Legenda Futian

Serbuan Keluarga Duan



Serbuan Keluarga Duan

1Kediaman Keluarga Duan merupakan sebuah kota yang berdiri di dalam kota lainnya. Tempat itu memancarkan aura yang sakral dan agung.      2

Pada saat ini di luar kediaman Keluarga Duan, ada seorang pria berambut abu-abu yang berdiri di sana, kedua matanya yang dalam menatap lurus ke arah kota tersebut. Di belakangnya, banyak kultivator berdatangan dari atas langit, dan perhatian mereka tertuju pada Ye Futian serta kota kekaisaran kuno di hadapan mereka.     

Apakah dia benar-benar berniat masuk ke dalam sana sendirian?     

Di dalam kediaman Keluarga Duan, ada juga sosok-sosok terkemuka yang bermunculan. Banyak kultivator tampak berdiri di udara dan memandang satu sosok yang berdiri di bagian luar. Mereka mengetahui apa yang telah terjadi. Dia adalah pria yang awalnya berasal dari Wilayah Donghua dan kini telah bergabung dengan Desa Empat Sudut. Sekarang dia ingin memasuki kediaman Keluarga Duan sendirian untuk membawa pergi tawanan mereka. Kesombongan dan keberaniannya menyiratkan kebenciannya terhadap mereka semua.     

Apa yang dikatakan oleh Ye Futian telah menyinggung kultivator-kultivator kuat dari Keluarga Duan. Mereka menganggapnya sebagai sosok yang sangat sombong dan tidak bisa diatur.     

Di dalam istana, permukaan tanahnya dilapisi oleh cahaya suci, dan terdapat sebuah kekuatan magis yang menyegel area di bagian bawah untuk mencegah kediaman Keluarga Duan agar tidak terpengaruh oleh pertempuran yang terjadi sewaktu-waktu.     

Sementara itu di bagian dalam dari kediaman Keluarga Duan, ada dua orang pria di sana, mereka adalah Fang Gai dan Fang Huan. Keduanya sedang menatap ke suatu tempat di kejauhan, dan Fang Gai tampak emosional. Dia tidak menyangka bahwa Ye Futian akan datang dengan cara seperti ini. Sekarang, dia hanya bisa berharap bahwa tidak akan ada hal buruk yang menimpa Ye Futian.     

"Apakah dia adalah guru dari Fang Cun?" Pria paruh baya itu adalah Fang Huan. Rambut panjangnya yang berwarna hitam tampak acak-acakan, namun kedua matanya tampak serius dan berkilau saat dia bertanya pada Fang Gai.     

"Mmm," Fang Gai mengangguk sebagai tanggapan. Dia pernah menyinggung nama Ye Futian pada Fang Huan sebelumnya.     

"Bukankah dia terlalu gegabah untuk melakukan hal ini sendirian?" Fang Huan bertanya. Seorang pria berniat menghadapi Keluarga Duan sendirian?     

Jika dia menggantikan posisinya, maka tidak akan ada yang perlu dikhawatirkan. Tidak ada Renhuang tingkat atas dengan Roda Ilahi yang sempurna di antara jajaran anggota dari Keluarga Duan, sementara dia sudah mencapai Renhuang Plane tingkat ketujuh dengan Roda Ilahi yang sempurna; bahkan Renhuang tingkat kesembilan tidak akan menjadi masalah baginya. Tapi Ye Futian, seperti yang dia ketahui dari ayahnya, masih berada di Renhuang Plane tingkat kelima, bagaimana mungkin dia bisa berharap untuk masuk kemari?     

"Dia tidak terlihat seperti seseorang yang akan bertindak gegabah. Jika berani mengambil tindakan ini, maka dia pasti menyadari bahwa dia memiliki peluang untuk melewatinya," ujar Fang Gai.     

Namun tentu saja ada kemungkinan bahwa Ye Futian memang tidak punya pilihan selain mengambil risiko ini. Jika dia kalah, maka dia harus menyerahkan Teknik Ilahi pada Keluarga Duan.     

Fang Gai tampak berpikir dengan serius.     

Sebuah kekuatan ilahi yang mengerikan telah menyelimuti seluruh tempat. Duan Tianxiong berdiri di atas aula tertinggi di istananya dengan didampingi oleh banyak kultivator di belakangnya. Tatapan mata mereka tertuju pada sosok yang berada di luar istana. Meskipun jaraknya sangat jauh, namun dalam pandangan mereka, rasanya seolah-olah semuanya berada tepat di hadapan mereka.     

Duan Tianxiong ingin melihat bagaimana caranya pria yang telah mengacaukan keseimbangan kekuatan di Wilayah Donghua ini bisa menerobos masuk ke dalam kediamannya seperti yang dia ucapkan sebelumnya.     

"Ye Futian datang ke tempat kita sendirian, jadi kalian hanya boleh menyerangnya satu per satu dan tidak boleh mengeroyoknya." Duan Tianxiong menyampaikan pengumuman dengan suara keras dan dipenuhi oleh kekuatan di dalamnya.     

"Baik, Ketua." Suara-suara bergema di area tersebut. Sebagai kultivator dari Keluarga Duan, mereka juga peduli dengan reputasi mereka. Ye Futian adalah seorang Renhuang tingkat kelima yang mencoba menerobos masuk ke dalam kediaman Keluarga Duan hanya dengan mengandalkan kekuatannya sendiri. Jika mereka menghentikannya secara bersamaan, maka hal itu menyiratkan seolah-olah mereka mencoba menang dengan mengandalkan jumlah anggota mereka saja.     

Ditambah lagi, apakah benar-benar tidak ada seorang pun dari Keluarga Duan yang mampu mengalahkannya?     

Ada seorang pemuda di samping Duan Tianxiong yang memiliki temperamen tak tertandingi, dan dia bahkan memiliki kemiripan dengan Duan Tianxiong. Dia adalah pangeran dari Keluarga Duan, Duan Qiong.     

Sebagai seorang Renhuang tingkat keenam, Duan Qiong memiliki Roda Ilahi yang sempurna dan kekuatan yang mengerikan. Dia tidak percaya bahwa Ye Futian mampu melewati rintangan ini. Keluarga Duan hanya perlu mengirimnya untuk menghentikan Ye Futian.     

"Beritahu semua kultivator dari Keluarga Duan untuk menerima tantangannya. Ini akan menjadi kesempatan yang bagus bagi mereka untuk mengetahui bahwa akan selalu ada seseorang yang lebih kuat dari semua lawan yang pernah mereka temui sebelumnya," Duan Tianxiong memberi perintah pada Duan Qiong.     

"Kalau begitu aku pergi dulu." Duan Qiong menganggukkan kepalanya saat dia menjalankan perintah ini. Mereka menganggap kedatangan Ye Futian ke dalam kota ini sebagai pelajaran bagi para Renhuang yang sombong di antara jajaran anggota mereka, sehingga mereka bisa melihat betapa mengerikannya sosok terkemuka dari dunia luar.     

Di luar kediaman Keluarga Duan, Ye Futian memandang ke depan dan berkata dengan suara keras, "Ye Futian dari Desa Empat Sudut datang untuk meminta bimbingan dari kalian semua."     

Ketika suaranya memudar, dia berjalan menuju kediaman Keluarga Duan di bawah tatapan mata yang tak terhitung jumlahnya. Untuk beberapa saat, semua orang di dalam Kota Dewa Raksasa menatapnya dengan hati yang sedikit berguncang dan mendapati bahwa mereka semua sangat menantikan pertempuran ini.     

Meskipun semua orang beranggapan bahwa Ye Futian pasti akan kalah, namun mereka semua diam-diam masih mengharapkan hasil akhir yang berbeda.     

Ye Futian melangkahkan kaki ke dalam kediaman Keluarga Duan, dan dalam sekejap, sebuah tekanan yang kuat menyelimuti tubuhnya. Itu adalah tekanan tak terlihat yang dibentuk oleh aura dari para Renhuang di dalam kediaman Keluarga Duan, dan kini telah berubah menjadi sebuah kekuatan yang menakjubkan. Tekanan itu terasa sangat tidak nyaman, tetapi Ye Futian tampak dingin dan tenang seperti biasanya, dia terus berjalan di udara.     

Jejak-jejak cahaya ilahi mengelilingi tubuhnya, membuat tubuhnya tampak bercahaya, seolah-olah dia adalah seorang dewa.     

Pada saat ini, satu sosok tampak berdiri di langit di atas Ye Futian. Pria ini juga berpakaian putih, seperti seorang pria berpendidikan yang lembut. Dia memegang sebilah pedang perak yang tampak seperti sebuah bintang yang dingin, memancarkan kesedihan yang mendalam. Lengannya bergerak saat pedang perak di genggaman tangannya diayunkan. Dalam sekejap, muncul hawa dingin yang menekan ke arah Ye Futian.     

Pria ini adalah seorang Renhuang tingkat ketujuh. Dia muncul dalam sekejap dan pedangnya bergerak sangat cepat sehingga tidak ada seorang pun yang bisa mengimbangi pergerakannya. Hanya dalam hitungan detik, hawa dingin telah menyelimuti seluruh tempat, membekukan jiwa-jiwa spiritual pada saat cahaya pedang yang tak terhitung jumlahnya itu menutupi langit. Area di sekitar Ye Futian sepertinya telah berubah menjadi dunia pedang, dimana hanya ada langit yang dipenuhi dengan aurora pedang di sana. Nasib Ye Futian bisa ditentukan hanya dengan satu perintah dari pikiran Renhuang tersebut.     

Bilah-bilah pedang menghujani dunia pedang itu seperti hujan meteor, dan mereka tampaknya hendak menusuk tubuh Ye Futian. Namun, pada saat ini, cahaya suci yang mengalir di sekitar tubuh Ye Futian menjadi semakin menyilaukan, dan suara dentangan pedang bergema di antara langit dan bumi. Terdapat sinar-sinar cahaya yang tak terhitung jumlahnya ditembakkan dari tubuhnya, dan setiap sinar cahaya itu berubah menjadi aura pedang.     

Untaian aura pedang dan cahaya suci itu bergerak bersama hujan pedang meteor, sehingga menciptakan sebuah pemandangan yang menakjubkan di area ini. Kedua pria itu berdiri di antara tirai pedang saat salah satu di antara mereka melancarkan serangan pedang lainnya, yang langsung menembus ruang hampa dan mengarah ke targetnya.     

Namun pada saat itu juga, Ye Futian mengangkat tangannya dan menunjuk ke arah bilah pedang milik lawannya.     

Dalam sekejap, sungai pedang yang menakjubkan itu terkoyak, dan bilah-bilah pedang yang tak terhitung jumlahnya hancur menjadi debu dan hilang tak berbekas. Pedang perak itu pun mengeluarkan suara gemeretak saat retakan mulai muncul di permukaannya.     

Ye Futian mengarahkan jarinya ke depan, dan pada saat berikutnya, Jalur Agung berbalik arah, dan segala sesuatunya seperti telah kembali ke kondisi semula. Tubuh pria itu terhempas ke belakang, dan dunia pedang miliknya telah menghilang, begitu juga dengan langit yang dipenuhi oleh aura pedang.     

Pendekar pedang berpakaian serba putih itu berdiri di tempatnya sambil memandang Ye Futian dan dia tiba-tiba menggeram saat darah menetes dari sudut mulutnya. Tatapan matanya terpaku pada sosok Ye Futian, yang masih belum bergerak sedikit pun dari tempatnya.     

Hanya satu jari.     

Meskipun mereka tahu bahwa peluang mereka untuk menang tidak begitu besar, namun mereka tidak menyangka akan dikalahkan dengan cara seperti ini.     

Ye Futian mengangkat tangannya dengan santai dan mampu mengatasi ilmu pedang lawannya hanya dengan satu jari. Terlebih lagi, dengan kemampuan pedang yang sama, tampaknya mereka berdua berada di tingkat kultivasi yang benar-benar berbeda. Faktanya, tingkat Plane lawannya itu masih lebih tinggi daripada Ye Futian.     

"Luar biasa." Banyak orang memberikan pujian, tapi mereka tidak terlalu terkejut akan hal ini. Lawan yang dia hadapi hanyalah seorang Renhuang tingkat ketujuh. Jika Ye Futian ingin memasuki kediaman Keluarga Duan, maka ini baru permulaan. Jika dia menemui masalah saat berhadapan melawan Renhuang tingkat ketujuh, maka upaya yang dia lakukan ini adalah sebuah lelucon yang konyol.     

Ye Futian terus berjalan ke depan. Terdapat beberapa Renhuang yang berdiri di kedua sisi langit di bagian depan, dan tatapan mereka tertuju pada Ye Futian.     

Meskipun dia memiliki Roda Ilahi yang sempurna, namun tetap saja, dia adalah seorang Renhuang tingkat kelima. Apakah kemampuan bertarungnya benar-benar sehebat itu?     

Saat ini, Renhuang tingkat ketujuh lainnya bergerak. Dia mengangkat tangannya dan menekannya ke bawah. Tiba-tiba sebuah Gunung Lima Jari muncul di atas Ye Futian. Ukurannya sangat besar, dan langit di atas Ye Futian benar-benar ditutupi olehnya. Gunung Lima Jari itu diselimuti oleh kekuatan yang dahsyat, seolah-olah gunung itu bisa menekan segalanya dan tidak bisa dihancurkan. Pada kenyataannya, ini adalah jenis Roda Ilahi yang sangat kuat.     

Langit dan bumi bergemuruh saat Gunung Lima Jari itu hampir jatuh menimpa Ye Futian. Akan tetapi, Ye Futian mengangkat tangannya dan menunjuk ke arah langit. Tiba-tiba, sebilah pedang ilahi yang menakjubkan muncul dan menembus bagian tengah gunung tersebut. Dalam sekejap, retakan yang tak terhitung jumlahnya muncul di permukaan gunung itu dan pada saat berikutnya, gunung itu pun hancur lebur.     

Renhuang itu masih berusaha untuk melancarkan serangan lainnya, namun tatapan mata Ye Futian saat ini mengarah padanya. Hanya dengan satu pandangan mata, dia bisa merasakan hawa dingin yang menusuk tulang-tulangnya, seolah-olah dia telah masuk ke dalam dunia sihir mata. Di dalam dunia ini, Ye Futian berjalan ke arahnya dan muncul di hadapannya dalam satu langkah, diikuti dengan munculnya pedang ilahi yang ditujukan pada bagian di antara alisnya.     

*Brak* Dia bergegas mundur dari medan pertempuran. Namun pada saat berikutnya, semuanya telah kembali normal. Dia memandang ke kejauhan dan melihat bahwa Ye Futian masih berada di tempatnya, seolah-olah semua yang baru saja terjadi adalah ilusi. Itu adalah tipuan dari sihir mata yang telah memancingnya untuk masuk ke dalam dunia milik Ye Futian.     

Keringat dingin membasahi punggungnya saat dia menatap pemuda berambut abu-abu itu. Dia menyadari bahwa pemuda yang sangat tampan ini memiliki kekuatan yang sangat mengerikan. Renhuang tingkat ketujuh tidak mungkin bisa bertarung melawannya.     

"Hati-Hati! Dia sangat kuat." Dia berbicara secara telepati dengan kultivator lainnya. Ye Futian bisa menjebak lawan-lawannya ke dalam dunia sihir mata hanya dengan satu pandangan mata karena itu adalah Roda Ilahi miliknya. Ye Futian memiliki sepasang mata ilahi dan kecerobohan sekecil apa pun akan membuat mereka jatuh ke dalam perangkapnya tanpa ada harapan untuk melancarkan serangan balasan. Jika mereka berada di medan pertempuran yang sesungguhnya, dia mungkin sudah jatuh ke dalam genggamannya dengan satu perintah dari dalam pikirannya.     

Jauh di atas langit, segel-segel kuno keemasan tiba-tiba muncul di seluruh penjuru langit, dan tampaknya ada pola-pola yang sangat menyilaukan muncul di segel-segel kuno itu, yang memancing terbentuknya resonansi dari Jalur Agung. Sambil berdiri di atas langit, sosok itu mengangkat tangannya dan mengerahkannya ke bawah. Dalam sekejap, segel kuno keemasan yang tak terbatas melesat ke bawah secara bersamaan saat Jalur Agung beresonansi dengan serangan tersebut, membuat langit dan bumi dihancurkan oleh kekuatannya yang tak terhentikan.     

Ye Futian mendongak dan mengambil satu langkah ke depan. Pada saat ini, banyak orang mendengar suara rapalan Buddha di telinga mereka. Dalam sekejap, Ye Futian telah dikelilingi oleh tablet keemasan yang tak terhitung jumlahnya.     

*Boom, Boom, Boom* Segel-segel kuno itu terus menerus meledak saat Ye Futian bergerak secepat cahaya. Pada saat itu juga, semua orang melihat kedua pria itu bertabrakan, dan orang yang menghalangi jalan Ye Futian itu langsung dihempaskan ke kejauhan. Ye Futian terus bergerak ke depan, bahkan kini dia mempercepat langkahnya saat dia menerjang menuju semua kultivator itu!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.