Legenda Futian

Keinginan Untuk Merekrut Murid



Keinginan Untuk Merekrut Murid

3Ye Futian membuka matanya dan menatap ke kejauhan. Ada tujuh Teknik Ilahi di Desa Empat Sudut. Sekarang, ditambah dengan Ling Kecil, desa ini sudah menguasai lima Teknik Ilahi. Mereka adalah Keluarga Muyun, Keluarga Tie, Keluarga Shi, Keluarga Gu, dan Ling Kecil.     
2

Jika ditambah dengan dua teknik yang dimiliki oleh Fang Cun dan pemuda itu, maka ketujuh Teknik Ilahi sudah ditemukan. Mereka muncul di desa ini pada waktu yang bersamaan.     

"Aku akan berjalan-jalan mengelilingi desa," ujar Ye Futian dengan suara pelan. Kemudian dia pun pergi, sementara yang lainnya masih berdiri di bawah pohon kuno itu, berusaha memahami Jalur Agung dan berkultivasi. Banyak dari mereka mendapatkan pencerahan dalam kultivasi. Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang bisa merasakan keberadaan Teknik Ilahi di sana.     

"Tuan Ye."     

Pada saat ini, satu sosok muncul di hadapan Ye Futian.     

Ye Futian memandang sosok yang menghalangi jalannya itu. Dia adalah Fang Gai dari Keluarga Fang. Sebelumnya, dia adalah salah satu sosok yang bertanggung jawab atas Desa Empat Sudut. Belum lama ini, dia membantu Ye Futian dengan cara menentang keputusan Muyun Long untuk mengusir Ye Futian dari Desa Empat Sudut.     

Fang Gai juga orang pertama yang menduga bahwa Ye Futian adalah sosok yang luar biasa. Dia pernah bertanya pada Ling Kecil tentang Ye Futian sebelumnya.     

"Ketua Fang," Ye Futian menyapanya sambil mengangguk pelan.     

Fang Cun berdiri di samping Fang Gai. Dia mengangkat kepalanya dan memandang Ye Futian dengan penuh rasa ingin tahu.     

"Bocah ini sangat nakal. Sekarang setelah aku mengetahui kisah yang dimiliki oleh Tuan Ye, bisakah kau membantuku mendisiplinkan bocah ini dan menerimanya sebagai muridmu?" Fang Gai bertanya pada Ye Futian. Dia ingin menjadikan Fang Cun sebagai murid Ye Futian.     

Hal ini membuat Ye Futian merasa ada sesuatu yang tidak beres. Dia berkata, "Para remaja di Desa Empat Sudut sudah memiliki sang guru yang akan membimbing mereka dalam berkultivasi."     

Fang Gai melanjutkan kata-katanya, "Meskipun sang guru membimbing mereka dalam berkultivasi dan dianggap sebagai 'guru' mereka, namun dia tidak benar-benar menjadikan mereka sebagai muridnya. Sekarang setelah bocah ini memulai perjalanan kultivasinya, jika dia bisa menjadi murid di bawah bimbingan Tuan Ye, maka akan ada seseorang yang menjaganya di masa depan."     

Banyak orang memandang ke arah Fang Gai. Ekspresi Muyun Long tampak kesal. Rubah tua ini menyadari bahwa Ye Futian memiliki takdir yang luar biasa dan ingin menjadikan Fang Cun sebagai murid Ye Futian. Dia berambisi agar Fang Cun bisa mewarisi ajaran yang dimiliki oleh Ye Futian.     

"Sebenarnya Fang Cun terlahir dengan bakat yang luar biasa. Dengan adanya perubahan peraturan di Desa Empat Sudut saat ini, seiring berjalannya waktu, dia pasti akan menemukan peluang Jalur Agung yang sangat menguntungkan dan menjadi sosok yang luar biasa di masa depan. Dia tidak perlu menjadi murid saya," ujar Ye Futian. Dia tidak mengabulkan keinginan Fang Gai.     

Meskipun Fang Gai telah membantu Ye Futian sebelumnya, namun Ye Futian masih belum mengenalnya dengan baik. Dia belum bisa menebak tujuan Fang Gai untuk membantunya. Sehingga sudah jelas, Ye Futian tidak akan semudah itu dalam menerima murid.     

Melihat bahwa Ye Futian tidak menyetujui usulannya, Fang Gai langsung memukul kepala Fang Cun dengan telapak tangannya. Dia memarahi Fang Cun dan berkata, "Dasar bocah tengil. Inilah akibatnya jika kau tidak pernah menurut. Sekarang bahkan Tuan Ye tidak peduli padamu. Alih-alih berkultivasi dengan giat, setiap hari kau hanya membuang-buang waktumu."     

Fang Cun memandang kakeknya dengan bingung. Dia mengusap-usap kepalanya dengan tangannya sendiri. Sebenarnya ada apa ini?     

Kenapa dia yang disalahkan padahal Ye Futian –lah yang tidak ingin menerimanya sebagai murid?     

Sikap yang ditunjukkan oleh kakeknya ini benar-benar tidak masuk akal.     

"Keluarga Fang tidak pernah memiliki anak nakal sepertimu. Jika kau tidak mampu mendapatkan peluang Jalur Agung, jangan harap kau bisa pulang di masa depan," Fang Gai memarahi Fang Cun. Kemudian, dia meminta maaf pada Ye Futian dan berkata, "Bocah ini harus didisiplinkan. Tuan Ye, maaf atas ketidaknyamanan ini."     

"Ini adalah masalah keluarga anda, senior," ujar Ye Futian sambil berjalan ke depan. Fang Gai kembali memukul kepala Fang Cun. Akibatnya, tubuh Fang Cun terdorong ke arah yang dituju oleh Ye Futian. Setelah dia menstabilkan tubuhnya, Fang Cun berbalik dan memandang kakeknya, yang menatap tajam ke arahnya. Fang Cun hanya bisa mengikuti Ye Futian dengan patuh.     

Saat ini, Tetua Ma dan Si Buta Tie sedang mengawasi Ling Kecil dan Tie Tou. Sementara itu, Ye Futian berjalan menyusuri desa sendirian, dan Fang Cun Cun mengikutinya dari belakang dengan tenang. Hal ini membuat Ye Futian tidak bisa berkata-kata. Fang Gai benar-benar...     

Ye Futian akhirnya tiba di sebuah jembatan batu. Kemudian dia berjongkok di sana dan memandang pemuda yang sedang bermain di bawah jembatan tersebut. Pemuda itu sepertinya menyadari kehadiran Ye Futian. Dia mendongak, namun dia menghindari tatapan mata Ye Futian. Sepertinya dia takut pada orang asing.     

"Namamu siapa?" Ye Futian bertanya.     

Pemuda itu tampak ragu-ragu untuk menjawab dan menundukkan kepalanya. Dia terlihat sangat gugup.     

"Tuan Ye bertanya padamu, kenapa kau malah diam saja?" ujar Fang Cun pada pemuda itu, yang kini memandang ke arah Fang Cun. Kemudian, sambil menundukkan kepalanya, dia menjawab dengan suara pelan, "Namaku Duo Yu."     

"Duo Yu?" Ye Futian berseru dengan ekspresi aneh di wajahnya.     

"Mmm," jawab pemuda itu sambil menganggukkan kepalanya. "Penduduk desa memanggilku dengan nama itu."     

"Kemarilah," ujar Fang Cun. Duo Yu tampak agak takut pada Fang Cun. Dia berjalan ke depan dengan malu-malu. Dia mengerahkan keberaniannya untuk memandang Fang Cun. Fang Cun menatap tajam ke arahnya dan berkata, "Kenapa kau bertingkah seperti perempuan padahal kau adalah laki-laki? Kau selalu menghindari orang lain sepanjang hari. Apakah kau benar-benar menganggap bahwa dirimu adalah sosok yang tidak penting?"     

Pemuda itu menundukkan kepalanya lagi. Dia memang sosok yang tidak penting.     

"Tuan Ye, dia memang sangat pemalu. Tidak usah diambil hati,"     

Ye Futian mengangguk pelan. Meskipun Fang Cun adalah remaja yang sulit diatur dan memiliki kepribadian yang tegas, namun dia memiliki hati yang mulia. Dia benar-benar berbeda dari Muyun Shu. Ye Futian pertama kali bertemu Fang Cun ketika Fang Cun menghalangi jalan Ling Kecil dan berbicara buruk tentang Ye Futian. Dia tidak memiliki kesan yang baik terhadap Fang Cun. Namun, setelah bertemu Fang Cun beberapa kali, kesannya terhadapnya kini telah berubah.     

"Sebenarnya apa yang sedang kau pikirkan? Sosok yang berdiri di hadapanmu ini adalah Tuan Ye." Melihat Duo Yu hanya terdiam di tempatnya, Fang Cun kehilangan kesabarannya dan melompat ke samping Duo Yu, lalu memukul kepalanya.     

"Tuan Ye," Duo Yu akhirnya menyapa Ye Futian.     

Ye Futian mengangguk sebagai tanggapan. Dia menatap ke arah Fang Cun dan melihat Fang Cun tersenyum padanya. Ye Futian jadi berpikir bahwa bocah ini tidak kalah licik dengan kakeknya. Melihat bahwa Ye Futian datang untuk menemui Duo Yu, Fang Cun pasti sudah menyadari sesuatu, sehingga dia pun bersikap seperti ini.     

"Apakah dia memang sekaku ini dan tidak peduli dengan sopan santun?" Ye Futian bertanya tanpa menunjukkan ekspresi apa pun. Dia sengaja terlihat tidak senang dengan perlakuan yang diterima olehnya ini, dan dia juga berbicara dengan nada dingin.     

Ketika Fang Cun melihat raut wajah Ye Futian, dia bergegas menambahkan, "Tidak, tidak... Tuan Ye, tolong jangan salah paham. Duo Yu memiliki nasib yang kurang beruntung. Dia sudah menjadi yatim piatu sejak kecil dan tumbuh besar bersama penduduk desa. Karena itulah, dia lebih pendiam jika dibandingkan dengan remaja lainnya. Selain itu, karena beberapa masalah dengan para Tetua, banyak orang juga berprasangka buruk padanya dan memberinya nama 'Duo Yu.' Seiring berjalannya waktu, orang-orang jadi terbiasa memanggilnya seperti itu. Dia sudah menjadi seorang introvert sejak dia masih muda dan jarang sekali berbicara dengan orang lain. Namun, dia jelas tidak bermaksud untuk sengaja bersikap tidak sopan. Dia selalu membantu penduduk desa dan memperlakukan setiap keluarga di desa ini sebagai Tetuanya. Sekarang, sebagian besar penduduk desa menyukainya. Hanya saja namanya masih belum diubah."     

Duo Yu masih berdiri di tempatnya sambil menundukkan kepalanya, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Sejak awal, Fang Cun yang menjelaskan semuanya. Saat dia memandang dua remaja yang saling bertolak belakang ini, Ye Futian pun tersenyum.     

Meskipun ada orang seperti Muyun Shu di desa ini, namun secara keseluruhan, orang-orang yang berada di sini adalah sosok-sosok yang sederhana. Fang Cun dan pemuda yang berdiri di hadapannya sekarang ini adalah contohnya. Ketika Muyun Shu melihat bahwa Tie Tou dan Ling Kecil sedang berkultivasi, dia ingin mencegah mereka mengalami kebangkitan. Namun, meskipun Fang Cun juga susah diatur dan cukup tegas, namun dia masih bisa menebak kenapa Ye Futian datang mencari Duo Yu dan bersedia membela Duo Yu. Dari fakta ini, Ye Futian bisa melihat betapa berbedanya Muyun Shu dan Fang Cun.     

 "Bawa dia kemari," ujar Ye Futian.     

"Baik," jawab Fang Cun sambil tersenyum. Kemudian dia menepuk pundak Duo Yu dan berkata, "Bukankah kau seharusnya berterima kasih pada Tuan Ye?"     

Duo Yu tidak mengerti kenapa dia harus melakukan hal tersebut, namun dia tetap berkata pada Ye Futian, "Terima kasih, Tuan Ye."     

Ye Futian menganggukkan kepalanya. Kemudian dia berbalik dan berjalan pergi. Fang Cun membawa Duo Yu bersamanya, dan Duo Yu masih tampak ketakutan. Dia tidak tahu kenapa Ye Futian ingin dia mengikutinya.     

Pada saat ini, Ye Futian merasa bahwa mengajar tentang Jalur Agung di sini dan membimbing bocah-bocah polos ini terkait kultivasi mereka layaknya sang guru bukanlah pilihan yang buruk. Jika dia ingin beristirahat, maka tempat ini adalah pilihan yang tepat.     

Saat memikirkan hal ini, Ye Futian benar-benar memiliki keinginan untuk merekrut murid.     

Meskipun dia sudah pernah memiliki murid sebelumnya, namun dia sangat pemilih dalam hal tersebut. Namun kali ini, dia tidak begitu memedulikannya. Dia menyukai empat remaja ini.     

Mereka adalah Ling Kecil, Tie Tou, Fang Cun, dan Duo Yu. Keempat remaja ini tidak memiliki motif tersembunyi, dan masing-masing dari mereka berbeda satu sama lain. Begitu mereka mewarisi Teknik Ilahi, akan menjadi seperti apakah masa depan mereka?     

Adapun Muyun Shu, sosoknya bisa digantikan oleh siapa pun di Desa Empat Sudut!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.