Legenda Futian

Huang Zhong



Huang Zhong

1Di tepi Sungai Jalur Agung, banyak murid dari Istana Divine telah berkumpul di sana, dan mereka semua menatap ke arah Sungai Jalur Agung di kejauhan.     
1

Saat ini, tidak ada seorang pun yang mengetahui bagaimana nasib Ye Futian. Apakah dia telah memasuki Kuil Suci dari Tanah Leluhur? Apakah dia bertemu dengan orang itu? Apakah dia mengalami kesulitan di dalam sana?     

Saat ini terdapat banyak sosok yang berada di Sungai Jalur Agung, dan beberapa kultivator berbakat telah memasuki Sungai Jalur Agung.     

Di antara mereka, seseorang bahkan telah menyeberangi Sungai Jalur Agung dan mulai melintasi jalan emas dari Jalur Agung, yang membuat banyak orang menyaksikan penampilannya dengan takjub.     

Namun, sosok itu bukanlah murid dari Istana Divine tetapi dari dunia luar. Dia adalah murid dari Negeri Ilahi Emas—Gai Shi Shi.     

Pada saat ini, langkah Gai Shi Shi dihentikan oleh jalan kuno emas dari Jalur Agung. Sekujur tubuhnya diselimuti oleh cahaya suci keemasan, dan sinar-sinar emas terpancar dari matanya. Dia memandang lurus ke depan. Meskipun kultivasinya dalam seni bela diri sudah tidak perlu diragukan lagi, namun dia masih tidak bisa melintasi jalan emas itu dan terjebak di sini.     

Dia melihat bahwa Ye Futian telah berjalan keluar dari jalan kuno ini dan melangkah ke bagian depan dari istana di hadapannya. Selain Ye Futian, ada sosok lainnya di sana.     

Gai Shi Shi pernah mendengar informasi tentang pria tersebut. Meskipun sosok ini jarang bepergian keluar, namanya sangat terkenal. Meskipun dia belum menjadi seorang Renhuang, dia sudah menarik perhatian dunia, terutama di antara pasukan-pasukan yang telah mengetahui namanya.     

Para Tetua Gai Shi Shi juga sering menyinggung sosok ini padanya. Beberapa dari mereka beranggapan bahwa dia akan mewarisi posisi sebagai Pemimpin Istana Divine, dan ada pula yang mengatakan bahwa dia tidak akan tinggal di Istana Divine selamanya, karena akan ada tempat baginya di Dunia Higher Heavens—wilayah pusat dari 3.000 Dunia Jalur Agung. Mereka semua begitu menyanjungnya.     

Dia adalah murid dari Sembilan Istana, dimana dia dibimbing oleh semua pemimpin istana. Dia adalah sebuah simbol dari generasinya. Sebelumnya, Gai Shi Shi merasa tidak puas ketika dia pertama kali mendengar informasi tentang sosok itu dan telah mencari kesempatan untuk bertarung melawannya. Kali ini, dia juga ingin bertemu dengannya di Istana Divine. Namun, sosok itu telah memasuki Tanah Leluhur, dan kini langkahnya terhenti di luar istana.     

Tidak hanya itu saja, dia juga bertemu dengan sosok lainnya dalam perjalanan ini, Shen Jing dari Gunung Taixuan. Shen Jing mengalahkannya dan melangkahkan kaki di atas jalan kuno emas dari Jalur Agung.     

Gai Shi Shi mulai bertanya pada dirinya sendiri. Mungkinkah dia lebih lemah dari dua sosok itu?     

Saat memikirkan hal ini, tubuhnya menjadi semakin menyilaukan dalam pancaran cahaya suci, dan dia terus melangkah ke depan. Dia ingin berjalan kesana. Di belakangnya, muncul bayangan-bayangan dari dewa emas kuno, yang kekuatannya menekan dunia. Teknik Sigh of the Divine God diaktifkan, sehingga membuat kekuatan dari Jalur Agung terpancar keluar dari tubuhnya.     

Dia bergegas melangkah ke depan dan membentuk sebuah badai dari Jalur Agung. Dia tidak akan menyerah pada siapa pun dan tidak beranggapan bahwa dia lebih lemah dari dua sosok itu.     

…     

Ye Futian memandang sosok yang duduk di depannya dan bertanya, "Apa maksudmu?"     

Orang-orang dari Istana Divine tidak menghalanginya untuk datang kemari, tetapi murid dari Istana Divine ini justru ingin menghentikannya?     

Sosok itu tidak mengucapkan sepatah kata pun, dia masih duduk di tempatnya dengan tenang. Dia memandang istana yang berada di depannya, dengan sepasang mata yang memancarkan cahaya samar. Dia berkata, "Sebaiknya kau kembali."     

Dia tidak menjelaskan alasannya, tetapi hanya menyuruh Ye Futian untuk kembali.     

Saat memandangnya, Ye Futian bisa merasakan bahwa sosok ini tampaknya memiliki kesombongan yang luar biasa.     

Jalur Agung di dalam tubuh Ye Futian bergemuruh. Dia memandang sosok itu dan terus bergerak ke depan. Dia juga tidak mengatakan apa-apa. Bahkan para Tetua dari Istana Divine tidak peduli pada tindakannya ini, jadi berani sekali seorang murid dari Istana Divine menyuruhnya untuk kembali?     

Namun, dia bisa menebak bahwa orang ini kuat—sangat kuat—bahkan dia mungkin adalah murid terkuat di Istana Divine. Dia lebih kuat dari Li Daozi, yang mampu membuatnya berada dalam kesulitan. Kalau tidak, dia tidak akan berada di sini.     

Namun, meski begitu, berani sekali dia menyuruh Ye Futian yang sudah datang kemari untuk kembali?     

Karena dia telah tiba di Kuil Suci dari Tanah Leluhur, Ye Futian harus melihat-lihat ke dalamnya.     

"Namaku Huang Zhong," ujar orang yang berada di depan Ye Futian itu. Suaranya nyaring seperti suara lonceng dari Jalur Agung. Saat dia berbicara, seolah-olah terdapat lonceng kuno emas yang tak terhitung jumlahnya muncul di antara langit dan bumi. Suara itu bergema ke seluruh dunia dan menyelimuti Ye Futian seutuhnya.     

Suara lonceng bergema ke seluruh dunia, dan suara dari Jalur Agung bergemuruh. Dalam sekejap, badai-badai penghancur dari Jalur Agung langsung menyerang Ye Futian, membentuk satu badai raksasa dari Jalur Agung.     

Ye Futian langsung merasakan sebuah kekuatan serangan yang mengerikan dari Jalur Agung. Kekuatan itu tidak hanya berasal dari tubuh fisik tetapi juga dari jiwa spiritual. Pria itu berdiri tegak di tempatnya dan dia bahkan tidak memandang ke arah Ye Futian. Dia terus memandang ke depan, dan lonceng-lonceng kuno dari Jalur Agung itu berputar-putar di sekitar tubuhnya. Kekuatan serangan itu berisi kekuatan pembunuh dari Jalur Agung yang dibawa oleh suara lonceng tersebut.     

Kekuatan pembunuh itu tampak seperti petir keemasan, membelah langit dan menghancurkan jiwa dari para dewa. Kekuatan dari Jalur Agung ini jauh lebih dahsyat daripada pedang milik Li Daozi.     

Ye Futian bisa merasakan bahwa Huang Zhong memang telah mencapai ambang batas antara Nirvana dan Renhuang Plane. Lonceng-lonceng kuno dari Jalur Agung di seluruh penjuru langit itu dibentuk oleh pikiran, dan kekuatan yang bergemuruh di dalam tubuhnya tampaknya akan berubah menjadi cahaya Roda Ilahi dari Jalur Agung.     

Pria ini mungkin sudah menjadi setengah Renhuang dan sudah sangat dekat dengan Renhuang Plane.     

Faktanya, Ye Futian masih meremehkan tingkat Plane Huang Zhong. Huang Zhong sudah berada di Plane-nya saat ini selama bertahun-tahun, dan dia mampu memasuki Renhuang Plane kapan saja, bahkan pada detik ini. Tetapi dia memilih untuk tidak memasuki Renhuang Plane karena dia ingin menciptakan sebuah Roda Ilahi dari Jalur Agung yang berbeda dari biasanya.     

Hanya dengan cara ini, setelah memasuki Renhuang Plane, dia bisa menjadi sosok yang berbeda dari para Renhuang lainnya dan memiliki titik awal yang lebih tinggi. Dia terlahir sebagai sosok yang luar biasa, jadi sudah semestinya dia melakukan hal-hal yang luar biasa. Apa yang diimpikan oleh para Renhuang pada umumnya tidak penting baginya. Bahkan jika dia menjadi seorang Renhuang, dia hanya ingin menjadi sosok yang tak tertandingi.     

Celestial Soul muncul dari tubuh Ye Futian, dan terdapat cahaya suci yang menyinari tubuhnya seolah-olah bayangan dari satu sosok telah muncul.     

Pada saat yang bersamaan, suara dari kawanan iblis gajah bergemuruh di dalam tubuhnya. Jalur Agung bergejolak, dan tampaknya ada banyak bayangan iblis gajah yang menekan langit. Teknik Divine Elephant Stomping the Sky telah diaktifkan, dan Ye Futian bergerak ke depan secara paksa. Kekuatan dari Divine Elephant Stomping the Sky dikerahkan bersama dengan pedang yang menakjubkan dari teknik Celestial Soul, berusaha memusnahkan cahaya dari Jalur Agung itu.     

Huang Zhong perlahan-lahan berbalik dan menatap Ye Futian. Dia masih terlihat biasa-biasa saja, tetapi cahaya dari Jalur Agung di sekeliling tubuhnya tampak sangat tidak biasa.     

Ini adalah pertama kalinya Huang Zhong berbalik untuk menatap Ye Futian dan merasakan aura dari tubuhnya. Dia berkata, "Divine Elephant Stomping the Sky dari Klan Iblis Gajah di Dunia Heavenly Mandate, Celestial Soul Attraction dari Celestial Gate of Vast Heaven, dan ilmu pedang dari Gunung Taixuan."     

Ye Futian mendengar kata-kata Huang Zhong dan tampak terkejut. Sosok dengan tingkat Plane yang begitu tinggi sepertinya mampu mengenali teknik yang dia keluarkan dalam satu pandangan mata. Pria ini memiliki pengetahuan yang melebihi orang awam.     

Tempat ini berada di wilayah Dunia Higher Heavens, dan Huang Zhong berkultivasi di Istana Divine Shangxiao. Namun, dia mampu mengenai dua teknik kultivasi yang berasal dari Dunia Heavenly Mandate, dan itu merupakan bukti betapa luasnya wawasan yang dia miliki.     

"Sepertinya kau berasal dari Dunia Heavenly Mandate," lanjut Huang Zhong. Divine Elephant Stomping the Sky dan the Celestial Soul Attraction berasal dari Klan Iblis Gajah dan Celestial Gate of Vast Heaven. Akan tetapi, orang ini mampu menggunakan keduanya, jadi dia bisa menebak bahwa Ye Futian bukanlah sosok biasa. Tidak heran dia mampu melangkah sejauh ini.     

"Kau adalah Ye Futian dari Dunia Heavenly Mandate."     

Di dalam istana, suara yang samar itu kembali terdengar, sehingga membuat Ye Futian tertegun. Dia merasa sangat terkesan. Di hadapan sosok-sosok terkemuka di Istana Divine, tidak hanya teknik penyamarannya yang dapat dibongkar dengan mudah, namun setelah dia menunjukkan kemampuannya, identitas aslinya juga dapat dikenali dengan mudah.     

Tapi hal ini tidak mengejutkan. Huang Zhong adalah murid dari Istana Divine, dan meskipun dia mungkin tidak tahu apa yang telah terjadi di Dunia Heavenly Mandate, terutama pertempuran besar di Dunia Heavenly Mandate yang memiliki pengaruh besar. Bahkan pertempuran itu memengaruhi persebaran kekuatan di Dunia Heavenly Mandate. Beberapa murid dari Istana Divine juga berada di sana. Para Tetua dari Istana Divine pasti mengetahui tentang peristiwa itu dan mungkin tertarik dengan masalah ini, jadi wajar bagi mereka untuk mengenali identitasnya.     

"Tuan, karena anda mengetahui identitas saya, seharusnya anda juga mengetahui alasan saya menggunakan nama Shen Jing, mengingat situasi yang sedang saya hadapi saat ini. Saya mohon maaf," Ye Futian memandang ke arah Kuil Suci dan berbicara. Karena lawan bicaranya itu mengenalinya, maka sosok itu seharusnya juga mengetahui tentang hancurnya Celestial Gate dan bisa memahami mengapa dia harus menyamar di sini.     

Lawan bicaranya itu terdiam untuk beberapa saat, dan Huang Zhong tidak melanjutkan serangannya. Dan kemudian, suara itu kembali terdengar dari dalam kuil.     

"Dua keturunan paling legendaris dari Dunia Heavenly Mandate saat ini adalah Ye Futian dan Gu Dongliu. Sekarang, salah satu dari mereka berada di sini. Sosok yang berdiri di depanmu adalah kultivator paling legendaris dari generasi muda di Dunia Higher Heavens. Mungkin ini hanya kebetulan belaka, tetapi bisa juga semua ini adalah takdir," ujar suara yang berasal dari Kuil Suci. Sosok-sosok paling legendaris ditakdirkan untuk bertemu satu sama lain karena mereka tidak memiliki lawan yang sepadan.     

Ini adalah takdir.     

Ye Futian memandang ke arah Huang Zhong saat dia mendengar kata-kata ini. Orang ini disebut-sebut sebagai sosok paling legendaris dari generasi muda di Dunia Higher Heavens. Tidak heran dia berada di sini sendirian, dan dia sangat kuat. Meskipun mereka belum mulai bertarung, Ye Futian bisa merasakan tekanan yang dahsyat darinya; jauh dari apa yang bisa dikeluarkan oleh Li Daozi.     

Tampaknya orang ini memiliki tingkat yang berbeda dengan Li Daozi.     

"Sekarang aku mengerti," bisik Huang Zhong seolah-olah dia juga merasa lega. Tidak heran Ye Futian mampu datang kemari. Apakah itu karena dia adalah salah satu sosok paling legendaris di Dunia Heavenly Mandate?     

Meski begitu, karena tingkat Plane-nya jauh lebih tinggi daripada Ye Futian, jika keduanya saling berhadapan, itu tetap saja menjadi sebuah pertarungan yang tidak seimbang.     

Saat memandang sosok Ye Futian, Huang Zhong mengangkat tangannya, dan lonceng-lonceng kuno dari Jalur Agung tiba-tiba menutupi langit dan berdentang secara bersamaan, seperti membuat nyanyian dari Jalur Agung. Petir keemasan yang mengerikan terus menerus terpancar keluar. Sementara di atas langit, tampaknya ada banyak bayangan yang menjulang tinggi seperti para dewa telah muncul.     

Jari Huang Zhong menunjuk ke arah Ye Futian, dan tampaknya terdapat Roda Ilahi dari Jalur Agung berwarna emas yang melesat keluar. Roda-roda itu menekan dunia, meruntuhkan langit, dan menghancurkan jiwa-jiwa spiritual. Pada saat ini, segala sesuatu tampaknya berada di ambang kehancuran.     

Cahaya dari metode Deed of Thorough Comprehension terpancar dari tubuh Ye Futian, dan kekuatan dari Jalur Agung dikerahkan hingga batas maksimal, dan satu bayangan raksasa dari iblis gajah yang mengejutkan telah muncul. Dia mengangkat telapak tangannya untuk membombardir langit, dan gajah itu menerjang keluar. Pada saat yang bersamaan, teknik Fleeting Divine Sword juga dikerahkan untuk berlindung dari serangan yang semakin mendekat.     

*Klang*     

Tampaknya pada saat lonceng kuno penghancur itu berdentang, Roda dari Jalur Agung itu menghancurkan segalanya. Bayangan raksasa dari iblis gajah itu hancur berkeping-keping, dan cahaya pedang itu juga dimusnahkan hingga tak bersisa. Di hadapan lonceng kuno dari Jalur Agung itu, semuanya akan dihancurkan hingga tak bersisa.     

*Klang, Klang, Klang*     

Suara lonceng bergema di seluruh tempat, dan suara penghancur itu bergema cukup lama. Tubuh Ye Futian bergemuruh dan terhempas akibat gelombang kejut yang dihasilkan. Tubuhnya akan meledak, tetapi ada sebuah kekuatan yang dahsyat menyelimuti tubuhnya dan melindungi aura kehidupannya.     

Tubuhnya terhempas dari tangga, tapi dia masih menatap ke arah Huang Zhong.     

Dengan memiliki tubuh dari Jalur Agung—jiwa dari Jalur Agung—Huang Zhong tidak hanya sudah sangat dekat menjadi seorang Renhuang. Bahkan dapat dikatakan bahwa dia bisa mencapai Renhuang Plane kapan saja.     

Dia berdiri di tempatnya dan memandang ke arah Ye Futian, lalu berbalik dan duduk di tempatnya semula. Matanya terpejam seolah-olah tidak ada apa pun yang terjadi.     

"Masuklah," ujar Huang Zhong. Dia tidak menghalanginya lagi!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.