Legenda Futian

Kesombongan



Kesombongan

2Banyak kultivator telah berkumpul di Gunung Pemahaman Pedang. Beberapa pendekar pedang sudah lama berkultivasi di sini, dan kultivator lainnya datang kemari karena mereka telah mendengar berita tentang Shen Jing dan secara khusus datang kemari untuk bertemu dengannya.      2

Dia adalah sang jenius yang telah mengalahkan semua jenius lainnya dari Dunia Higher Heavens. Meskipun dia sudah begitu terkenal di seluruh penjuru Istana Divine, namun semakin dia menolak untuk menunjukkan diri, maka semakin banyak pula orang-orang di Istana Divine yang ingin mengetahui seberapa kuat dirinya.     

Terutama karena pendekar pedang sekuat Li Daozi sedang menunggu di Gunung Pemahaman Pedang demi Ye Futian.     

Pada saat ini, dua sosok melesat menembus langit menuju gunung tersebut. Semua orang menatap mereka begitu mereka tiba di sana. Dia akhirnya datang kemari.     

Mereka semua sudah menunggu untuk waktu yang lama.     

"Saudara Zhuang Hong!" bisik semua orang ketika mereka melihat sosok di samping Ye Futian.     

Zhuang Hong adalah sosok yang sangat terkenal di Istana Divine.     

Rupanya Shen Jing menghabiskan waktunya di Pegunungan Dewa untuk berkultivasi dengan Zhuang Hong.     

"Saudara Zhuang," ujar orang-orang saat mereka berdua tiba, dan banyak dari mereka membungkuk hormat. Hal ini membuat Ye Futian tampak terkejut. Dia memandang pria di sebelahnya itu dengan ekspresi aneh di wajahnya.     

Sepertinya Zhuang Hong memiliki status yang sangat tinggi di Istana Divine. Tidak heran dia mampu memberikan tekanan yang dahsyat kepadanya saat mereka pertama kali bertemu. Namun, mereka belum sempat bertarung; jika tidak, dia akan benar-benar mengetahui seperti apa kekuatan Zhuang Hong.     

Ye Futian melihat beberapa wajah yang dikenalnnya. Keinginan bertarung muncul di mata mereka saat mereka memandangnya. Sepertinya mereka ingin melihat seberapa kuat pria yang sangat dihormati ini.     

Terlebih lagi, ada satu sosok di sana yang mengejutkan Ye Futian. Yi Tianyu juga berada di sana.     

Namun, tatapan mata Ye Futian tidak tertuju pada Yi Tianyu. Dia hanya menatapnya sejenak, kemudian mengalihkan pandangannya ke tempat lain.     

"Zhuang Hong," ujar Yi Tianyu.     

Zhuang Hong mengalihkan pandangannya ke arahnya, lalu pada wanita di sampingnya. "Apakah kalian berdua kini menjadi sepasang kekasih?"     

Sebelumnya, meskipun ada perkembangan dalam hubungan di antara mereka berdua, mereka belum mencapai langkah untuk benar-benar menjadi sepasang kekasih. Tapi sekarang, mereka berdiri berdampingan. Mungkinkah dia terlalu memfokuskan diri untuk berkultivasi hingga tingkat Renhuang dan dengan demikian mengabaikan hal-hal yang terjadi di Istana Divine?     

Yi Tianyu tersenyum tipis namun dia tidak menjawab pertanyaan Zhuang Hong. Tatapan matanya tertuju pada Ye Futian, dan dia berkata, "Namaku Yi Tianyu, murid dari Istana Divine."     

"Namaku Ye Man, murid dari Istana Divine," ujar wanita di sampingnya pada Ye Futian. Meskipun dia tersenyum padanya, Ye Futian samar-samar bisa merasakan kesombongannya. Dia memiliki kesan dari seorang bangsawan yang tampaknya dia miliki sejak lahir. Sepertinya dia adalah pasangan yang cocok untuk Yi Tianyu.     

Selain itu, nama keluarganya adalah Ye, sama seperti namanya.     

"Mereka berdua bukan berasal dari Dunia Higher Heavens; mereka datang dari dunia lain dalam Sembilan Dunia Jalur Supremasi. Namun, mereka berdua adalah anggota dari pasukan besar. Rumor mengatakan bahwa salah satu dari mereka adalah seorang pangeran dari sebuah dinasti, dan sosok lainnya adalah seorang puteri dari sebuah negeri kuno, sehingga mereka berdua memiliki status yang sangat tinggi. Keduanya sangat berbakat dan sangat cocok satu sama lain," Zhuang Hong mengirimkan suaranya pada Ye Futian, memberinya perkenalan sederhana terkait dua sosok tersebut.     

Ye Futian mengetahui tentang Yi Tianyu tetapi dia tidak pernah menyadari bahwa Ye Man juga bukan berasal dari Dunia Higher Heavens. Apakah karena mereka berdua jauh dari kampung halaman masing-masing sehingga mereka menaruh perasaan pada satu sama lain?     

"Namaku Shen Jing dari Gunung Taixuan." Ye Futian mengangguk pada mereka secara bergantian.     

"Aku telah mendengar informasi tentang sang pendekar pedang tak tertandingi dari Gunung Taixuan yang bernama Shen Jing. Saat ini, semua murid di Istana Divine ingin bertemu denganmu, termasuk diriku sendiri," ujar Yi Tianyu sambil tersenyum dan dia tampak sangat sopan. Pada saat ini, Yi Tianyu bersikap sangat berbeda jika dibandingkan saat Ye Futian melihatnya di Dunia Heavenly Mandate.     

Tentu saja, ini bisa jadi karena dia dalam suasana hati yang berbeda.     

"Tidak perlu bersikap terlalu sopan," ujar Ye Futian sambil tersenyum tipis. Setelah itu, Yi Tianyu tidak berkata apa-apa lagi. Dia datang kemari hari ini hanya karena dia merasa penasaran. Bagaimanapun juga, Li Daozi adalah seseorang yang memiliki tingkat ketenaran yang sama dengannya. Karena itulah, pertarungan antara Li Daozi dan sang pendekar pedang dari Gunung Taixuan layak untuk disaksikan.     

Pada saat ini, sebuah aura es yang sangat dingin menimpa tubuh Ye Futian. Dia mengerutkan keningnya dan mengalihkan pandangannya ke suatu arah. Dia melihat sekelompok kultivator muncul di arah tersebut. Orang-orang ini diselimuti oleh aura sedingin es yang tidak akan pernah mencair dalam seribu tahun. Tampaknya terdapat hembusan angin dan salju di dalam mata mereka, dan semua orang yang mereka lihat tampak kedinginan.     

Ada seseorang di dalam kelompok itu yang dikenali oleh Ye Futian, seseorang yang memiliki kesan mendalam terhadap Ye Futian. Bagaimanapun juga, pria itu telah menjarah Mata Air Kehidupan darinya dan kemudian mengambil Buah dari Jalur Agung miliknya. Bagaimana mungkin Ye Futian tidak meninggalkan kesan mendalam baginya?     

Wanita itu adalah Lu Qingyao, dan terdapat seorang pemuda berjubah putih bersamanya. Rambutnya seputih salju, dan wajahnya sangat tampan, namun auranya sedingin es. Dia adalah orang yang memiliki aura terkuat di antara mereka.     

Dia membalas tatapan mata Ye Futian saat dia menyadari bahwa tatapan mata Ye Futian tertuju pada Lu Qingyao. Pada saat ini, Ye Futian merasa seolah-olah dia telah memasuki dunia lain—sebuah dunia yang dipenuhi oleh salju dan es. Pikirannya seperti telah membeku, seolah-olah dia berada di padang salju. Darahnya tampaknya juga telah diserang oleh aura es tersebut.     

Hanya dengan satu pandangan mata, tubuh Ye Futian tampaknya telah diselimuti oleh lapisan es, dan sepertinya dia telah berubah menjadi sebuah patung es.     

"Hah?" Ye Futian tampak terkejut. Li Daozi belum melakukan apa-apa, dan kini orang lain ingin bertarung melawan Ye Futian terlebih dahulu?     

Terlebih lagi, sosok ini adalah seorang murid utama dari dua istana di Istana Divine. Dia sangat berbakat. Dua sosok terkemuka di era ini mengajarinya dalam berkultivasi. Lu Qingyao adalah saudarinya, dan Bai Xiu, murid pribadi dari Lord Underworld, yang telah terluka akibat Ye Futian, adalah saudaranya. Pria ini juga salah satu murid pribadi dari Lord Underworld.     

Pria ini adalah Jiang Ce, salah satu sosok terkemuka di Istana Divine.     

Darah Ye Futian mengalir lebih cepat ketika dia merasakan aura es itu memasuki tubuhnya. Namun pada saat yang bersamaan, aura pedang yang mengerikan namun menakjubkan terpancar keluar dari dalam tubuhnya, mengusir aura es tersebut. Kedua matanya bersinar seperti bilah-bilah pedang saat dia membalas tatapan mata lawannya. Dalam sekejap, area di sekitar mereka berdua dipenuhi oleh sebuah tekanan yang sangat kuat.     

Salju yang turun tampaknya akan memenuhi langit, dan terdapat aura pedang yang sangat tajam di antara butiran salju yang beterbangan di udara.     

Tidak ada satu pun dari mereka yang bergerak, tetapi mereka berdua tampaknya telah memasuki dunia lain. Itu adalah sebuah dunia yang dipenuhi oleh salju dan aura pedang yang tak ada habisnya. Ye Futian berdiri berhadapan dengan lawannya. Jiang Ce telah membentuk Celestial Soul, dan jiwa spiritual miliknya sangat mengerikan.     

Jiang Ce berusaha membekukan jiwa spiritual Ye Futian.     

"Apa yang sedang mereka lakukan?" Orang-orang di Gunung Pemahaman Pedang tampak terkejut. Suhu udara di sekitar mereka terus menurun, dan aura pedang itu telah menyebar ke kejauhan. Tapi mereka berdua masih belum bergerak dari tempat masing-masing. Tampaknya mereka berdua berada dalam kondisi tak sadarkan diri.     

"Jiwa spiritual mereka sedang bertarung," ujar seseorang.     

*Whoosh* Sebuah badai es yang dahsyat bergejolak di sekitar mereka, melahap Ye Futian dan kultivator lainnya. Namun aura pedang yang ganas itu masih berada di udara. Aura pedang itu terus menerus mengalir di sekitar mereka.     

Suara yang memekakkan telinga terdengar saat Jalur Agung bergemuruh di dalam tubuh Ye Futian dan menghancurkan segalanya. Terdengar sebuah suara yang keras seolah-olah ada sesuatu yang patah. Tiba-tiba, badai es itu mulai melemah, dan aura pedang itu juga menghilang.     

Lapisan es yang menyelimuti Ye Futian meleleh, dan kedua mata Jiang Ce kini kembali seperti sedia kala.     

Dia memandang Ye Futian dengan tatapan tajam, kemudian berkata, "Sepertinya kekalahan Saudari Lu bukan suatu kebetulan belaka."     

Di sampingnya, Lu Qingyao memandang ke arahnya. Dia tidak bisa berkata-kata. Sepertinya Saudara Jiang Ce juga mengakui betapa kuatnya pria ini.     

"Apakah kau ingin mengujiku lagi?" Ye Futian bertanya pada Jiang Ce.     

"Li Daozi sudah lama menunggumu di sini. Masalah ini sekarang berada di tangan kalian berdua," jawab Jiang Ce. Salju dan es di area itu telah menghilang, karena dia tidak lagi mengeluarkan kekuatannya. Sebelumnya, dia hanya menguji Ye Futian untuk melihat seberapa kuat jiwa spiritualnya. Dan bisa dilihat, aura di dalam dirinya tidak bisa dihentikan. Sudah jelas, dia adalah sosok yang sangat kuat.     

Ye Futian menoleh dan memandang ke arah Gunung Pemahaman Pedang dengan 81 puncak di dalamnya. Setiap puncak gunung tampak seperti sebilah pedang yang mampu menjangkau langit, berusaha menembus lapisan awan.     

Kedua matanya tampak seperti menembus ke kejauhan. Di dalam semua gunung pedang itu, dia melihat satu sosok sedang duduk dengan tenang di depan gunung kedua dari gunung terakhir. Sepertinya dia tidak menyadari bahwa Ye Futian telah tiba, dan tidak memperhatikan kehadirannya.     

Ye Futian mulai bergerak ke depan. Pada saat ini, seseorang naik ke udara, memandang ke arah Li Daozi, dan berseru, "Saudara Li, Shen Jing sudah tiba di sini."     

Li Daozi sepertinya tidak mendengar suaranya. Dia masih duduk di tempatnya. Namun pada saat itu, aura pedang terpancar di antara pegunungan pedang tersebut, dan cahaya pedang bersinar di seluruh tempat. Aura pedang itu seperti tak ada habisnya saat mengalir di area tersebut. Orang yang telah memanggil semua kekuatan ini tampaknya adalah orang yang duduk di sana tanpa bergerak sedikit pun.     

"Kau adalah orang yang selama ini kutunggu-tunggu. Mari kita memahami serangan pedang selanjutnya sekarang juga," tiba-tiba terdengar suara samar yang bergema di udara. Semua orang bisa mendengar kesombongan dalam suara tersebut.     

Dia sudah lama menunggu di sini demi Shen Jing. Tetapi jika Shen Jing tidak mampu memahami serangan pedang berikutnya saat ini juga, maka berani sekali dia membuatnya menunggu? Dan apa yang dia miliki sehingga membuatnya menghunus pedangnya?     

Li Daozi ingin bertarung dalam pertempuran ini bukan hanya karena Ye Futian telah mengalahkan saudaranya Li Xun. Jika hanya itu yang menjadi alasannya, maka dia tidak akan datang kemari.     

Apa yang dia inginkan adalah menemukan seorang pendekar pedang yang setara dengannya sehingga dia bisa membuktikan dirinya sendiri.     

Tatapan mata semua orang kini tertuju pada Ye Futian. Kemudian seseorang berkata, "Baiklah, Shen Jing. Pahami serangan pedang berikutnya."     

Ye Futian tampak terkejut saat dia mendengar hal ini. Dia tersenyum dan berjalan menuju pegunungan tersebut. Dia bisa melihat aura pedang mengalir di dalam pegunungan itu.     

"Aku tidak datang ke Gunung Pemahaman Pedang untuk menantang siapa pun, atau untuk membuktikan apa pun. Jika aku mampu memahami serangan pedang berikutnya, hal itu kulakukan bukan untuk orang lain. Hal itu kulakukan hanya karena aku mengkultivasi ilmu pedang."     

Ye Futian melangkah ke depan saat dia mengatakan hal ini. Auranya mengalir, dan dalam sekejap, aura pedang yang tak terbatas melesat ke atas awan, berubah menjadi sebilah pedang yang terhunus dari salah satu gunung tersebut.     

Lalu pedang lainnya datang dari gunung kedua, lalu dari gunung ketiga. Cahaya pedang yang menakjubkan bersinar dari puncak gunung satu per satu, membuat semua orang menatap pemandangan tersebut.     

Apakah dia sedang memahami serangan-serangan pedang itu?     

Bagaimana caranya dia bisa melakukannya dengan begitu cepat?     

Li Daozi memiliki kebanggaan tersendiri. Jika Ye Futian tidak bisa memahami pedang ini tepat di hadapannya, maka dia tidak pantas untuk bertarung melawannya.     

Ye Futian juga merasakan hal yang sama. Dia datang kemari bukan karena Li Daozi sedang menunggunya, juga bukan karena dia ingin menantang Li Daozi. Dia datang kemari karena gunung ini adalah tempat yang bagus untuk mengkultivasi ilmu pedang.     

Semua orang menyaksikan Ye Futian berjalan ke depan. Dengan setiap langkah yang diambilnya, semakin banyak pedang yang melesat dari puncak gunung di sekitarnya. Aura pedang dari Jalur Agung mengalir ke arahnya dan memancarkan cahaya yang menyilaukan.     

"Ini…"     

Semua orang terdiam saat menyaksikan pemandangan ini!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.