Legenda Futian

Membangun Mausoleum Ilahi



Membangun Mausoleum Ilahi

2Sosok yang baru saja berbicara langsung menjadi pusat perhatian bagi semua orang yang hadir di sana, dan mereka memiliki pemikiran tersendiri terkait hal ini.     3

Keputusan Istana Kekaisaran untuk tidak mengambil peti mati ilahi itu dan menyerahkannya pada Wilayah Shangqing—tempat dimana peti mati ilahi itu ditemukan—menunjukkan betapa murah hatinya mereka.     

Mereka berpikir bahwa hanya pasukan seperti Istana Kekaisaran yang mampu bersikap seperti ini. Istana Kekaisaran mampu menahan ego mereka untuk mengambil alih jasad salah satu dewa kuno itu.     

Jika tidak, Istana Kekaisaran hanya membutuhkan satu kata untuk membuat peti mati ilahi itu diantarkan pada mereka.     

Namun, Istana Kekaisaran justru menganggap bahwa Wilayah Shangqing-lah yang berhak memiliki peti mati tersebut.     

Bagaimanapun juga, tidak ada seorang pun di Wilayah Shangqing yang berani memperebutkan hak atas peti mati itu dengan Istana Pemimpin Wilayah.     

Maka dari itu, peti mati ilahi itu kemungkinan besar akan tetap berada di Istana Pemimpin Wilayah dan berperan sebagai salah salah peninggalan suci di sana.     

Tetapi kembali lagi, meskipun hal itu adalah pemikiran yang dimiliki oleh sebagian besar di antara mereka yang hadir, namun begitu sosok-sosok terkemuka dari berbagai macam pasukan tiba di sini, mungkin tidak mudah bagi Istana Pemimpin Wilayah untuk mengakui peti mati itu sebagai milik mereka.     

Pada saat ini, suasana di Istana Pemimpin Wilayah menjadi sunyi senyap. Sosok-sosok terkemuka semuanya telah hadir di sini. Tidak ada satu pun dari mereka yang angkat bicara, dan mereka hanya memandang ke arah Pemimpin Wilayah yang baru saja keluar dari kediamannya.     

Suasana di tempat itu terasa aneh. Rasanya seolah-olah mereka semua sedang menunggu seseorang untuk angkat bicara terlebih dahulu.     

"Kaisar Agung sudah berbaik hati dengan menyerahkan peti mati ilahi ini untuk kita, para kultivator dari Wilayah Shangqing," ujar seseorang. Akhirnya ada yang berani berbicara setelah keheningan yang berlangsung cukup lama. Pria yang baru saja berbicara tidak lain adalah Pemimpin Keluarga Nanhai. Dia memandang Pemimpin Wilayah Shangqing dan melanjutkan kata-katanya, "Keluarga Nanhai adalah pasukan yang menemukan peti mati ilahi tersebut, yang kemudian dibawa kemari oleh Ketua untuk dilaporkan ke Istana Kekaisaran. Sekarang setelah ada kabar terbaru dari Istana Kekaisaran, apa yang ingin kau lakukan terhadap peti mati ilahi ini?"     

Peti mati ilahi itu sungguh luar biasa sehingga tidak ada satu pun dari mereka, terlepas dari setinggi apa pun kekuatan mereka, yang mampu memahami sesuatu darinya. Namun, mereka menyadari betapa berharganya jasad suci yang ada di dalam peti mati tersebut. Itu adalah jasad dari Kaisar Agung Shenjia, yang kini telah berubah menjadi rune tak terbatas hingga jasadnya sudah tidak bisa diamati lagi. Bahkan mereka—para kultivator yang berdiri di puncak kekuatan Wilayah Shangqing—akan menerima serangan balasan hanya dengan melihat jasad tersebut. Mereka juga tahu bahwa melihat jasad suci itu secara berulang-ulang bahkan akan menyebabkan dampak yang lebih serius daripada sebelumnya.     

Mereka bertanya-tanya apakah mereka bisa membawa pulang jasad suci itu untuk diselidiki lebih lanjut.     

Tentu saja, bukan hanya mereka yang memiliki pemikiran seperti itu. Tidak ada satu pun kultivator dari pasukan-pasukan terkemuka yang tidak menginginkan peti mati ilahi itu dan mengungkap rahasia yang tersimpan di dalam jasad suci tersebut. Jika mereka bisa menjadi lebih kuat di masa depan, mereka mungkin benar-benar dapat memahami seperti apa itu Great Emperor Plane.     

Tidak peduli siapa pun yang memegang kendali atas peti mati itu saat ini, kultivator lain mungkin tidak akan menyerah begitu saja untuk mendapatkannya, meskipun pasukan yang harus mereka hadapi adalah Istana Pemimpin Wilayah.     

Ketua Zhou memandang kerumunan kultivator di hadapannya, dan meskipun dia mendengar pertanyaan itu dengan jelas, namun dia tidak terburu-buru memberikan jawaban. Meskipun dia adalah sosok yang memiliki kekuasaan tertinggi di Wilayah Shangqing, namun dia tidak bisa sembarangan memberi perintah pada pasukan-pasukan terkemuka di Wilayah Shangqing karena meeka bukanlah bawahannya. Mereka adalah kultivator dari Prefektur Ilahi, sama seperti yang lainnya. Dan meskipun mereka bersedia membantunya dan menghormatinya, namun mereka tidak akan mematuhi semua perintah yang dia berikan.     

Terutama ketika peninggalan seberharga itu yang dipertaruhkan. Dia tentu saja mengetahui bahwa, jika Istana Pemimpin Wilayah mengakui peninggalan itu sebagai milik mereka begitu saja, sudah jelas hal itu akan memicu kemarahan semua orang yang hadir. Pasukan-pasukan ini akan merasa kecewa dengan Istana Pemimpin Wilayah atau dengan dirinya, sehingga beberapa dari mereka mungkin akan terlibat konflik.     

Karena itulah, dia harus hati-hati dalam menyikapi masalah ini.     

"Peti mati ilahi dari Kaisar Agung Shenjia ditemukan di Benua Cangyuan secara kebetulan. Dengan demikian, peti mati ini dapat dianggap bukan milik siapa-siapa. Meskipun sudah banyak orang yang menemukan peti mati ini sebelumnya, namun tidak ada seorang pun yang bisa mengambilnya. Hingga akhirnya kalian semua datang ke Benua Cangyuan. Kemudian, kalian semua membawa peti mati ini kemari untuk dilaporkan ke Istana Kekaisaran. Namun, mengingat bahwa jawaban yang diberikan oleh Istana Kekaisaran adalah Wilayah Shangqing berhak mengurusnya sendiri, dapat terlihat dengan jelas bahwa Kaisar Agung adalah sosok yang bijaksana dan ingin melihat Prefektur Ilahi menjadi semakin kuat di masa depan. Diberikannya peti mati ilahi ini ke Wilayah Shangqing adalah sebuah tindakan untuk melihat bahwa kita dapat mempelajari sesuatu darinya." Pemimpin Wilayah Shangqing menjelaskan, "Oleh karena itu, kita tidak boleh mengecewakan Kaisar Agung."     

Semua orang masih mendengarkan kata-katanya dengan tenang, dan ada beberapa orang yang mengerutkan kening. Pemimpin Keluarga Nanhai kurang lebih bisa memahami maksud dari apa yang disampaikan oleh Ketua Zhou, dan dia tahu bahwa Ketua Zhong masih berkeinginan untuk menyimpan peti mati ilahi ini di Istana Pemimpin Wilayah.     

Seperti yang diharapkan, Pemimpin Wilayah melanjutkan kata-katanya, "Aku akan membangun sebuah mausoleum ilahi di dekat Istana Pemimpin Wilayah, dimana peti mati ilahi dari Kaisar Agung Shenjia akan ditempatkan di sana. Akan ada kultivator yang ditugaskan untuk menjaga mausoleum itu, dan semua sosok terkemuka dari berbagai macam benua akan diizinkan memasuki tempat tersebut. Setiap individu dari Wilayah Shangqing dengan kemampuan yang mumpuni juga akan diizinkan masuk, dengan tujuan untuk memastikan bahwa para kultivator dari Wilayah Shangqing dapat belajar dengan mengamati jasad suci Kaisar Agung Shenjia untuk generasi yang akan datang. Bagaimana pendapat kalian tentang hal ini?"     

Semua orang mengetahui apa yang dimaksud oleh Pemimpiin Wilayah. Membangun mausoleum ilahi di samping Istana Pemimpin Wilayah dan menempatkan peti mati ilahi di dalamnya hanyalah sebuah siasat bagi Istana Pemimpin Wilayah untuk menjaga peti mati ilahi itu agar tetap berada di bawah kendali mereka. Mereka dapat menyelidiki dan mempelajari peti mati ilahi itu setiap saat, namun mustahil bagi mereka yang berasal dari pasukan terkemuka untuk tetap berada di Wilayah Shangqing sepanjang waktu.     

Peti mati ilahi itu jelas bukan benda biasa, yang menunjukkan bahwa proses memahaminya juga tidak akan mudah untuk dilakukan.     

Begitu mausoleum ilahi itu selesai dibangun, peti mati ilahi tersebut akan jatuh ke tangan Istana Pemimpin Wilayah seutuhnya.     

Namun, cara Pemimpin Wilayah dalam menyampaikan rencananya begitu sempurna sehingga mereka tidak menemukan alasan untuk menentangnya karena jelas tidak masuk akal untuk menempatkan peti mati ilahi itu di benua mereka masing-masing.     

Ditambah lagi, tempat mereka berdiri saat ini berada tepat di luar Istana Pemimpin Wilayah.     

Pemimpin Keluarga Nanhai mengatakan bahwa mereka-lah yang menemukan peti mati ilahi itu, tetapi apa yang dikatakan oleh Pemimpin Wilayah secara tidak langsung telah menyangkal pernyataan tersebut. Sejak awal, peti mati ilahi itu ditemukan secara kebetulan, dan orang-orang yang pertama kali menemukannya bahkan tidak mampu melihat bagian dalamnya. Jika ada orang yang dianggap sebagai sosok yang pertama kali melihat isi dari peti mati ilahi itu, maka mereka adalah Muyun Lan dan Ye Futian. Namun, bukan berarti peti mati itu akan menjadi milik siapa pun yang menemukannya terlebih dahulu.     

Peti mati ilahi itu bukan milik siapa-siapa, dan semua orang bisa memperebutkannya.     

Namun, mengingat tidak ada yang memperebutkan peti mati ilahi itu dan akhirnya dibawa ke Istana Pemimpin Wilayah, tentu saja Pemimpin Wilayah memiliki peluang tertinggi untuk memilikinya.     

Tempat itu menjadi hening kembali. Tidak ada seorang pun yang berbicara, dan sepertinya mereka semua sedang berpikir.     

Meskipun mereka merasa tidak senang dengan keputusan ini, namun tidak ada yang mengajukan keberatan. Lagipula siapa pun yang berani melakukan hal tersebut pasti akan meninggalkan kesan buruk bagi Pemimpin Wilayah. Karena itulah, tidak ada gunanya melakukan hal seperti itu.     

Terlebih lagi, Pemimpin Wilayah tidak mengatakan bahwa mausoleum ilahi itu akan dibangun di dalam Istana Pemimpin Wilayah, melainkan akan dibangun di tempat lain. Hal itu menunjukkan bahwa dia memang telah mempertimbangkan pemikiran orang lain terkait masalah ini. Jika tidak, dia pasti telah membangun mausoleum ilahi itu di dalam Istana Pemimpin Wilayah dan kemudian mengakui peti mati ilahi itu sebagai milik mereka.     

Tapi kembali lagi, tidak peduli metode apa pun yang mereka gunakan, peti mati ilahi itu secara tidak langsung masih menjadi milik Istana Pemimpin Wilayah.     

"Jika mausoleum ilahi itu benar-benar dibangun, apakah junior-juniorku diperbolehkan untuk berlatih di sana kapan saja?" Pemimpin Keluarga Nanhai bertanya.     

"Tentu saja," Pemimpin Wilayah menjawab. "Semua kultivator dari pasukan-pasukan terkemuka di Upper Nine Heavens, termasuk mereka yang berasal dari Desa Empat Sudut, bisa dengan bebas memasuki mausoleum ilahi tersebut.     

Semua orang mengangguk, sepertinya mereka menyetujui usulan itu.     

Dalam aspek kekuatan, kemungkinan besar Istana Pemimpin Wilayah masih menempati peringkat pertama di Wilayah Shangqing. Bahkan beberapa sosok terkemuka akan kesulitan saat berhadapan dengan Zhou Muhuang—tuan muda dari Istana Pemimpin Wilayah—apalagi melawan Pemimpin Wilayah Shangqing.     

Ditambah lagi, semua pasukan menganggap bahwa ada baiknya mereka tidak menyinggung Istana Pemimpin Wilayah kecuali jika situasinya benar-benar mendesak. Bahkan jika ada yang tidak setuju dengan keputusan tersebut, pada akhirnya upaya itu tidak akan membuahkan hasil.     

Lagipula tidak tempat lain yang lebih cocok untuk menempatkan peti mati ilahi itu selain Istana Pemimpin Wilayah.     

"Karena Ketua sudah angkat bicara, maka kami tidak keberatan dengan usulan tersebut," ujar Pemimpin Keluarga Nanhai, berusaha menghormati keputusan Pemimpin Wilayah. Dia langsung menyetujui usulan itu.     

"Aku juga tidak keberatan," Pemimpin dari Klan Lu menimpali.     

Dengan adanya persetujuan dari dua pemimpin klan terkemuka, maka tidak ada gunanya bagi pasukan lain untuk tidak setuju dengan usulan tersebut. Kemudian semua orang menyetujui usulan untuk membangun mausoleum ilahi di dekat Istana Pemimpin Wilayah dan menempatkan peti mati ilahi itu di dalamnya.     

"Kalau begitu, masalah ini sudah terselesaikan. Aku akan memulai pembangunan mausoleum ilahi ini dan menempatkan peti mati ilahi di dalamnya. Ketika pembangunan mausoleum ilahi ini selesai, kita akan berkumpul kembali dan mendiskusikan beberapa hal lainnya. Tujuan utama dari mengumpulkan kalian semua di sini sebenarnya adalah untuk mendiskusikan hal lain. Tetapi masalah terkait peti mati ini harus didahulukan," ujar Pemimpin Wilayah, dan semua orang mengangguk sebagai tanggapan. Tujuan mereka berada di sini pada awalnya bukan untuk membahas peti mati ilahi.     

Kemunculan peti mati ilahi ini benar-benar sebuah kebetulan.     

Pada saat ini, Ye Futian, yang sedang memulihkan diri di bagian samping, membuka matanya dan menatap Pemimpin Wilayah Shangqing. Karena peti mati ilahi itu tidak dibawa pergi oleh Istana Kekaisaran, maka dia bisa bernafas lega karena itu berarti dia bisa memiliki lebih banyak waktu untuk mempelajari jasad suci itu.     

Selain itu, para kultivator dari Desa Empat Sudut juga diperbolehkan untuk memasuki mausoleum itu kapan saja.     

"Kalau begitu anda tidak perlu terburu-buru, Tuan Ye. Kau akan memiliki banyak waktu untuk belajar nantinya." Zhou Lingxi tersenyum pada Ye Futian saat dia berbicara dengannya. Dia melihat bahwa Ye Futian tampaknya sedang berpacu dengan waktu, menahan luka-luka yang diderita olehnya. Namun, dia tetap bersikeras untuk mempelajari jasad suci tersebut.     

Dan sekarang, dia tidak perlu melakukan semua itu lagi.     

Ye Futian mengangguk dan berkata, "Kaisar Agung sungguh murah hati."     

"Benar." Zhou Lingxi mengangguk dan menambahkan, "Kalau begitu, ayo kita keluar. Bagaimana kalau aku mengajakmu mengelilingi bagian dalam dari Istana Pemimpin Wilayah, Tuan Ye?"     

Ye Futian memandangnya dan berkata, "Terima kasih, Puteri Lingxi. Saya memang lelah setelah menjalani latihan selama beberapa hari terakhir, dan tidak ada salahnya untuk beristirahat. Namun, saya akan beristirahat di penginapan sehingga saya tidak akan mengganggu waktu anda."     

"Baiklah kalau begitu." Zhou Lingxi tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia menganggukkan kepalanya dan menambahkan, "Ketika kau ada waktu luang, ayo kita berjalan-jalan mengelilingi istana lagi."     

"Ide yang bagus." Ye Futian mengangguk, dan keduanya pun pergi meninggalkan tempat tersebut.     

Zhou Lingxi pamit undur diri begitu mereka tiba di luar dan kembali ke Istana Pemimpin Wilayah, yang membuat Pemimpin Wilayah Shangqing memandang ke arah Ye Futian.     

Ye Futian menghampiri rekan-rekannya dan menyadari tatapan mata dingin yang ditujukan padanya. Dia tampak sedikit kesal dan mengusap alisnya dan berkata, "Ayo kita kembali."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.