Legenda Futian

Jasad Dalam Peti Mati Ilahi



Jasad Dalam Peti Mati Ilahi

1"Apa isinya?" Muyun Lan bertanya lagi karena Ye Futian tidak menjawab pertanyaannya. Tatapan matanya dipenuhi dengan rasa ingin tahu. Isi dari peti mati itu hampir membutakan Ye Futian dan membuatnya tidak bisa bekata-kata. Apa yang ada di dalamnya?      3

Apa isi dari sebuah peti mati ilahi yang tersegel di dalam reruntuhan misterius peninggalan dewa-dewa kuno ini?     

Apakah ada sebuah jasad di dalamnya?     

Mungkinkah itu adalah jasad dari salah satu dewa kuno?     

Jasad suci?!     

Ye Futian tetap tidak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Muyun Lan. Bukannya dia tidak mau menjawab, hanya saja dia tidak bisa menjelaskan apa yang baru saja dilihatnya. Apakah itu sebuah jasad? Dia tidak bisa memastikannya.     

Sementara dia masih merasa terkejut dan bingung, namun dia juga bisa merasakan dorongan untuk menyelidiki peti mati itu. Kedua matanya yang telah pulih dari kebutaan sesaat, kini terpaku pada peti mati ilahi tersebut.     

Pancaran cahaya suci menyinari tubuhnya. Alih-alih cahaya suci dari Jalur Agung pada umumnya, itu adalah cahaya kaisar. Kedua matanya memantulkan cahaya yang menyilaukan itu dan bersinar terang, seolah-olah itu adalah sepasang mata dewa.     

Dia kembali melangkah menuju peti mati ilahi itu. Dia ingin mencoba untuk memastikan benda apa yang ada di dalam peti mati tesebut. Matanya hampir buta setelah melihat sekilas sebelumnya. Kultivator lain di tingkat Plane yang sama pasti sudah kehilangan penglihatannya jika berada di posisinya.     

Muyun Lan mengepalkan tangannya dan menatap Ye Futian tanpa berkedip. B*jingan ini tidak ingin memberitahunya apa yang ada di dalam peti mati tersebut. Muyun Lan pun memaksakan diri untuk melangkah ke depan, mencoba untuk memeriksa peti mati itu secara langsung.     

"Bahkan jika kau berhasil sampai di sini, mungkin kau akan dibutakan setelah melihatnya sekilas. Apakah kau benar-benar ingin mencobanya?" sebuah suara bernada dingin ditujukan pada Muyun Lan. Muyun Lan langsung membuang jauh-jauh ide itu. Dia berdiri mematung di tempatnya dan tidak bisa berkata-kata.     

Meskipun dia enggan untuk mengakuinya, namun Ye Futian memang tampil lebih menonjol darinya dalam perjalanan ini. Dia melihat sendiri konsekuensi yang diterima oleh Ye Futian setelah melihat bagian dalam dari peti mati itu, dan dia menyadari bahwa dia mungkin akan kehilangan penglihatannya jika dia mencoba melakukan hal tersebut.     

Muyun Lan tentu juga melihat bagaimana Ye Futian memancarkan cahaya kaisar dari tubuhnya. Ye Futian cukup beruntung untuk mendapatkan aura Kaisar Agung dalam perjalanan kultivasinya. Mungkin itu sebabnya dia lebih kuat dari Muyun Lan dan cukup percaya diri untuk mencoba melihat isi dari peti mati itu lagi.     

Ye Futian berjalan sangat lambat. Setiap langkahnya terasa berat, seolah-olah dia membawa berton-ton beban di tubuhnya. Dia berhenti sejenak ketika dia tiba di depan peti mati ilahi itu. Kedua matanya sudah berubah warna menjadi emas, seolah-olah mereka disinari oleh cahaya suci. Ye Futian kembali mendekati peti mati ilahi itu untuk melihat bagian dalamnya.     

Dalam sekejap, sinar-sinar dari cahaya suci yang tak terhitung jumlahnya menembus mata Ye Futian. Dia bisa merasakan rasa sakit yang luar biasa di matanya, dan bahkan jiwa spiritualnya berguncang hebat. Cahaya suci keemasan yang menyilaukan itu tampaknya merupakan sebuah aliran rune yang tak ada habisnya. Setiap rune itu ditinggalkan oleh dewa-dewa kuno dan mengandung kekuatan misterius di dalamnya.     

Namun, hal yang lebih menakjubkan lagi adalah, semua rune itu sepertinya berasal dari tubuh seseorang, yang dibentuk oleh rune-rune keemasan. Tampaknya isi dari peti mati itu memang sebuah jasad. Jasad suci lebih tepatnya.     

Namun, jasad suci yang menakjubkan itu tidak memiliki darah, daging, maupun tulang-belulang.     

Bahkan jika ada sosok setingkat dewa yang meninggal dunia, tubuhnya tidak akan pernah membusuk, dan darahnya juga tidak akan mengering. Selain itu, dia bisa membangkitkan dirinya sendiri bahkan jika dia hanya memiliki satu tetes darah atau satu bagian kulit yang tersisa. Ye Futian tidak bisa membayangkan apa yang bisa dilakukan para 'dewa' ini, tapi setidaknya mereka akan memiliki tubuh yang bisa bertahan untuk selama-lamanya.     

Meski begitu, jasad suci yang ada di hadapannya saat ini terdiri dari rune yang tak terhitung jumlahnya. Itu adalah sebuah pemandangan yang menakjubkan.     

*Whoosh*     

Kedua mata Ye Futian tiba-tiba terasa sangat sakit. Dia berteriak kesakitan dan jatuh ke belakang. Darah tampak mengalir dari kedua matanya dan membuat penampilannya tampak menyedihkan.     

Meskipun kali ini dia sudah bersiap-siap, namun Ye Futian tidak bisa menahan rasa sakit yang diterimanya itu lebih dari sepersekian detik. Kumpulan rune yang membentuk jasad itu seperti menusuk mata dan kepalanya. Dia tidak bisa menahan kekuatan semacam ini.     

"Apakah hal seperti ini selalu terjadi setelah sosok setingkat dewa meninggal dunia?" Ye Futian tampak takjub meskipun ini bukanlah pertama kalinya dia melihat jasad suci. Dahulu, dia pernah bertemu dengan Jantung Merak Ilahi yang ditinggalkan oleh Dewa Iblis Merak.     

Apa maksud di balik jasad suci yang ditemuinya kali ini?     

…     

Pada saat ini, area di luar reruntuhan itu telah dipenuhi oleh banyak kultivator. Mereka semua ingin mengetahui apa yang sedang terjadi di dalam sana. Kenapa Muyun Lan tidak lagi melangkah ke depan?     

Apa yang telah terjadi padanya?     

Berbeda dari Muyun Lan, Ye Futian justru telah memasuki area yang tidak bisa dilihat oleh mereka. Apakah hal ini menunjukkan bahwa Ye Futian tampil lebih baik daripada Muyun Lan di dalam reruntuhan ini?     

Tiba-tiba, semua orang bisa merasakan sebuah kekuatan yang dahsyat. Banyak dari mereka mendongak untuk memandang ke arah sumber kekuatan yang mengerikan tersebut. Pada saat itu juga, mereka melihat seseorang muncul di langit di atas mereka.     

Dia adalah seorang lelaki tua dengan temperamen yang menakjubkan. Janggut panjangnya yang berwarna putih berkibar tertiup angin, yang membuatnya terlihat seperti seorang dewa.     

"Siapa itu?" Hati semua orang dipenuhi oleh antusiasme dan rasa penasaran. Para kultivator dari Keluarga Nanhai membungkuk hormat pada lelaki tua itu dan berkata, "Salam hormat, Ketua."     

Dia adalah pemimpin dari Keluarga Nanhai!     

Semua orang tampak terkejut. Tidak ada yang menyangka bahwa mereka akan bertemu dengan kultivator tingkat atas di sini, apalagi pemimpin dari Keluarga Nanhai.     

Dia datang kemari dalam waktu singkat. Sepertinya para kultivator dari Keluarga Nanhai telah melaporkan apa yang telah terjadi di sini, sehingga membuatnya langsung datang kemari.     

Pemimpin Keluarga Nanhai memandang area di bawahnya dengan ekspresi serius di wajahnya. Kemudian dia bertanya, "Bagaimana caranya reruntuhan ini dapat ditemukan?"     

Setelah bertahun-tahun melakukan penjarahan, mereka mengira tidak ada peninggalan berharga yang tersisa di Benua Cangyuan. Inilah alasan kenapa mereka sangat terkejut saat melihat situasi ini. Hal ini menunjukkan bahwa mereka melewatkan salah satu peninggalan terpenting di benua ini.     

"Area ini muncul setelah seseorang secara kebetulan mengungkap sebuah misteri," seseorang memberikan tanggapan. Pemimpin Keluarga Nanhai tidak bisa berkata-kata. Semudah itu?     

Meski begitu, percuma saja mempermasalahkan hal ini sekarang. Lebih baik dia memfokuskan diri pada apa yang telah terjadi dan mengamati area ini dengan seksama.     

Tepat ketika dia hendak bergerak, tiba-tiba muncul ledakan energi yang dahsyat. Kemudian sebuah suara bergema di udara, "Aku bertanya-apa apa yang membuat Saudara Nanhai begitu terburu-buru. Rupanya ada peninggalan dewa yang muncul di Benua Cangyuan."     

Sebelum suara itu memudar, muncul kultivator tingkat atas lainnya.     

"Saudara Nanhai, tega sekali kau tidak membagi berita ini pada kami." Sekelompok kultivator tingkat atas berdatangan, dimana salah satunya tampak sangat agung dengan mengenakan jubah kekaisaran yang elegan.     

"Pemimpin dari Negeri Dewa Shangyu."     

Sepertinya sebagian besar sosok terkemuka dari Upper Third Heavens telah hadir di sini.     

Mereka semua pergi ke Benua Shangqing atas perintah dari Istana Pemimpin Wilayah. Namun, Pemimpin Keluarga Nanhai dan Keluarga An pergi secara tiba-tiba, sehingga menarik perhatian sosok terkemuka lainnya. Mereka mengikuti keduanya kemari, yang berujung pada peristiwa yang baru saja terjadi.     

Semua orang tercengang saat menyaksikan sosok-sosok terkemuka ini tiba satu per satu. Istana Pemimpin Wilayah telah mengundang mereka untuk datang berkunjung. Namun, siapa yang menyangka bahwa mereka semua akan berkumpul di Benua Cangyuan?     

Para kultivator bisa merasakan tekanan yang kuat menimpa tubuh mereka akibat kehadiran sosok-sosok terkemuka ini.     

Namun, mereka hanya menatap area di bagian bawah sambil mengeluarkan energi yang mengerikan di sekitar pilar-pilar tersebut. Selanjutnya, kerumunan kultivator yang berada di sana dihantam oleh sebuah gelombang yang kuat namun tak terlihat. Rasanya seperti ada sebuah badai ruang dan waktu yang sesungguhnya di sana.     

"Mundur."     

Sebuah suara tiba-tiba bergema di udara. Para kultivator bergegas mundur. Namun, gelombang energi yang tak terlihat itu menjadi semakin kuat, yang akhirnya berubah menjadi sebuah badai ruang dan waktu yang sesungguhnya.     

*Whoosh*     

Badai itu kembali menerjang, dan dalam sekejap, cahaya yang menyilaukan menyinari seluruh tempat. Pada saat ini, semua puing-puing bangunan kembali dihancurkan dan membuat debu beterbangan di udara.     

Setelah badai itu mereda, kerumunan kultivator yang berdiri di kejauhan tiba-tiba menyadari bahwa area itu telah berubah. Namun hal yang membuat semua orang tercengang adalah, banyak pilar batu yang menjulang tinggi ke atas langit telah muncul di sana, seolah-olah pilar-pilar itu adalah bagian dari sebuah istana ilahi yang megah.     

"Bukankah ini adalah area yang tidak bisa kita masuki?" banyak orang bisa merasakan hati mereka berdebar kencang. Apakah istana yang berada di dalam area tersebut telah dikeluarkan secara paksa oleh sosok-sosok terkemuka ini?     

Ye Futian dan Muyun Lan tentu saja bisa merasakan perubahan yang terjadi. Mereka mendongak untuk memandang orang-orang yang melayang di udara. Meskipun dia belum pernah bertemu dengan mereka semua, namun Ye Futian tahu bahwa mereka adalah sosok-sosok terkemuka dari berbagai macam pasukan terkemuka di Wilayah Shangqing.     

"Tetua Ma," Ye Futian melihat kehadiran Tetua Ma, yang berada di barisan belakang. Rupanya dia juga mengikuti semua orang dan datang kemari.     

"Ayah Mertua," Muyun Lan menyapa Pemimpin Keluarga Nanhai. Pria itu mengangguk dan menanggapi, "Muyun Lan, bawa pasukanmu pergi dari sini."     

Muyun Lan mengangguk pelan. Tidak ada gunanya untuk tetap tinggal di sini setelah sosok-sosok terkemuka ini datang kemari.     

Sebelum dia berbalik untuk pergi, dia menatap tajam ke arah Ye Futian.     

Ye Futian juga pergi meninggalkan area itu dengan tenang. Meski begitu, banyak sosok terkemuka yang berada di udara sedang memperhatikannya. Mereka menatapnya untuk beberapa saat, tidak menyangka bahwa dia mampu mendekati peti mati ilahi itu.     

Faktanya, sosok-sosok terkemuka yang berada di sini juga terkejut saat mengetahui bahwa itu adalah sebuah peti mati ilahi.     

Saat perhatian mereka tertuju pada isi dari peti mati ilahi tersebut, beberapa dari mereka tampak memejamkan mata. Ada pula yang mendengus dan langsung berteleportasi, lalu muncul kembali di langit di kejauhan.     

"Apa itu?"     

Sebuah suara bergema di area tersebut. Bahkan Pemimpin Keluarga Nanhai langsung mundur tanpa memandang peti mati tersebut. Matanya pun masih terpejam rapat.     

"Ugh…"     

Kultivator lainnya tertegun saat melihat hal ini. Apa isi dari peti mati ilahi yang menakjubkan itu? Bahkan kultivator-kultivator terkuat bergegas mundur dengan ketakutan.     

Sudah tidak perlu diragukan lagi bahwa itu adalah sesuatu yang ditinggalkan oleh dewa-dewa kuno. Pada saat ini, seorang kultivator dari Keluarga Nanhai naik ke udara, mencoba mengintip bagian dalam dari peti mati tersebut. Namun Pemimpin Keluarga Nanhai langsung berteriak, "Mundur. Kau tidak boleh melihatnya!"     

Pria itu terkejut dan langsung berhenti di tempatnya. Dia mengerti bahwa dia harus menahan rasa ingin tahunya ketika dia melihat ekspresi di wajah Pemimpin Keluarga Nanhai. Dia bahkan tidak bisa melihat sekilas ke arah peti mati ilahi itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.