Legenda Futian

Menjadi Guru



Menjadi Guru

3Banyak orang sudah berkumpul di depan pohon kuno dan menyaksikan Duo Yu mendapatkan Teknik Ilahi melalui proses kebangkitan. Hati penduduk desa kini terasa campur aduk. Bagaimanapun juga, Duo Yu hanyalah seorang yatim piatu di desa ini. Dia bahkan tidak bisa berkultivasi sebelum Desa Empat Sudut mengalami perubahan. Tidak ada yang menyangka bahwa dia adalah orang yang mewarisi Teknik Ilahi terakhir.      0

Para kultivator dari dunia luar juga dibuat takjub oleh keajaiban yang dimiliki oleh Desa Empat Sudut. Mereka memang tidak bisa melihat apa-apa, namun mereka tahu bahwa Duo Yu telah berhasil mendapatkan Teknik Ilahi melalui proses kebangkitan. Rasanya semua ini telah ditakdirkan untuk terjadi.     

Namun, hal yang paling penting bagi mereka adalah Teknik Ilahi itu sendiri. Duo Yu telah memperoleh Teknik Ilahi yang sebelumnya menghilang dari Desa Empat Sudut. Teknik itu adalah Mata Samsara, yang merupakan sebuah teknik ilusi ilahi yang sangat kuat dan dapat menjebak targetnya dalam siklus kematian dan kelahiran yang tak berujung. Targetnya tidak akan bisa melarikan diri dari dunia ilusi samsara, dan pada akhirnya akan mati setelah aura spiritualnya dihancurkan.     

Pada saat ini, sepasang mata yang mengerikan muncul di langit di atas Duo Yu. Pemandang serupa juga muncul di belakangnya. Itu adalah Roh Kehidupan yang baru saja dia bangkitkan.     

Pada saat yang bersamaan, sebuah gambaran misterius muncul di dalam benak para kultivator dari dunia luar. Bertahun-tahun yang lalu, seorang kultivator kuat mewarisi Mata Samsara dan pergi meninggalkan Desa Empat Sudut. Namun meski demikian, sebuah tragedi mengerikan terjadi padanya tidak lama setelah dia menjadi terkenal di Wilayah Shangqing.     

Seorang kultivator yang sangat kuat dari Istana Dewa Ilusi—salah satu pasukan terkemuka di Wilayah Shangqing—mengambil mata pewaris terakhir dari Mata Samsara secara paksa. Dia mencuri teknik Mata Samsara dan menggabungkannya dengan matanya sendiri. Oleh karena itu, Mata Samsara—salah satu dari Tujuh Teknik Ilahi di Desa Empat Sudut—dinyatakan menghilang di dunia luar.     

Demi melindungi Desa Empat Sudut, sang guru melarang penduduk desa berurusan dengan dunia luar. Banyak pasukan dan keluarga di Wilayah Shangqing ingin mendapatkan Teknik-Teknik Ilahi yang dimiliki oleh Desa Empat Sudut. Dahulu, Si Buta Tie mengalami masalah serupa karena hal tersebut.     

Dia dan pewaris dari Mata Samsara sama-sama memiliki kisah yang tragis. Tapi ada satu perbedaan di antara mereka. Orang yang menyerang pewaris Mata Samsara itu berhasil menjadikan Mata Samsara sebagai miliknya sendiri. Di sisi lain, Si Buta Tie kehilangan matanya dan sebagian dari metode kultivasi Teknik Ilahi yang dia kuasai.     

Karena itulah, dapat dikatakan bahwa ada satu setengah Teknik-Teknik Ilahi dari Desa Empat Sudut yang menghilang di dunia luar, yaitu teknik Mata Samsara, dan sebagian dari teknik Palu Pelindung Ilahi.     

Dan sekarang, beberapa dekade kemudian, Duo You berhasil mewarisi Mata Samsara. Saat memikirkan hal ini, orang-orang jadi mencurigai bahwa Duo Yu adalah keturunan dari sosok yang matanya diambil secara paksa kala itu.     

Apa pun itu, keberhasilan Desa Empat Sudut dalam mendapatkan kembali ketujuh Teknik Ilahi itu merupakan berita yang menggemparkan dan memiliki arti penting bagi penduduk desa.     

Setelah beberapa saat, Duo Yu membuka matanya, dan fenomena menakjubkan itu pun menghilang. Namun yang mengejutkan, alih-alih terlihat gembira, Duo Yu hanya duduk di tempatnya dengan linglung.     

"Duo Yu."     

"Kerja bagus, Duo Yu."     

"Duo Yu, jangan lupakan bibimu ini ketika kau menjadi kultivator hebat di masa depan." Banyak orang berkomentar di berbagai tempat. Penduduk Desa Empat Sudut memberi selamat pada pemuda itu.     

Duo Yu memandang wajah-wajah yang tidak asing baginya itu sambil tersenyum kaku. Dia berdiri dari tempatnya dan mengamati kerumunan di sekitarnya, seolah-olah dia sedang mencari seseorang.     

"Tuan Ye sedang berada di kediaman Ling Kecil," Fang Cun berjalan mendekat dan berbicara pada Duo Yu.     

Mendengar hal ini, Duo Yu langsung pergi sambil berlari. Banyak orang mengamati sosoknya yang pergi ke kejauhan dan menyadari perubahan yang dia alami. Kini dia mampu berlari lebih kencang setelah mengalami kebangkitan.     

"Pasti dia ingin berterima kasih pada Tuan Ye atas segalanya."     

"Benar. Dengan begini, Duo Yu bisa mengganti namanya sekarang."     

Banyak orang tertawa dan saling melempar lelucon. Sementara itu, Duo Yu berlari menuju kediaman Tetua Ma dan secara kebetulan bertemu dengan Ye Futian yang berjalan keluar dari kediaman Tetua Ma.     

Duo Yu ingin berhenti, namun tubuhnya terus bergerak ke depan. Kakinya menekan jalanan desa, bahkan sepatunya mengeluarkan asap karena gesekan yang terjadi.     

Ketika dia berhasil menghentikan langkahnya, Duo Yu mengangkat kepalanya dan memandang pria yang berada di hadapannya. Dia tidak tahu harus berkata apa. Akhirnya, dia malah menggaruk-garuk kepalanya dan tersenyum polos pada Ye Futian.     

Dia bahkan tidak berani bermimpi untuk berkultivasi jika Ye Futian tidak membawanya ke pohon kuno hari itu. Menjadi seorang kultivator tidak lebih dari angan-angan baginya. Bahkan ketika sang guru mengumumkan bahwa semua orang di Desa Empat Sudut akan bisa berkultivasi di masa depan, Duo Yu tidak berpikir bahwa dia termasuk di dalamnya.     

Dia adalah sosok paling tidak penting di desa ini.     

Mewarisi Teknik Ilahi adalah hal yang tidak pernah terpikirkan olehnya.     

Memang benar bahwa semua yang dialaminya saat ini masih terasa seperti mimpi baginya. Selain bisa berkultivasi, penduduk desa juga memberitahu dirinya bahwa dia telah mewarisi salah satu dari Tujuh Teknik Ilahi yang diwariskan oleh para leluhur mereka.     

"Tuan Ye."     

Duo Yu bersujud hingga kepalanya menyentuh permukaan tanah untuk menunjukkan rasa terima kasihnya pada Ye Futian.     

Dia tidak tahu cara lain untuk mengungkapkan perasaannya saat ini.     

Ye Futian memandang tubuh kurus Duo Yu yang mengenakan pakaian lusuh. Dia tidak menghentikan apa yang dilakukan oleh Duo Yu. Remaja pemalu ini pasti sudah lama menyimpan perasaannya. Mungkin akan jauh lebih baik baginya untuk mengungkapkan perasaannya dengan cara seperti ini.     

Fang Cun tampak berlari di belakang Duo Yu. Namun, dia berhenti berlari saat melihat Duo Yu bersujud di hadapan Ye Futian. Dia memilih untuk menyaksikan mereka dari kejauhan.     

Ye Futian menghampiri Duo Yu dan berjongkok. Dia mengusap kepala Duo Yu dan berkata, "Kenapa kau menangis? Sekarang kau sudah menjadi seorang pria yang bisa berkultivasi. Kau akan memiliki tanggung jawab untuk melindungi desa ini di masa depan."     

Duo Yu mengangkat kepalanya dan melihat senyuman di wajah Ye Futian. Ye Futian menggunakan lengan bajunya untuk menyeka matanya, namun air mata terus menerus membasahi pipinya.     

"Tuan Ye, bolehkah saya belajar tentang kultivasi dari anda?" Duo Yu bertanya sambil terisak. Dia memandang Ye Futian dengan tatapan mata penuh harap.     

Ye Futian merasa tergerak dan tidak tega menolak keinginan Duo Yu. Dia tersenyum dan mengangguk, lalu berkata, "Tentu saja boleh."     

"Kalau begitu, sekarang anda sudah menjadi guru saya, Tuan Ye," ujar Duo Yu. "Penduduk desa sering mengatakan bahwa 'seorang guru sudah dianggap sebagai ayah dari murid-muridnya meskipun dia hanya mengajar selama satu hari.' Karena anda sudah menjadi guru saya, akhirnya aku memiliki keluarga sekarang."     

Ye Futian tampak terkejut. Dia mengulurkan tangannya untuk memeluk Duo Yu dan berkata, "Duo Yu, semua orang di desa ini adalah keluargamu. Kau akan selalu menjadi bagian dari desa ini dan akan selalu memiliki keluarga yang mendampingimu."     

"Ya," Duo Yu mengangguk dengan serius dan tersenyum cerah meskipun air mata masih membasahi pipinya.     

Tetua Ma, yang berdiri di samping mereka, ikut tersentuh oleh pemandangan itu. Meskipun Ling Kecil juga kehilangan orang tuanya, namun dia masih memiliki Tetua Ma yang merawatnya. Di sisi lain, Duo Yu adalah seorang yatim piatu yang diabaikan oleh semua orang. Dia tidak pernah berani menunjukkan perasaannya dan selalu tersenyum dengan canggung. Tidak ada seorang pun yang peduli dengan nasibnya.     

Jika tidak, emosinya tidak akan meluap secara tiba-tiba seperti ini, dan dia tidak akan menganggap Ye Futian sebagai keluarganya sendiri.     

Sejujurnya, Ye Futian jarang sekali berinteraksi dengan Duo Yu. Dia hanya membawanya dari tepi sungai dan mengajaknya berkultivasi di bawah pohon kuno.     

"Salam hormat untuk anda, Guru," tiba-tiba terdengar sebuah suara tidak jauh dari sana. Ye Futian berbalik dan melihat Fang Cun juga bersujud di permukaan tanah. Rupanya dia juga ingin menjadi murid Ye Futian.     

"…"     

Ye Futian mengedipkan matanya dengan cepat dan nyaris tidak bisa menahan dorongan untuk memukul bocah ini.     

"Sepertinya guru telah setuju untuk menerima saya sebagai murid anda. Saya berjanji akan mengikuti anda dan berkultivasi dengan giat," ujar Fang Cun sambil terus menerus memukulkan keningnya ke permukaan tanah. Ye Futian menatapnya dengan kesal dan berkata, "Kau memang pandai merayu!"     

"Hehe," Fang Cun mendengus, "Guru, terima kasih atas pujian anda."     

Ye Futian tidak bisa berkata-kata.     

"Paman Ye, aku juga ingin menjadi muridmu," Ling Kecil juga berlari menghampiri mereka dari kejauhan.     

"Aku juga!" Tie Tou berseru. Keduanya kini ikut bersujud bersama Fang Cun dan berkata pada Ye Futian, "Salam hormat untuk anda, guru."     

Ling Kecil dan Tie Tou adalah dua remaja lugu yang mungkin tidak mengerti arti dari tindakan yang mereka lakukan. Meski begitu, mereka meniru Fang Cun dan mengulangi kata-katanya dengan suara lembut mereka. Mereka hanya ingin menjadikan Ye Futian sebagai guru mereka.     

Bagaimanapun juga, Ye Futian telah memperlakukan mereka dengan sangat baik.     

Ye Futian merasa seperti 'dipojokkan' oleh bocah-bocah ini, dan sekarang dia tidak bisa melarikan diri dari situasi yang menyulitkan ini dan tidak punya pilihan selain menerima mereka semua sebagai muridnya.     

"Mereka tampaknya sangat ingin menjadi muridmu. Sudah, terima saja mereka," ujar Tetua Ma. Si Buta Tie juga sedang menunggu di dekat sana.     

Banyak orang memandang mereka dari kejauhan dengan perasaan campur aduk. Keempat remaja itu masing-masing mewarisi satu Teknik Ilahi. Akan menjadi seperti apa status Ye Futian di desa ini setelah dia menerima mereka sebagai muridnya?     

Tidak ada yang mengira bahwa ada orang asing yang mampu memiliki status setinggi itu. Sebelum Ye Futian datang kemari, hanya sang guru yang memiliki status seperti ini di Desa Empat Sudut.     

Bagaimana caranya Ye Futian meraih hal tersebut?     

Namun di sisi lain, semua orang harus mengakui bahwa keempat remaja baru menunjukkan potensi mereka setelah Ye Futian datang ke desa ini.     

"Saya percaya bahwa tiga di antara mereka memang ingin menjadi murid saya. Tapi saya tidak bisa menerima Fang Cun sebagai murid saya," ujar Ye Futian. Fang Cun sulit sekali diatur dan dia terlalu licik.     

"Guru, anda tidak boleh berprasangka buruk terhadap saya. Saya benar-benar ingin menjadi murid anda," Fang Cun bersumpah, namun Ye Futian sama sekali tidak terpengaruh oleh hal tersebut.     

Saat ini, sekelompok orang berjalan ke arah mereka, termasuk para kultivator dari Keluarga Muyun. Muyun Lan berkata, "Sang guru adalah satu-satunya guru di desa ini. Bahkan jika dia tidak menganggap kalian sebagai muridnya setelah kalian mulai berkultivasi, Seharusnya kalian merasa berterima kasih dan memperlakukannya sebagai guru kalian. Kenapa kalian semua justru memohon untuk menjadi murid Ye Futian? Apakah kalian tidak memiliki rasa hormat pada sang guru?"     

"Sang guru sudah lama memberitahu kami bahwa, meskipun dia mengajari kami cara untuk membaca, menulis, berkultivasi, dan memahami Jalur Agung, dia tidak ingin menjadikan kami sebagai muridnya. Sekarang setelah kami bertemu dengan sosok lain yang mampu mengajari kami dalam berkultivasi, aku yakin sang guru tidak akan keberatan," Fang Cun menanggapi.     

"Fang Cun kau sungguh menyedihkan. Bahkan orang sepertinya bisa menjadi gurumu," Muyun Shu mendengus, "Apakah dia sudah cukup hebat bagimu?"     

"Mereka benar-benar ingin menjadikan Ye Futian sebagai guru mereka. Lagipula hal ini tidak ada hubungannya dengan Keluarga Muyun. Bisakah kalian tidak ikut campur?" Tetua Ma mendongak dan berkata pada mereka, "Ngomong-ngomong, ada masalah lain yang perlu diselesaikan sekarang. Ketujuh Teknik Ilahi kini telah terungkap. Para pewarisnya telah dipilih oleh para leluhur kita dan mereka dapat mewakili kehendak Desa Empat Sudut. Bukankah kita harus mengumpulkan penduduk desa dan membuat keputusan terkait hal-hal yang masih belum terselesaikan?"     

Para kultivator dari Keluarga Muyun tampak tidak senang saat mendengar kata-kata dari Tetua Ma. Apakah Tetua Ma benar-benar ingin mengusir Keluarga Muyun dari desa ini?     

Mereka memang menyetujui bahwa para pewaris dari Tujuh Teknik Ilahi akan bekerja sama untuk menyelesaikan masalah yang ada di Desa Empat Sudut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.