Legenda Futian

Perubahan di Akademi Heavenly Mandate



Perubahan di Akademi Heavenly Mandate

2Ye Futian menyebarkan auranya dan mengamati area tempatnya berada saat ini. Sebuah bangunan megah muncul di dalam benaknya, dan dia langsung mengetahui dimana dia berada sekarang.     3

Tempat paling menakjubkan di antara Sembilan Dunia Jalur Supremasi adalah Istana Kekaisaran Kosong dari Dunia Imperial.     

Lokasi dimana dia muncul setelah melewati lorong itu tidak lain adalah Istana Kekaisaran Kosong.     

"Renhuang Ye, kau berasal dari Dunia Kosong. Bisakah kau menjadi pemandu jalan bagi kelompok kita?" Zhou Muhuang bertanya pada Ye Futian.     

"Saya yakin Dunia Kosong tidak terlalu besar bagi kalian semua, tidak seperti Prefektur Ilahi yang memiliki banyak benua di dalamnya. Tempat ini hanya memiliki 3.000 dunia, dan kelompok dunia terkuat di sini adalah Sembilan Dunia Jalur Supremasi. Tempat kita berada saat ini adalah Dunia Imperial, dan saya percaya bahwa kalian tidak akan membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi dengan Sembilan Dunia Jalur Supremasi." Ye Futian menambahkan, "Sudah beberapa tahun berlalu sejak saya terakhir kali berada di sini, dan saya harus menemui teman dan keluarga saya terlebih dahulu. Saya akan melanjutkan perjalanan sendiri dari sini."     

Setelah itu, dia pun pergi meninggalkan tempat tersebut. Dia bertindak sesuai dengan kata-katanya. Dia sudah pergi meninggalkan dunia ini selama 20 tahun, dan tentu saja dia rindu akan kampung halamannya, sehingga dia tidak punya waktu untuk menjadi pemandu bagi Zhou Muhuang dan yang lainnya.     

Pada saat ini, satu-satunya hal yang ingin dilakukan oleh Ye Futian adalah menemui rekan-rekan dan keluarganya.     

"Kalau begitu, kami juga pamit undur diri," ujar Duan Tianxiong dari Keluarga Duan sambil menangkupkan tangannya, lalu pergi bersama Ye Futian dan orang-orang dari Desa Empat Sudut. Dia tidak memedulikan apa yang dipikirkan oleh orang lain tentang mereka. Dari sudut pandangnya, Ye Futian memiliki potensi terbesar di antara semua kultivator yang ada di Wilayah Shangqing, dan dia juga didukung oleh sang guru. Karena itulah, dia tidak akan rugi untuk berteman dengan orang seperti itu.     

Zhou Muhuang menyaksikan orang-orang itu pergi. Dia mengambil inisiatif untuk berbicara dengan Ye Futian untuk meredakan ketegangan di antara mereka berdua. Dia menyadari bahwa apa yang terjadi sebelumnya telah membuat hubungan mereka renggang, dan Ye Futian kini menjadi pribadi yang sangat tertutup padanya.     

Namun, Ye Futian sama sekali tidak memedulikannya, menolak permintaannya dan langsung pergi begitu saja.     

Ye Futian melesat di udara dengan kecepatan tinggi. Dia merasa sangat gelisah dan ingin memeriksa kondisi di Dunia Heavenly Mandate sesegera mungkin.     

Tetua Ma dan yang lainnya bisa merasakan kekhawatiran Ye Futian, dan mereka mengikutinya ke Dunia Heavenly Mandate dengan tenang.     

…     

Akademi Heavenly Mandate di Dunia Heavenly Mandate pernah menjadi akademi yang sangat terkenal sebelum Ye Futian pergi meninggalkan Dunia Asal. Akademi itu telah membentuk aliansi terkuat di antara 3.000 dunia dari Jalur Agung bersama Klan Yuanyang, Suku Dou, Klan Xiao, Istana Divine Shangxiao, dan beberapa pasukan lainnya. Ada begitu banyak kultivator yang ingin bergabung dengan Akademi Heavenly Mandate untuk berlatih di sana.     

Namun, justru karena reputasi yang dimiliki oleh Akademi Heavenly Mandate dan ancaman yang ditimbulkan oleh Ye Futian-lah yang menyebabkan Klan Dewa, Negeri Ilahi Emas, dan beberapa pasukan lain yang bersekutu dengan pasukan dari Prefektur Ilahi membentuk aliansi yang jauh lebih mengerikan. Pasukan lawan telah menjalani dua pertempuran melawan mereka, dimana aliansi musuh hendak menghancurkan Istana Divine Shangxiao. Pertempuran yang terjadi di Sea of the Path kala itu mengguncang lebih dari separuh pasukan di Sembilan Dunia Jalur Supemasi. Kemudian pertempuran kedua terjadi di Akademi Heavenly Mandate yang memiliki tujuan untuk membunuh Ye Futian, yang pada akhirnya melarikan diri ke Prefektur Ilahi dan membuatnya kehilangan kontak dengan Dunia Kosong.     

20 tahun telah berlalu, dan Akademi Heavenly Mandate tidak lagi terkenal seperti dulu. Sebaliknya, tempat itu tampak terbengkalai, dimana banyak tempat di antara gedung-gedung megah yang sekarang sudah rusak. Bahkan bekas dari kekuatan Jalur Agung masih tertinggal di sana.     

Seorang lelaki tua tampak berbaring di atas bangku di salah satu paviliun di dalam Akademi Heavenly Mandate. Lelaki tua itu berambut abu-abu dan sesekali terbatuk-batuk. Auranya tampak lemah, dan mengingat tingkat kultivasinya, mustahil baginya untuk terlihat selemah ini. Sepertinya dia menderita luka yang parah.     

"Kakek Xuan, kau bermalas-malasan lagi rupanya." Tiba-tiba terdengar sebuah suara di suatu tempat dan seorang gadis tampak menghampirinya. Gadis itu memiliki wajah yang cantik dan mempesona. Dia tampak seperti seorang dewi.     

Dia menghadap punggung lelaki tua itu dan mulai memijatnya. Lelaki tua itu pun langsung tersenyum lebar, dan kedua matanya yang tampak lelah itu memancarkan kasih sayang. Dapat terlihat dengan jelas bahwa dia sangat menyayangi gadis itu.     

"Aku tidak bermalas-malasan," ujar lelaki tua itu dengan nada malas.     

"Kakek malah berjemur di bawah sinar matahari alih-alih menyembuhkan lukamu, dan aku yakin itulah yang dimaksud dengan bermalas-malasan," ujar gadis itu sambil menyeringai. Wajah lelaki tua itu tampak lelah saat dia menambahkan, "Luka-luka seperti ini memang tidak mudah sembuh, dan begitu aku sudah terbiasa, rasanya mereka akan ada di tubuhku sepanjang waktu. Oh ya, aku mungkin sudah tua, tapi aku masih bisa menahannya. Tidak usah khawatir, aku akan baik-baik saja."     

Tatapan mata gadis itu tampak murung setelah mendengar apa yang dikatakan oleh lelaki tua itu. Tampaknya dia ikut merasa sedih untuknya. Dia tahu bahwa luka yang diderita oleh Kakek Xuan sebenarnya cukup parah, dikarenakan semua luka itu seharusnya dapat disembuhkan mengingat tingkat kultivasinya saat ini. Jika luka-lukanya tidak bisa disembuhkan dengan sempurna, itu menandakan bahwa luka-luka yang dideritanya sangat parah. Bahkan luka-lukanya mungkin akan membekas dengannya selama sisa hidupnya.     

"Senang mendengar bahwa kau dapat menahan rasa sakit dari luka-lukamu, tetapi kau juga harus mengurus akademi." Sebuah suara terdengar di suatu tempat, dan dua sosok lainnya terlihat berjalan ke arah mereka. Salah satu di antara keduanya mengenakan pakaian serba hitam, dan aura di sekelilingnya terasa mengerikan; tampaknya hal itu ada hubungannya dengan kekuatan yang dia kuasai.     

"Tianhe, kuserahkan akademi padamu," ujar lelaki tua itu dengan suara pelan. Pria itu adalah teman lamanya, sehingga dia tidak perlu bersikap terlalu sopan padanya.     

"Kau adalah sang Dekan. Ini sudah menjadi tugasmu," ujar Tetua Agung Tianhe dengan suara pelan. Lelaki tua itu tidak lain adalah Dekan dari Akademi Heavenly Mandate—Lord Taixuan.     

"Ayolah..." Lord Taixuan menyeringai sambil menggelengkan kepalanya. Dia tahu bahwa teman lamanya itu hanya berbasa-basi. Jika pria itu benar-benar bisa mengabaikan semuanya, maka dia tidak akan kembali kemari. Dia telah menghindari tempat itu selama bertahun-tahun sampai dia tahu apa yang terjadi di sana, yang memaksanya untuk kembali.     

"Dia benar. Kau adalah sang Dekan, dan ini adalah tanggung jawabmu. Jangan pernah berpikiran untuk menyerahkan tugas ini pada orang lain sekarang," ujar wanita yang berada di sebelah Tetua Agung Tianhe. Wanita itu adalah Shen Luoxue, istri dari Tetua Agung Tianhe. Ada seorang gadis yang sangat cantik di belakang mereka, dan dia adalah Feixue. Dia pergi menghampiri Lord Taixuan dan menasihatinya, "Kakek Xuan, kau harus lebih memperhatikan kesehatanmu sekarang."     

Lord Taixuan tersenyum masam dan menggelengkan kepalanya. "Ya, ya, ya, aku mengerti."     

Kemudian dia tersenyum dan memandang ke arah langit, lalu berkata, "Aku jadi penasaran apakah aku masih punya waktu yang tersia."     

"Apa yang kau maksud dengan 'masih punya waktu'? Kita masih hidup hingga detik ini, jadi apa yang harus kau takutkan?" Tetua Agung Tianhe bertanya.     

"Dunia telah berubah pesat sekarang, dan segala sesuatunya sudah tidak seperti dulu lagi. Kau dapat melihat berapa banyak sosok mengerikan di antara mereka yang berasal dari Prefektur Ilahi. Kekuatan kita masih kalah jauh." Lord Taixuan menghela napas.     

"Tempat ini telah berubah drastis, dan banyak hal tidak akan kembali ke sedia kala. Saat ini kita hanya bisa berusaha untuk tetap hidup dan menghadapi masa depan," Tetua Agung Tianhe menambahkan.     

"Itu benar." Lord Taixuan mengangguk pelan. "Seperti 20 tahun telah berlalu. Aku jadi penasaran bagaimana kondisi mereka sekarang."     

Lengan gadis di belakang Lord Taixuan berkedut, dan dia memandang ke arah langit. Pikirannya seperti telah kembali ke masa kecilnya, saat dia masih sangat muda dan polos. Dia merindukan kakak dan kakak iparnya.     

'Bagaimana kabar mereka sekarang, ya?' pikirnya dalam hati.     

Ada banyak orang di luar sana yang mengatakan bahwa kakak iparnya sudah mati, namun Kakek Xuan dan yang lainnya mengatakan bahwa kakak iparnya akan baik-baik saja dan dia hanya pergi untuk sementara waktu. Namun, sudah 20 tahun berlalu, dan kini dia sudah dewasa. Dia bertanya-tanya kenapa kakak ipanya belum kembali kemari.     

Tetua Agung Tianhe dan Shen Luoxue juga menghela napas, berpikir bahwa 20 tahun telah berlalu dengan begitu cepat.     

Sebenarnya, mereka juga tidak tahu apakah Ye Futian berhasil melarikan diri atau tidak. Meskipun dia memang mengatakan bahwa dia bisa pergi dengan selamat, namun hal itu masih menjadi teka-teki hingga hari ini. Mereka hanya bisa memilih untuk percaya bahwa dia masih hidup dan sudah berada di Prefektur Ilahi.     

"Dia baru saja menjadi seorang Renhuang ketika dia pergi bertahun-tahun yang lalu. Sepertinya tidak akan mudah baginya untuk kembali," Shen Luoxue menghela napas dan menambahkan. Mereka yang datang ke Dunia Asal semuanya berasal dai pasukan-pasukan yang sangat kuat. Mungkin Ye Futian akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk kembali, karena dia setidaknya harus mencapai Renhuang Plane yang relatif tinggi.     

Lagipula 20 tahun bukanlah waktu yang lama dalam dunia kultivasi.     

"Tampaknya kita tidak bisa bertahan lebih lama lagi," ujar Lord Taixuan sambil menghela napas.     

"Tidak, kita masih bisa bertahan, Kakek Xuan. Kakak ipar dan yang lainnya akan kembali untuk menemuimu," Hua Nianyu berusaha menghiburnya. Kemudian Lord Taixuan mengangguk dan tersenyum, "Kuharap aku bisa melihat datangnya hari itu."     

Tiba-tiba mereka sepertinya bisa merasakan sesuatu saat mereka berbincang-bincang. Lord Taixuan dan Tetua Agung Tianhe memandang ke arah langit, dan kedua mata Lord Taixuan yang tampak muram tiba-tiba menjadi tajam, menusuk ke arah langit seperti bilah-bilah pedang. Ada banyak aura kuat yang terlihat, dan tidak ada satu pun aura yang dikenalnya. Bahkan ada dua aura yang sangat mengerikan di antara mereka yang setara dengannya.     

Siapa yang datang kemari kali ini?     

Para kultivator dari Akademi Heavenly Mandate langsung memandang ke arah langit. Mereka melihat deretan awan di atas langit bergulung, dan cahaya suci yang menyilaukan mengalir ke bawah. Tidak lama kemudian, sekelompok orang melesat menembus langit dan muncul di udara. Mereka semua kini berdiri di langit di atas Akademi Heavenly Mandate.     

Ketika kelompok itu berhenti bergerak, Lord Taixuan, Tetua Agung Tianhe, dan yang lainnya tampak tercengang. Rasanya seolah-olah mereka muncul begitu saja di sana.     

Tatapan mata Feixue dan Hua Nianyu terpaku di tempat yang sama. Sepertinya waktu telah terhenti saat mereka memandang sosok yang memimpin kelompok tersebut.     

Rambut abu-abu pria itu berkibar tertiup angin bersama jubah putihnya, dan wajahnya juga sangat tampan. Itu adalah wajah yang sudah tidak asing lagi bagi mereka.     

Sebuah senyuman yang berseri-seri terlihat di mata Lord Taixuan setelah dia tertegun untuk beberapa saat. Saat ini dia tampak sangat santai, seolah-olah dia telah melepaskan semua beban yang telah dia kumpulkan selama bertahun-tahun. Lord Taixuan akhirnya bisa memastikan bahwa pria itu memang masih hidup saat itu dan bahkan telah kembali dengan selamat.     

Cahaya matahari menyinari wajah keriput dari lelaki tua itu, membuat kerutan di wajahnya kini terlihat dengan jelas.     

"Kau sudah kembali rupanya," ujar lelaki tua itu. Suaranya tidak begitu keras. Nada bicaranya terdengar cukup santai, menyiratkan bahwa dia merasa lega karena pria itu akhirnya telah kembali.     

*Uhuk, Uhuk* Setelah itu dia terbatuk-batuk sebentar. Auranya terlihat sangat lemah.     

Hati sosok berambut abu-abu yang berada di udara itu terasa sakit saat melihat pemandangan itu. Dia juga marah ketika dia diberitahu bahwa Lord Taixuan telah terluka parah.     

'Sebenarnya apa yang telah terjadi di sini selama dia pergi?' Dia bertanya-tanya dalam hati.     

Jieyu, Yu Sheng, Wuchen, dan yang lainnya juga tidak ada di sini. Dimana mereka sekarang? Lalu kenapa Lord Taixuan bisa terluka parah? Kenapa Akademi Heavenly Mandate tampak terbengkalai?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.