Legenda Futian

Dunia Dalam Satu Kata



Dunia Dalam Satu Kata

0*Brak*     3

Tiba-tiba satu sosok mendarat dari atas langit. Itu adalah Muyun Lan.     

Dia mendarat tepat di sebelah Muyun Shu. Pada saat yang bersamaan, Si Buta Tie juga kembali berdiri di belakang Ye Futian. Dalam pertempuran di antara mereka, Muyun Lan menyadari bahwa dia tidak bisa mengalahkan Si Buta Tie. Setelah kembali ke Desa Empat Sudut sebagai seorang pria buta, dia justru tampak lebih kuat dari sebelumnya, baik dalam pemahaman, serangan, maupun kecepatannya bereaksi. Dia memang tidak bisa melihat dengan matanya, namun dia lebih mengerikan daripada ketika dia bisa melihat!     

Muyun Lan menunduk untuk melihat Muyun Shu, yang berada di sampingnya. Tatapan matanya tampak muram dan dingin. Dia pergi meninggalkan desa ketika Muyun Shu masih sangat muda, jadi dia hampir tidak pernah menemuinya lagi sejak saat itu. Dia dan adiknya hanya berkomunikasi secara telepati. Sebagai kakak yang tidak melihatnya tumbuh dewasa, dia pikir dia tidak berbuat banyak untuknya, jadi dia memanjakannya dan menuruti semua keinginannya.     

Namun pada saat ini, Muyun Shu diperlakukan dengan sangat buruk.     

"Kakak." Kedua mata Muyun Shu tampak berdarah saat dia memandang Muyun Lan. Mata adiknya itu membuat Muyun Lan tersulut amarah.     

Nanhai Qianxue juga langsung berhenti bertarung dan menghampiri Muyun Lan. Melihat ekspresi di wajah Muyun Lan, dia tahu seburuk apa perasaan Muyun Lan saat ini.     

"Bangunlah." Muyun Lan membantu Muyun Shu berdiri, lalu menyerahkannya pada kultivator dari Keluarga Nanhai lainnya. Dia mengangkat kepalanya untuk memandang Ye Futian, dan kedua matanya dipenuhi dengan keinginan membunuh yang mengerikan, tidak hanya ke arah Ye Futian, tetapi juga ke semua kultivator dari Desa Empat Sudut. Hal ini tidak terjadi sebelumnya, karena bagaimanapun juga, dia adalah seorang kultivator dari Desa Empat Sudut. Bahkan jika Desa Empat Sudut tidak menginginkannya dan dia kalah dalam pertarungan, dia masih peduli dengan waktu yang mereka lalui bersama.     

Namun, terlepas dari perasaannya sendiri, orang-orang di Desa Empat Sudut tampaknya tidak terlalu peduli dengan masa lalu seperti yang dia rasakan. Semua orang mengikuti perintah Ye Futian dan bahkan menindas adiknya. Di matanya, Muyun Shu tidak lebih dari seorang remaja biasa.     

Dia memandang Ye Futian, Si Buta Tie, dan yang lainnya. Dia berkata, "Mulai hari ini dan seterusnya, aku, Muyun Lan, tidak memiliki hubungan apa pun dengan Desa Empat Sudut. "     

Si Buta Tie, Fang Huan, dan yang lainnya sedikit tergerak ketika mereka mendengar kata-katanya, tetapi mereka tidak terlalu terpengaruh akan hal tersebut. Keluarga Muyun diusir dari Desa Empat Sudut karena ulah mereka sendiri. Keluarga Muyun terlalu ambisius dan ingin menguasai desa, bahkan membuka kemungkinan untuk beraliansi dengan Keluarga Nanhai, yang sama saja dengan sebuah pengkhianatan.     

Muyun Shu adalah seorang penindas. Mungkin orang-orang di Desa Empat Sudut tidak begitu membenci Muyun Lan. Tapi untuk Muyun Shu, bahkan orang-orang seperti Si Buta Tie ingin membunuhnya. B*jingan kecil ini tidak layak disebut sebagai manusia.     

Karena itulah, kedua belah tidak akan bisa berdamai. Mereka hanya bisa menganggap satu sama lain sebagai musuh.     

*Whoosh* Seberkas cahaya yang sangat menyilaukan melesat dan menghilang dalam sekejap. Tiba-tiba, muncul seekor roc bersayap emas di udara dan langsung menerjang ke arah Ye Futian. Pada saat ini, Ye Futian bisa merasakan sebuah aura yang sangat tajam mengelilingi tubuhnya.     

"Hati-Hati." Si Buta Tie bereaksi dengan sangat cepat, dan dia muncul di depan Ye Futian dalam sekejap. Dia mengangkat tangannya, dan mengayunkan palunya. Palu ilahi raksasa dan roc bersayap emas yang mengerikan itu pun berhadapan satu sama lain. Diikuti dengan suara ledakan yang keras, tubuh roc bersayap emas itu hancur, namun terdapat hembusan angin kencang yang bertiup di antara langit dan bumi.     

Muyun Lan tidak melanjutkan serangannya. Dia tahu bahwa mereka telah kalah dalam pertempuran ini. Meskipun masih ada anggota Keluarga Nanhai yang belum bertarung, namun hal itu tidak ada gunanya. Selain dirinya dan Nanhai Qianxue, tidak ada orang lain yang bisa merubah hasil pertempuran ini. Terlebih lagi, para Renhuang dari Keluarga Duan sejak awal telah menyaksikan semuanya dari bagian samping.     

Jika mereka memilih untuk bertarung hingga titik darah penghabisan, Muyun Shu dan yang lainnya juga tidak akan bisa menanggung konsekuensinya.     

Oleh karena itu, tatapan matanya kini beralih ke arah Ye Futian. Ada keinginan membunuh yang tersembunyi di dalam matanya. Tapi dia berbalik, berjalan ke arah reruntuhan di depannya, dan berkata, "Kalian tetap tinggal di sini dan jaga Shu Kecil. Sementara yang lainnya akan ikut denganku."     

Setelah itu, dia langsung masuk ke dalamnya. Dia tahu bahwa Ye Futian dan kelompoknya tidak akan mencelakai Muyun Shu lagi. Jika mereka ingin membunuh adiknya, mereka pasti sudah melakukannya sejak lama—Ye Futian tidak akan berani melakukan hal tersebut.     

Banyak orang ikut menyaksikan pemandangan ini. Mereka tidak menyangka bahwa para kultivator dari Keluarga Nanhai akan kalah dan ditekan oleh Ye Futian. Pada akhirnya kedua belah pihak melakukan gencatan senjata setelah Muyun Shu dipermalukan di depan umum.     

Jika bukan karena kekhawatiran Ye Futian terhadap Keluarga Nanhai, mereka mungkin sudah membunuh Muyun Shu di tempatnya. Tampaknya pemuda berbakat ini masih memiliki jalan yang panjang, namun dia tidak akan berani bersikap kurang ajar seperti sebelumnya.     

"Ayo kita juga masuk ke sana," Duan Qing berjalan mendekat dan berbicara dengan suara pelan. Ye Futian mengangguk dan ikut masuk ke dalam reruntuhan tersebut.     

Sebelumnya, seberkas cahaya telah melesat melintasi langit dari reruntuhan ini dan pemandangan itu terlihat dari kejauhan. Hal ini menunjukkan bahwa ada sesuatu yang telah ditemukan, mungkin sebuah peninggalan yang belum dijarah. Karena kekacauan yang terjadi di sini untuk sementara telah terselesaikan, maka mereka harus memeriksanya secara langsung.     

Para kultivator dari Keluarga Nanhai dan Muyun Lan juga masuk ke dalamnya, dan mereka pasti menemukan sesuatu di sana. Terlebih lagi, ada banyak kultivator yang masuk ke dalam reruntuhan itu, namun belum ada satu pun dari mereka yang keluar.     

Ye Futian dan kelompoknya berjalan memasuki reruntuhan itu dan merasa bahwa mereka telah melangkahkan kaki ke dalam reruntuhan dari sebuah kota kuno yang megah. Banyak puing-puing bangunan setinggi ribuan meter di sana dan semuanya tampak menakjubkan. Pasti ada banyak bangunan kuno yang megah saat kota ini berada di masa kejayaannya, tetapi sekarang yang tersisa hanyalah puing-puing.     

Saat mereka terus bergerak ke depan, sebuah tekanan yang tak terlihat perlahan-lahan menyebar dari area di depan mereka. Sebelum mereka bisa berjalan mendekat, mereka dapat merasakan kekuatan yang menakjubkan di sana.     

Ye Futian tampak sedikit terkejut. Reruntuhan ini telah dijarah selama beberapa generasi dan seharusnya sudah tidak ada lagi peninggalan maupun harta karun yang tersisa. Semuanya pasti sudah diambil. Sekarang, setelah bertahun-tahun lamanya, mungkinkah masih ada peluang dari Jalur Agung di sini?     

Jika benar demikian, kenapa peluang Jalur Agung baru ditemukan sekarang?     

Namun, Ye Futian tidak berpikiran macam-macam tentang hal ini. Mereka bisa merasakan aura yang kuat saat mereka terus bergerak ke depan. Tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk merasa bahwa mereka seperti telah memasuki sebuah dunia yang berbeda, seolah-olah terdapat sebuah gelombang kekuatan tak terlihat yang menyebar ke arah mereka.     

"Hati-hati. Kekuatan ini jelas bukan kekuatan biasa." Si Buta Tie tidak bisa melihat, jadi dia mengingatkan Ye Futian untuk tetap waspada karena apa yang dia rasakan saat ini sulit untuk dijelaskan.     

"Mmm," Ye Futian mengangguk sebagai tanggapan. Dia bisa merasakan bahwa kekuatan ini tampaknya terus meningkat saat mereka bergerak semakin dalam, hingga akhirnya Ye Futian dan kelompoknya mencapai tempat dimana cahaya suci yang menakjubkan itu berasal. Mereka berhenti dan menyaksikan pemandangan di hadapan mereka dengan terkejut.     

Dan mereka tidak sendirian. Banyak orang di area ini tidak punya waktu untuk memperhatikan pertarungan-pertarungan sengit yang terjadi di luar dan memilih untuk tetap tinggal di sini.     

Di bagian depan, yang tampaknya merupakan bagian pusat dari reruntuhan ini, ada empat pilar batu raksasa yang mengelilingi area tersebut. Keempat pilar batu ini berukuran sangat besar dan letaknya berjauhan satu sama lain, mengelilingi sebuah area tertentu. Cahaya yang mengerikan menyinari area itu, dan keempat pilar batu tersebut juga memancarkan cahaya yang menyilaukan.     

"Ini adalah sebuah area yang berdiri sendiri," Ye Futian bergumam.     

"Ya, sebuah dunia kecil yang berdiri sendiri," ujar Si Buta Tie. Selain Keluarga Nanhai, ada pula para kultivator dari pasukan terkemuka lainnya. Mereka semua memusatkan perhatian mereka ke depan, dan ekspresi mereka tampak serius, menunggu dengan penuh kewaspadaan.     

Beberapa saat yang lalu, seseorang mencoba menerobos masuk dan langsung dihancurkan hingga tak bersisa.     

"Benua Cangyuan sudah lama mengalami penjarahan. Lalu kenapa ada reruntuhan yang baru muncul sekarang?" ujar Duan Qiong dari Keluarga Duan. Dia memandang orang-orang di sekitar mereka dan berpikir bahwa orang-orang ini seharusnya mengetahui bagaimana reruntuhan ini bisa muncul.     

"Karena satu kata telah terungkap." Pada saat ini, seseorang mengangkat kepalanya dan berbicara pada Duan Qiong yang berada di udara.     

"Satu kata telah terungkap?" Ye Futian bertanya pada sosok yang baru saja berbicara.     

"Ya, satu kata." Pria itu mengangguk dan melanjutkan kata-katanya, "Satu kata mengandung sebuah dunia di dalamnya. Semua orang datang kemari karena munculnya satu kata yang telah menciptakan pemandangan di depan mata kita saat ini.     

Ye Futian merasa gelisah ketika mendengar kata-kata pria itu. Dalam perjalanan kemari, dia telah mendengar dari Duan Qiong dan kultivator lainnya yang membicarakan tentang betapa mengerikannya penguasa pertama dari Benua Cangyuan. Sekarang, dia mendengar bahwa keajaiban yang ada di depan mereka ini semuanya berasal dari satu kata.     

"Sebelumnya, seseorang telah menemukan kata 'batasan' di dalam reruntuhan ini. Setelah mencoba berkomunikasi dengannya, kata kuno itu pun retak. Kemudian, ketika kata itu menghilang, apa yang ada di depan kita saat ini muncul. Dunia ini tersembunyi di dalam kata 'batasan'."     

Sebuah dunia di dalam satu kata... Hati Ye Futian berguncang saat mendengar semua ini!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.