Legenda Futian

Kembali



Kembali

3Ye Futian tidak bisa berkata-kata.      0

Tetua Agung Tianhe dan Nona Muda dari Klan Dewa menjalin hubungan asmara, yang tampaknya menjadi sebuah kisah yang romantis namun menyedihkan. Dia adalah seorang jenius dengan kemampuan yang luar biasa, sehingga Klan Dewa tidak menentang hubungan mereka.     

Putri dari sang Tetua Agung, istri dari guru, memiliki kisah yang serupa di Dunia Tianhe. Tapi kali ini, pasangan itu ditentang oleh Klan Dewa yang otoriter. Istri guru adalah sang penerus yang dipilih untuk mendapatkan pusaka ilahi, sehingga dia menjadi harapan bagi Klan Dewa. Semua anggota klan memusatkan perhatian padanya, bagaimana mungkin mereka bisa membiarkannya menjalin hubungan dengan seorang pria yang bakatnya tidak terlalu menonjol.     

Penerus yang dipilih oleh Klan Dewa pasti seorang jenius yang tak tertandingi, dia adalah seorang wanita yang tak tertandingi di generasinya, disertai dengan darah Klan Dewa yang mengalir di dalam tubuhnya. Dia adalah putri dari Tetua Agung Tianhe sekaligus putri dari Klan Dewa, tetapi dia justru memilih guru sebagai rekan spiritualnya. Ye Futian tidak tahu apakah dia harus merasa bahagia untuk gurunya atau tidak. Meskipun Grandmaster mengatakan bahwa bakat gurunya bukanlah yang terbaik, namun pola pikirnya sangat luar biasa. Ye Futian juga merasa bahwa gurunya—mantan Penasihat Kekaisaran Dinasti Dali—layak mendapatkan semua ini.     

Manusia bergantung pada takdir. Termasuk apa yang menimpa dua wanita luar biasa dari Klan Dewa ini, istri dari guru telah meninggal dunia, dan istri dari Grandmaster dibawa kembali ke klan tersebut. Bahkan Grandmaster tidak tahu apakah dia masih hidup atau tidak.     

Terlebih lagi, mereka juga telah melewati perang yang mengerikan, yang membuat Dunia Tianhe berlumuran darah. Semua yang terjadi kala itu sungguh tragis.     

Lord Taixuan mengatakan bahwa Grandmaster memiliki murid-murid yang tersebar di seluruh penjuru dunia, dan dia mengajari setidaknya 3.000 murid secara pribadi. Sebagian besar muridnya pasti memihaknya, sehingga benar-benar memicu kemarahan Klan Dewa. Akibatnya, Klan Dewa yang tersulut amarah turun dari Dunia Jalur Supremasi dan memusnahkan Dunia Tianhe secara keseluruhan. Mereka benar-benar berdarah dingin.     

"Tanpa kedua wanita ini, tidak ada seorang pun yang bisa selamat, dan aku mungkin juga akan tewas dalam perang tersebut. Mereka sangat luar biasa. Baik Xuangang maupun diriku tidak bisa dibandingkan dengan mereka," Tetua Agung Tianhe menghela napas. Salah satu di antara mereka bertarung hingga titik darah penghabisan, sementara satu sosok lainnya ingin menjemput ajalnya sendiri.     

Mendengar penjelasan dari lelaki tua itu, meskipun Ye Futian tidak mengalami peristiwa kala itu secara langsung, dia seolah-olah bisa melihat keanggunan yang tak tertandingi dari kedua wanita ini. Mereka rela mengorbankan diri untuk menyelamatkan kekasih mereka masing-masing.     

Tidak heran harapan yang dimiliki oleh gurunya hanyalah agar Feixue bisa hidup dengan baik. Adapun hal lainnya, mungkin dia tidak peduli sama sekali akan hal tersebut. Dia juga mengerti bahwa tidak ada harapan untuk membalas dendam dalam masa kehidupan ini. Beberapa keluarga memiliki kekuatan yang mumpuni untuk membuat seseorang merasa putus asa. Hidup dalam bayang-bayang kehancuran sebuah dunia, bagaimana mungkin dia tidak merasa putus asa?     

"Karena ada perbedaan kekuatan yang begitu besar, mengapa mereka memilih untuk berperang?" Ye Futian menghela napas. Mengapa mereka harus bertindak sejauh itu? Bukankah mereka seharusnya membuang jauh-jauh ide itu ketika nyawa mereka menjadi taruhannya?     

Melanjutkan hidup menunjukkan adanya secercah harapan.     

"Kau mungkin tidak mengetahui kepribadian dari istri dari gurumu. Meskipun dia masih muda kala itu, namun kepribadiannya sangat tegas. Dia memberikan pusaka itu pada Feixue tanpa persetujuan keluarganya. Dia ingin putrinya mewarisi pusaka itu, beranggapan bahwa keluarganya akan berkompromi dan menerima gurumu serta Feixue karena hal tersebut. Namun, dia masih meremehkan betapa gigihnya Klan Dewa dan betapa keras kepalanya klan itu. Mereka ingin menangkap Feixue dan mengambil tulangnya untuk mendapatkan pusaka itu. Tentu saja, gurumu dan istrinya tidak bisa mentolerir hal tersebut. Sebuah pertempuran langsung terjadi, dan kemudian situasi menjadi tak terkendali."     

Tetua Agung Tianhe menghela napas. Dia masih bisa mengingat segala sesuatu yang terjadi dalam pertempuran itu. Meskipun dia dihormati oleh orang-orang dari Dunia Tianhe dan diberi gelar sebagai Tetua Agung Tianhe, namun selama ini dia beranggapan bahwa statusnya tidak setinggi istrinya; dia benar-benar seorang wanita yang tak tertandingi.     

"Itu adalah kisah yang kuketahui. Bertahun-tahun telah berlalu, dan aku tidak menyangka bahwa aku akan menceritakannya pada pemuda sepertimu, tetapi ini bukan sebuah rahasia. Mulai sekarang, kau harus ingat bahwa metode Deed of Thorough Comprehension milikmu diajarkan olehku. Ketika kau berada di luar, katakan saja bahwa kau adalah muridku. Jangan biarkan orang-orang mengetahui keberadaan gurumu; jika tidak, hal itu akan berakibat sangat buruk bagimu," ujar Tetua Agung Tianhe.     

Setelah apa yang terjadi di tahun itu, Klan Dewa masih tidak menyerah mencari keberadaan Qin Xuangang dan Feixue. Pusaka itu masih berada di dalam tubuh Feixue. Meskipun mereka adalah pihak yang mendapatkan pusaka itu secara sah, namun Klan Dewa selalu menganggap benda itu sebagai pusaka milik Klan Dewa. Mereka kemudian menyerah setelah gagal menemukannya. Lagipula, mustahil untuk memeriksa dunia yang tak terhitung jumlahnya itu, dan mereka tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk menangani tugas tersebut.     

Namun, begitu ada petunjuk yang muncul, orang-orang dari Klan Dewa pasti akan menyelidikinya hingga tuntas, jadi jika mereka melihat metode Deed of Thorough Comprehension milik Ye Futian, mereka pasti akan mengenalinya.     

"Saya mengerti," jawab Ye Futian sambil mengangguk.     

"Selama periode waktu ini, kau bisa tinggal di sini untuk berkultivasi," ujar Tetua Agung Tianhe.     

Ye Futian memandang lelaki tua berambut abu-abu ini, sosok terkemuka yang dikenal sebagai Tetua Agung Tianhe, yang memiliki banyak kerutan di wajahnya. Hal-hal yang terjadi di masa lalu pasti membawa dampak besar padanya.     

"Grandmaster, apakah anda tidak menyalahkan guru saya?" Ye Futian bertanya. Kecuali gurunya, semua orang di keluarga Tetua Agung Tianhe berdiri di puncak kekuatan dengan memiliki pengalaman hidup yang luar biasa, tetapi karena pernikahan antara guru dan istrinya, semua peristiwa tragis itu terjadi. Apakah Tetua Agung Tianhe tidak menyesal telah membiarkan mereka menjadi sepasang kekasih?     

"Jika aku menyalahkannya, apakah dia akan menjadi menantuku?" ujar Tetua Agung Tianhe secara terang-terangan. "Saat itu, aku memiliki banyak murid. Banyak dari mereka adalah sosok-sosok terkemuka, dan banyak pula yang memiliki bakat luar biasa. Bahkan Klan Dewa mengirimkan kultivator mereka untuk belajar di bawah bimbinganku. Sebagai seorang guru, seharusnya aku akan menyukai murid-murid yang paling berbakat. Namun, temperamen gurumu hampir menyamaiku, dan dia adalah murid yang paling mirip denganku. Meskipun bakatnya kurang menonjol, namun aku tahu bahwa dia akan tetap menjadi seorang guru suatu hari nanti. Kultivator tidak pernah kekurangan waktu. Selama dia masih bisa bertahan, dia akan bisa melampauiku, dan melihat pola pikirnya, dia pasti mampu melakukannya.     

"Sayangnya, kesempatan seperti itu tidak diberikan kepada kami. Aku mendengarmu mengatakan bahwa dia baru memasuki Renhuang Plane beberapa tahun yang lalu, dan aku dapat memahami bahwa pola pikirannya pasti sangat terpengaruh, tetapi karena dia telah mencapai Renhuang Plane, dia pasti secara perlahan-lahan keluar dari bayang-bayang peristiwa kala itu."     

Lord Taixuan berkata, "Sudah bertahun-tahun berlalu. Kau harus keluar sesegera mungkin. Tetua Agung dikenal sebagai sosok yang penuh energi pada masa itu, tetapi sekarang kau hanya berdiam diri di sini. Sepertinya orang-orang di Dunia Tianhe akan segera melupakanmu."     

"Tidak, Dunia Tianhe tidak akan melupakanku," ujar Tetua Agung Tianhe. Dia merasa bahwa dia adalah sang pendosa dari Dunia Tianhe.     

"Ayolah," Lord Taixuan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku tidak akan membujukmu lagi. Aku telah mengenalmu selama bertahun-tahun. Dahulu kau adalah sosok yang lebih luar biasa dariku dan seharusnya kau juga memasuki Plane yang sama denganku, tetapi hingga saat ini kau masih tidak dapat membuat terobosan. Sudah saatnya bagimu untuk introspeksi diri. Aku telah mengirimkan seorang penerus bagimu, dan sekarang kau harus memiliki ide tentang bagaimana cara mengajarinya. Dia telah memasuki Tanah Leluhur dari Istana Divine, dan juga seorang murid yang sangat penting bagi menantumu. Di masa depan, dia bisa menjadi orang yang hebat," ujar Lord Taixuan. "Aku sudah menyelesaikan tugasku di sini, jadi aku tidak akan mengganggumu lagi."     

Ketika dia berbicara, Lord Taixuan berdiri dari tempatnya dan bersiap-siap untuk pergi.     

"Ketua, apakah anda akan kembali ke Gunung Taixuan?" Ye Futian bertanya.     

"Ya. Fokuslah berkultivasi. Berada di suasana baru dan melihat pemandangan yang berbeda dapat membantumu meraih terobosan," ujar Lord Taixuan. Ye Futian mengangguk dan tidak mengatakan apa-apa. Seseorang seperti Lord Taixuan tentu saja bisa datang dan pergi kemari sesuka hatinya.     

Persahabatan antara pria sejati begitu dalam. Dia telah menunjukkan ketulusannya dengan datang untuk menemui Tetua Agung Tianhe dan mengirim Ye Futian kemari.     

"Aku akan menjaga gadis itu untukmu, kau tidak perlu khawatir. Saat ini, banyak orang di Dunia Higher Heavens mengincarmu. Tidak ada seorang pun yang akan mengetahui bahwa kau berada di sini," ujar Lord Taixuan sambil tersenyum. Kemudian dia memandang ke arah Tetua Agung Tianhe dan berkata, "Aku harus pergi sekarang."     

"Baiklah," ujar Tetua Agung Tianhe dengan tenang, sambil mengangguk pelan. Kemudian Lord Taixuan melangkah pergi dan menghilang dalam sekejap.     

Setelah Lord Taixuan pergi, Tetua Agung Tianhe menoleh ke arah Ye Futian dan berkata, "Kau hanya mengatakan bahwa kau terpisah dengan gurumu di Dunia Heavenly Mandate. Lalu dimana Feixue berada? Bukankah dia bersamamu?"     

"Tidak," ujar Ye Futian sambil menggelengkan kepalanya.     

"Di mana dia?" Lelaki tua itu bertanya.     

Ye Futian menatapnya dan ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia mengurungkan niatnya. Lelaki tua itu mengangguk saat melihat reaksinya dan berkata, "Kau tidak perlu memberitahuku apa-apa lagi."     

"Guru memiliki beberapa murid selain saya. Mereka menjaga dan merawat Feixue, dan kultivasi Feixue kini berkembang sangat pesat. Dia berada di tempat yang aman," ujar Ye Futian.     

"Baguslah," ujar lelaki tua itu sambil mengangguk, "Kau sangat berhati-hati dalam bertindak."     

"Grandmaster, saya..." Ye Futian tergagap dan tampak malu.     

"Tapi tindakanmu benar, jangan benar-benar mempercayai siapa pun kecuali dirimu sendiri dan gurumu," Tetua Agung Tianhe berdiri dari tempatnya dan berkata. "Ikutlah denganku."     

Dia berjalan ke depan, dan Ye Futian mengikutinya dari belakang.     

Di gunung kuno itu, Tetua Agung Tianhe menyiapkan banyak penghalang. Saat ini, mereka tiba di sebuah gua raksasa untuk berkultivasi. Lelaki tua itu masuk terlebih dulu, dan Ye Futian mengikutinya melewati sebuah koridor panjang di dalam gua tersebut. Mereka telah memasuki bagian dalam dari gunung itu.     

Area di sekitar mereka tiba-tiba menjadi cerah. Gua itu berukuran sangat besar, dan cahaya suci bersinar terang di sana. Di dalam gua tersebut, huruf-huruf kuno melayang dan berputar-putar di udara.     

"Qian, Kun, Li, Kan..." Ye Futian memandang huruf-huruf ini, yang masing-masing berhubungan dengan satu huruf kuno yang ada di dalam metode Deed of Thorough Comprehension.     

Huruf-huruf ini sepertinya mengambil kekuatan dunia di dalam gua tersebut, sehingga membentuk sebuah pusaran dan menyatu menjadi seberkas sinar. Di bagian tengah gua dan dikelilingi oleh huruf-huruf kuno itu, muncul satu sosok bayangan. Itu bukanlah tubuh yang nyata, tetapi sosok bayangan yang dibentuk oleh Jalur langit dan bumi.     

"Meskipun gurumu telah mengajarimu metode Deed of Thorough Comprehension, kurasa apa yang kau pelajari itu masih belum lengkap, dan pemahamannya masih kurang. Huruf-huruf ini kuukir sendiri dan mengandung arti sesungguhnya dari metode Deed of Thorough Comprehension. Kau dapat berkultivasi di sini untuk sementara waktu agar bisa memahaminya seutuhnya," ujar Tetua Agung Tianhe pada Ye Futian.     

"Terima kasih, Grandmaster," jawab Ye Futian sambil mengangguk.     

"Metode Deed of Thorough Comprehension bukanlah ciptaanku. Aku juga mendapatkannya secara kebetulan. Pengetahuan yang terkandung di dalamnya sangat misterius. Meskipun bakatmu begitu luar biasa, kau tetap harus meluangkan waktu untuk mengkultivasinya dengan seksama. Setidaknya gua ini bisa membantumu dalam berkultivasi sampai kau mencapai tingkat Plane yang sama denganku, atau bahkan lebih tinggi," ujar Tetua Agung Tianhe pada Ye Futian. Ye Futian mengangguk sebagai tanggapan.     

"Aku pergi dulu. Kau bisa berlatih di sini," ujar Tetua Agung Tianhe. Dia berbalik dan pergi, meninggalkan Ye Futian sendirian di dalam gua itu, dan pergi keluar.     

Tetua Agung Tianhe tiba di tepi tebing dan menatap ke arah langit. Pada saat ini, matanya yang tampak keruh menjadi sangat tajam, seolah-olah tatapan matanya yang tajam itu bisa menembus langit.     

Namun, pada saat berikutnya, dia menundukkan kepalanya dan kembali ke penampilannya semula. Dia masih menunjukkan ekspresi sedih di wajahnya dan berjalan menuju ke suatu tempat di gunung tersebut.     

…     

Pada saat ini, di luar Kota Tianhe, satu sosok berdiri di tengah kerumunan orang. Dia mengenakan topi jerami dan memandang ke depan sambil melamun.     

Setelah bertahun-tahun, akhirnya dia kembali kemari.     

Dia mengira bahwa dia tidak akan pernah kembali, tetapi saat ini, tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi olehnya. Setelah berpisah dari muridnya, tidak ada yang mengetahui hubungan di antara mereka. Itu adalah hal yang menguntungkan karena, dengan cara ini, dia bisa memutus hubungan antara dirinya dengan masa lalunya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.