Legenda Futian

Sarana Latihan



Sarana Latihan

0Banyak orang merasa bahwa hal ini sangat konyol. Jangankan kultivator lainnya, bahkan Duan Qiong tercengang saat menyaksikan Ye Futian memasuki area tersebut. Bukankah itu terlihat terlalu mudah?      0

Meskipun Muyun Lan masuk lebih dulu sebelum Ye Futian, namun Muyun Lan mengalami beberapa kesulitan dan tampaknya telah berhasil memasuki area itu setelah berjalan dengan sangat hati-hati. Tapi Ye Futian masuk dengan begitu mudah, seolah-olah area itu tidak ada bedanya dengan dunia luar.     

Peristiwa ini sulit dijelaskan oleh siapa pun.     

"Meskipun pria ini juga berbakat dalam menggunakan Jalur Agung Ruang dan Waktu, namun dia membuat prosesnya terlihat sangat mudah," ujar seseorang dengan nada tidak percaya.     

"Aku jadi ingin mencobanya sekarang," sosok lainnya menggerutu. Setelah melihat Ye Futian masuk dengan begitu mudah, banyak dari mereka merasa tergoda untuk mencobanya. Tetapi tidak butuh waktu lama bagi seseorang untuk mendapatkan pelajaran dari kesalahannya. Jika dia tidak bereaksi cukup cepat, dia mungkin sudah mati di tempat.     

Hal ini membuat banyak orang merasa kebingungan. Kenapa Ye Futian bisa melakukannya dengan mudah sementara mereka bahkan hampir kehilangan nyawa hanya untuk sekedar mencobanya?     

Hanya rekan-rekan Ye Futian yang menganggap hal ini sebagai sesuatu yang biasa. Mereka sama sekali tidak terkejut, seolah-olah hal ini sudah bisa ditebak sebelumnya.     

"Dia dan Muyun Lan sudah masuk ke dalam sana. Apakah mereka berdua pada akhirnya akan berhadapan satu sama lain?" seseorang tiba-tiba bertanya dengan suara pelan. Kultivator lainnya tiba-tiba menyadari bahwa Ye Futian dan Muyun Lan memiliki konflik yang cukup dalam antara satu sama lain, dan belum lama ini mereka terlibat dalam pertempuran yang sangat sengit di lua reruntuhan ini.     

Dan sekarang, Ye Futian masuk setelah giliran Muyun Lan. Apakah dia ingin dipukuli lagi olehnya?     

"Dalam pertarungan sebelumnya, Keluarga Nanhai dan Muyun Lan tidak berada dalam situasi yang menguntungkan dan berhasil ditekan, jadi Muyun Lan mungkin tidak berani melakukan apa pun pada Ye Futian. Kalau tidak, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di dunia luar," jawab sosok lainnya. Banyak dari mereka setuju dengan pendapatnya. Siapa pun yang ikut menyaksikan pertarungan sebelumnya tahu betul bahwa Ye Futian dan orang-orang dari Desa Empat Sudut tampil mendominasi dalam pertarungan itu. Jika Muyun Lan mencoba membunuh Ye Futian di dalam sana, maka tidak ada seorang pun di tempat ini yang bisa menghentikan Si Buta Tie.     

Ye Futian juga menyadari hal ini. Setelah dia memasuki area tersebut, dia merasa seperti berada di sebuah dunia yang berbeda. Melihat bagian dalam dunia ini dari luar dan berada di dalamnya secara langsung memberinya perasaan yang sangat berbeda.     

Saat ini dia merasa seperti memasuki sebuah dunia yang benar-benar berbeda dari sebelumnya. Dunia ini terasa sangat nyata, bukan sebuah dunia ilusi belaka. Ini adalah tempat dimana sosok legendaris itu menghabiskan waktu untuk berkultivasi.     

Semua bangunan di tempat ini berwarna putih dan seperti dibangun dari batu giok putih. Pilar-pilar giok putih tampak menjulang tinggi hingga ke atas langit dan mencapai awan, seolah-olah mereka menyangga tempat ini.     

Pemandangan indah di hadapannya ini membuatnya merasa bahwa dia sekarang sedang berada di sebuah istana surgawi. Bahkan Istana Donghua tidak semegah ini. Hal ini membuat Ye Futian percaya bahwa ini adalah tempat kultivasi bagi sosok setingkat dewa. Penguasa Benua Cangyuan mungkin menyegel tempatnya berkultivasi sehingga tempat ini tidak akan hancur dan dapat bertahan hingga hari ini.     

Hati Ye Futian tidak lagi berdebar kencang seperti sebelumnya saat dia terus bergerak ke depan. Namun seseorang tampak berdiri di hadapannya dan saat ini berbalik untuk memandangnya. Dia adalah Muyun Lan, yang masuk kemari lebih awal. Dia tidak menyangka bahwa Ye Futian akan mengikutinya kemari.     

Tetapi meskipun dia melihat bahwa Ye Futian berhasil sampai di sini, tidak ada perubahan dalam tatapan matanya. Dia hanya menatap Ye Futian dengan dingin saat dia berkata dengan nada yang tidak ramah, "Jika aku tidak menyuruhmu untuk bergerak, kau harus tetap berdiri di sana dan tidak boleh bergerak."     

Setelah itu, dia mulai berjalan ke depan. Suaranya mengandung ketegasan yang tak terbantahkan, seolah-olah dia menyuruh Ye Futian untuk tetap berdiri di tempatnya dan tidak boleh bergerak.     

Ye Futian mengerutkan keningnya. Dia tahu bahwa Muyun Lan tidak akan berani melakukan apa pun padanya, namun dia tidak menyangka bahwa Muyun Lan akan bersikap sesombong ini. Dia sudah memasuki tempat ini, namun Muyun Lan justru melarangnya untuk bergerak.     

Ye Futian mengambil langkah dan mulai bergerak ke depan. Namun, pada saat dia mengambil satu langkah, Muyun Lan juga menghentikan langkahnya. Sinar-sinar dari cahaya suci keemasan yang membawa kekuatan Jalur Agung di dalamnya langsung terpancar dari tubuh Muyun Lan.     

*Whoosh*     

Tiba-tiba, satu sosok berwarna emas muncul di hadapan Ye Futian. Dalam sekejap, bayangan seekor roc bersayap emas muncul secara tiba-tiba dan terbang menukik ke arahnya. Sayapnya yang sangat menakjubkan dikepakkan dan mengoyak udara saat bergerak menuju Ye Futian.     

Ye Futian langsung bergerak dan menghilang dari tempatnya berdiri, lalu muncul di tempat yang berbeda. Namun dia langsung menyadari bahwa dalam sekejap mata, beberapa bayangan roc bersayap emas lainnya telah muncul di hadapannya. Masing-masing bayangan roc itu tampak begitu nyata saat mereka memancarkan aura yang kuat ketika bergerak ke arahnya secara bersamaan. Sepertinya mereka telah memenuhi area ini, dan Ye Futian tidak punya tempat untuk melarikan diri.     

Pada saat ini, bayangan seekor merak raksasa muncul di belakang Ye Futian. Merak itu memancarkan sinar yang tak terhitung jumlahnya dari tubuhnya dan menyerang semua bayangan roc bersayap emas yang dikeluarkan oleh Muyun Lan. Namun sinar-sinar itu tidak dapat menahan kekuatan serangan yang dilancarkan oleh kawanan roc bersayap emas tersebut.     

Ye Futian mengerahkan tombaknya ke depan, namun dia melihat seekor roc bersayap emas menggunakan cakarnya yang tajam untuk menangkis serangan tersebut. Roc itu benar-benar menggunakan cakarnya yang setajam silet untuk mencengkeram tombak milik Ye Futian saat bayangan roc lainnya terus menyerang dari arah lainnya.     

Di sisi lain, bayangan burung merak itu memancarkan cahaya ilahi yang tak terbatas. Seolah-olah cahaya itu dipancarkan dari sepasang mata yang tak terhitung jumlahnya di sayapnya secara bersamaan, namun cahaya itu masih tidak dapat menangkis kekuatan yang semakin mendekat, yang tampaknya mampu menutupi seluruh penjuru langit.     

*Boom* Diikuti dengan suara ledakan yang keras, Ye Futian terhempas ke kejauhan akibat tabrakan tersebut. Pada saat ini, semua bayangan roc emas menghilang karena mereka telah bergabung menjadi satu dan kembali ke tubuh Muyun Lan. Tatapan mata yang tampak iri itu dipenuhi dengan keinginan membunuh yang mengerikan di dalamnya.     

Jika bukan karena fakta bahwa dia tidak bisa membunuh Ye Futian sekarang, dia pasti sudah menyingkirkan pria ini sejak lama.     

"Kekuatan Renhuang tingkat kedelapan.."     

Aura Ye Futian menjadi tidak stabil saat dia menatap Muyun Lan di depannya. Muyun Lan berada di Renhuang Plane tingkat kedelapan dengan Roda Ilahi yang sempurna, dan dia sudah mencapai puncak Plane-nya, jadi dia dapat dianggap sebagai sosok yang tak terkalahkan karena tingkat kultivasi Ye Futian terlalu jauh darinya. Menghadapi Renhuang tingkat kedelapan biasa bukanlah hal yang sulit baginya, dan dia bahkan akan tampil mendominasi. Namun tetap saja, Muyun Lan adalah salah satu sosok terkemuka dari Desa Empat Sudut dan telah mengalami pencerahan. Terlalu sulit bagi Renhuang tingkat kelima sepertinya untuk mengalahkan Muyun Lan.     

Semua orang yang ikut menyaksikan dari luar menyipitkan mata mereka saat mengamati pertarungan ini. Muyun Lan benar-benar mencoba menyerang Ye Futian?     

Tapi Muyun Lan sepertinya tidak berniat untuk membunuh Ye Futian. Ada terlalu banyak hal yang harus dia pertimbangkan, jadi dia tidak berani bertindak terlalu jauh. Namun, berdasarkan apa yang mereka lihat, sepertinya Muyun Lan sengaja mencoba menghentikan Ye Futian untuk mengungkap rahasia apa pun yang ada di dalam area tersebut.     

Si Buta Tie memang tidak bisa melihat apa yang sedang terjadi di dalam sana, dan dia juga tidak bisa merasakannya, namun kedua telinganya berkedut, dan dia bisa mendengar apa yang diperbincangkan oleh orang lain. Ekspresinya menjadi serius saat dia berjalan ke tempat dimana para kultivator dari Keluarga Nanhai berada. Nanhai Qing dan kelompoknya menjadi waspada dan khawatir jika Si Buta Tie datang untuk membalas dendam pada mereka.     

"Kau sudah kuperingatkan sebelumnya," ujar Muyun Lan dengan tegas sebelum dia melanjutkan langkahnya. Rasanya seolah-olah selama ini dia hanya berdiri di tempatnya tanpa melancarkan serangan apa pun.     

"Tapi aku ingin memahami seperti apa itu teknik Golden Roc Heaven Slayer di tingkat kedelapan." Ye Futian mengabaikan apa pun yang dikatakan Muyun Lan dan terus berjalan ke depan. Suara ledakan bergema dari tubuhnya saat sinar-sinar cahaya suci yang tak terhitung jumlahnya melesat dari dalam tubuhnya. Saat ini, sekujur tubuhnya dipenuhi dengan energi yang menakjubkan.     

Meskipun dia tidak berada pada tingkat kultivasi yang mumpuni untuk melawan Muyun Lan, yang berada di Renhuang Plane tingkat kedelapan dengan Roda Ilahi yang sempuna, namun dia tidak keberatan memanfaatkan Muyun Lan sebagai sarana untuk mengasah kemampuan bertarungnya. Sebelum pergi meninggalkan Wilayah Donghua, dia telah mendengar bahwa sosok yang paling berbakat dan kuat dari wilayah tersebut, Ning Hua, telah mencapai Renhuang Plane tingkat kedelapan.     

Entah itu Ning Hua atau Muyun Lan, keduanya adalah musuh yang pada akhirnya harus dia hadapi di masa depan. Jadi bukankah sulit sekali mendapatkan kesempatan untuk mengasah dan menyempurnakan kemampuannya?     

Tiba-tiba tekanan dalam jumlah besar memenuhi area tersebut. Tubuh Ye Futian berperan sebagai titik pusat dari tekanan ini, dan sebuah dunia berbintang dengan bintang yang tak terhitung jumlahnya mengelilinginya. Bulan berwarna putih tampak menggantung tinggi di atas langit dan memancarkan hawa dingin yang menyebabkan area itu nyaris membeku.     

Tubuh Muyun Lan melayang di udara saat bayangan Burung Peng Bersayap Emas yang mengerikan muncul di sekelilingnya. Tatapan matanya terpaku pada Ye Futian dan keinginan membunuh di matanya menjadi semakin kuat, namun dia berusaha semaksimal mungkin untuk menahan emosinya.     

*Whoosh* Seekor roc bersayap emas terbang dengan agresif seperti seberkas cahaya, seolah-olah dia telah berubah menjadi sebilah pedang yang menakjubkan. Burung yang terlihat seperti pedang emas ini melesat menembus udara dan terbang ke arah Ye Futian. Banyak roc bersayap emas lain yang mengelilinginya, seolah-olah mereka bertekad untuk membunuh segala sesuatu yang menghalangi jalan mereka.     

Ye Futian memberi perintah dari dalam pikirannya, dan dalam sekejap, bulan yang menggantung di atas langit itu memancarkan cahaya suci pada burung-burung legendaris itu dan memengaruhi kecepatan mereka, namun tidak dapat menghancurkan mereka.     

Pada saat yang bersamaan, dia mengangkat tangannya dan mengayunkannya ke bawah, menyebabkan semua bintang-bintang itu langsung berjatuhan menuju kawanan burung itu seperti monumen-monumen ilahi yang turun dari atas langit.     

*Boom, Boom, Boom* Serangan itu menghancurkan segala sesuatu yang disentuhnya, dan meskipun kawanan roc emas itu terus terbang menuju Ye Futian, namun kekuatan mereka telah menurun drastis.     

Pada saat yang bersamaan, banyak pintu ilahi muncul di hadapan Ye Futian dan bergerak menuju burung-burung yang tampak seperti pedang itu. Pedang-pedang ilahi yang diciptakan oleh kawanan roc bersayap emas itu menembus pintu-pintu yang semakin mendekat dan menghancurkannya, namun pada saat itu juga, ada sebuah tombak yang menyerang mereka, menghalangi pergerakan pedang-pedang itu dan menangkis serangan tersebut.     

Namun pada saat yang bersamaan, hembusan angin yang kencang mulai bergemuruh ketika seekor roc berukuran besar melesat dari atas langit dan mengincar Ye Futian. Bayangan burung merak di belakang Ye Futian bergegas mengeluarkan cahaya dewa iblis yang menakjubkan dari tubuhnya. Merak yang berukuran sangat besar itu melesat ke atas langit saat sosoknya menyatu dengan cahaya ilahi yang dipancarkan olehnya dan bertabrakan dengan roc yang sedang menerjang ke arahnya itu.     

*Boom* Ye Futian kembali dihempaskan oleh gelombang kejut yang dihasilkan, dan dia mengerang kesakitan. Aliran darah di dalam tubuhnya bergejolak, namun dia berhasil menenangkan dirinya kembali. Dia memegang sebuah tombak di tangannya dan memandang ke arah Muyun Lan. Keinginan untuk bertarung berkobar di kedua matanya.     

Muyun Lan menatap Ye Futian dan bisa merasakan keinginan untuk bertarung dari tubuh Ye Futian. Dia bisa merasakan bahwa Ye Futian memanfaatkannya untuk melatih dirinya sendiri, dan dia tahu bahwa ancamannya tidak berarti apa-apa bagi Ye Futian. Mereka berdua menyadari bahwa dia tidak berani melakukan apa pun pada Ye Futian, jadi Ye Futian akhirnya memanfaatkan serangannya untuk mengasah kemampuan bertarungnya.     

Ketika dia menyadari hal ini, ekspresi Muyun Lan menjadi semakin muram, dan keinginan membunuhnya semakin kuat. Tapi dia harus memikirkan situasi di luar sana. Sinar-sinar dari cahaya suci yang mengerikan itu melesat ke bawah, dan dia berharap dia bisa membunuh Ye Futian saat ini juga. Tapi dia tidak bisa melakukan hal tersebut.     

Muyun Lan berbalik dan berjalan menuju bagian dalam area itu, tidak lagi berniat untuk menghentikan langkah Ye Futian. Dia tahu bahwa hal itu tidak ada gunanya, dan dia justru memberikan keuntungan bagi Ye Futian.     

Ye Futian merasa kecewa. Sangat sulit untuk menemukan saingan di tingkat Plane ini. Renhuang tingkat kesembilan yang biasa-biasa saja juga bukan tandingannya. Sayangnya Muyun Lan telah menyadari apa yang direncanakan oleh Ye Futian, jadi dia memutuskan untuk mengabaikannya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.