Legenda Futian

Tombak yang Tak Tertandingi



Tombak yang Tak Tertandingi

2Ye Futian berdiri tegak di tempatnya. Tiba-tiba, pancaran kekuatan yang dahsyat menyelimuti kediaman Keluarga Duan secara keseluruhan. Kekuatan ini terasa menyesakkan.     3

Dengan diselimuti oleh cahaya suci, Ye Futian hanya bisa merasakan adanya sebuah kekuatan ilahi yang menekan tubuhnya. Kekuatan ini sangat dahsyat dan membuat tubuhnya seperti dibelenggu.     

Di hadapannya, tubuh Renhuang tingkat kesembilan itu memancarkan kekuatan yang terasa seperti kekuatan dari seorang Dewa. Renhuang itu menatap Ye Futian. Aura yang agung terpancar dari tubuhnya. Kultivator ini adalah salah satu sosok terkemuka dari Keluarga Duan. Meskipun dia bukanlah anggota inti, namun tetap saja dia adalah sosok yang sangat kuat.     

Kemudian, tatapan matanya beralih pada Ye Futian. Pada saat itu juga, Ye Futian bisa merasakan kekuatan yang mengerikan di dalam tatapan matanya, dan itu adalah tekanan yang berasal dari jiwa spiritualnya.     

Hembusan angin dan kumpulan awan di atas kediaman Keluarga Duan berubah, seolah-olah istana ini telah berubah menjadi area Jalur Agung milik Renhuang itu. Sinar-sinar cahaya suci mengalir di berbagai tempat saat satu sosok dewa kuno muncul di sana. Sosok itu bertubuh kekar dan terlihat sangat kuat.     

Ye Futian mendongak dan melihat beberapa sosok dewa raksasa muncul di atas langit. Terdapat kekuatan dalam jumlah besar yang terpancar dari masing-masing dewa, dan semua sosok terkemuka, yang berada di luar kota kekaisaran kuno itu bisa merasakan hati mereka berguncang. Kekuatan ini terlalu mengerikan. Ini adalah kekuatan yang dimiliki oleh Keluarga Duan.     

Pada saat ini, Renhuang tingkat kesembilan itu mulai bergerak. Dia mengambil satu langkah ke depan, dan dalam sekejap, kaki dewa itu dihentakkan dari atas langit. Langit pun langsung berubah, dan sebuah badai yang mengerikan muncul dan menerjang ke arah Ye Futian, berniat untuk menghancurkannya.     

Di sekitar Ye Futian, area berbintang miliknya mulai runtuh, bintang-bintang hancur berkeping-keping, dan monumen-monumen ilahi di dalamnya tampak retak. Pada saat ini, segala sesuatunya akan dihancurkan. Area yang dia tempati ini akan dihancurkan seutuhnya.     

Tatapan mata Ye Futian beralih ke arah langit. Kaki raksasa itu masih dihentakkan ke bawah, berniat menghancurkan segala sesuatu yang berada dalam jangkauannya. Ye Futian bergegas mengangkat kedua tangannya dan mengayunkannya ke depan. Dalam sekejap, pintu ilahi yang tak terhitung jumlahnya melesat ke depan. Pintu-pintu ini tampaknya telah membentuk sebuah area tersendiri hingga akhirnya sebuah tirai cahaya raksasa terbentuk dan menyelimuti segalanya.     

Ketika serangan itu tiba, mereka langsung mendarat pada pintu-pintu ilahi tersebut.     

*Boom* Tiba-tiba terdengar suara ledakan yang sangat keras dari atas langit. Setelah itu, pintu-pintu ilahi tersebut hancur berkeping-keping. Tidak hanya itu saja, gelombang kejut yang sangat kuat terus menerus menyebar ke arah Ye Futian. Tubuhnya bergetar hebat sebelum akhirnya terjatuh dari atas langit dan mendarat di atas tirai cahaya yang menyelimuti kediaman Keluarga Duan. Serangan itu sangat kuat.     

Ketika suatu jenis kekuatan Jalur Agung mencapai tingkat tertinggi, maka sebuah kekuatan yang sangat dahsyat akan dapat terbentuk.     

Tingkat kesembilan. Itu adalah puncak dari Renhuang Plane. Sekuat apakah serangan dari sosok semengerikan itu? Tidak peduli betapa berbakatnya seseorang, akan sangat sulit untuk mengatasi serangan tersebut.     

Hati orang-orang yang menyaksikan pertempuran ini dari kejauhan berdebar kencang ketika mereka melihat pemandangan ini muncul di hadapan mereka. Namun, hal ini sebenarnya sudah bisa ditebak. Ye Futian memang sangat kuat, namun pada akhirnya, dia dihalangi oleh batasan dari tingkat plane-nya. Seorang Renhuang tingkat kelima ingin mengalahkan seorang Renhuang tingkat kesembilan? Itu adalah sesuatu yang nyaris mustahil untuk dilakukan.     

Kemampuan yang telah dia tampilkan di Renhuang tingkat kelima sudah sangat menakjubkan dan mengejutkan banyak orang.     

*Boom* Saat orang-orang sedang berpikir, Renhuang tingkat kesembilan itu terus berjalan ke depan. Saat dia melangkah, segala sesuatu di sekitarnya bergetar. Setiap langkah yang dia ambil terasa seolah-olah pegunungan dan sungai-sungai akan hancur. Darah para Renhuang yang berada di dalam kediaman Keluarga Duan begejolak. Beberapa dari mereka bahkan menggeram saat mereka ikut menerima dampaknya.     

Pertempuran besar ini juga memengaruhi Renhuang lainnya.     

Sementara itu, Ye Futian berada di tengah-tengah serangan yang dahsyat ini. Orang-orang hanya bisa membayangkan betapa kuatnya tekanan yang sedang dia hadapi sekarang.     

Kemudian, Ye Futian sedikit menundukkan kepalanya. Bagaimanapun juga, Renhuang tingkat kesembilan masih terlalu sulit untuk dihadapi olehnya. Terlebih lagi, dia bukanlah Renhuang tingkat kesembilan biasa. Dia adalah anggota dari Keluarga Duan. Mungkin Ye Futian baru bisa memiliki kekuatan yang mumpuni untuk melawan Renhuang tingkat kesembilan setelah dia mencapai Renhuang Plane tingkat keenam.     

"Kau telah bertarung dengan cukup baik. Pertempuran hari ini sudah bisa membuat namamu dikenal dimana-mana. Namun, memprovokasi Keluarga Duan jelas memiliki risiko tersendiri," ujar Renhuang itu dengan suara keras. Suaranya bergema ke seluruh penjuru kota. Suaranya yang keras itu saja sudah mengandung kekuatan langit di dalamnya. Ketika dia terus melangkah ke depan, Ye Futian menggeram pelan.     

Dia mengangkat kepalanya dan menatap tajam ke arah sosok yang berjalan mendekatinya itu. Kemudian, dia berkata, "Benarkah?"     

Tepat ketika dia selesai berbicara, sebuah aura yang sangat kuat dan tak terbatas terpancar dari tubuhnya. Itu adalah aura kehidupan yang penuh dengan energi di dalamnya. Pada saat itu juga, Qi spiritual di area tersebut meningkat secara drastis. Pada saat yang bersamaan, suara 'dong' terdengar di antara langit dan bumi, seolah-olah ada sebuah jantung raksasa yang berdetak. Darah di dalam tubuh Ye Futian bergejolak. Kemudian, pancaran cahaya suci yang menakjubkan ditembakkan dari tubuhnya. Itu adalah cahaya dari Dewa Iblis.     

*Whoosh* Hembusan angin kencang mengamuk di antara langit dan bumi, diikuti oleh bayangan seekor merak raksasa yang muncul dan menutupi langit. Ye Futian mengambil satu langkah ke depan dan menerjang ke atas langit. Dia berdiri di tengah-tengah bayangan burung merak tersebut. Merak itu membentangkan sayapnya seperti dewa iblis; sayapnya memiliki banyak mata di permukaannya, yang masing-masing memancarkan seberkas cahaya suci yang menciptakan rentetan ledakan di sekitar tubuhnya. Saat Jalur Agung runtuh, sinar-sinar cahaya suci ini langsung menghancurkan kekuatan Jalur Agung yang menekan tubuh Ye Futian.     

Pada saat ini, Ye Futian terlihat seperti putra dari Dewa Iblis.     

"Cahaya Kaisar dan Dewa Iblis Merak." Tatapan mata Pemimpin Keluarga Duan tertuju pada Ye Futian. Dia mendengar informasi bahwa Ye Futian diburu oleh Ning Yuan dari Istana Pemimpin Wilayah Donghua karena hal ini. Dia telah memecahkan segel dari sebuah reruntuhan, dan hari ini, dia telah menyaksikan secara pribadi kekuatan sejati dari Dewa Iblis Merak.     

Ye Futian mengulurkan tangannya. Kemudian, sebuah tombak tiba-tiba muncul di telapak tangannya. Tombak itu diselimuti oleh aura petarung dalam jumlah besar dan melahap puluhan ribu cahaya suci dalam sekejap. Pada saat ini, Ye Futian tampak seperti dewa perang yang tak tertandingi. Bahkan jika dia harus menghadapi seorang Renhuang tingkat kesembilan, dia masih bisa bertarung melawannya.     

"Hmph." Terdengar suara mendengus di suatu tempat. Renhuang tingkat kesembilan itu kembali melangkah ke depan. Kali ini, sosok Dewa yang menjulang tinggi itu menghentakkan kakinya ke bawah dengan tujuan untuk menghancurkan segala sesuatu yang dilewatinya. Sosok Ye Futian tampak sangat kecil jika dibandingkan dengan sosok Dewa tersebut.     

Namun, di sisi lain, bayangan seekor merak juga telah terbentuk. Cahaya suci dari Jalur Agung bersinar terang, dan dengan menjadikan tubuhnya sebagai titik pusat, sebuah area penghancur yang mengerikan telah terbentuk. Sementara itu, Jalur Agung terus menerus dihancurkan.     

*Whoosh* Angin bertiup kencang saat Dewa Iblis Merak itu mengepakkan sayapnya. Cahaya suci bersinar terang dan menyelimuti area tersebut. Ye Futian mengangkat lengannya dan mengerahkan tombaknya menuju bayangan dewa itu. Pada saat berikutnya, bayangan seekor burung merak raksasa menerjang ke arah yang sama. Bayangan tombak yang tak terhitung jumlahnya juga muncul pada saat yang bersamaan. Setiap tusukan tombak itu terlihat seperti seberkas sinar dari cahaya suci.     

Bayangan merak dan Dewa itu pun bertabrakan di udara. Jalur Agung kini berada di ambang kehancuran. Banyak orang bisa merasakan langit dan bumi seperti akan hancur. Pancaran cahaya suci yang tak terhitung jumlahnya menghantam tubuh sang Dewa, menusuk dan menciptakan banyak lubang di tubuhnya. Setelah itu, sosok Dewa itu mulai hancur hingga akhirnya menghilang tak bersisa.     

"Dia bahkan mampu mengimbangi perlawanan seorang Renhuang tingkat kesembilan?" Banyak orang tampak terkejut dan tidak bisa berkata-kata. Apakah dia benar-benar seorang Renhuang tingkat kelima?     

Pada saat ini, semua orang yang menyaksikan pertarungan tersebut sepertinya sudah melupakan tingkat Plane Ye Futian. Satu hal yang terbesit di dalam pikiran mereka adalah, ini merupakan pertarungan antara dua sosok yang sangat kuat. Pertarungan ini berlangsung sangat sengit dan tak terkendali.     

Ekspresi Renhuang tingkat kesembilan dari Keluarga Duan itu menjadi semakin dingin setelah dia menyaksikan pemandangan yang ada di depannya. Ekspresinya berubah menjadi serius. Dia melangkah ke atas langit. Pada saat ini, satu-satunya hal yang bisa dirasakan oleh semua orang adalah dunia ini tidak lama lagi akan hancur. Meteorit yang tak terhitung jumlahnya jatuh dari atas langit, dan langsung bergerak menuju Ye Futian. Setiap meteorit itu sepertinya mampu menghancurkan langit. Jika lawannya adalah seorang Renhuang biasa, dia pasti akan dihancurkan seketika.     

Aura yang terpancar dari tubuh Ye Futian menjadi semakin agresif. Bayangan Dewa Iblis Merak itu kembali membentangkan sayapnya. Dalam sekejap, pedang cahaya suci yang tak terhitung jumlahnya ditembakkan menuju meteorit yang berjatuhan itu dan merubah mereka menjadi debu.     

*Boom, Boom, Boom* Langit berguncang hebat, dan area di mana Ye Futian berada tampak seperti telah dikubur oleh sosok Dewa tersebut. Sosok-sosok Dewa lainnya menatap Ye Futian pada saat yang bersamaan. Setelah itu, mereka mengangkat kaki raksasa masing-masing dan menginjak area tempat Ye Futian berada. Mereka ingin mengubur area itu seutuhnya.     

Suasananya menjadi menegangkan. Tempat Ye Futian berada kini telah berubah menjadi sebuah area terlarang. Rasanya seolah-olah segala sesuatunya telah membeku dan akan dihancurkan oleh kekuatan yang dahsyat ini.     

Di bawah kekuatan ini, Ye Futian juga sedang menahan sebuah tekanan yang mengerikan. Dia merasa seperti akan tewas terbunuh oleh kekuatan yang dahsyat ini. Di dalam tubuhnya, jantungnya berdegup kencang. Dengan dikelilingi oleh cahaya suci, jantungnya tampak seperti jantung dari dewa iblis.     

Sebelumnya, dia telah menggabungkan jantung Dewa Iblis Merak ke dalam tubuhnya. Kekuatannya sangatlah mengerikan.     

"Deg, Deg, Deg* Di area yang luas itu, jantung semua orang juga berdegup kencang, seolah-olah jantung mereka akan hancur berkeping-keping.     

"Kekuatan macam apa ini?" Mereka memandang ke arah dimana kekuatan itu berasal, yaitu tempat Ye Futian berada sekarang. Kekuatan yang tak tertandingi itu terpancar dari tubuhnya.     

Pada saat berikutnya, apa yang bisa mereka lihat hanyalah bilah-bilah pedang cahaya suci yang tak terhitung jumlahnya ditembakkan ke udara. Pedang-pedang cahaya ini menembus langit dan menghancurkan meteorit yang berjatuhan. Serangan ini tampak seperti cahaya Dewa yang akan menghancurkan segala sesuatu yang dilewatinya; seolah-olah tidak ada yang tidak bisa mereka hancurkan.     

*Whoosh* Tubuh Ye Futian saat ini juga mulai bergerak. Tubuh merak raksasa itu menerjang ke suatu arah bersama dengan pedang-pedang cahaya yang tak terhitung jumlahnya itu. Cahaya suci tersebut menyatu ke dalam tombak di tangan Ye Futian, dan aura petarung yang dipancarkan oleh tombak itu telah menyelimuti seluruh tempat.     

Tombak milik Ye Futian dikerahkan ke depan. Dalam sekejap satu sosok Dewa hancur menjadi debu. Kemudian, bayangan Dewa Iblis Merak itu menerjang ke suatu tempat, yaitu tempat dimana Renhuang tingkat kesembilan itu berada.     

Ekspresinya sedikit berubah. Satu sosok Dewa lainnya muncul di dekatnya dan sebuah medan pertahanan terbentuk di sekelilingnya.     

Merak raksasa itu pun tiba. Tombak Ye Futian telah melahap cahaya suci di sekitarnya dan tiba di dekat Renhuang itu dalam sekejap.     

*Brak* Semua yang ada di hadapan tombak itu akan dihancurkan. Sosok Dewa itu hancur, dan pertahanan lawannya langsung lenyap. Tombak itu benar-benar tak tertandingi.     

Tombak itu tiba tepat di depan Renhuang tingkat kesembilan tersebut. Sebuah badai dari Jalur Agung yang mengerikan bergejolak dan membuat rambut panjang dan pakaian yang dikenakan oleh Renhuang itu berkibar tanpa henti. Dua kekuatan Jalur Agung yang dahsyat telah bertabrakan di udara. Namun, tombak Ye Futian tidak berhasil mencapai targetnya. Kalau tidak, tombak itu pasti telah menembus kekuatan pertahanan lawannya dan menusuk area di antara matanya.     

Renhuang tingkat kesembilan itu menatap sosok berambut abu-abu di depannya dengan tajam. Sepasang mata yang cerah itu awalnya menunjukkan keterkejutan, lalu menjadi muram, dan akhirnya terlihat lega. Dia bergumam pelan, "Pemuda ini telah melampauiku."     

Setelah itu, dia berbalik dan berjalan menuju ke suatu tempat. Dia membungkuk hormat pada Duan Tianxiong dan berkata, "Saya telah mengecewakan anda."     

Seorang Renhuang tingkat kesembilan tidak mampu menangkis serangan Ye Futian. Dia telah dikalahkan.     

Kediaman Keluarga Duan menjadi sunyi senyap. Tidak ada yang menyangka bahwa Ye Futian akan melangkah sejauh ini. Seorang Renhuang tingkat kesembilan telah dikalahkan oleh Renhuang tingkat kelima. Seolah-olah tidak ada yang bisa menghentikannya untuk terus bergerak ke depan.     

Apakah hari ini Ye Futian akan berhasil menerobos masuk ke dalam kediaman Keluarga Duan, yang merupakan penguasa dari Benua Dewa Raksasa? Sendirian?     

'Sepertinya Wilayah Shangqing akan memiliki sosok terkemuka lainnya,' pikir para kultivator yang berada di luar istana. Hati mereka berguncang. Hanya ada segelintir dengan tingkat kekuatan seperti ini di Wilayah Shangqing!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.