Legenda Futian

Kejam



Kejam

2"Apakah anda telah mendapatkan sesuatu dari hal ini, Tuan Ye?" sang Tetua dari Klan Wu bertanya pada Ye Futian. Terdapat sebuah senyuman tipis di wajahnya, dan ia tidak terlihat seperti memiliki motif tersembunyi.     2

"Saya telah menempa aura api dalam jumlah besar, dan telah merasakan aura dari Kaisar Kua. Saya mendapatkan banyak keuntungan," ujar Ye Futian sambil tersenyum tipis.     

Tetua dari Klan Wu itu mengangguk sambil tersenyum. "Terima kasih telah mengizinkan kami memasuki Tanah Leluhur. Tanpa bantuan dari anda, kami tidak akan pernah bisa memiliki kesempatan ini."     

"Anda tidak perlu bersikap terlalu sopan, Tetua," jawab Ye Futian sambil tersenyum. "Saya juga mendapatkan banyak keuntungan dari perjalanan ini. Jadi saya juga harus berterima kasih pada anda karena telah mengundang saya kemari."     

Tetua dari Klan Wu itu tersenyum saat mendengarnya, lalu dia memandang ke depan. Pada saat itu, Wu Yong menghampiri mereka. "Tetua, Tuan Ye," dia berkata, "Mari kita naik dan melihatnya."     

"Baiklah." Sesuatu terlintas di ekspresi sang Tetua dari Klan Wu saat dia memandang ke depan. Tidak ada seorang-pun yang mampu menebak apa yang sedang dia pikirkan.     

Ye Futian berjalan menaiki tangga, terus menuju ke ketinggian.     

Dia seperti berjalan memasuki matahari.     

"Tuan Ye, apakah anda mengetahui sesuatu tentang apa yang mungkin kita temukan di Tanah Leluhur dari matriks sebelumnya?" tanya sang Tetua dari Klan Wu saat dia menaiki tangga. "Pandangan saya telah mencakup seluruh area ini, tetapi selain di bagian paling atas, saya tidak dapat menemukan apa-pun."     

"Ya," ujar Ye Futian sambil mengangguk.     

Tatapan mata sang Tetua dari Klan Wu tampak tajam, tetapi ketika dia berbalik untuk memandang ke arah Ye Futian, tatapan matanya kembali normal, tampak begitu hangat dan tenang.     

"Sebenarnya apa yang telah ditinggalkan oleh Kaisar Kua di sini?" tanya sang Tetua.     

Ye Futian menggelengkan kepalanya dan berkata, "Itu adalah sebuah perasaan yang luar biasa. Sebelumnya, kekuatan matriks itu mengalir ke dalam tubuh saya, dan saya merasa bahwa tubuh saya mampu beresonansi dengan Tanah Leluhur itu sendiri. Saya merasa bahwa teknik rahasia untuk mengungkap misteri dibalik Tanah Leluhur dapat ditemukan di bagian atas. Mari kita pergi melihatnya."     

Tetua dari Klan Wu itu memandang ke arah Ye Futian, lalu mengangguk dan berkata, "Baiklah. Karena anda mampu datang kemari, maka seharusnya anda juga bisa mengungkap misteri dibalik Tanah Leluhur. Saya akan menunggu di sini dan melihat perkembangan situasi. Klan Wu sangat berterima kasih pada anda. Jika anda membutuhkan sesuatu di masa depan, anda bisa bertanya pada kami."     

"Terima kasih, Tetua," ujar Ye Futian sambil tersenyum.     

Kemudian beberapa dari mereka terus bergerak ke depan. "Anda mampu mengatasi semua kultivator itu," ujar Wu Yong pada Ye Futian. "Anda pasti memiliki masa depan yang cerah. Sayangnya, sembilan suku dari Kaisar Kua tidak memiliki seorang-pun anggota sekuat anda. Jika tidak, mengingat pencapaian yang telah anda lakukan dengan Kobaran Api Jalur Agung, mungkin kami benar-benar memiliki kesempatan untuk menjadi pewaris sejati dari Kaisar Kua."     

"Anda terlalu baik, Tetua," ujar Ye Futian sambil tersenyum. Kemudian mereka terus bergerak ke depan.     

Akhirnya mereka tiba di bagian puncak dari tangga tersebut.     

Sebuah aura api menyebar ke arah mereka. Matahari tepat berada di atas kepala mereka dan jaraknya tampak begitu dekat.     

Ini jelas bukan matahari dari Dunia Naga Merah, melainkan matahari dari Tanah Leluhur.     

"Coba lihat itu." Wu Yong memandang area yang berada tepat di bawah matahari. Tampaknya terdapat sebuah pola matriks magis di sana.     

"Saya akan pergi kesana dan memeriksanya. Mungkin kita akan menemukan rahasia dari Tanah Leluhur di sana," ujar Ye Futian. Dia melesat ke area tersebut dan mendarat di dalam matriks. Dia duduk bersila di dalamnya.     

Sinar matahari turun dari atas langit, dan langsung menyinari Ye Futian. Cahaya suci menyelimuti sekujur tubuhnya.     

Tubuhnya bermandikan kobaran api yang tak terbatas. Jalur Agung mengumpulkan kekuatan dari langit dan bumi. Matriks itu menyala sedikit demi sedikit hingga akhirnya bersinar sangat terang.     

Dalam sekejap, sekujur tubuh Ye Futian diselimuti oleh cahaya yang menyilaukan dari matriks tersebut.     

Sementara sinar matahari terus menyinarinya.     

Pada saat itu, banyak pemikiran muncul di dalam benak Ye Futian.     

"Apakah anda mendapatkan sesuatu, Tuan Ye?" panggil sang Tetua dari Klan Wu. Ye Futian masih memejamkan matanya, dan sepertinya tidak mendengar apa yang dikatakan oleh sang Tetua.     

"Tuan Ye!" Sang Tetua dari Klan Wu mengeraskan suaranya, yang membuat gendang telinga Ye Futian bergetar.     

Ye Futian membuka matanya, dan Tetua dari Klan Wu itu bertanya, "Bagaimana perkembangannya?"     

"Terdapat sebuah warisan di sini, yang ditinggalkan oleh Kaisar Kua. Tolong jangan ganggu saya untuk sementara waktu, dan biarkan saya memeriksa area ini dengan tenang," ujar Ye Futian pada sang Tetua dari Klan Wu.     

Tetua dari Klan Wu itu tertegun, dan tatapan matanya menjadi sangat tajam.     

Di sini terdapat warisan yang ditinggalkan oleh Kaisar Kua?     

Saat dia memandang Ye Futian, sebuah pemikiran muncul di dalam benaknya. Mengapa warisan justru didapatkan oleh orang asing, bukan dirinya serta sukunya?     

Lagipula, Ye Futian hanyalah tamu yang mereka undang untuk membantu mereka bertarung, bukan kultivator yang berasal dari sembilan suku.     

Selain itu, dia baru saja mengatakan bahwa dia telah merasakan 'sesuatu' yang ditinggalkan oleh Kaisar Kua. Hal ini jelas sangat menarik, terutama bagi sang Tetua dari Klan Wu.     

Itu benar-benar sebuah godaan yang sangat menggiurkan.     

Saat dia memikirkan hal ini, Tetua dari Klan Wu itu berjalan menghampiri Ye Futian dan berkata, "Tuan Ye, apakah saya dapat merasakan warisan itu dengan anda?"     

Ye Futian mengangguk. "Baiklah. Silahkan, Tetua." Tetua dari Klan Wu itu berjalan ke dalam matriks dan tiba-tiba bisa merasakan dengan jelas kekuatan dari sebuah aura. Tampaknya Kaisar Kua memang telah meninggalkan Kobaran Api Jalur Agung miliknya di dalam matahari ini, dan sebelumnya mereka selalu gagal di tahap ini.     

"Ini..." Tetua dari Klan Wu itu berdiri di tengah-tengah Kobaran Api Jalur Agung. Untaian aura menimpanya dan langsung menerobos masuk ke dalam pikirannya. Cahaya suci menyelimuti tubuhnya dalam sekejap.     

Ini adalah sebuah pengalaman yang sangat mistis. Rasanya seolah-olah dia sedang menyentuh warisan dari Jalur Agung.     

Tetapi Ye Futian berada di tengah-tengah matriks tersebut, sehingga aura yang dirasakan oleh sang Tetua dari Klan Wu jelas tidak begitu besar.     

Dia mengalihkan pandangannya ke arah Ye Futian, dan tatapan matanya menjadi sangat tajam.     

Dia sedang berpikir bahwa setiap kali salah satu suku memasuki Tanah Leluhur, kekuatan mereka pasti meningkat pesat saat mereka kembali. Mungkinkah mereka telah merasakan secara langsung aura yang ditinggalkan oleh Kaisar Kua di sini?     

Itu sangat mungkin terjadi.     

Lagipula Ye Futian dan kultivator lainnya yang sebelumnya telah memasuki Tanah Leluhur adalah orang asing. Mereka datang kemari hanya untuk membantu. Jika ada sesuatu yang berguna di sini, tentu saja mereka harus menyerahkannya pada anggota dari kesembilan suku.     

Selain itu, jika memang ada sebuah rahasia di dalam Tanah Leluhur, apakah perlu untuk mengorbankan peluang masa depan bagi sembilan suku dengan membiarkan orang asing mengungkapnya?     

Sembilan suku telah bersaing selama bertahun-tahun, namun pada akhirnya, mereka semua memiliki garis keturunan yang sama.     

Saat memikirkan hal ini, dia berkata, "Tuan Ye, apakah saya boleh duduk di tempat anda, sehingga saya bisa merasakan aura ini dengan lebih baik?"     

Ye Futian menatapnya.     

Para kultivator dari Klan Wu tertegun saat menyaksikan Tetua mereka berbicara. Ekspresi Wu Yong berubah. Sang Tetua memiliki motif tersembunyi. Dia ingin mengambil warisan itu untuk dirinya sendiri, alih-alih membiarkan Ye Futian memilikinya.     

Lalu mengapa dia tidak boleh melakukannya? Bagaimanapun juga, tempat ini adalah Tanah Leluhur dari sembilan suku, dan inilah warisan yang ditinggalkan oleh Kaisar Kua.     

Kaisar Kua pasti adalah orang yang menciptakan Tanah Leluhur ini.     

Tentu saja dia bisa memahami mengapa sang Tetua ingin menjadi orang yang mendapatkan warisan tersebut.     

Dengan melakukan hal tersebut, mereka akan mengkhianati Ye Futian.     

"Tetua, biarkan Tuan Ye berkultivasi sebentar. Bagaimanapun juga, tempat ini adalah Tanah Leluhur, dan Tuan Ye adalah orang yang membukanya," ujar Wu Yong.     

Dia telah mengundang Ye Futian untuk membantu Klan Wu. Dia tidak ingin mengkhianatinya.     

Terlebih lagi, Ye Futian adalah seorang kultivator dengan bakat dan status yang luar biasa. Menjaga hubungan baik dengannya adalah pilihan terbaik bagi Klan Wu. Jika mereka mengkhianatinya, itu akan membawa masalah bagi mereka di masa depan.     

Bagaimanapun juga, Ye Futian memiliki potensi yang tak terbatas.     

Kecuali…     

Jantung Wu Yong berdegup kencang. Dia memandang ke arah sang Tetua, dan ekspresinya kembali berubah.     

Mungkinkah sang Tetua berniat membunuh Ye Futian? Apakah dia ingin menghilangkan sumber masalah sejak dini?     

Ye Futian memiliki potensi yang tak terbatas, tetapi pada saat ini, dia masih sangat lemah. Jika mereka membunuhnya sekarang, tidak perlu diragukan lagi bahwa hal itu akan menyinggung Dunia Kaisar Xia.     

Tetapi, para kaisar dari dunia luar tidak bisa datang ke Dunia Naga Merah dan mengeluarkan kekuatan mereka di sini.     

Sedangkan untuk para kultivator tingkat Nirvana di Dunia Kaisar Xia, jika mereka berani mengirim pasukan untuk melawan mereka, kultivator-kultivator itu harus berhadapan dengan sembilan suku.     

Pasukan mereka tidak lebih lemah dari Dunia Kaisar Xia. Jika Kaisar Xia ingin mengalahkan mereka, berapa banyak kekuatan yang harus dia kerahkan?     

Selain itu, sang Tetua mungkin berpikiran bahwa jika dia mengambil warisan tersebut, maka kekuatan dan statusnya di antara sembilan suku juga akan meningkat.     

Dugaan Wu Yong memang benar adanya. Pada saat itu, sang Tetua dari Klan Wu memiliki keinginan membunuh di dalam hatinya.     

Bakat yang telah ditampilkan oleh Ye Futian membuatnya berpikir bahwa daripada memiliki hubungan yang buruk dengannya, akan lebih baik untuk menyingkirkannya sekarang, mengakhiri masalah ini selama-lamanya.     

Sebagai seorang kultivator di tingkat Nirvana, tekadnya begitu kuat, tetapi dia juga mengejar tujuannya dengan hati yang kejam.     

Ye Futian memandang ke arah Wu Yong. Dia merasa sedikit terkejut dengan permintaan yang diajukan oleh sang Tetua. Dia melihatnya berjalan mendekat seolah-olah sang Tetua tidak mendengar ucapan Wu Yong, dan dia berkata pada Ye Futian, "Bagaimana menurut anda, Tuan Ye?"     

Ye Futian mengalihkan pandangannya pada sang Tetua, dan cahaya dari matriks itu menjadi semakin terang.     

Kobaran api suci terpancar dari matahari. Dalam sekejap, pemandangan itu terlihat seperti kobaran api di hari kiamat telah turun ke muka bumi.     

*Boom* Tiba-tiba, ekspresi terkejut muncul di wajah sang Tetua dari Klan Wu. Tubuhnya terhempas ke belakang saat kobaran api yang turun dari atas langit menghantamnya. Tubuhnya kini mulai terbakar.     

Matriks di sekelilingnya memenuhi udara. Segala sesuatu di sekitarnya tampak terbakar.     

"Ye Futian." Sang Tetua dari Klan Wu mengalihkan pandangannya ke arah Ye Futian. Apakah dia mampu mengendalikan kobaran api dari matahari tersebut?     

Sepasang mata tampak muncul di deretan awan, yang terlihat seperti dua buah matahari raksasa. Ukuran kedua matahari itu sangat besar, seperti sepasang mata milik Kaisar Kua.     

Kedua mata itu memandang ke arah sang Tetua dari Klan Wu. Dia bisa merasakan tubuhnya terbakar dan dia tidak bisa berbuat apa-apa akan hal tersebut.     

Dia bergegas mundur dengan ekspresi ketakutan di wajahnya. Suara ledakan terdengar saat kobaran api menyelimuti segalanya. Itu adalah kobaran api suci yang mampu menghancurkan segalanya.     

"Kau menipuku..." Tetua dari Klan Wu itu mengeluarkan suara jeritan yang menyedihkan saat tubuhnya terbakar.     

"Sejak awal, aku hanya membuatmu melihat apa yang ingin kau lihat," ujar Ye Futian dengan nada dingin. "Begitu pula dengan warisan ini. Kita datang kemari bersama-sama, tetapi aku adalah penguasa dari tempat ini."     

Tetua dari Klan Wu itu melesat ke atas langit, berusaha melarikan diri, tetapi kedua lengannya telah terbakar habis. Ekspresi ketakutan yang luar biasa terlintas di dalam matanya. Ketika dia memandang ke arah langit, dia hanya bisa melihat wajah seorang kaisar yang mengerikan.     

"Tolong ampuni saya, Tuan Ye!" dia berteriak.     

"Bunuh dia," gumam Ye Futian dengan nada dingin dan datar. Kobaran api dari Jalur Agung terus berjatuhan dari atas langit. Aura sang Tetua dari Klan Wu dikerahkan hingga batas maksimal, tetapi hal itu tidak ada gunanya. Tubuhnya terbakar habis oleh kobaran api Renhuang.     

Para kultivator dari Klan Wu tampak terkejut. Tubuh mereka merinding saat menyaksikan pemandangan ini, dengan jantung yang berdegup kencang.     

Mereka terguncang oleh betapa cepatnya semua itu terjadi.     

Ye Futian memandang sosok yang menghilang dengan tatapan datar. Tidak ada emosi di dalam matanya.     

Seorang kultivator tingkat Nirvana telah mencoba menipunya, tetapi dia berhasil membongkar ambisinya dan menghancurkannya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.