Legenda Futian

Harus Berkultivasi



Harus Berkultivasi

2Di sepanjang jalan kuno dari Jalur Agung, suara gemuruh dari Jalur Agung terus terdengar saat Ye Futian berjalan menerobos ke depan. Dia menggunakan semua aura dari Jalur Agung di tubuhnya untuk meningkatkan kekuatannya hingga batas maksimal. Tujuannya kali ini adalah melintasi jalan kuno ini secara paksa dan mencapai bagian ujungnya.     3

Patung-patung yang tampak samar itu runtuh dan hancur berkeping-keping, sementara tekanan yang menyebar di udara akhirnya menghilang seutuhnya. Ye Futian kini berdiri di bagian ujung dari jalan kuno, yang juga area depan dari istana ilahi tersebut.     

Suasana sakral menyelimuti area ini. Samar-samar, aura kuno yang menakjubkan bisa dirasakan, yang membuat Ye Futian semakin yakin bahwa tempat ini kemungkinan besar adalah tempat yang sangat penting di Istana Divine. Tampaknya takdir telah membawanya ke tempat untuk menjalani pemahaman dan kultivasi spiritual.     

Pada awalnya dia mengira bahwa ini adalah tempat untuk berkultivasi seperti pada umumnya, tetapi dia tidak menyangka bahwa tempat ini akan sangat sulit untuk dimasuki. Menilai dari tingkat pertahanan yang ada, apakah murid-murid lainnya dari Istana Divine mampu melangkah kemari?     

Jika jawabannya tidak, maka dia tidak akan terkejut.     

Tapi di depannya, sepertinya ada seseorang di sana.     

Pintu-pintu utama dari istana ilahi itu terbuka lebar, namun sosok itu duduk di luar istana. Dia berpakaian sangat sederhana, dan rambutnya tergerai di pundaknya. Dia duduk di puncak tangga dengan mata terpejam, dan tidak ada aura yang terpancar dari tubuhnya. Meskipun Ye Futian telah tiba di sana, dia masih duduk di tempatnya dengan tenang seolah-olah dia sama sekali tidak menyadari kehadiran Ye Futian. Seolah-olah dia adalah satu-satunya orang yang ada di dunia ini.     

Ye Futian memandang pria yang duduk di depan istana itu, dan apa yang dia lihat hanyalah punggungnya. Meskipun dia tidak mengenal pria itu, dia bisa merasakan kesepiannya. Pria itu duduk di tempatnya seolah-olah dia bukanlah bagian dari dunia ini, dan semua urusan di dunia ini tidak ada hubungannya dengan dirinya.     

Tempat macam apa ini?     

Tidak ada yang berani mengganggu kultivasinya. Di sini, tampaknya pergerakan sekecil apa pun akan dianggap sebagai sebuah kesalahan.     

Ye Futian berdiri dengan tenang di tempatnya untuk beberapa saat. Kemudian dia perlahan-lahan mengangkat kakinya dan berjalan mendaki tangga, selangkah demi selangkah, menuju lantai atas. Tidak lama kemudian, dia tiba di belakang sosok itu, menghadap istana ilahi yang berada di depan mereka. Itu adalah sebuah istana yang penuh dengan misteri.     

Apakah kultivator yang sedang duduk di sana telah memasuki istana tersebut?     

Sosok itu sepertinya sudah lama duduk di sini, jadi dia seharusnya sudah masuk ke dalam istana tersebut.     

Ye Futian menatapnya sekali lagi, dan ketika dia melihat bahwa sosok itu masih tidak meresponnya, dia mengangkat kakinya dan bersiap untuk berjalan melewatinya.     

"Kau bukan murid dari Istana Divine?" Pada saat ini, terdengar sebuah suara, dan suara itu berasal dari sosok misterius yang duduk di sana. Suaranya jernih dan tegas. Seolah-olah suara itu bisa membekas di benak orang lain.     

Meskipun dia berbicara, dia tetap duduk di tempatnya dengan mata terpejam, dan tidak memalingkan kepalanya. Dia bahkan tidak memandang ke arah Ye Futian.     

"Bukan," jawab Ye Futian, "Saya diundang oleh Istana Divine untuk menjalani ujian, dan kemudian memasuki Istana Divine untuk berkultivasi sebelum datang kemari."     

"Boleh saya bertanya, tempat apa ini?" tanya Ye Futian. Dia menjadi semakin penasaran. Tempat apa ini sebenarnya? Suasananya sangat misterius, sakral, dan menakjubkan sehingga bahkan kultivator-kultivator paling jenius pun tidak bisa datang kemari.     

"Tanah Leluhur. Kuil Suci," jawab pria itu. Ye Futian mendengar kata-katanya, dan hatinya sedikit berguncang. Meskipun dia telah menduga bahwa tempat ini sangat tidak biasa, jawaban dari pria itu masih mengejutkannya.     

Tanah Leluhur dari Istana Divine—Kuil Suci.     

Istana Divine Shangxiao adalah tempat suci nomor satu di Dunia Higher Heavens sekaligus tempat suci paling terkenal untuk kultivasi spiritual. Tempat ini adalah Tanah Leluhur dari Istana Divine.     

Tidak heran sulit sekali untuk masuk kemari. Sungai Jalur Agung dan jalan kuno dari Jalur Agung itu saja sudah cukup untuk menghentikan langkah sebagian besar kultivator. Pada dasarnya mustahil bagi para murid yang berkultivasi di Istana Divine untuk datang kemari.     

Sementara Ye Futian datang kemari secara tidak sengaja, tetapi sosok yang duduk di depannya tentu saja merupakan sebuah pengecualian.     

"Jika kau bukanlah murid dari Istana Divine, maka jangan masuk ke dalam Tanah Leluhur dari Istana Divine. Kembalilah," sosok itu melanjutkan kata-katanya. Suaranya terdengar sangat tenang, tanpa ada emosi sedikit pun. Seolah-olah dia menyatakan sesuatu yang sangat biasa, dan nada bicaranya tidak menyiratkan emosi apa pun.     

Ye Futian tidak marah ketika mendengar jawabannya. Apa yang dikatakan oleh pria itu cukup masuk akal. Tanah Leluhur sangat penting bagi fondasi kultivasi spiritual, dan tempat ini bukanlah tempat kultivasi biasa karena mungkin terdapat warisan yang tersembunyi di dalamnya.     

Karena dia tidak diundang ke Istana Divine untuk berkultivasi, maka dia bukanlah murid dari Istana Divine. Tidak pantas untuk mengatakan bahwa dia ingin mencari warisan di Tanah Leluhur.     

Namun, dia telah berjuang keras untuk sampai kemari, dan jika dia tidak boleh masuk setelah tiba tepat di depan pintu masuk istana, permintaan pria itu dapat dianggap sebagai permintaan yang tidak masuk akal.     

Meskipun secara teori, dia memang tidak berhak untuk memasuki Tanah Leluhur dari Istana Divine, namun Istana Divine tidak menghentikannya untuk datang kemari. Para pemandu juga mengatakan bahwa semua orang diizinkan pergi kemana pun selama mereka dapat mencapainya. Oleh karena itu, dia tiba di sini dengan kekuatannya sendiri, dan dia akan memasuki Tanah Leluhur selama dia bisa. Dia menganggap hal itu tidak bertentangan dengan peraturan yang ditetapkan oleh Istana Divine.     

"Saya tetap ingin masuk dan melihat-lihat," ujar Ye Futian. Lawan bicaranya itu tidak menanggapi.     

Ye Futian memandang ke depan dan mengangkat kakinya, mulai berjalan menuju Kuil Suci. Dia berkata "Hanya karena seseorang bukanlah murid dari Istana Divine, bukan berarti mereka tidak boleh memasuki Tanah Leluhur dari Istana Divine. Namun, para Tetua dari Istana Divine pernah berkata bahwa selama seseorang bisa pergi ke suatu tempat, maka mereka diizinkan memasukinya. Jadi, saya minta maaf atas kelancangan saya."     

Ketika dia berbicara, dia terus bergerak ke depan, ingin memasuki Tanah Leluhur.     

"Ucapanmu memang benar. Selama seseorang bisa pergi ke suatu tempat, maka mereka diizinkan memasukinya. Namun, apakah kau dapat memasuki Kuil Suci atau tidak benar-benar bergantung pada dirimu sendiri." Pada saat ini, terdengar suara yang bergema di telinga Ye Futian. Dia memandang orang di depannya sambil mengerutkan keningnya. Orang yang baru saja berbicara bukanlah orang yang berada di depannya.     

Masih ada orang lainnya di dalam Kuil Suci?     

Dia menghentikan langkahnya. Tatapan matanya tertuju pada Kuil Suci.     

"Siapa namamu?" Suara samar itu kembali terdengar. Kali ini, samar-samar dia merasa bahwa orang yang baru saja berbicara ini adalah Kuil Suci itu sendiri, bukan sosok yang berada di depannya; seseorang sedang menggunakan Kuil Suci untuk berbicara.     

"Shen Jing dari Gunung Taixuan," jawab Ye Futian.     

"Salah," jawab lawan bicaranya itu. Ekspresi Ye Futian berubah dalam sekejap. "Apa maksud anda?" Dia bertanya.     

"Kau bukan seorang kultivator dari Gunung Taixuan, namamu juga bukan Shen Jing," ujar sosok itu.     

Hati Ye Futian sedikit berguncang. Tiba-tiba, tatapan matanya menjadi waspada. Dia memfokuskan kembali matanya.     

"Saya memang berasal dari Gunung Taixuan," jawab Ye Futian.     

"Semuanya adalah ilusi. Apakah kau bisa dipercaya hanya karena kau berasal dari Gunung Taixuan?" ujar sosok tersebut. Ye Futian mengetahui bahwa penyamarannya mungkin telah dideteksi oleh lawan bicaranya ini. Dia merasa seolah-olah, berdiri di depan Kuil Suci dan diselimuti oleh aura suci di sekelilingnya, dia tidak bisa menyimpan rahasia apa pun.     

Segala sesuatunya akan diungkap dengan mudah.     

"Mana yang benar, dan mana yang salah?" Ye Futian melanjutkan kata-katanya, "Apakah mengetahui mana yang benar dan mana yang salah itu adalah hal yang penting?"     

Tidak peduli siapa identitas aslinya, jika Istana Divine tidak pernah ikut campur dalam urusan di dunia luar, maka tidak penting siapa identitas aslinya.     

Entah dia berasal dari Gunung Taixuan atau Dunia Heavenly Mandate, Istana Divine tidak akan peduli pada hal tersebut.     

Lawan bicaranya itu terdiam sejenak, seolah-olah memikirkan pernyataan Ye Futian. Beberapa saat kemudian, suara helaan napas terdengar dari Kuil Suci.     

"Kau benar. Mana yang benar dan mana yang salah? Dunia ini penuh dengan kesalahan, begitu pula Jalur Agung. Apa gunanya mengejar kebenaran?" Setelah terdiam untuk beberapa saat, lawan bicaranya itu menghela napas. Helaan napasnya itu membuat semua orang merasa sedih saat mendengarnya.     

Ye Futian terkejut saat mendengar suara ini.     

Apa maksud dari ucapannya itu?     

Dunia ini penuh dengan kesalahan, begitu pula Jalur Agung?     

Dia tidak mengerti.     

"Saya tidak mengerti maksud dari perkataan anda," Ye Futian memandang ke depan dan berbicara.     

"Mengapa kau berkultivasi?" Lawan bicaranya itu tidak menanggapi Ye Futian secara langsung tetapi dia malah balik bertanya mengapa dia berkultivasi.     

Ye Futian juga bertanya pada dirinya sendiri, mengapa dia berkultivasi?     

Dia memikirkannya sejenak tetapi pada akhirnya dia menyadari bahwa dia tidak mengerti apa-apa.     

"Dahulu, saya berkultivasi dalam banyak hal, dan hal yang sama juga saya lakukan sekarang, tetapi apa yang harus saya kultivasi saat ini adalah pola pikir saya. Ada terlalu banyak hal yang membutuhkan kultivasi." Ye Futian menghela napas dengan emosional. Seolah-olah dia tidak ingat lagi tujuannya untuk berkultivasi.     

Untuk apa dia berkultivasi? Kebanggaan karena terlahir sebagai seorang kaisar?     

Sepertinya dia telah melupakan ambisi-ambisi yang pernah dimilikinya.     

Sekarang, dia ditanya mengenai alasannya dalam berkultivasi. Sebagian besar alasannya karena waktu terus berjalan dan dia tidak lagi mempunyai pilihan untuk tidak berkultivasi.     

"Saya harus berkultivasi!"     

Suara gumaman terdengar seolah-olah sedang berusaha memahami jawaban Ye Futian.     

Proses refleksi ini telah menceritakan kisah dari banyak kultivator.     

Di antara orang-orang yang berkultivasi di dunia ini, berapa banyak yang masih mengingat tujuan awal mereka? Ada banyak dari mereka yang terpaksa melanjutkan kultivasi mereka.     

Saat berlayar melawan arus, jika tidak bisa maju, maka mundur adalah satu-satunya hasil yang didapatkan. Namun mereka juga tidak bisa mundur.     

Aura misterius itu menghilang, begitu pula dengan suara samar tersebut.     

"Tetua," Ye Futian bertanya, tetapi tidak ada jawaban.     

"Bolehkah saya masuk?" Ye Futian bertanya. Masih belum ada jawaban. Seolah-olah lawan bicaranya itu benar-benar menghilang, meninggalkan Ye Futian untuk membuat pilihan sendiri.     

Sepertinya dia tidak akan ikut campur dalam pilihan yang diambil oleh Ye Futian.     

"Saya akan menganggap bahwa tidak adanya jawaban dari Tetua berarti anda setuju," ujar Ye Futian sambil membungkuk hormat. Karena tidak ada yang mengajukan protes, maka keputusan berada di tangannya. Selama dia bisa masuk, maka dia akan masuk ke dalam sana.     

Saat dia berbicara, Ye Futian terus bergerak ke depan.     

Ye Futian melewati sosok yang sedang duduk di luar istana, mencoba berjalan melewatinya. Namun, pada saat ini, dia tiba-tiba berhenti melangkah. Sebuah kekuatan yang sangat dahsyat dari Jalur Agung menimpa dirinya dan memaksanya untuk berhenti.     

Saat kedua matanya bergerak secara perlahan-lahan, Ye Futian memandang sosok yang duduk di sana, dan tubuh dari sosok itu memancarkan cahaya suci yang sangat menyilaukan.     

*Boom*     

Sebuah aura yang sangat kuat menghantam tubuh Ye Futian, bahkan menerobos ke dalam aura spiritualnya. Aura dari Jalur Agung di dalam tubuhnya bergemuruh, seolah-olah aura itu bisa merasakan adanya ancaman yang luar biasa.     

Pemuda yang selama ini duduk di sana membuka matanya. Dia memandang ke depan.     

Siapa pun yang bukan murid dari Istana Divine tidak berhak untuk memasuki Tanah Leluhur dari Istana Divine!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.