Legenda Futian

Musuh Bebuyutan



Musuh Bebuyutan

1Meskipun Pemimpin Wilayah telah mengeluarkan larangan, dan dia juga mengatakan bahwa orang asing yang mengabaikan peringatannya dan bersikeras untuk memeriksa peti mati ilahi itu akan menanggung akibatnya.      1

Karena itulah, para penjaga yang dikirimkan oleh Istana Pemimpin Wilayah hanya bertugas untuk mengingatkan. Jika seseorang berniat menerobos penjagaan mereka, maka mereka tidak akan menghentikan para pelanggar itu secara paksa.     

Akibatnya, seoang Renhuang, yang cukup terkenal di Kota Qing, menjadi korban pertama. Dengan tubuh yang sempoyongan di antara kerumunan kultivator, matanya masih mengeluarkan darah dan dia menjerit kesakitan.     

Namun, apa yang telah terjadi pada Renhuang ini berfungsi sebagai sebuah peringatan bagi kultivator lainnya. Pemimpin Wilayah mengeluarkan larangan itu bukan hanya untuk menakuti orang-orang. Isi dari peti mati ilahi itu dapat membutakan siapa pun dalam sekejap.     

Kultivator yang tak terhitung jumlahnya telah berkumpul di luar Istana Pemimpin Wilayah. Seluruh tempat, baik itu di permukaan tanah maupun udara, telah dipenuhi dengan orang-orang. Mereka semua tergoda untuk melihat peti mati ilahi itu secara langsung, tetapi hanya sedikit di antara mereka yang memiliki keberanian dan kepercayaan diri untuk melakukannya.     

Pada saat ini, seseorang berjalan dengan langkah panjang menuju area di atas peti mati ilahi itu. Banyak orang memperhatikannya dan terkesan dengan temperamennya yang bermartabat. Dia jelas bukan orang biasa. Seorang wanita cantik di belakangnya mengingatkan, "Hati-hati."     

"Dia ingin mencobanya." Orang-orang mengamatinya sambil menahan napas. Kultivator ini hendak memeriksa peti mati ilahi itu.     

"Itu adalah Nanhai Qianxue, putri kebanggaan dari Keluarga Nanhai. Sementara pria itu adalah suaminya, Muyun Lan," ujar seseorang di antara kerumunan kultivator dengan suara keras. Orang-orang langsung menjadi gaduh. Muyun Lan—sang jenius terkemuka dari Benua Nanhai—juga datang kemari untuk memeriksa peti mati ilahi itu.     

Ye Futian, yang juga berada di antara kerumunan kultivator, memusatkan pandangannya pada Muyun Lan. Sepertinya Muyun Lan tidak terima dengan kegagalan yang dia alami saat berada di Benua Cangyuan. Dia sudah tidak sabar ingin mencoba lagi setelah mereka tiba di Benua Shangqing.     

Muyun Lan memang tidak puas dan kesal dengan apa yang dia alami sebelumnya. Ketika berada di Benua Cangyuan, dia sama sekali tidak bisa bergerak ke depan meskipun dia sangat ingin melihat bagian dalam dari peti mati ilahi itu. Dia berulang kali bertanya pada Ye Futian apa yang ada di dalamnya, tetapi Ye Futian tidak pernah menjawab pertanyaannya. Muyun Lan merasa sangat terhina dalam kondisi seperti itu.     

Tidak lama kemudian, ayah mertuanya dan sosok terkemuka lainnya pun tiba di sana. Bahkan dengan kekuatan mereka yang luar biasa, mereka tidak bisa melihat jasad suci di dalam peti mati ilahi itu secara langsung. Sekarang, Muyun Lan semakin berambisi untuk melihat betapa mengerikannya jasad suci itu dan kenapa kebanyakan orang tidak bisa memandangnya, meskipun hanya sekilas.     

Kali ini, Muyun Lan telah mempersiapkan diri. Selain itu, dia berencana untuk melihat bagian dalam peti mati ilahi itu dari atas, jadi dia tidak akan dihempaskan oleh kekuatan yang dahsyat itu lagi. Tubuhnya disinari dan dilindungi oleh cahaya suci dari Jalur Agung yang menakjubkan, dan kedua matanya bersinar dengan cahaya keemasan.     

Dia terus bergerak ke depan dan akhirnya tiba di langit di atas peti mati ilahi tersebut. Saat dia memandang peti mati ilahi itu, sepertinya dia bisa melihat rune dari Jalur Agung yang tak ada habisnya alih-alih sebuah jasad di dalamnya. Pada detik berikutnya, rune-rune dari Jalur Agung itu langsung menerjang ke matanya.     

Huru-huru kuno itu menerobos pertahanannya dan menusuk matanya dalam sepersekian detik. Tidak peduli sekuat apa pun seorang kultivator, mata selalu menjadi titik lemah mereka. Meskipun Muyun Lan telah mempersiapkan diri secara mental, namun dia harus bergegas memejamkan matanya. Dia terdorong beberapa langkah ke belakang, dan tubuhnya bergetar hebat. Para penonton melihatnya menutupi matanya dengan kedua tangannya. Darah merembes melalui jari-jarinya dan mengalir di pipinya.     

Banyak orang tercengang saat menyaksikan pemandangan itu. Mereka berdiri di tempat masing-masing dan tidak bisa berkata-kata ketika menyaksikan Muyun Lan menderita di udara. Bahkan seorang kultivator kuat sepertinya terluka parah sehingga mengeluarkan darah dari matanya. Orang-orang hanya bisa menebak apa yang bisa dilakukan oleh jasad suci itu pada manusia biasa. Muyun Lan akan kehilangan penglihatannya jika dia mencoba melakukannya lagi. Besarnya bahaya dalam tantangan ini benar-benar tidak bisa dibayangkan oleh siapa pun.     

Apa sebenarnya yang dilihat oleh Muyun Lan?     

Tidak ada yang berani melihat peti mati ilahi di hadapan mereka itu. Tindakan itu juga sangat berisiko.     

Nanhai Qianxue bergegas menghampiri Muyun Lan untuk memeriksa kondisinya. Muyun Lan menyingkirkan tangannya dan menggelengkan kepalanya pada Nanhai Qianxue. Dia berkata, "Aku baik-baik saja."     

Meskipun dia berusaha menyakinkan istrinya bahwa dia baik-baik saja, namun dia tetap saja bisa merasakan perih di matanya dan tidak akan pernah melupakan kekuatan yang terkandung di dalam setiap rune itu.     

"Jangan mencoba melihatnya lagi," ujar Nanhai Qianxue dengan suara pelan. Meskipun dia juga tertarik pada jasad suci itu, namun dia menahan rasa penasarannya itu dan tidak mencoba melihatnya secara langsung.     

"Ya," jawab Muyun Lan sambil menganggukkan kepalanya. Satu kali percobaan sudah cukup baginya. Setidaknya dia sudah melihat isi dari peti mati ilahi itu dengan mata kepalanya sendiri dan memenuhi ambisinya saat dia berada di Benua Cangyuan.     

Dia teringat apa yang telah terjadi sebelumnya dan akhirnya mengetahui alasan kenapa Ye Futian tidak menjawab pertanyaannya bahkan setelah dia memandang jasad suci itu beberapa kali. Mungkin Ye Futian tidak tahu bagaimana menjelaskan apa yang dilihatnya dalam kata-kata.     

"Muyun Lan, bagaimana rasanya?" seseorang bertanya. Banyak kultivator terkemuka ikut menyaksikan penampilan Muyun Lan di barisan depan. Mereka adalah para kultivator dari berbagai macam pasukan terkemuka. Beberapa dari mereka sempat berhenti di Benua Cangyuan sebelumnya, namun sebagian besar dari mereka langsung pergi ke Benua Shangqing dan baru mengetahui tentang jasad suci Kaisar Agung Shenjia dari Tetua mereka masing-masing.     

"Tidak peduli berapa tahun telah berlalu semenjak Kaisar Agung Shenjia meninggal dunia, jasad sucinya bukanlah sesuatu yang bisa kita manfaatkan. Kita bahkan tidak bisa melihatnya meskipun hanya sekilas. Sepertinya hanya seorang Kaisar Agung yang berani menantang Jalur Surgawi yang bisa melakukannya," ujar Muyun Lan. Dia tidak terlihat sombong seperti biasanya. Lagipula, bagaimana mungkin dia bisa tetap menyombongkan diri ketika dia bahkan tidak bisa melihat jasad suci itu?     

Sebagai seorang Renhuang tingkat kedelapan dengan Roda Ilahi yang sempurna, dia dapat dianggap sebagai sosok yang tak tertandingi di antara rekan-rekannya. Terlepas dari beberapa kultivator tingkat atas, hanya segelintir kultivator di seluruh penjuru Wilayah Shangqing yang mampu menjadi tandingannya. Namun meski demikian, tidak peduli sekuat apa pun dirinya, dia tetap saja terlihat seperti seekor semut kecil yang tentu saja tidak bisa disejajarkan dengan Kaisar Agung Shenja.     

Semakin banyak kultivator kuat yang dia temui, dia semakin memahami apa itu kultivasi dan mampu menahan emosinya.     

Banyak orang terkejut dengan ucapan Muyun Lan. Mereka menyadari perubahan dalam dirinya dan merasa bahwa dia adalah sosok yang berbeda dari sebelumnya. Orang-orang terdekat Muyun Lan mengenalnya sebagai sosok yang sangat angkuh dan sombong. Namun meski demikian, sikapnya langsung berubah saat dihadapkan dengan jasad suci Kaisar Agung Shenjia.     

"Kudengar ada seseorang yang tampil lebih baik darimu di Benua Cangyuan," ujar seseorang. Dengan ekspresi datar, Muyun Lan menjawab, "Ya."     

Faktanya, Ye Futian memang tampil lebih baik darinya saat mereka berdua berusaha menerobos masuk ke dalam salah satu reruntuhan di Benua Cangyuan. Dia tidak bisa membantah hal tersebut.     

"Dari mana pria bernama Ye Futian ini berasal? Kudengar dia berani menerobos masuk ke dalam kediaman Keluarga Duan dan tidak ada seorang pun yang mampu menghentikannya," seseorang bertanya.     

"Duan Qiong adalah kultivator paling menonjol di antara jajaran anggota dari Keluarga Duan. Mereka juga memiliki beberapa Renhuang tingkat kesembilan lainnya, walaupun mereka tidak sekuat Duan Qiong. Dikabarkan bahwa Ye Futian hanyalah seorang Renhuang tingkat kelima. Pencapaiannya yang begitu mengesankan sudah cukup untuk membuat namanya dikenal di seluruh penjuru Wilayah Shangqing," sosok lainnya menimpali. Orang-orang yang terlibat dalam perbincangan ini semuanya adalah kultivator terkenal dari berbagai macam pasukan terkemuka.     

Ye Futian adalah nama yang semakin sering diperbincangkan akhir-akhir ini, dan mereka bahkan mendengar orang-orang di Benua Shangqing beberapa kali membicarakan tentangnya.     

"Seharusnya dia juga berada di sini," seseorang bergumam sambil mengamati kerumunan kultivator di sekelilingnya, berusaha mencari keberadaan Ye Futian.     

Duan Qiong tidak begitu senang saat mendengar orang-orang ini membicarakan tentang pencapaian yang dilakukan oleh Ye Futian di kediaman Keluarga Duan. Meski begitu, dia tidak mempermasalahkannya karena dia sudah menjadi teman Ye Futian sekarang.     

Tidak lama kemudian, banyak orang memusatkan pandangan mereka pada Duan Qiong dan Ye Futian. Tampaknya mereka mengenali keduanya.     

Banyak orang sudah tidak asing dengan Duan Qiong. Mereka menduga bahwa pria berambut abu-abu di sebelahnya adalah Ye Futian. Dia adalah seorang pria tampan dan gagah, berpakaian putih, serta memiliki temperamen yang menakjubkan.     

Ye Futian berdiri di tempatnya dengan tenang. Banyak orang tanpa sadar menjaga jarak darinya dan Duan Qiong. Namun, area kosong yang dihasilkan justru semakin menarik perhatian.     

Ye Futian terkejut saat melihat bahwa orang-orang di ibukota Benua Shangqing ini mengetahui tentang dirinya. Dia menduga bahwa hal ini disebabkan oleh berita mengenai dirinya yang mampu memandang jasad suci saat berada di Benua Cangyuan.     

"Rumor mengatakan bahwa kau dan Muyun Lan sama-sama memasuki reruntuhan di Benua Cangyuan. Selain itu, kau telah melihat jasad suci di dalam peti mati ilahi itu, bukan?" Seseorang bertanya pada Ye Futian.     

"Ya, aku memang melihatnya," jawab Ye Futian sambil mengangguk.     

Jawaban yang diberikan oleh Ye Futian menghilangkan ketakutan yang dirasakan oleh beberapa orang. Baik Ye Futian maupun Muyun Lan telah melihat jasad suci di dalam peti mati ilahi itu dan hanya menderita luka ringan. Renhuang yang muncul sebelumnya pasti kehilangan penglihatannya karena kekuatannya yang relatif lemah.     

Tidak peduli betapa mengerikannya jasad suci itu, mereka kini merasa yakin bahwa mereka tidak akan menjadi buta jika mereka mencoba mengintip bagian dalam dari peti mati ilahi tersebut.     

"Seperti apakah jasad suci dari Kaisar Agung Shenjia itu?" sosok yang sama bertanya lagi.     

"Tidak bisa dilihat," Ye Futian mengangkat kepalanya dan menjawab dengan tenang.     

"Tidak bisa dilihat?" Semua orang tampak bingung. Baik Ye Futian maupun Muyun Lan telah melihat jasad suci itu secara langsung, lalu kenapa Ye Futian mengatakan bahwa jasad suci itu tidak bisa dilihat?     

"Apakah kau ingin mengatakan bahwa kami sebaiknya tidak melihatnya secara langsung?" Seseorang bertanya untuk memastikan.     

"Jika kau ingin mendengar pendapatku, menurutku jasad suci itu tidak bisa dilihat. Pemimpin Wilayah juga sudah memberi peringatan pada kita, bahkan mengeluarkan sebuah larangan," jawab Ye Futian dengan nada datar. Dia tidak peduli apa anggapan mereka mengenai jawabannya ini.     

"Apa kau akan melihatnya lagi?" seseorang bertanya.     

"Ya," jawab Ye Futian sambil menganggukkan kepalanya. Jawabannya ini mengundang keributan bagi kultivator lainnya.     

Ye Futian baru saja memberitahu mereka bahwa jasad suci itu tidak bisa dilihat. Namun sekarang dia mengatakan bahwa dia akan melihat jasad suci itu lagi. Apa maksud dari sikapnya ini?     

Apakah dia menyiratkan bahwa semua kultivator lebih lemah darinya?     

Sosok-sosok terkemuka juga mengalihkan pandangan mereka pada Ye Futian. Seorang pria paruh baya berbicara dengan suara keras, "Sungguh jawaban yang luar biasa dari sosok terkemuka di Desa Empat Sudut. Kemampuanmu memang sesuai dengan reputasi yang kau miliki."     

Ye Futian bisa merasakan getaran yang kuat di dekatnya ketika pria itu berbicara. Dia terkejut dan berbalik untuk mencari dimana sumber energi itu berada. Secara mengejutkan, Si Buta Tie sedang berdiri menghadap pria paruh baya itu sambil memancarkan kekuatan yang dahsyat dari tubuhnya.     

Si Buta Tie selalu bersikap tenang dan tidak banyak berbicara sejak Ye Futian pertama kali bertemu dengannya. Setelah Si Buta Tie kehilangan penglihatannya, dia menjadi seorang pandai besi di Desa Empat Sudut selama bertahun-tahun sambil terus mengkultivasi kemampuan dan jiwanya.     

Reaksi yang ditunjukkan oleh Si Buta Tie membuat Ye Futian tertarik pada pria paruh baya itu. Si Buta Tie kehilangan penglihatan dan kepercayaannya pada orang-orang dari dunia luar karena dia telah dikhianati oleh salah satu temannya, yang juga mencuri Teknik Ilahi darinya beberapa dekade yang lalu.     

Pria paruh baya itu sepertinya memiliki kekuatan yang mengerikan. Ye Futian menduga bahwa dia adalah orang yang membuat Si Buta Tie kehilangan penglihatannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.