Legenda Futian

Pertarungan Antar Teknik Ilahi



Pertarungan Antar Teknik Ilahi

3Merasakan adanya keinginan bertarung yang berasal dari Si Buta Tie, Muyun Lan langsung melesat ke atas langit. Kilatan cahaya keemasan dari matanya melesat ke bawah saat dia menatap Si Buta Tie dan berkata, "Kalau begitu, aku ingin melihat sejauh apa perkembangan yang kau dapatkan sejak kembali ke Desa Empat Sudut."     
2

*Brak* Si Buta Tie mengambil satu langkah ke depan, dan tubuhnya juga melesat ke atas langit. Tidak lama kemudian, dia muncul tepat di depan Muyun Lan. Keduanya berdiri berhadapan dan saling menatap satu sama lain. Dalam sekejap, cahaya suci bersinar terang dan menghasilkan pemandangan yang mengerikan.     

Fenomena ilahi yang menakjubkan muncul di belakang Muyun Lan. Sebuah dunia sepertinya telah terbentuk di langit di atas tubuhnya. Seekor Burung Peng Raksasa Bersayap Emas yang agung seolah-olah telah menjadi penguasa dunia ini. Dia adalah raja dari semua monster iblis, dimana monster-monster iblis di sekitarnya kini bersujud di hadapannya. Dimana pun cahaya suci dari Burung Peng Raksasa Bersayap Emas itu berada, segala sesuatunya akan tampak meredup.     

Sinar-sinar cahaya keemasan melesat melintasi langit dengan kecepatan yang tak tertandingi. Dalam sekejap, bayangan seekor Burung Peng Raksasa Bersayap Emas telah berada sangat dekat dengan Si Buta Tie. Kedua cakar emasnya mengoyak ruang hampa saat burung itu langsung menerkam ke arah Si Buta Tie. Kecepatannya sangat mencengangkan sehingga tidak ada seorang pun yang punya waktu untuk bereaksi. Semuanya terjadi dalam sepersekian detik.     

Meskipun Si Buta Tie tidak bisa melihat apa-apa, namun panca indranya yang lain sangat tajam. Sebuah pilar cahaya yang menakjubkan tiba-tiba muncul dan menyelimuti tubuhnya. Bayangan Burung Peng Raksasa Bersayap Emas itu menabrak pilar cahaya tersebut dan menyebabkan banyak retakan terbentuk di permukaannya. Namun, bayangan Burung Peng Raksasa Bersayap Emas itu tidak dapat menembus pilar cahaya yang dibentuk oleh Si Buta Tie. Sudah jelas, serangannya itu masih belum cukup kuat.     

Si Buta Tie mengambil satu langkah ke depan, dan bayangan Burung Peng Raksasa Bersayap Emas itu pun hancur dan berubah menjadi debu. Pada saat ini, kekuatan ilahi yang mengerikan terpancar dari tubuh Si Buta Tie. Ribuan pilar cahaya turun dari atas langit. Tidak hanya itu saja, fenomena ilahi juga terbentuk di belakang tubuh Si Buta Tie. Satu sosok dewa perang yang menjulang tinggi berdiri tegak dengan membawa palu ilahi di tangannya. Dewa perang itu menyinari langit dan bumi serta memancarkan aura yang mengancam.     

Selain munculnya fenomena ilahi tersebut, ada pula bayangan dari sosok Si Buta Tie yang tersebar di sekitarnya. Masing-masing bayangan itu mengeluarkan sebuah lingkaran cahaya keemasan dan membawa sebuah palu ilahi. Si Buta Tie saat ini telah menjadi penguasa mutlak dari area ini.     

Tepat pada saat ini, terdengar suara lengkingan panjang di udara. Tubuh Burung Peng Raksasa Bersayap Emas itu telah membesar, dan kini panjangnya mencapai lebih dari 100 Zhang. Sosoknya mirip dengan seekor burung surgawi, yang telah menutupi langit dengan sayapnya. Ketika semua orang mendongak dan memandang ke atas langit, apa yang bisa mereka lihat hanyalah wajah Burung Peng Raksasa Bersayap Emas itu.     

Burung Peng Raksasa Bersayap Emas itu mengepakkan sayapnya, dan dalam sekejap, sinar-sinar cahaya keemasan yang tak terhitung jumlahnya mengalir di antara langit dan bumi. Setiap sinar cahaya keemasan itu mengandung serangan mengerikan yang mampu membantai kawanan naga dan phoenix. Bayangan Burung Peng Raksasa Bersayap Emas memenuhi langit, dan mereka menerjang ke arah Si Buta Tie secara bersamaan. Pemandangan yang dihasilkan sangatlah menakjubkan.     

Si Buta Tie tak gentar menghadapi lawannya, dan dia mengangkat kepalanya. Meskipun dia tidak bisa melihat apa yang sedang terjadi, sebuah lingkaran cahaya suci yang tak tertandingi muncul dari tubuhnya. Tubuhnya tampaknya telah menyatu dengan dewa perang di belakangnya saat keduanya mengeluarkan lingkaran-lingkaran cahaya suci secara bersamaan. Si Buta Tie mengangkat tangannya, dan sosok dewa perang itu mengikutinya. Kemudian dia mengayunkan lengannya dan mengerahkan palu ilahi miliknya ke bawah.     

Dalam sekejap, bayangan-bayangan berwarna emas yang muncul di atas langit mengayunkan palu ilahi mereka secara bersamaan. Mereka mengayunkan palu mereka ke bawah saat cahaya yang mengalir tanpa henti itu menerjang ke arah mereka. Suara gemuruh yang keras bisa terdengar di area tersebut. Meskipun medan pertempuran keduanya berada cukup jauh dari mereka, namun para kultivator yang berada di bagian bawah masih bisa merasakan tekanan yang menyesakkan menimpa tubuh mereka. Langit di atas mereka kini ditempati oleh dua kultivator tingkat atas dan telah berubah menjadi sebuah medan pertempuran yang sengit.     

Langit dan bumi bergemuruh saat serangan mereka saling bertabrakan satu sama lain. Cahaya yang mengalir tanpa henti itu menghancurkan segala sesuatu di sekitarnya. Saat ini, area itu tampak hancur berantakan. Tidak hanya itu saja, ada sebuah badai penghancur yang menerjang ke bawah. Badai itu menyebabkan banyak Renhuang mengeluarkan kekuatan Jalur Agung masing-masing untuk melindungi tubuh mereka.     

Ye Futian mendongak dan menatap medan pertempuran yang berada di atas langit. Keduanya telah mewarisi Teknik Ilahi dari Desa Empat Sudut, yaitu teknik Golden Roc Heaven Slayer dan Palu Pelindung Ilahi. Tingkat kultivasi mereka juga hampir sama. Ye Futian tidak tahu siapa yang lebih kuat di antara mereka berdua.     

Melihat serangan yang terus menerus dilancarkan padanya, ekspresi Muyun Lan tampak tidak berubah. Tatapan matanya masih terlihat tenang dan tidak terpengaruh saat dia mengulurkan tangannya ke depan. Di atas langit, sinar cahaya yang tak terhitung jumlahnya ditembakkan dari sebuah pola yang menakjubkan. Setiap Burung Peng Raksasa Bersayap Emas yang berada di sana tampaknya telah berubah menjadi bilah-bilah pedang emas yang tidak bisa dihancurkan.     

Saat Muyun Lan mengayunkan tangannya, sinar-sinar cahaya itu langsung melesat ke depan, seolah-olah hari kiamat telah tiba.     

Di sisi lain, bayangan-bayangan dari sosok Si Buta Tie terus menerus mengayunkan palu ilahi emas masing-masing. Namun, sinar cahaya yang tak ada habisnya itu terus menerus menghancurkan bayangan-bayangan tersebut dan menerjang ke arah Si Buta Tie.     

Si Buta Tie mengangkat kedua tangannya secara bersamaan saat dia merasakan kekuatan ini. Dalam sekejap, lingkaran cahaya yang tak terhitung jumlahnya dipancarkan oleh sosok yang menyerupai dewa itu. Dia mengayunkan palu ilahi di tangannya ke depan, menekan area tersebut dengan kuat.     

*Boom* Palu ilahi itu pun tiba, dan hampir semuanya dihancurkan menjadi debu. Cahaya suci keemasan tak terbatas yang dikeluarkan oleh Burung Peng Raksasa Bersayap Emas itu juga dihancurkan. Kekuatan yang tak terhentikan itu pun langsung bergerak menuju tempat dimana Muyun Lan berada.     

Muyun Lan mengepakkan sepasang sayap ilahi di punggungnya dan langsung berubah menjadi seberkas cahaya yang melesat ke atas langit, menghilang dari tempatnya semula.     

Langit berguncang hebat dan sebuah gelombang yang menakjubkan menyebar di udara. Namun, sosok Muyun Lan sudah menghilang dari tempatnya berada. Tidak lama kemudian, sosoknya muncul kembali di atas langit. Dengan diselimuti oleh lingkaran-lingkaran cahaya suci, dia masih menatap tajam ke arah Si Buta Tie yang berada di bagian bawah.     

Dari pertukaran serangan yang baru saja mereka lakukan, Muyun Lan mengerti bahwa tidak mungkin baginya untuk menghadapi Si Buta Tie dengan serangan-serangan biasa. Kemampuan lawannya sama sekali tidak melemah, dan dia masih sangat kuat. Tidak heran dia adalah seorang kultivator yang sama seperti dirinya, baik itu dalam mewarisi Teknik Ilahi dan sama-sama pernah pergi meninggalkan Desa Empat Sudut sebelumnya.     

Aura yang terpancar dari tubuh Muyun Lan menyebar luas. Seolah-olah terdapat lingkaran-lingkaran cahaya suci yang ditembakkan dari kejauhan. Lingkaran-lingkaran cahaya suci itu menyelimuti area yang luas dan membentuk sebuah area Jalur Agung di bawah kendali Muyun Lan. Bayangan seekor Burung Peng Emas yang mengerikan sepertinya telah terbentuk dan menjadi nyata. Sinar-sinar cahaya melesat ke bawah, dan banyak retakan muncul di atas langit. Ruang hampa terkoyak, dan sebagian dari area itu telah dihancurkan.     

*Whoosh*     

Sepasang sayap ilahi keemasan dibentangkan dan menutupi matahari. Disertai dengan suara pekikan panjang, sosok Muyun Lan melesat ke atas langit. Dia langsung menyatu dengan sayapnya dan berubah menjadi seekor Burung Peng Raksasa Bersayap Emas. Burung Peng Raksasa Bersayap Emas ini berwajah manusia namun memiliki badan seekor burung. Sayapnya menutupi langit, dan tatapan matanya menembus jarak yang begitu jauh, mengarah pada Si Buta Tie.     

Baru pada saat inilah Muyun Lan menunjukkan kekuatan sejatinya.     

Hembusan angin yang kencang mengoyak ruang hampa saat Burung Peng Raksasa Bersayap Emas itu mengepakkan sayapnya dan melesat melintasi langit. Dalam sekejap, retakan yang tak terhitung jumlahnya muncul di atas langit. Burung itu terbang menuju Si Buta Tie dengan membawa kekuatan yang mengerikan. Jika burung itu menabraknya, tubuhnya kemungkinan besar akan hancur berkeping-keping.     

'Itu adalah teknik Golden Roc Heaven Slayer,' pikir Ye Futian dalam hati saat dia menyaksikan pertarungan yang sedang berlangsung di atas langit. Ketika berhadapan dengan serangan tingkat tinggi seperti ini, selain beberapa sosok terkemuka, hanya segelintir orang yang mampu mengatasinya.     

Si Buta Tie juga merasa terancam. Tubuhnya menyatu dengan tubuh dewa perang di belakangnya dan berubah menjadi dewa perang yang sesungguhnya. Dia mengulurkan lengannya ke depan, dan dalam sekejap, lingkaran cahaya suci yang tak terbatas berkumpul menjadi satu, membentuk Palu Pelindung Ilahi. Tidak hanya itu saja, lingkaran-lingkaran cahaya suci turun dari atas langit dan menyelimuti tubuhnya. Dia memancarkan kekuatan yang dahsyat. Kekuatan ini perlahan-lahan semakin meningkat, seolah-olah kekuatan langit sedang menyatu di dalam tubuhnya.     

*Boom*     

Ketika dewa perang itu mengangkat lengannya untuk mengayunkan palu ilahi di tangannya, suara gemuruh yang keras bergema di atas langit. Jalur Agung yang berada di langit tampaknya akan runtuh. Semua serangan yang ditujukan pada dewa perang itu akan dihancurkan. Tidak ada kekuatan Jalur Agung yang dapat mendekati tubuhnya.     

Palu Pelindung Ilahi mampu menekan kekacauan di suatu negara. Kekuatannya benar-benar tak tertandingi. Teknik itu juga mampu menghancurkan langit.     

Sosok dewa perang yang merupakan perwujudan dari Si Buta Tie itu memancarkan cahaya warna-warni saat dia mengangkat palu ilahi itu dengan kedua tangannya. Sementara itu di atas langit, muncul sosok dewa raksasa lainnya. Sosok dewa itu seperti sedang meminjamkan kekuatannya pada Si Buta Tie sehingga dia mampu mengayunkan palu penghancur tersebut.     

*Boom*     

Di atas langit, Jalur Agung pun runtuh dan banyak retakan muncul di udara. Area Jalur Agung milik Muyun Lan telah dihancurkan. Palu ilahi yang membawa kekuatan tak tertandingi di dalamnya itu diayunkan dengan kuat ke arah Burung Peng Raksasa Bersayap Emas. Kekuatan palu ilahi itu menyelimuti seluruh tempat. Mustahil bagi Burung Peng Raksasa itu untuk melarikan diri dari serangan tersebut.     

Pada saat ini, bahkan Muyun Lan tidak mampu menghadapi serangan itu secara langsung dan harus menghindarinya. Dengan pergerakan secepat kilat, Burung Peng Raksasa Bersayap Emas itu berubah arah dan mengoyak ruang hampa saat dia menerjang menuju sosok dewa perang itu.     

Namun, palu ilahi milik Si Buta Tie juga berbelok dan mengejar targetnya, meninggalkan jejak-jejak bayangan di belakangnya. Terdengar suara gemuruh yang keras saat palu ilahi dan Burung Peng Raksasa Bersayap Emas itu bertabrakan di atas langit.     

*Brak*     

Disertai dengan suara benturan yang keras, badai yang ditimbulkan oleh palu ilahi itu mendorong Burung Peng Raksasa Bersayap Emas itu ke belakang. Pada saat yang bersamaan, seberkas cahaya penghancur langit yang mengerikan melesat ke bawah dan meninggalkan bekas sayatan di tubuh dewa perang tersebut.     

Badai bergejolak di atas langit. Area ini sekarang telah berubah menjadi bayangan Burung Peng Raksasa Bersayap Emas, dan banyak cahaya penghancur langit yang terbentuk. Pada saat yang bersamaan, tubuh Muyun Lan berubah menjadi seberkas cahaya dan melesat melintasi langit.     

Si Buta Tie tidak bisa melihat semua ini, namun dia tetap mengayunkan palu ilahi miliknya tanpa ada rasa takut. Selain itu, tampaknya ada berbagai macam ilusi yang muncul di sekitarnya. Ketika dia mengayunkan Palu Pelindung Ilahi, langit dan bumi berguncang hebat, dan sebuah kekuatan yang dahsyat menekan area yang diincarnya.     

Ketika keduanya kembali bertabrakan, kerumunan kultivator di bagian bawah merasa seolah-olah ada Burung Peng Raksasa Bersayap Emas dan dewa perang yang sedang bertarung di atas sana. Keduanya melancarkan serangan yang mengandung kekuatan tak tertandingi di dalamnya. Burung Peng Raksasa Bersayap Emas itu memiliki kecepatan tak tertandingi, sementara Si Buta Tie memiliki kekuatan yang tak tergoyahkan.     

Ye Futian mengamati medan pertempuran itu dan bisa menebak bahwa tidak mungkin bagi Muyun Lan untuk menggoyahkan Si Buta Tie. Meskipun Si Buta Tie tidak bisa melihat, namun seiring berjalannya waktu, dia menjadi semakin tenang dan lebih kuat dari sebelumnya. Dia berdiri di tempatnya seperti seorang dewa yang tak tergoyahkan. Tingkat Plane-nya juga sedikit lebih tinggi dari Muyun Lan.     

"Aku tidak pernah membayangkan bahwa dia bisa sekuat ini," Duan Qiong berkomentar dengan terkejut. Kala itu, dia pernah mendengar informasi tentang Si Buta Tie ketika Si Buta Tie berada di dunia luar. Kemudian, Si Buta Tie kehilangan penglihatannya dan kembali ke Desa Empat Sudut. Sekarang setelah dia muncul kembali, dia bahkan tampil lebih mengerikan daripada sebelumnya.     

Si Buta Tie telah tinggal di Desa Empat Sudut selama bertahun-tahun dan selalu menghabiskan waktunya menempa besi. Meskipun dia tidak mengandalkan kultivasinya, namun tekniknya jauh lebih kuat, sehingga Palu Pelindung Ilahi miliknya menjadi semakin kokoh dan sempurna.     

Ketika Muyun Shu melihat bahwa kakaknya tidak bisa mengalahkan Si Buta Tie, ekspresinya sedikit berubah. Pria buta ini tidak pernah menunjukkan kemampuannya di Desa Empat Sudut. Banyak orang percaya bahwa dia sudah lumpuh dan tidak bisa lagi berkultivasi. Mereka tidak pernah membayangkan bahwa dia sebenarnya masih sangat kuat dan bahkan kekuatannya terus meningkat.     

"Kakak ipar, bisakah kau membantuku membunuhnya?" Muyun Shu bertanya pada Nanhai Qianxue, yang berada di sampingnya. Nanhai Qianxue juga salah satu sosok terkemuka di Wilayah Shangqing. Dia adalah putri kebanggaan dari Keluarga Nanhai. Kemampuannya sungguh luar biasa; dia memiliki Roda Ilahi yang sempurna dan telah mencapai Renhuang Plane tingkat ketujuh.     

Sekarang, dengan adanya Muyun Lan dan Muyun Shu, masa depan Keluarga Nanhai menjadi sangat gemilang. Kemungkinan besar akan ada banyak sosok terkemuka yang lahir di Keluarga Nanhai. Ditambah dengan fakta bahwa Keluarga Nanhai berasal dari Upper Third Heavens dan memiliki kemampuan yang kuat, mereka bahkan bisa berdiri di puncak kekuatan Wilayah Shangqing dan menjadi pasukan terkuat di wilayah ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.