Legenda Futian

Kekuatan Ilahi yang Terpendam



Kekuatan Ilahi yang Terpendam

0Seluruh bagian dari Istana Divine Solar saat ini telah berubah menjadi sebuah Tungku Matahari Ilahi yang mengerikan dan terus menyebar ke kejauhan. Dengan menjadikan Istana Divine Solar sebagai titik pusatnya, area yang luas itu pun terbakar, dan permukaan tanah akan dihancurkan oleh hawa panas yang dahsyat itu.      2

Banyak orang melayang ke udara dan bergerak menuju ke atas langit, mencoba melarikan diri dari kobaran api yang mengerikan itu. Namun, karena Istana Divine Solar berada di titik pusat api, hanya beberapa orang yang bisa melarikan diri, dan banyak kultivator yang binasa di bawah kobaran api Jalur Agung yang mengerikan tersebut. Mereka tewas terbunuh hingga tubuh mereka terbakar habis.     

"Bahkan anggota mereka sendiri ditelantarkan." Ye Futian dan yang lainnya memandang ke bawah dari atas langit. Sosok terkemuka yang telah melewati Ujian Para Dewa itu telah menyulut kobaran api ilahi dari pusat bumi. Aura api yang mengerikan menyebar ke seluruh tempat, dan dia tampaknya telah berubah menjadi satu sosok dewa api yang dikelilingi oleh cahaya api ilahi dan membuat tidak ada satu orang pun yang bisa mendekatinya. Siapa pun yang mencoba mendekatinya akan dibakar hidup-hidup.     

"Kejam sekali." Semua orang bergumam dalam hati. Sosok yang sangat kuat dari Dunia Atas ini tampaknya memang tidak peduli dengan nasib para kultivator dari Istana Divine Solar. Untuk membangkitkan Api Ilahi Bumi, dia tidak ragu-ragu untuk mengorbankan nyawa orang-orang dari Istana Divine Solar.     

"Hati-Hati!" Renhuang Chen mengingatkan Ye Futian. Kultivator dari Gunung Dewa Matahari ini tidak bisa merelakan Api Ilahi Bumi dari Dunia Matahari, itulah sebabnya dia tidak bersedia pergi dari dunia ini. Selain itu, dia cukup yakin bahwa para kultivator dari Akademi Heavenly Mandate tidak dapat mengalahkannya. Lagipula, tanpa bantuan dari tubuh Kaisar Agung Shenjia, tidak banyak orang yang bisa bersaing dengannya.     

Saat merasakan aura dari kultivator lainnya, Renhuang Chen juga mendeteksi ancaman yang samar. Meskipun Ye Futian telah mencapai Renhuang tingkat atas, namun jika dia diserang oleh seseorang di tingkat ini, dia pasti akan mati karenanya. Jadi, dia harus mengingatkan Ye Futian untuk ekstra hati-hati.     

*Boom* Sebuah aura yang mengerikan menyebar di udara, dan kobaran api ilahi yang tak terbatas langsung memenuhi seluruh tempat. Wilayah dalam cakupan ribuan mil jauhnya kini telah berubah menjadi dunia yang dipenuhi oleh api, seolah-olah itu adalah dunia yang diciptakan oleh kobaran api ilahi. Kultivator dari Gunung Dewa Matahari itu tampaknya juga telah berubah menjadi satu sosok Dewa Matahari yang sesungguhnya, dimana Roda Ilahi berbentuk matahari muncul di belakang punggungnya. Cahaya suci ditembakkan ke arah Ye Futian dan kelompoknya yang berada di udara dengan membawa kekuatan penghancur yang mengerikan di dalamnya.     

Renhuang Chen mengulurkan tongkat di tangannya. Tiba-tiba, sebuah area bintang muncul di sekitar kelompoknya. Mereka dikelilingi oleh cahaya bintang serta langit berbintang. Cahaya Ilahi Matahari langsung menyinari bintang-bintang ini sampai kobaran api ilahi yang mengerikan itu tampaknya melahap mereka semua. Permukaan bintang-bintang tersebut mulai terbakar sedikit demi sedikit.     

Apa yang terjadi di area ini terlalu mengerikan untuk dilihat. Banyak kultivator dari Istana Divine Solar terlihat putus asa. Bertarung di sini sama saja seperti menjemput ajal mereka sendiri. Tidak akan ada satu orang pun yang selamat. Sosok terkemuka dari Dunia Atas itu bermaksud untuk mengubur mereka semua di sini. Tidak heran beberapa kultivator dari Gunung Dewa Matahari sudah pergi sebelumnya.     

Tampaknya dia sudah memiliki sebuah rencana, dan dia sama sekali tidak mempertimbangkan keberadaan Istana Divine Solar di Dunia Bawah. Baginya, semua orang yang berada di sini sama seperti kawanan semut, tidak ada gunanya sama sekali, Satu-satunya hal yang penting di matanya adalah Dunia Matahari itu sendiri.     

Hal ini menyebabkan para kultivator dari Istana Divine Solar merasakan kesedihan yang mendalam. Sangat menggelikan bahwa mereka mengira kultivator dari Gunung Dewa Matahari itu akan melindungi mereka. Mereka tidak menyangka bahwa sosok itu bahkan tidak pernah mempertimbangkan keselamatan mereka, jadi bagaimana mungkin dia peduli apakah mereka hidup atau mati?     

Di bawah kekuatan Api Ilahi Matahari, bintang-bintang itu mulai menunjukkan tanda-tanda akan meleleh. Renhuang Chen memandang ke bawah dan berkata, "Dia meminjam kekuatan dari bawah tanah."     

"Di antara Sembilan Dunia Jalur Supremasi, Batu Ilahi Bayangan sudah ditemukan di dalam Dunia Bayangan. Hal yang sama mungkin juga berlaku bagi Dunia Matahari. Mungkin ada benda ilahi yang tersimpan di dalam dunia ini, yang mungkin menjadi awal dari terciptanya Dunia Matahari. Kultivator dari Gunung Dewa Matahari itu datang ke Dunia Bawah dan pasti sudah mulai menggali benda-benda ilahi di dalam Dunia Matahari. Tidak aneh jika dia bisa memanfaatkan kekuatannya," ujar Ye Futian. Renhuang Chen mengangguk pelan sebagai tanggapan. Dia berasal dari Pecahan Ziwei, dan dia tidak begitu mengetahui tentang semua yang terjadi di Dunia Asal.     

Namun, dia sudah mendengar bahwa Pecahan Ziwei awalnya adalah sebuah batu raksasa yang tersegel di dalam Dunia Ziwei.     

Kultivator dari Gunung Dewa Matahari itu mengulurkan kedua tangannya, dan sosok yang mirip dengan Dewa Matahari itu terlihat sangat mengerikan. Kobaran api ilahi yang mengalir keluar dari pusat bumi itu berkumpul dan berubah menjadi Pedang Dewa Matahari yang mengerikan. Tapi tidak hanya itu saja, arus Jalur Agung beredar di atasnya seolah-olah mengandung sumber kekuatan Jalur Agung di dalamnya dan juga telah menyatu lalu membentuk banyak Pedang Dewa Matahari.     

Dalam sekejap, Pedang Dewa Matahari yang tak terhitung jumlahnya itu dikerahkan ke bawah secara bersamaan, mengincar permukaan tanah yang dikelilingi oleh langit berbintang di atasnya.     

*Brak, Brak* Rentetan serangan yang mengerikan itu mendarat dan membuat bintang-bintang itu hancur satu per satu di bawah serangan Pedang Dewa Matahari tersebut. Serangan mengerikan itu terus bergerak ke depan, membunuh semua kultivator yang berada di dekatnya. Pada saat yang bersamaan, kobaran api ilahi di area ini menyebar ke bawah untuk membakar semua yang ada di sana.     

Renhuang Chen mengambil satu langkah ke depan, dan dalam sekejap, seberkas cahaya suci yang mengerikan terpancar dari tubuhnya. Pancaran cahaya bintang juga muncul dan berubah menjadi sebuah tirai cahaya bintang yang berusaha menangkis kobaran api ilahi tersebut. Pada saat yang bersamaan, kekuatan yang mengerikan mengalir di dalam tongkat milik Renhuang Chen. Saat dia mengarahkan tongkatnya ke depan, banyak pedang bintang tiba-tiba bermunculan dan dikerahkan menuju Pedang Dewa Matahari itu sebelum akhirnya bertabrakan satu sama lain.     

Namun secara mengejutkan, serangan yang dilancarkan oleh Renhuang Chen berada dalam posisi yang tidak menguntungkan. Pedang Bintang miliknya berhasil ditembus oleh Pedang Dewa Matahari lawannya, dan tirai cahaya bintang yang dia ciptakan saat ini berada di ambang kehancuran.     

"Kita harus menyegel kekuatan dari bawah tanah itu," ujar Ye Futian sambil mengalihkan pandangannya ke area di bagian bawah. Tampaknya pria dari Gunung Dewa Matahari ini dapat memanfaatkan kekuatan ilahi yang tersimpan di bawah tanah untuk mengerahkan kekuatan yang dahsyat. Tidak heran dia enggan untuk pergi dari Dunia Matahari. Sepertinya dia tidak menggali satu pun benda ilahi dari Dunia Matahari, tapi dia bisa meminjam sebagian dari kekuatannya.     

"Aku akan mengatasinya." Kaisar Millet angkat bicara saat dia sudah bergerak menuju permukaan tanah dengan membawa menara pengintai ilahi di punggungnya. Pada saat yang bersamaan, dia berkata pada Renhuang Chen, "Kau tahu apa yang harus kau lakukan."     

Renhuang Chen memahami maksud dari ucapannya itu–dia harus memperlambat pergerakan musuh sehingga Kaisar Millet memiliki waktu untuk menyegel kekuatan ilahi yang muncul dari bawah tanah.     

*Boom* Kekuatan yang lebih mengerikan dari sebelumnya muncul di tubuh Renhuang Chen. Rasanya seolah-olah dia telah berubah menjadi sebuah dunia bintang miliknya sendiri. Cahaya bintang yang tak terbatas mengalir saat dia terus bergerak ke depan dengan membawa tongkat di tangannya. Tiba-tiba, Pedang-Pedang Dewa Matahari itu terus menerus dihancurkan saat kekuatan yang dahsyat muncul dari tubuhnya dan langsung dikerahkan menuju lawannya dari jarak dekat.     

Saat kultivator dari Gunung Dewa Matahari itu melihat serangan yang semakin mendekat, kobaran api suci ditembakkan dari kedua mata, dan sosok yang menyerupai Dewa Matahari itu pun terus bergerak ke depan. Telapak tangannya yang tampaknya telah berubah menjadi sebuah Tungku Matahari Ilahi itu diulurkan ke depan, berniat untuk menghanguskan tubuh Renhuang Chen.     

Tongkat di tangan Renhuang Chen mengenai telapak tangan yang menyerupai tungku matahari itu. Sebuah kekuatan yang mengerikan menyebar ke seluruh tempat, seolah-olah berniat menghancurkan bumi dan langit. Namun, area tempat mereka berada tetap stabil tanpa ada tanda-tanda kerusakan, juga tidak ada retakan kegelapan yang bermunculan. Hal ini dikarenakan seluruh area ini telah dikendalikan oleh mereka berdua dan diselimuti oleh kekuatan Jalur Agung mereka masing-masing.     

Pada saat ini, Kaisar Millet membawa menara pengintai ilahi miliknya ke bawah. Sebuah kekuatan surgawi muncul secara tiba-tiba di dalam menara pengintai ilahi yang kini mengalir ke permukaan tanah!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.