Legenda Futian

Kematian Pendeta Sekte Mithra



Kematian Pendeta Sekte Mithra

1Sebuah aura yang menakjubkan menyebar ke seluruh penjuru Kota Heavenly Mandate, disertai dengan beberapa kekuatan mengerikan yang melesat ke beberapa arah yang berbeda-beda. Sebuah badai terbentuk di atas langit dalam sekejap dan membuat semua kultivator di Kota Heavenly Mandate terkejut saat badai itu menerjang ke arah mereka. Beberapa kultivator yang tingkat kultivasinya relatif lemah menjadi gemetar ketakutan di bawah semua tekanan itu, dan langsung merunduk di tempat masing-masing.      0

"Lancang sekali…"     

Sebuah suara bergema di udara. Para kultivator dari pasukan-pasukan terkemuka yang datang untuk menyaksikan pertunjukan itu melihat bahwa sosok-sosok terkemuka dari Akademi Heavenly Mandate ternyata mengincar Pendeta Sekte Mithra. Perubahan situasi ini membuat mereka semua terkejut.     

Ada cukup banyak pasukan yang ikut menyerang Akademi Heavenly Mandate kala itu. Jika sosok-sosok terkemuka dari akademi itu berhasil membunuh sang Pendeta, itu berarti sosok-sosok tersebut akan mengincar mereka selanjutnya. Karena itulah, mereka semua langsung merasa terancam. Jadi, mereka juga mengeluarkan kekuatan masing-masing di udara.     

Namun, Akademi Heavenly Mandate telah mempersiapkan diri untuk menghadapi skenario seperti itu. Duan Tianxiong bergerak tepat setelah orang-orang dari akademi bergerak. Sosoknya naik ke udara, dan dalam sekejap, bayangan dewa surgawi yang mengerikan menyelimuti tubuhnya. Rasanya seolah-olah bayangan itu telah menyatu dengannya dan menjadikannya sebagai salah satu sosok 'dewa'.     

Rentetan suara gemuruh yang mengerikan bergema di udara, dan area itu kini telah disegel. Seolah-olah ada sebuah benteng surgawi yang melingkupi medan pertempuran ini.     

Hal yang perlu dia lakukan adalah mengulur waktu agar Ye Futian dan yang lainnya memiliki waktu yang mencukupi untuk menyelesaikan perburuan ini.     

Kultivator lainnya tentu saja sudah bergerak saat Duan Tianxiong menjalankan tugasnya. Banyak kultivator kuat melancarkan serangan secara bersamaan ketika Pendeta Sekte Mithra bahwa dia adalah target mereka.     

Tetua Ma melayang di ketinggian, dan ada banyak pintu ilahi yang bermunculan di sekitarnya saat dia bergerak menuju sang Pendeta. Pintu-pintu itu sepertinya ingin menjerumuskan sang Pendeta ke dalam badai spasial.     

Tubuh sang Pendeta bersinar terang dan sosoknya kini terlihat seperti seorang dewa yang sesungguhnya. Cahaya suci matahari membakar langit dan menciptakan kekuatan penghancur yang mengerikan dengan menjadikan tubuhnya sebagai titik pusatnya. Dia terus bergerak ke depan, dan pintu-pintu ilahi itu terus menerus terbakar saat dia bergerak.     

Namun pada saat ini, sepertinya dia telah memasuki sebuah area yang penuh dengan kekacauan, dimana pintu-pintu ilahi yang tak terhitung jumlahnya mengitari tubuhnya.     

*Booom* Dia mengangkat tangannya dan menyerang pintu-pintu ilahi tersebut. Serangan telapak tangan raksasa miliknya menghancurkan semua yang menghalangi jalannya, namun pada saat yang bersamaan, kultivator-kultivator di sekitarnya juga melancarkan serangan.     

Pedang Ilahi Qinghe memancarkan cahaya suci berwarna kehijauan yang menakjubkan, mengoyak segala sesuatu yang menghalangi jalurnya serta menghancurkan serangan telapak tangan yang dikeluarkan oleh sang Pendeta, dan kemudian terus bergerak tanpa henti.     

Tetua Agung Tianhe, Pemimpin Istana Divine Shangxiao, dan sebuah monumen ilahi melesat ke arah sang Pendeta pada waktu yang bersamaan, membuat area di mana dia berada seolah-olah akan runtuh.     

*Booom*     

Aliran api ilahi yang mengerikan menyebar ke seluruh tempat. Pendeta Sekte Mithra menyatukan tangannya seperti sedang berdoa, dan dalam sekejap, pancaran kekuatan yang tak tertandingi melesat menuju awan. Kekuatan itu menerobos pintu-pintu ilahi milik Tetua Ma, seolah-olah berniat menembus dinding-dinding ilahi yang berada di luar. Cahaya suci tampak menyelimuti tubuh sang Pendeta, membuatnya terlihat seperti dewa seutuhnya.     

Sosok dewa matahari yang berukuran sangat besar muncul di bagian depan, dan dewa matahari itu tampaknya ingin menghancurkan segalanya saat kobaran api ilahi miliknya dikeluarkan dan menaklukkan kekuatan Jalur Agung lainnya dan menghancurkan semuanya menjadi debu. Aliran api itu menyebar ke seluruh tempat dan menghancurkan semua pintu ilahi yang berada di sana dengan menggunakan cahaya api ilahi.     

Pendeta Sekte Mithra tentu saja menyadari apa yang sedang dia hadapi saat ini. Nyawanya berada dalam bahaya, dan dia harus mengerahkan semua kekuatannya dalam pertarungan ini.     

Beberapa serangan yang dikerahkan padanya semuanya telah ditangkis. Bahkan Pedang Ilahi Qinghe milik Kaisar Nan harus menghindari kekuatan yang dikeluarkan oleh sang Pendeta. Pendeta Sekte Mithra memang sangat kuat dan tidak mudah ditaklukkan. Dia adalah seorang Renhuang dengan Roda Ilahi sempurna, yang menunjukkan bahwa kemampuan bertarungnya sangatlah kuat. Apabila menyangkut pertempuran satu lawan satu, tidak ada satu pun dari mereka yang telah menyerangnya berani mengatakan bahwa mereka mampu mengalahkannya.     

*Boom* Rentetan suara gemuruh yang mengerikan terdengar di bagian luar, dan dinding-dinding ilahi itu mulai retak, yang menunjukkan bahwa pertarungan-pertarungan sengit juga sedang terjadi di luar sana.     

Beberapa kultivator kuat saat ini sedang menghadapi Duan Tianxiong, berniat untuk masuk ke dalam dinding-dinding tersebut. Meskipun Duan Tianxiong memang sosok yang tangguh, namun sulit untuk menyegel tempat itu dengan kekuatan Jalur Agung miliknya sambil menahan pergerakan semua kultivator itu. Dia tidak bisa menahannya lebih lama lagi.     

Tetua Ma dan yang lainnya memandang sosok dewa matahari itu. Mereka semua bisa merasakan kekuatan yang dipancarkan olehnya. Pada saat itu juga, mereka menyadari bahwa akan sulit untuk menyelesaikan perburuan ini dalam waktu singkat.     

Dewa matahari itu menyinari seluruh tempat, dan cahaya suci yang dipancarkan olehnya bahkan mampu mengoyak segala sesuatu yang menghalangi jalannya.     

"Serang dia," ujar Tetua Ma sebelum cahaya suci ruang dan waktu menyelimuti sekujur tubuhnya.     

Dia melesat dan langsung menghilang dari tempatnya berada, lalu muncul tepat di hadapan sosok dewa matahari yang mengerikan itu. Target utama mereka adalah Pendeta Sekte Mithra. Jarak di antara mereka bukahlah hal yang sulit untuk diatasi bagi sosok-sosok di tingkat mereka saat ini.     

*Whoosh* Cahaya ruang dan waktu itu langsung menyelimuti sosok dewa matahari tersebut. Ditambah lagi, Tetua Ma mengeluarkan lingkaran-lingkaran cahaya yang melingkupi sosok dewa matahari itu serta area di sekitarnya, termasuk dirinya sendiri di dalamnya.     

Sebuah kekuatan penghancur yang mengerikan dari dalam area tersebut.     

"Serang."     

Kaisar Nan dan yang lainnya menyadari apa yang direncanakan oleh Tetua Ma. Dia ingin membantu Ye Futian menyelesaikan perburuan ini. Dia menggunakan kekuatan Jalur Agung miliknya sendiri untuk melahap sosok dewa matahari yang menakjubkan itu.     

Pendeta Sekte Mithra berteriak dengan penuh amarah. Tangannya tetap disatukan di udara. Kobaran api ilahi yang mengerikan muncul dari dalam badai spasial itu dan hendak mengoyak semua jenis kekuatan Jalur Agung. Badai spasial yang mengerikan itu terus terbakar dan sepertinya bisa hancur kapan saja.     

Kekuatan ilahi milik sang Pendeta bergejolak di dalamnya.     

*Boom* Sebuah serangan telapak tangan dikerahkan dan sang Pendeta membalasnya dengan mengulurkan tangannya untuk melancarkan serangan. Telapak tangan matahari miliknya sangat mengerikan dan langsung bertabrakan dengan serangan yang dikeluarkan oleh Tetua Agung Tianhe.     

Sebuah menara ilahi yang mengerikan menghancurkan cahaya suci yang bersinar di atas langit itu, dan sang Pendeta kembali melancarkan serangan dengan tangan yang lainnya.     

Pada saat yang bersamaan, Pedang Ilahi Qinghe milik Kaisar Nan kembali mengincar Pendeta Sekte Mithra.     

*Boom* Suara gemuruh yang mengerikan terdengar di suatu tempat, dan Duan Tianxiong, yang berada di luar, akhirnya tidak dapat menahan lawan-lawannya lebih lama lagi. Dinding-dinding itu pun hancur, dan semua orang yang berada di luar bisa melihat area luas yang ada di dalamnya. Kemudian mereka melihat cahaya suci yang menyilaukan menghalangi pandangan mata mereka. Cahaya suci matahari bersinar tanpa henti. Namun, sebilah pedang ilahi yang mampu menghancurkan segalanya mendarat di tubuh sang Pendeta.     

Pendeta Sekte Mithra berteriak kesakitan saat kekuatan matahari miliknya menghempaskan Kaisar Nan dan yang lainnya. Namun, Pedang Ilahi Qinghe terus menerus mengoyak segala sesuatu yang menghalangi jalannya, dan menara ilahi yang berada di atas langit itu menembakkan cahaya bencana ke bawah dan menghancurkan tubuh sang Pendeta sedikit demi sedikit.     

Muncul satu sosok bayangan di sana dan sepertinya sosok itu hendak melarikan diri, namun Kaisar Nan dan yang lainnya tidak akan memberinya kesempatan untuk kabar dan mencabik-cabik area dimana sosok itu berada.     

"Tidak..." Suara jeritan yang menyedihkan bergema di seluruh penjuru Kota Heavenly Mandate dan mengguncang langit. Para kultivator yang berada di kota tersebut langsung mendongak dan melihat sinar-sinar cahaya yang menyilaukan menyebar di atas langit. Seolah-olah ada sesuatu yang baru saja dihancurkan di sana.     

Hati banyak kultivator berdebar kencang, bertanya-tanya apakah ada salah satu sosok terkemuka yang baru saja tewas terbunuh.     

Di atas medan pertempuran, Kaisar Nan dan yang lainnya telah dihempaskan oleh sang Pendeta, namun tatapan mata mereka semua tertuju pada satu arah—tempat dimana Tetua Ma berada. Sebuah aura penghancur yang berapi-api dapat dirasakan dari tubuh Tetua Ma. Auranya tampak lemah, dan wajahnya juga sedikit terbakar.     

Dapat terlihat dengan jelas bahwa dia terluka. Dia telah menerima konsekuensi yang cukup besar untuk membunuh Pendeta Sekte Mithra.     

"Apa kau baik baik saja?" Kaisar Nan bertanya, merasa terkesan dengan tindakan yang dilakukan oleh Tetua Ma. Dia bertanya-tanya hubungan macam apa yang dimiliki oleh pria itu dengan Ye Futian sehingga dia rela bertindak sejauh ini. Serangan itu sangat berisiko, dan Tetua Ma telah mempertaruhkan nyawanya. Kecerobohan sekecil apa pun dapat membuatnya terluka parah.     

"Aku baik-baik saja," jawab Tetua Ma sambil memandang sekelilingnya.. Sebuah aura yang mengerikan menyebar ke seluruh tempat, dan beberapa sosok terkemuka muncul di lokasi yang berbeda-beda, namun tidak ada satu pun dari mereka yang melancarkan serangan.     

Sudah terlambat, sang Pendeta telah tewas terbunuh.     

Para kultivator dari Akademi Heavenly Mandate secara mengejutkan berhasil membunuh Pendeta Sekte Mithra.     

Pada saat ini, semua kultivator dari Sekte Mithra gemetar ketakutan. Banyak anggota mereka telah dikalahkan oleh Ye Futian, yang berada tidak jauh dari Duan Tianxiong. Hati mereka berdebar kencang, dan tatapan mata mereka terpaku pada tempat dimana pemimpin mereka baru saja dibunuh. Sepertinya mereka masih sulit untuk mempercayai apa yang baru saja terjadi.     

Pendeta Sekte Mithra telah tewas terbunuh?     

Sekte Mithra adalah pasukan terkuat di Wilayah Tongtian, mereka memegang kekuasaan tertinggi, dan kekuatan mereka sudah tak terbantahkan. Pendeta Sekte Mithra sudah berada di puncak Renhuang Plane, yang menunjukkan bahwa dia termasuk di antara sosok-sosok yang berdiri di puncak kekuatan.     

Mereka semua datang ke Dunia Kosong dengan anggapan buruk terhadap para kultivator dari Dunia Asal, menganggap dunia itu hanyalah sebuah pecahan dunia yang ditinggalkan oleh Prefektur Ilahi di masa lalu.     

Namun saat ini, pemimpin mereka justru tewas terbunuh di Dunia Asal.     

Meskipun mereka semua sudah mencapai Renhuang Plane, namun mereka semua tahu bahwa riwayat mereka sudah tamat.     

*Boom* Kekuatan Yin dan Yang menerobos masuk ke dalam tubuh mereka. Ye Futian tampak melayang di udara, dan para kultivator yang sudah berada dalam genggamannya tampak kesakitan.     

Tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk dihancurkan hingga menjadi debu oleh kekuatan tersebut. Pada akhirnya, mereka semua juga tewas terbunuh.     

Hal itu menyebabkan para kultivator dari berbagai macam pasukan di Prefektur Ilahi menatap ke arah Ye Futian, merasakan ancaman yang datang darinya.     

Ye Futian mengamati mereka pada saat yang bersamaan. Dia membunuh semua kultivator itu dengan tujuan untuk memberi peringatan bagi pasukan-pasukan asing lainnya agar tidak bertindak seenaknya sendiri di Dunia Asal.     

Kematian Pendeta Sekte Mithra mungkin sudah menjadi peringatan yang ampuh bagi pasukan-pasukan asing yang datang ke Dunia Asal.     

Pada saat ini, para kultivator yang berada di Kota Heavenly Mandate memandang Ye Futian, yang baru saja membunuh beberapa Renhuang di tangannya, sambil berpikir bahwa sosok legendaris dari Dunia Asal itu akhirnya telah kembali.     

Sekarang, dia bahkan menjadi semakin mengerikan, dan para Renhuang yang kuat itu kini hanyalah sekumpulan serangga di matanya.     

Mereka jadi bertanya-tanya sejauh apakah perkembangannya selama 20 tahun terakhir.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.