen Yi, yang berdiri dengan tenang di belakang Si Buta Chen; dia jelas sangat menghormati pria buta itu.     

"Tuan, sebenarnya ada beberapa hal yang tidak saya mengerti," Ye Futian mulai mengajukan pertanyaan.     

"Kawanku, kau tidak perlu melanjutkan kata-katamu, aku sudah mengetahui semuanya." Si Buta Chen mengangguk pelan, dan Ye Futian tidak bertanya lebih lanjut, menunggu Si Buta Chen untuk angkat bicara.     

"Aku mengundangmu kemari karena ingin meminta bantuan darimu, kawanku," ujar Si Buta Chen pada Ye Futian.     

"Bantuan seperti apa itu?" Ye Futian bertanya.     

"Aku ingin kau membantuku membuka Reruntuhan Cahaya yang ditinggalkan oleh Kuil Cahaya," jawab Si Buta Chen.     

Ye Futian tidak bisa menahan keterkejutannya, jadi dia bertanya, "Tuan, saya baru pertama kali datang kemari dan tidak tahu apa-apa tentang keberadaan Reuntuhan Cahaya. Bahkan jika reruntuhan itu benar-benar ada, kenapa anda berpikir bahwa saya bisa membukanya?"     

Ketika Si Buta Chen mendengar hal ini, dia hanya tersenyum. "Warisan dari Ziwei Agung, Shenyin Agung, dan Kaisar Agung Shenjia sudah berada dalam genggamanmu. Apakah ada reruntuhan di dunia ini yang tidak bisa dibuka olehmu, kawanku? Kau tidak punya alasan untuk merendah."     

"Bagaimana anda bisa mengetahui semua itu?" Ye Futian tampak curiga saat dia memandang ke arah Chen Yi. Namun, Chen Yi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku tidak mengatakan apa pun padanya."     

Ye Futian menjadi semakin bingung. Si Buta Chen selama ini pasti selalu berada di Wilayah Cahaya Agung. Kalau begitu, bagaimana caranya dia bisa mengetahui semua yang terjadi di Dunia Asal?     

Berdasarkan informasi yang dia dengar dari penduduk kota ini, Si Buta Chen hampir tidak pernah pergi meninggalkan rumah ini dan jarang sekali berinteraksi dengan orang lain. Lalu bagaimana caranya dia bisa mengetahui apa yang telah terjadi di Dunia Asal?     

"Bagaimana aku bisa mengetahui semua itu tidaklah penting. Yang penting adalah, aku telah menunggumu, kawanku, selama lebih dari 20 tahun." Kata-kata Si Buta Chen semakin membingungkan Ye Futian. Dia telah menunggunya selama lebih dari dua dekade?     

"Apakah anda adalah seorang peramal, Tuan?" tanya Ye Futian. Tampaknya ini adalah satu-satunya kemungkinan yang masuk akal.     

Mungkinkah Si Buta Chen benar-benar mampu memprediksi masa depan sesuai rumor yang beredar?     

"Yah, tidak bisa dianggap seperti itu; hanya saja karena aku tidak dapat melihat dengan kedua mataku, aku bisa melihat sesuatu dengan lebih jelas dan dapat melihat beberapa hal yang tidak dapat dilihat oleh orang biasa," lanjut Si Buta Chen, tetapi Ye Futian juga tidak begitu memahami penjelasannya.     

"Adapun alasan kenapa aku menunggumu selama ini, itu bukan karena aku telah memprediksi sesuatu, melainkan seseorang menyuruhku untuk menunggu kehadiranmu. Namun, ketika aku bertemu denganmu secara langsung, aku menjadi sangat yakin bahwa memang kau-lah sosok yang selama ini kutunggu," ujar Si Buta Chen.     

"Siapa dia?" Ye Futian bertanya. Semua ini tampaknya menjadi semakin misterius. Ada seseorang yang menyuruh Si Buta Chen untuk menunggu kedatangannya?     

Dan hal itu terjadi lebih dari 20 tahun lalu. Siapakah dia?     

"Dia tidak ingin aku mengatakan apa pun, jadi aku tidak berani mengungkapkan identitasnya. Selama kau mengetahui kebenarannya, itu sudah cukup untuk saat ini. Aku percaya bahwa kau akan mengetahui siapa identitasnya di masa depan," Si Buta Chen menjelaskan.     

Ye Futian paham bahwa Si Buta Chen pasti tidak akan mengatakan apa-apa lagi sekarang. Lebih tepatnya, bukan karena dia tidak ingin membicarakannya, namun karena dia tidak berani melakukannya.     

Si Buta Chen adalah sosok yang misterius dan tidak bisa ditebak, yang juga dikenal sebagai Peramal Chen. Keempat pasukan terkemuka di Kota Cahaya Agung sedikit meragukan kemampuannya. Namun, dia sendiri yakin akan ramalan yang telah disampaikan oleh orang lain kepadanya lebih dari dua dekade yang lalu dan dia tidak berani mengungkapkan identitas orang itu.     

Oleh sebab itulah, identitas orang ini memicu rasa penasaran Ye Futian. Siapa sebenarnya yang telah memberikan kekuatan sebesar ini padanya?     

Dan kenapa dia yang dipilih?     

Mungkinkah hal ini ada hubungannya dengan rahasia di balik kelahirannya?     

"Kalau begitu, bagaimana caranya agar saya bisa mengungkap rahasia dari Kuil Cahaya?" tanya Ye Futian.     

"Kau telah mengunjungi Gerbang Cahaya sebelumnya, dan di tempat itulah Kuil Cahaya berada sekarang," Si Buta Chen melanjutkan kata-katanya.     

"Apa yang akan terjadi setelah kuil itu terbuka?" Ye Futian bertanya lagi.     

"Chen Yi akan mewarisi kekuatan cahaya," Si Buta Chen menanggapi.     

"Chen Yi?" Ye Futian memandang Chen Yi, yang berada di sebelah Si Buta Chen dan melihat lelaki tua itu mengangguk pelan. Dia pun melanjutkan kata-katanya, "Kau pasti sudah tidak asing lagi dengan kemampuan yang dimiliki oleh Chen Yi. Seperti yang kau ketahui, dia dilahirkan di bawah cahaya, memiliki kekuatan cahaya yang mengalir di tubuhnya, dan dia ditakdirkan untuk menjadi sang pewaris cahaya. Namun, dia membutuhkan bantuanmu sekarang."      

Ye Futian menjadi sangat penasaran saat dia memandang Si Buta Chen dan Chen Yi. Dia pun bertanya, "Saya memiliki pertanyaan yang saya harap anda bersedia menjawabnya."     

"Tanyakan saja, kawanku." Si Buta Chen menanggapi dengan ramah.     

"Apakah saya dan Chen Yi bertemu secara kebetulan atau memang sudah diatur sebelumnya?" tanya Ye Futian.     

Karena dia diminta untuk membantu Chen Yi, dia merasa bahwa dia berhak mengetahui kebenarannya.     

Ketika Si Buta Chen mendengar pertanyaan Ye Futian, ekspresinya menjadi muram. Chen Yi juga memandang Ye Futian dengan serius. Sudah jelas, tidak ada satu orang pun di dunia ini yang ingin dimanfaatkan oleh orang lain. Sebelumnya, Ye Futian selalu menganggap pertemuan di antara mereka adalah sebuah kebetulan, dan dia memperlakukan Chen Yi sebagai teman baik. Tetapi jika semua ini ternyata adalah sebuah pertemuan yang telah diatur sebelumnya, maka hal tersebut akan menimbulkan kecurigaan di dalam hatinya, karena tidak ada seorang pun yang senang jika dimanfaatkan oleh orang lain.      

"Itu bukanlah sebuah kebetulan." Sebelum Si Buta Chen sempat menjawab, Chen Yi sudah menimpali terlebih dahulu.     

"Biar aku yang menjelaskan." Si Buta Chen menyela Chen Yi dan menjelaskan semuanya pada Ye Futian, "Hal ini masih ada hubungannya dengan orang yang kusinggung sebelumnya. Aku hanya bisa memberitahumu bahwa masalah ini tidak direncanakan olehku, melainkan orang lain. Adapun Chen Yi, dia tidak mengetahui banyak hal tentang masalah ini. Dia hanya mengikuti apa yang kuperintahkan padanya. Adapun sang dalang utama, meskipun aku tidak dapat memberitahukan identitasnya padamu, namun aku bersumpah padamu bahwa dia tidak akan pernah melakukan apa pun untuk menyakitimu."      

"Kenapa anda bisa begitu yakin?" tanya Ye Futian.     

"Jika dia ingin membunuhmu, cukup mudah baginya untuk melakukan hal tersebut, jadi dia tidak perlu menghabiskan banyak energi untuk merencanakan semua ini." Si Buta Chen memberinya alasan yang tak terbantahkan. Seseorang yang dia takuti, seseorang yang bahkan diyakini oleh Peramal Chen pasti adalah sosok yang sangat kuat. Dan jika sosok seperti itu telah mengawasi setiap pergerakannya dari jauh, pasti sangat mudah bagi sosok itu untuk membunuhnya jika itu adalah tujuan utamanya.      

Apalagi, kedua belah pihak telah meramalkan bahwa dia akan datang kemari.     

"Baiklah kalau begitu." Ye Futian masih memiliki kecurigaan dalam hatinya, namun dia memilih untuk tidak mengatakan apa pun dan menyetujui permintaan Si Buta Chen. Chen Yi adalah temannya dan dia pernah menyelamatkannya sebelumnya. Karena tidak ada motif tersembunyi dalam masalah ini, maka dia tidak punya alasan untuk menolak.     

"Terima kasih, kawanku." Si Buta Chen berdiri dari tempatnya dan membungkuk hormat pada Ye Futian sambil berkata, "Setelah Chen Yi mewarisi cahaya itu, dia akan mendampingi dan membantumu. Aku yakin dia akan sangat berguna bagimu, kawanku."     

"Anda terlalu sopan, Tuan. Saya dan Chen Yi sudah cukup lama berteman, jadi anda tidak perlu mengatakan hal seperti itu." Ye Futian juga berdiri dari kursinya dan membantu Si Buta Chen untuk duduk lagi. Namun, kini dia tahu bahwa seseorang telah mengatur semua ini.      

Dia tidak menyangka bahwa apa yang selama ini dia anggap sebagai pertemuan yang tidak disengaja di Perjamuan Donghua di Wilayah Donghua itu ternyata bukanlah suatu kebetulan. Chen Yi berada di sana karena dirinya. Mengingat sudut pandang baru ini, beberapa hal yang telah terjadi setelahnya kini menjadi sangat masuk akal sekarang.      

Namun, dia masih memiliki satu pertanyaan.     

Apa sebenarnya asal-usul yang dimiliki oleh Chen Yi, dan seperti apakah hubungan yang dia miliki dengan Si Buta Chen?     

Kenapa Si Buta Chen berpikir bahwa dia akan menjadi sang pewaris cahaya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.