Legenda Futian

Kebenaran Kala Itu



Kebenaran Kala Itu

0Ye Futian, Gu Dongliu, dan yang lainnya telah kembali dari Ilahi. Sudah jelas, banyak hal yang ingin mereka bicarakan satu sama lain. Akan tetapi, malam ini terasa begitu sunyi.     2

Pagi harinya, suasana di Akademi Heavenly Mandate masih terlihat sunyi senyap. Murid-murid akademi tampaknya menjadi lebih bersemangat. Kepercayaan diri mereka pada masa depan akademi sudah kembali setelah menyaksikan kembalinya Ye Futian dan rekan-rekannya. Mereka tidak lagi merasa pesimis seperti sebelumnya.     

Kekacauan yang terjadi di 3.000 Dunia Jalur Agung membuat Dekan Akademi Heavenly Mandate, Lord Taixuan, terluka parah. Sebelumnya, anggota akademi memiliki sikap yang sama dengan Lord Taixuan karena mereka pesimis terhadap nasib Akademi Heavenly Mandate di masa depan. Mereka tidak yakin bahwa akademi ini bisa bertahan selamanya. Jika mereka tidak ingin dimusnahkan, cepat atau lambat mereka harus membubarkan diri agar mereka tetap aman.     

Namun, kembalinya Ye Futian dan rekan-rekannya bagaikan secercah cahaya di antara kegelapan yang menyinari Akademi Heavenly Mandate secara keseluruhan.     

Mungkin mereka benar-benar mampu melewati masa krisis ini dan bertahan di tengah-tengah dunia yang kacau ini.     

Ye Futian beristirahat di kediaman Hua Fengliu sehari sebelumnya. Keesokan paginya, Ye Futian bangun lebih awal. Dia menyajikan teh dan menyapa semua gurunya. Orang pertama yang dia temui adalah Hua Fengliu dan Nandou Wenyin. Setelah itu, Qin Xuanguang dan kemudian Douzhan. Dia mengunjungi guru-gurunya dan berjalan-jalan di sekitar kediaman mereka sambil berbincang-bincang dengan saudara-saudaranya.     

Sekarang, tingkat Plane-nya telah melampaui beberapa gurunya. Namun, masing-masing dari mereka telah membantunya berkultivasi pada periode waktu yang berbeda-beda di masa lalu, dan kebaikan mereka adalah sesuatu yang tidak akan pernah bisa dilupakan oleh Ye Futian. 20 tahun telah berlalu, dan dia tidak menunaikan kewajibannya sebagai murid dengan baik. Jadi, wajar jika dia harus lebih perhatian dan patuh pada mereka setelah dia kembali ke Dunia Asal.     

Setelah menyajikan teh dan menyapa guru-gurunya, Ye Futian pun kembali ke kediamannya. Kemudian dia pergi membuat ramuan untuk guru-gurunya serta anggota akademi lainnya.     

Adapun situasi di luar Akademi Heavenly Mandate, dia ingin mengesampingkannya untuk sementara waktu.     

Namun, saat Ye Futian sedang bersiap-siap untuk membuat ramuan, dia mendapati bahwa dirinya kesulitan untuk melakukan hal tersebut. Dan alasannya adalah, ada begitu banyak orang yang ingin bertemu dengannya.     

"Kakak Ye." Ling'er sudah tumbuh dewasa sekarang, Namun, tindakannya dalam memanggil Ye Futian sebagai 'Kakak Ye' masih menyiratkan semangat masa mudanya.     

Dewi dari Istana Divine Youyue, Chang Xi, juga sudah kembali dari Prefektur Ilahi. Dia juga datang mengunjungi Ye Futian. Fei Xue juga datang dari kediaman neneknya, Shen Luoxue, untuk mendiskusikan beberapa hal dengan Ye Futian. Dalam waktu singkat, sebuah kerumunan besar telah terbentuk di sekitar Ye Futian.     

Ye Futian tidak menyangka bahwa mereka akan datang berkunjung secepat ini. Jadi, dia tidak punya pilihan selain menunda proses pembuatan ramuan dan pilnya.     

Sudah lama Akademi Heavenly Mandate tidak seramai ini sebelumnya.     

Namun, ketenangan di Akademi Heavenly Mandate tidak bisa bertahan lama. Kumpulan awan dan hembusan angin di atas Kota Heavenly Mandate bergejolak, dan sebuah aura yang mengerikan menyebar dari kejauhan, lalu menekan ke seluruh penjuru kota. Sejak berdirinya Akademi Heavenly Mandate di dalam Kota Heavenly Mandate, kota kuno ini telah melalui beberapa peristiwa besar seperti ini sebelumnya. Akibatnya, orang-orang di Akademi Heavenly Mandate saat ini memandang ke arah langit dengan tenang saat mereka bertanya-tanya, 'Apa yang sedang terjadi? Sosok terkemuka mana lagi yang tiba di sini?'     

Di dalam berbagai macam paviliun dari Akademi Heavenly Mandate, banyak orang menatap tajam ke arah langit dan memusatkan pandangan mereka pada para kultivator yang datang dari dunia lainnya itu.     

Ye Futian, yang sedang asyik berbincang-bincang, mengerutkan keningnya saat menyaksikan pemandangan tersebut. Dia mendongak dan menatap langit. Tatapan matanya menembus langit, dan dia langsung mengetahui siapa yang baru saja datang kemari.     

Cepat sekali!     

Dia baru saja kembali ke Dunia Asal dan tidak punya waktu untuk mengunjungi sosok ini. Namun, orang-orang ini sudah mendengar kabar yang beredar. Mereka bergegas pergi dan tiba lebih awal di Akademi Heavenly Mandate.     

Terlebih lagi, jajaran anggota yang dia bawa masih sama seperti 20 tahun yang lalu; mereka tampak sangat berbahaya.     

Di atas deretan awan yang bergulung, sosok-sosok yang terlihat seperti sekelompok raksasa ilahi itu berdiri tegak sambil memandang semua orang di bagian bawah, terutama mereka yang berada di Akademi Heavenly Mandate.     

Hati para kultivator dari Akademi Heavenly Mandate berdebar kencang. Itu adalah pemandangan yang sudah tidak asing lagi bagi mereka.     

Rasanya seolah-olah mereka telah kembali ke masa lalu, tepatnya ketika pertempuran 20 tahun lalu berlangsung—pertempuran yang bertujuan untuk membunuh Ye Futian, tidak peduli bagaimanapun caranya.     

Bagaimana mungkin Ye Futian melupakan setiap kultivator terkemuka yang ditemuinya kala itu?     

Para kultivator dari Klan Dewa berdiri tegak di tempat masing-masing dengan mengenakan pakaian yang elegan. Sementara itu, kultivator dari Negeri Ilahi Emas dilengkapi dengan pakaian emasnya yang menyilaukan. Ada pula sang pengkhianat dari Akademi Tianshen, Jian Ao, dan anggota Akademi Tianshen; para kultivator dari Istana Divine Solar yang bermandikan cahaya suci matahari, serta Akademi Sky Reaching, Klan Dewa Bela Diri, Kuil Celestial Worthy, dan Akademi Bintang Kaisar. Dan terakhir, siapa yang bisa melupakan para kultivator dari Tanah Suci Taichu. Pria paruh baya berjubah putih dan Kaisar Perang Jubah Ungu juga hadir di sana.     

Terlepas dari sosok-sosok terkemuka itu, para Renhuang dari berbagai macam pasukan juga berada di sana. Pasukan-pasukan ini tidak berasal dari satu lokasi tertentu. Sebaliknya, mereka saling berkomunikasi satu sama lain dan datang kemari pada saat yang bersamaan. Mereka semua tiba di Kota Heavenly Mandate dan berkumpul di Akademi Heavenly Mandate. Oleh sebab itulah, pemandangan dari 20 tahun yang lalu bisa muncul kembali di sini.     

Dalam sekejap, kekuatan yang dahsyat mengguncang langit, dan seluruh penjuru Kota Heavenly Mandate berada di bawah tekanan yang tak tertandingi. Pada saat ini, bahkan para Renhuang di tingkat yang relatif tinggi bisa merasakan napas mereka menjadi semakin cepat, detak jantung mereka meningkat, dan darah mereka terpompa lebih cepat.     

Sungguh jajaran anggota yang mengerikan. Jika dibuat perbandingan, Renhuang biasa terlihat seperti kawanan semut. Mereka bahkan tidak akan bisa bergabung dengan kelompok tersebut.     

Sosok-sosok terkemuka ini memusatkan pandangan mereka pada Ye Futian. Mereka telah mendengar tentang kembalinya Ye Futian. Beberapa pasukan merasa cukup gelisah saat mendengar berita ini, terutama pasukan-pasukan yang relatif lemah. Mereka juga mendengar bahwa Ye Futian tidak hanya kembali hidup-hidup, tetapi dia juga membawa sekelompok kultivator kuat bersamanya dan membunuh Pendeta Sekte Mithra.     

Misi kali ini dipimpin oleh Klan Dewa, Akademi Tianshen, serta beberapa pasukan terkemuka lainnya dari Dunia Imperial. Bagaimanapun juga, sebagian besar dari mereka bermarkas di Dunia Imperial. Tidak peduli apa pun alasannya, jika Ye Futian masih hidup dan berhasil mengumpulkan sekelompok sekutu yang kuat, sehingga mereka harus datang dan melihatnya secara langsung. Bagaimanapun juga, aliansi yang kuat ini mampu membunuh Pendeta Sekte Mithra dengan mudah. Ye Futian adalah ancaman besar bagi mereka semua. Jika targetnya bukanlah Pendeta Sekte Mithra, melainkan salah satu dari mereka, maka apa yang akan terjadi?     

"Dia benar-benar masih hidup." Pemimpin Klan Dewa memandang ke bawah, tepatnya ke arah Ye Futian. Rasanya hal ini seperti tidak nyata. Dalam pertempuran kala itu, salah satu sosok terkemuka dari Klan Dewa dan Tetua Agung Shen Ji tewas dalam pertempuran. Mereka menderita kerugian besar, tetapi setidaknya mereka berpikir bahwa mereka telah menyingkirkan Ye Futian untuk selamanya.     

Namun saat ini, Ye Futian berada di hadapan mereka. Siapa pun bisa membayangkan bagaimana perasaannya saat ini.     

Tatapan mata Pemimpin Negeri Ilahi Emas juga sangat tajam, bahkan mampu menembus langit. Dia ingin membunuh Ye Futian sekarang juga. Dua putranya tewas di tangan Ye Futian saat itu. Karena itulah, membunuh Ye Futian adalah suatu keharusan baginya. Pertempuran 20 tahun lalu itu bisa terjadi karena tekad kuat mereka masing-masing.     

Semua orang mengira Ye Futian sudah mati, bahkan jasadnya tidak dapat ditemukan saat itu. Namun, dia ternyata masih hidup, dan dia bahkan terlihat jauh lebih kuat daripada sebelumnya.     

Dekan Akademi Tianshen, Jian Ao, menatap Ye Futian. Kala itu, meskipun upaya pembunuhan yang dia lakukan terhadap Ye Futian adalah suatu ketidakadilan, karena bagaimanapun juga, Ye Futian telah menyelamatkan Jian Qingzhu sebelumnya. Ye Futian terlalu luar biasa. Keberadaannya benar-benar mendominasi seluruh generasi. Bahkan Jian Qingzhu tidak memiliki harapan untuk disejajarkan dengannya. Dia ingin mengirim Jian Qingzhu ke Prefektur Divine untuk berlatih dan memberinya kesempatan mengikuti Puteri Donghuang sehingga Keluarga Jian bisa kembali ke Prefektur Ilahi.     

Karena itulah, dia ingin membunuh Ye Futian dan membukakan jalan bagi Jian Qingzhu. Dia ingin menjadikan Jian Qingzhu sebagai kultivator nomor satu di Dunia Asal.     

Selain sosok-sosok terkemuka ini, beberapa wajah yang dikenal oleh Ye Futian juga berada di sana, termasuk satu sosok berpengaruh yang menjadi rivalnya kala itu.     

Mereka mendengar kabar bahwa Ye Futian sekarang menjadi sangat kuat, sehingga dia bahkan mampu membunuh Renhuang tingkat kesembilan!     

"Hai, kuharap kalian semua baik-baik saja," ujar Ye Futian sambil memandang sosok-sosok familiar yang muncul di atas langit. Orang-orang ini ingin membunuhnya dan memusnahkannya dari dunia ini. Dia juga memiliki pemikiran yang sama. Jika dia memiliki kekuatan yang mumpuni, dia akan membunuh mereka semua tanpa ragu-ragu.     

"Bagaimana caranya kau bisa selamat kala itu?" tanya Pemimpin Klan Dewa sambil menatap Ye Futian. Dendam terdalam di antara mereka adalah dendam antara Ye Futian dan Klan Dewa, serta Negeri Ilahi Emas. Dendam di antara mereka sudah terbentuk sejak lama. Mereka menderita kerugian besar dalam pertempuran melawan Akademi Heavenly Mandate dengan imbalan kematian Ye Futian. Namun, mereka sekarang menyadari bahwa mereka sebenarnya tidak mendapatkan apa pun sebagai imbalan.     

Pertanyaan yang diajukan oleh Pemimpin Klan Dewa juga muncul di benak kultivator lainnya. Bagaimana caranya bisa bertahan hidup Ye Futian kala itu?     

"Aku sudah mengatakannya sebelumnya. Kuucapkan terima kasih karena kalian semua telah membukakan celah spasial yang mengirimku ke Prefektur Ilahi untuk berlatih saat itu," ujar Ye Futian sambil tertawa. "Mungkin jika aku tetap berada di Dunia Asal, kultivasiku tidak akan bisa berkembang secepat ini."     

Kekuatan yang dahsyat menekan dari atas langit. Mereka-lah yang mengirimkan Ye Futian ke Prefektur Ilahi?     

"Tidak mungkin," ujar Shen Gao dari Klan Dewa sambil menatap Ye Futian. Kemudian, dia melanjutkan kata-katanya, "Serangan itu mendarat di tubuhmu terlebih dahulu sebelum membentuk celah di ruang hampa. Aku yakin kau pasti sudah mati. Kecuali… Kau menggunakan benda ilahi untuk menangkis serangan itu dan lolos dari ajalmu sendiri."     

Kata-kata yang diucapkan oleh Shen Gao sama seperti apa yang dipikirkan oleh kultivator lainnya. Namun, serangan semengerikan itu seharusnya mampu menghancurkan peralatan ritual yang kuat sekali pun. Hanya benda ilahi yang mampu menangkis serangan tersebut.     

Ye Futian... Benda ilahi macam apa yang dia miliki?     

Gai Qiong tiba-tiba teringat akan sesuatu. Dia menyipitkan matanya, dan wajahnya tampak muram.     

Meskipun dia memiliki beberapa tebakan, namun dia tidak berani mengungkapkannya pada publik.     

Dia tidak punya bukti yang mampu mendukung tebakannya itu.     

Meskipun dia memilikinya, kemungkinan besar dia tidak berani mengatakannya di depan semua orang.     

Sebelum pertempuran itu berlangsung, Puteri Donghuang mengatakan bahwa dia harus adil dalam memberikan imbalan dan hukuman bagi kedua belah pihak. Pertama-tama, sang puteri memberi Ye Futian sebuah pusaka. Kemudian, dia menyetujui pertempuran itu.     

Kala itu, dia sempat bertanya-tanya hadiah macam apa yang diberikan oleh Puteri Donghuang pada Ye Futian.     

Sekarang setelah Ye Futian kembali hidup-hidup, sepertinya dia bisa menebak bahwa Puteri Donghuang telah menghadiahkan Ye Futian dengan sebuah benda ilahi yang memungkinkan Ye Futian untuk bertahan hidup dalam pertempuran itu. Jika dipikirkan dengan seksama, pertempuran besar itu tampak seperti disengaja.     

Namun, pada saat itu, Ye Futian benar-benar dalam situasi yang menyedihkan. Karena itulah, tidak ada yang meragukan keinginan Ye Futian untuk menjemput ajalnya sendiri serta tekadnya untuk tewas dalam pertempuran.     

Sekarang, tampaknya dia sudah tahu bahwa dia tidak akan mati saat itu.     

Gai Qiong sudah bisa menebaknya, dan sudah jelas, kultivator lainnya juga tidak bodoh. Setelah pertempuran itu berakhir, Puteri Donghuang mengundang orang-orang yang sangat berbakat untuk mengikutinya ke Prefektur Ilahi dan berlatih di sana. Di antara orang-orang ini, sebagian besar dari mereka adalah kultivator dari Akademi Heavenly Mandate.     

Sepertinya Puteri Donghuang memiliki kesan tersendiri terhadap Ye Futian.     

Saat mereka menyadari hal ini. mereka merasa sedih. Seharusnya mereka membunuh Ye Futian sejak lama; namun, 20 tahun lalu, mereka telah dipermainkan oleh sang puteri.     

Apalagi mereka tidak bisa berbuat banyak tentang hal tersebut. Imbalan dan hukuman yang diberikan oleh sang puteri benar-benar adil dan tidak dapat dipermasalahkan. Ye Futian tentu saja pantas mendapatkannya. Namun, bahkan jika seseorang menyuarakan hal ini, apa yang bisa mereka lakukan? Tindakan Putri Donghuang saat itu juga bukanlah hal yang aneh.     

Kala itu, sang puteri tidak ingin melihat Ye Futian tewas terbunuh!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.