Legenda Futian

Dunia Tanpa Jalur Agung



Dunia Tanpa Jalur Agung

3Muyun Lan berada di bagian depan, dan Ye Futian di belakangnya. Keduanya berjalan secara bersamaan dan melewati pilar-pilar yang menjulang tinggi hingga mencapai langit. Jiwa spiritual tidak bisa digunakan di sini, jadi mereka harus menggunakan mata telanjang untuk mengamati semuanya.     
1

Samar-samar mereka bisa merasakan pancaran tekanan yang mengerikan di bagian depan, jadi mereka mendongak untuk memandang ke kejauhan. Mereka bisa melihat sebuah tangga yang membentang ke arah langit, dan bahkan ada pilar-pilar emas yang tampak lebih megah di puncak tangga tersebut. Semua pilar itu bersinar sangat terang. Seolah-olah ada sesuatu yang lebih mengerikan untuk dilihat di atas sana.     

'Apa yang ada di atas sana?' pikir mereka berdua dalam hati. Muyun Lan sudah mulai berjalan cepat menuju tangga tersebut. Dia memang tidak berjalan terlalu cepat, namun langkahnya sangat kuat dan stabil. Setiap langkah yang dia ambil menciptakan suara yang keras, sehingga membuat siapa pun merasakan sebuah tekanan yang dahsyat.     

Tekanan ini bukanlah sesuatu yang dia keluarkan dengan sengaja. Terdapat suatu kekuatan yang membuat ekspresinya muram saat dia mengarahkan pandangannya ke depan. Ekspresinya tampak muram karena dia bisa merasakan bahwa rangkaian peristiwa ini mungkin benar-benar akan membawa mereka untuk menemukan sebuah peninggalan masa lalu yang sesungguhnya, dan peninggalan itu mungkin saja adalah sesuatu yang ditinggalkan oleh sosok legendaris di masa lalu.     

Muyun Lan bersedia menikah dengan puteri dari Keluarga Nanhai dan menjadi menantu mereka bukan hanya untuk kultivasinya sendiri. Dulu dia berasal dari Desa Empat Sudut dan tidak begitu mengetahui tentang hal-hal lainnya. Pengetahuannya tentang dunia luar sangat terbatas, bahkan nyaris tidak ada sama sekali. Dia hanya mengetahui tentang kultivasi dan keinginannya untuk pergi meninggalkan desa dan menjelajahi dunia luar.     

Setelah menjelajahi dunia luar selama beberapa tahun, pengetahuannya kini semakin berkembang. Tetapi hanya setelah dia bertemu Nanhai Qianxue dan bergabung dengan Keluarga Nanhai, dia mengetahui tentang rahasia besar dari zaman kuno. Pada saat itulah dia menyadari bahwa masih banyak rahasia mencengangkan yang harus diungkap dan banyak kisah yang telah terkubur dalam sejarah.     

Dan karena saat ini dia mungkin saja akan menemui sebuah peninggalan milik sosok seperti dewa, dia menjadi sangat serius, dan hatinya berdebar. Para dewa dari zaman kuno adalah mereka yang berani melawan kehendak langit dan merupakan sosok-sosok yang menentang takdir. Keberanian semacam inilah yang memicu ambisinya. Dia berharap dia bisa dilahirkan di era tersebut untuk bersaing dengan Istana Surgawi.     

Ye Futian juga tampak serius. Tapi tidak seperti Muyun Lan, dia masih mencari asal-usulnya sambil berkultivasi. Dia sedang mencari rahasia di balik masa lalunya sendiri, mencari kebenaran di balik Pohon Dunia, dan tentu saja, dia ingin tahu seperti apa dunia ini sesungguhnya.     

Ada banyak hal yang telah dia temui, namun dia tidak dapat memahaminya dengan jelas.     

Namun, saat tingkat kultivasinya semakin tinggi, dia mulai mendekati kebenarannya secara perlahan-lahan.     

Ketika dia mencapai tangga itu, dia juga bisa merasakan tekanan yang terpancar darinya. Tekanan ini sangat sakral dan bukan berasal dari sumber kekuatan lainnya. Sepertinya ini adalah bentuk kekuatan paling murni di dunia, yang tidak memiliki bentuk, namun memberikan tekanan yang dahsyat dan terasa menyesakkan.     

Ye Futian mulai berjalan menaiki tangga tersebut. Tubuhnya dikelilingi oleh pancaran cahaya suci dari Jalur Agung, seolah-olah dia adalah sosok yang menyerupai dewa, namun cahaya suci dari Jalur Agung itu tidak terlihat menonjol di tempat ini. Sebaliknya, cahaya itu tampak redup, seolah-olah tekanan yang dahsyat itu telah mengendalikan semuanya, yang membuat Ye Futian merasa bahwa kekuatan yang dia miliki sepertinya tidak membawa pengaruh apa-apa untuknya, dan dia harus mengandalkan kekuatan tubuhnya sendiri untuk menanggung segala sesuatu yang ditujukan padanya.     

'Apa sebenarnya yang ada di atas sana?' Ye Futian bertanya-tanya dalam hati. Hatinya terasa sangat tenang. Dia memandang ke atas langit, dan ada antusiasme yang tersirat di matanya.     

Namun dia tidak mungkin bisa meningkatkan kecepatannya, dan dia tidak punya pilihan selain menaiki anak tangga ini satu per satu.     

Di depannya, Muyun Lan telah berhenti berjalan, dan nafasnya semakin memburu. Dia belum mengeluarkan aura maupun kekuatan Jalur Agung miliknya. Dapat terlihat dengan jelas bahwa Muyun Lan mengalami hal yang sama seperti Ye Futian. Dia juga menyadari bahwa kekuatan yang dia miliki jadi tidak berguna karena tekanan ini mengabaikan semua jenis kekuatan Jalur Agung. Itu adalah sebuah tekanan yang ditujukan pada kekuatan spiritual seseorang.     

Namun, tidak lama kemudian, dia kembali bergerak dan menaiki tangga. Ye Futian masih mengikutinya dari belakang, dan nafasnya juga semakin memburu. Dia terus melangkah dan mulai memperkecil jarak antara dirinya dan Muyun Lan. Keduanya terus menaiki tangga tersebut.     

Ketika Muyun Lan kembali berhenti, dia hanya menyisakan tiga anak tangga terakhir. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu mengangkat kakinya dan kembali bergerak. Akhinya dia berdiri di puncak tangga, dan untuk sesaat, tatapan mata Muyun Lan membeku. Dia berdiri tanpa bergerak sedikit pun di tempatnya dan hanya menatap lurus ke depan.     

Ye Futian menduga bahwa Muyun Lan pasti telah melihat sesuatu. Dia terus mendaki tangga di belakang Muyun Lan, hingga akhirnya dia mencapai puncak tangga dan berdiri di anak tangga terakhir. Setelah itu, tatapan matanya juga membeku, sama seperti Muyun Lan, dan dia juga berdiri mematung di tempatnya sambil menatap apa yang ada di hadapannya.     

Jadi, orang-orang di luar saat ini menyaksikan sebuah pemandangan yang aneh di hadapan mereka. Kedua rival ini sedang berdiri berdampingan dan memandang ke depan dengan tenang. Orang-orang yang berada di luar tidak bisa melihat dengan jelas apa yang ada di sana dan hanya bisa melihat sebuah bola cahaya yang sangat terang.     

"Apa sebenarnya yang mereka lihat?" Hati semua orang berguncang saat rasa ingin tahu yang kuat memenuhi pikiran mereka. Keduanya adalah musuh bebuyutan satu sama lain. Apa yang sedang mereka lihat sehingga mampu membuat keduanya berdiri mematung di sana? Banyak dari mereka berharap mereka juga bisa masuk untuk melihat apa yang ada di dalam sana.     

Namun hingga detik ini, hanya mereka berdua yang mampu memasuki area tersebut. Tidak ada lagi yang bisa masuk ke dalam sana.     

Jika mereka ingin tahu apa sebenarnya yang telah dilihat oleh keduanya, maka mereka harus menunggu keduanya keluar terlebih dahulu.     

Pada saat yang bersamaan, di dalam area itu, Muyun Lan dan Ye Futian dihadapkan dengan kilatan cahaya suci keemasan yang menyilaukan. Cahaya ini begitu terang sehingga mata mereka terasa sakit. Sepertinya area ini adalah tempat seseorang menghabiskan waktu untuk berkultivasi. Terdapat huruf-huruf yang diukir pada pilar-pilar yang sepertinya menjulang hingga mencapai langit, dan huruf-huruf itu juga terukir di permukaan lantai. Kombinasi huruf itu tampak seperti sebuah matriks raksasa, dan juga menyerupai sebuah altar.     

Namun, tepat di bagian pusat dari area ini, Muyun Lan dan Ye Futian melihat sebuah peti mati berwarna emas. Cahaya suci keemasan yang menyilaukan terpancar dari peti mati emas ini, dan menghalangi pandangan mereka untuk melihatnya. Tekanan yang dahsyat juga muncul dari peti mati ini, dan hal itulah yang membuat napas keduanya menjadi berat. Meskipun mereka adalah sosok yang kuat, namun saat ini mereka merasa seolah-olah kaki mereka kehilangan energi. Bisa dibayangkan betapa mengerikannya tekanan tersebut.     

Sepertinya tidak ada kekuatan Jalur Agung yang berfungsi di tempat ini. Tekanan yang menimpa mereka telah menghilangkan semua kekuatan yang mereka miliki.     

"Kata-kata itu..."     

Muyun Lan dan Ye Futian memandang kata-kata yang terukir di pilar-pilar yang berada di sana. Kelima pilar itu masing-masing memiliki kata-kata yang terukir di permukaannya: 'dunia,' 'ini,' 'tidak,' 'memiliki,' 'Jalur Agung.'     

"Dunia ini tidak memiliki Jalur Agung!" Muyun Lan bergumam pada dirinya sendiri. Tepat ketika dia hendak mengeluarkan aura Jalur Agung di dalam dirinya, auranya langsung menghilang. Selama cahaya suci dari kata-kata kuno itu menyinarinya, maka tidak akan ada kekuatan Jalur Agung di sini. Dunia ini tidak memiliki Jalur Agung di dalamnya.     

"Dunia ini tidak memiliki Jalur Agung." Ye Futian juga terkejut saat mengulangi lima kata tersebut dengan suara pelan. Apa maksud dari kata-kata ini?     

Apa yang dimaksud dengan 'Jalur Agung' di sini?     

Dunia ini tidak memiliki Jalur Agung? Lalu kekuatan macam apa yang telah mereka kultivasi selama ini?     

Jika kekuatan semacam ini memang ada di dunia kultivasi, lalu kenapa kekuatan tersebut bisa menghilang di area ini? Kenapa kekuatan Jalur Agung tidak bisa muncul di sini?     

Muyun Lan dan Ye Futian memiliki banyak pertanyaan di dalam benak masing-masing saat mereka memandang peti mati itu.     

*Brak* Ye Futian mengambil langkah, yang menyebabkan lantai di area ini berguncang dengan keras. Meskipun pergerakannya di area ini sangat terbatas, namun dia tetap mengambil langkah ke depan. Kekuatan Pohon Dunia di dalam tubuhnya perlahan-lahan menyebar ke sekujur tubuhnya, memenuhi tubuhnya dengan energi.     

Muyun Lan tampak tercengang saat dia melihat pergerakan Ye Futian. Dia juga mencoba untuk melangkah ke depan, namun dia mendapati bahwa dia tidak bisa melakukannya.     

Sudah sangat sulit baginya untuk tetap berdiri di bawah tekanan yang dahsyat ini, Namun Ye Futian mampu melanjutkan langkahnya ke depan.     

Apakah itu berarti dia lebih lemah dari Ye Futian?     

Pada dasarnya Muyun Lan adalah sosok yang sombong, jadi meskipun Ye Futian telah meraih ketenaran baru-baru ini dan memiliki bakat yang luar biasa, dia tidak berpikiran bahwa dia lebih lemah dari Ye Futian. Namun setelah mereka berdua memasuki reruntuhan ini, dia tidak bisa lagi melangkah ke depan, sementara Ye Futian bisa terus berjalan. Ini adalah sebuah pukulan telak bagi harga diri Muyun Lan.     

Jalur Agung di dalam tubuhnya beresonansi, dan sepertinya ada cahaya suci yang bersinar di belakang tubuhnya saat dia memaksakan diri untuk mengambil satu langkah ke depan. Namun semua ini menghilang dalam sekejap akibat cahaya suci tak berbentuk yang dipancarkan oleh peti mati itu.     

*Ugh* Muyun Lan menggeram saat darah mengalir dari bibirnya, tapi dia masih bersikeras untuk mengambil langkah ke depan. Dia memandang ke depan dan melihat bahwa Ye Futian masih terus berjalan di depannya. Dia memang berjalan sangat lambat, tetapi dia sudah maju tiga langkah dari tempatnya semula.     

Ye Futian tampaknya bisa merasakan pergerakan Muyun Lan, jadi dia berbalik untuk memandang Muyun Lan dan melihat bahwa Muyun Lan masih berusaha untuk bergerak ke depan meskipun darah mengalir dari mulut dan hidungnya. Jika dia terus bertindak seperti ini, mungkin darah akan mengalir dari bagian tubuh lainnya.     

Pria ini jelas sangat menjunjung tinggi harga dirinya dan merupakan sosok yang tidak akan menyerah begitu saja. Namun memiliki sikap ambisius tidak selalu berakibat baik. Ye Futian mampu mengambil langkah ke depan karena bantuan dari Pohon Dunia, yang membuatnya tidak terpengaruh oleh cahaya suci itu dan telah memberinya tambahan kekuatan. Kalau tidak, dia akan tetap mematung di tempatnya.     

"Menempuh jalur kultivasi saja sudah tidak mudah. Jangan sampai kau mengambil jalur kehancuran," ujar Ye Futian dengan suara pelan. Muyun Lan langsung memandangnya. Apakah Ye Futian baru saja menasihatinya?     

Apakah pria itu mengejeknya? Atau menertawakan kemalangannya?     

"Jika kau mati di sini, maka sainganku akan berkurang. Sebaiknya kau pergi saja sehingga aku bisa membunuhmu suatu hari nanti," lanjut Ye Futian. Setelah itu, dia tidak peduli lagi pada Muyun Lan dan kembali melangkah ke depan.     

Semakin banyak darah yang mengalir di tubuh Muyun Lan, sehingga dia pun memilih untuk menyerah. Dia bergerak ke belakang dan kembali ke bagian ujung tangga, tidak berani melangkah ke depan lagi.     

Sementara itu, Ye Futian sudah mencapai peti mati di bagian pusat dari area ini. Pancaran cahaya yang menyilaukan itu membuat Ye Futian kesulitan untuk membuka matanya, jadi dia menggunakan tangannya untuk menghalangi cahaya tersebut. Dia memandang ke bagian dalam dari peti mati itu, dan jantungnya berdegup kencang saat tangannya membeku di tempatnya.     

Dia hanya memandang sekilas, dan Ye Futian berteriak kencang saat tubuhnya dihempaskan ke belakang. Tubuhnya menghantam salah satu pilar dan memuntahkan darah dari mulutnya. Darah juga mengalir dari matanya, dan penampilannya kini tampak menyedihkan.     

Jantung Muyun Lan berdegup kencang saat dia menyaksikan pemandangan ini. Dia menatap tajam ke arah peti mati itu, lalu dia mengalihkan pandangannya pada Ye Futian.     

Dia melihat Ye Futian menutupi kedua matanya dengan satu tangannya, dan tangannya berubah warna menjadi merah oleh darah. Energi dari Pohon Dunia di dalam tubuhnya menyebar ke matanya. Dia perlahan-lahan memindahkan tangannya, dan darahnya kini sudah mengering. Kedua matanya kembali terbuka dan memandang ke arah peti mati itu.     

"Apa isinya?" Muyun Lan terpaksa bertanya pada Ye Futian meskipun dia tahu bahwa Ye Futian telah terluka.     

Tatapan mata Ye Futian beralih ke tempat Muyun Lan berada. Muyun Lan membalas tatapan matanya, seolah-olah dia menunggu jawaban dari Ye Futian.     

Apa isi dari peti mati ini?     

Pada saat ini, Muyun Lan bisa merasakan jantungnya berdegup tak terkendali.     

Namun, meskipun Ye Futian ingin mengatakan sesuatu, pada akhirnya dia tidak mengatakan apa-apa. Jantungnya juga berdegup kencang!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.