Legenda Futian

Menggunakan Jalur Agung Sebagai Senar Guqin



Menggunakan Jalur Agung Sebagai Senar Guqin

0Ye Futian mengerutkan keningnya saat dia menyaksikan pemandangan yang terjadi di udara, dan ekspresi curiga muncul di wajahnya. Mengapa ada begitu banyak kultivator tingkat Renhuang yang datang kemari?     
1

Terlebih lagi, sementara jumlah Renhuang dari Negeri Ilahi Emas bertambah banyak, namun Pemilik Restoran Taixuan masih bertarung sendirian. Apakah dia akan mengalami kesulitan?     

Namun, ekspresinya masih terlihat tenang, dan dia sepertinya tidak terkejut dengan hal ini. Dia datang kemari dari Istana Divine, jadi dia tahu bahwa ada banyak Renhuang di sana. Selain itu, dia tidak takut dengan apa yang terjadi di Gunung Taixuan kala itu. Gurunya berada di sana, dan segala sesuatu yang sedang terjadi berada tepat di depan matanya.     

"Trik yang kalian gunakan masih sama. Kalian tidak bisa mengalahkanku, jadi kalian mengirim kultivator tambahan untuk melawanku. Negeri Ilahi Emas semakin melemah seiring bergantinya generasi." Pemilik Restoran Taixuan menatap sang Pangeran dari Negeri Ilahi Emas saat pria itu datang menghampirinya. Namanya adalah Gai Jiutian. Nama-nama Pangeran dari Negeri Ilahi Emas menjadi semakin mengintimidasi jika diurutkan dari yang termuda hingga yang tertua. Nama Gai Jiutian memiliki arti 'Meliputi Sembilan Langit,' dan nama Gai Shi Shi memiliki arti 'Meliputi Sepuluh Dunia.' Nama mereka sungguh mengintimidasi!     

Mungkin mereka bermaksud menginspirasi generasi muda dari Negeri Ilahi Emas untuk semakin giat berkultivasi dengan nama-nama ini sehingga mereka dapat menyamai sosok-sosok itu di masa depan.     

Gai Jiutian berdiri di udara, kedua matanya yang berwarna emas menatap Pemilik Restoran Taixuan dan Ye Futian. Tentu saja dia juga melihat sosok Gai Shi Shi. Adiknya, yang merupakan seorang Pangeran dari Negeri Ilahi Emas, telah dikalahkan dengan cara yang sangat menyedihkan.     

Apakah Gunung Taixuan benar-benar bertindak sejauh ini hanya karena Lord Taixuan berhasil menerobos ke tingkat berikutnya?     

"Masalah apakah Negeri Ilahi Emas semakin melemah atau tidak bukanlah urusanmu," ujar Gai Jiutian dengan nada dingin. Sebuah kekuatan dari Jalur Agung yang mengerikan terpancar dari tubuhnya. Roda Jalur Agung miliknya muncul dengan samar, sehingga membuat tubuhnya tampak menjulang tinggi dan tangguh saat dia berubah menjadi seorang dewa perang emas.     

Roda Jalur Agung yang telah ditempa olehnya berbentuk patung dari seorang dewa kuno emas. Tampaknya sosok itu dibentuk dari emas murni, dan aura yang tak terbatas telah diukir di dalamnya. Begitu patung itu diaktifkan, sosok dewa emas yang tak terhitung jumlahnya muncul di udara dan melayang turun, hingga akhirnya memenuhi langit. Semua orang bisa merasakan pancaran kekuatan yang dahsyat dari sosok-sosok tersebut, yang membuat mereka sulit untuk bernapas.     

Rumor mengatakan bahwa para Pangeran dari Negeri Ilahi Emas merupakan keturunan dari dewa-dewa kuno. Di generasi ini, mereka semua sangat berbakat dan terkenal. Gai Shi Shi disebut-sebut sebagai kultivator terbaik dari generasinya, dan berita tentang bakat yang dia miliki telah menyebar ke seluruh dunia. Tetapi kakaknya ini juga sangat kuat, dan darah dewa kuno juga mengalir di dalam nadinya.     

Ketika dewa-dewa emas yang sangat menakjubkan ini menjadi nyata, sebuah melodi ilahi tampaknya mulai bergema di udara. Seolah-olah mereka sedang bernyanyi. Lagu yang mereka nyanyikan mengandung kekuatan yang luar biasa. Cahaya keemasan yang tak terbatas bersinar dari sosok-sosok itu saat mereka turun dari atas langit, sehingga membuat orang-orang tidak bisa menahan diri untuk berlutut di permukaan tanah dan memberi hormat.     

"Mereka sangat kuat!" Para kultivator di Kota Linxiao merinding saat mereka memandang ke atas langit. Sosok-sosok yang berada di langit itu tampak seperti dewa yang sesungguhnya. Pria yang baru saja tiba itu jauh lebih kuat daripada Renhuang sebelumnya. Lagipula, Renhuang sebelumnya bukanlah keturunan sejati dari Negeri Ilahi Emas, dan darah para dewa tidak mengalir di dalam nadinya.     

Dan sekarang, Gai Jiutian telah tiba di sini. Berbeda dari sebelumnya, dia adalah pewaris darah emas dari Negeri Ilahi Emas. Ketika sosok-sosok dewa itu turun dari atas langit, semua orang bisa merasakan dorongan untuk bersujud. Kekuatan dan pancaran cahaya mereka membuat pemandangan itu tampak seperti sekelompok dewa yang benar-benar turun ke muka bumi untuk menyucikannya dari segala dosa.     

Kali ini, Pemilik Restoran Taixuan juga bisa merasakan tekanan tersebut. Lawan yang berada di hadapannya ini jauh lebih kuat daripada Renhuang sebelumnya. Dan dia tidak hanya lebih kuat, mungkin dia juga tidak akan mudah untuk dihadapi.     

Sayap-sayap ilahi miliknya menutupi langit, memancarkan cahaya yang tak ada habisnya. Dalam sekejap, muncul sebuah badai dari Jalur Agung. Keagungan yang dipancarkan oleh sang Permaisuri yang berdiri di udara itu juga membuat orang-orang ingin bersujud.     

Di sisi lain, Gai Jiutian membentuk sebuah segel dengan kedua tangannya, dan dalam sekejap, suara nyanyian surgawi memenuhi udara. Banyak sosok dewa terbentuk, dan cahaya keemasan yang tak terbatas menyelimuti area tersebut. Tidak ada tempat untuk menghindar; cahaya itu mencakup segalanya.     

*Boom* Sebuah suara yang pelan terdengar saat Gai Jiutian mengerahkan tangan emasnya ke depan. Dan bukan hanya dia saja, para dewa yang turun ke muka bumi itu juga mengerahkan tangan emas mereka ke depan, sehingga memenuhi langit dengan kepalan tinju yang melesat ke arah Permaisuri Yan.     

*Brak*     

Ye Futian bisa merasakan sebuah tekanan yang sangat kuat, sehingga membuatnya kembali menjejakkan kakinya di permukaan tanah dan meninggalkan sebuah jejak kaki di tempatnya berdiri. Bukan hanya dia saja; semua kultivator lainnya juga merasa kesulitan untuk berdiri dengan adanya tekanan sekuat itu. Kaki mereka tertekuk, dan mereka berlutut di permukaan tanah. Banyak orang di Kota Linxiao tidak mampu berdiri akibat tekanan tersebut.     

Permaisuri Yan mengepakkan sayapnya, dan dalam sekejap, banyak bayangan sayap ilahi yang lebih menakjubkan dari sebelumnya muncul di udara. Sayap-sayap itu melesat menembus langit, hingga akhirnya bertabrakan dengan kepalan tinju yang semakin mendekat. Tabrakan ini menciptakan sebuah badai dari Jalur Agung yang mengerikan.     

Gai Jiutian mundur satu langkah. Dia tidak pernah berpikiran bahwa satu serangan akan cukup untuk mengalahkan Permaisuri Yan. Lord Taixuan hanya memiliki empat murid utama, dan semuanya memiliki reputasi yang luar biasa. Meskipun Permaisuri Yan adalah murid termuda dan terlemah, namun bakat dan kemampuan bertarungnya sudah tidak perlu diragukan lagi.     

Kekuatan dari Jalur Agung bergejolak di atas langit, dan semakin banyak bayangan dewa emas yang bermunculan, kemudian melesat ke arah Permaisuri Yan dalam sekejap, berusaha untuk menjalani pertempuran jarak dekat dengannya. Ketika sayapnya dikepakkan, dewa-dewa emas itu mengulurkan tangan mereka untuk berlindung, hingga tak lama kemudian dua serangan itu bertabrakan di udara.     

Pada saat ini, Gai Jiutian berubah menjadi seberkas cahaya keemasan dan tiba di hadapan Permaisuri Yan. Saat mengeluarkan teknik Sigh of the Divine, dia mengulurkan kedua tangannya. Dalam sekejap, seberkas cahaya keemasan melesat ke atas langit dan berusaha menembus tubuh Permaisuri Yan.     

Namun, semua orang melihat Permaisuri Yan menerjang ke arah lawannya, dia sama sekali tidak berusaha untuk menghindar. Tubuhnya bermandikan cahaya dari Jalur Agung saat dia mengerahkan kepalan tinjunya. Kekuatan yang tak tertandingi terpancar dari tubuhnya yang indah dan ramping, kekuatan itu bahkan mampu menghancurkan udara.     

Para Renhuang yang berdiri di sekitar mereka tampak tidak terkejut saat menyaksikan Permaisuri Yan melancarkan serangan. Dia telah mengkultivasi Jalur Ruang dan Waktu, Badai, dan Ilmu Pedang. Dia sudah dikenal sebagai sosok yang sangat kejam di masa mudanya, sehingga tidak mengherankan bahwa kekuatannya begitu luar biasa. Sebelum dia mencapai Renhuang Plane, dia sudah sangat terkenal. Meskipun dia seorang wanita, dia bertarung tanpa keraguan sedikit pun. Bahkan ketika menghadapi Gai Jiutian, dia tidak memiliki keinginan untuk menghindar, dan sebaliknya, dia bertarung dalam jarak dekat melawannya.     

Ketika mereka berdua bertabrakan, cahaya yang menyilaukan menghalangi pandangan semua orang. Mereka yang masih berada di tingkat Saint Plane tidak dapat melihat apa yang sedang terjadi di atas sana. Mereka hanya bisa mendengar suara yang memekakkan telinga. Sepertinya mereka berulang kali melancarkan serangan dengan cepat, dimana setiap serangan yang dikeluarkan membuat orang-orang yang menyaksikan pertempuran dari bawah bisa merasakan darah mereka bergejolak dan aura di dalam tubuh mereka bergemuruh.     

Banyak bangunan berguncang hebat, lalu runtuh satu per satu. Semakin banyak retakan yang muncul di permukaan tanah. Seolah gempa bumi sedang menimpa area ini. Tapi gempa ini sebenarnya hanyalah getaran yang ditimbulkan oleh pertempuran yang sedang berlangsung di udara.     

Para Renhuang lainnya dari Negeri Ilahi Emas juga melangkah ke depan, sambil memancarkan cahaya yang menyilaukan. Sepertinya mereka bisa bergabung dalam pertempuran kapan saja. Dan Renhuang lainnya, yang telah terluka akibat serangan Permaisuri Yan sebelumnya, juga melangkah ke depan, sambil menatap Ye Futian yang berada di bawahnya.     

Gai Shi Shi masih berada di cengkeraman Ye Futian dan telah membuatnya terluka parah.     

Selain itu, Ye Futian telah memaksa Gai Shi Shi untuk mengajarinya teknik tertinggi dari Negeri Ilahi Emas, yang dikenal sebagai Sigh of the Divine God. Pria ini harus mati.     

Ye Futian mengerutkan keningnya saat dia merasakan sebuah tekanan mengerikan yang diarahkan padanya. Dia memandang ke arah Gai Shi Shi dan menaruh Tombak Ilahi Emas di dekat lehernya. Jika Renhuang itu melakukan sesuatu, dia tidak akan lagi bersikap sopan.     

"Kau sudah mendapatkan apa yang kau inginkan. Kenapa kau belum melepaskannya?" ujar sang Renhuang. Ekspresi Ye Futian tetap sedingin es. Masalah ini belum berakhir. Jika dia membiarkan pria ini pergi sekarang, hal itu pasti akan berujung pada kematiannya.     

Renhuang itu terus bergerak ke depan, dan cahaya pembunuh yang mengerikan terpancar dari matanya. Ye Futian bisa merasakan cahaya itu menyerang pikirannya, dan jiwa spiritualnya berguncang. Dia memberi sedikit tekanan pada tombak di tangannya, sehingga tombak itu mulai menusuk leher Gai Shi Shi. Setetes darah muncul di ujung tombak tersebut.     

*Boom, Boom, Boom* Pilar-pilar emas kembali berjatuhan dari atas langit, menyegel area itu dan berusaha mengurung Ye Futian di dalamnya. Di sisi lain, Renhuang itu terus bergerak ke depan, cahaya keemasan yang dipancarkan olehnya masih terlihat mengerikan. Dia tahu bahwa Ye Futian tidak akan berani membunuh Gai Shi Shi, karena dia sama saja seperti bunuh diri.     

Setelah Ye Futian membunuh Gai Shi Shi, dia tidak akan memiliki apa pun untuk melindungi diri dan pasti akan tewas terbunuh.     

Namun pada saat ini, mereka mendengar suara pekikan phoenix dari kejauhan. Langit dan bumi berguncang. Phoenix Kecil tampak terkejut saat dia menyaksikan pemandangan itu dari bawah. Dia memandang ke arah datangnya suara pekikan phoenix itu dan berbisik, "Ibu dan Ayah."     

Dan memang benar, begitu dia mengatakan hal ini, cahaya suci yang menyilaukan bersinar di atas langit. Dua phoenix ilahi muncul di udara, menerjang ke arah medan pertempuran. Mereka terbang mengitari Gai Jiutian dan Permaisuri Yan, mencegah para Renhuang lainnya ikut campur dalam pertarungan tersebut.     

Seorang pria paruh baya yang tampak menakjubkan muncul di atas Ye Futian dan melayang di atas sana. Saat dia berdiri di udara, dia mengalihkan pandangannya ke arah Renhuang, yang mendekati Ye Futian. Dia memiliki ekspresi sedingin es di wajahnya.     

"Kaisar String!" Ekspresi Renhuang itu berubah. Seberkas cahaya yang menyilaukan bersinar dari tubuh Kaisar String, dan sebuah guqin ilahi yang menakjubkan muncul di hadapannya. Sebuah kekuatan yang tak terlihat menyebar di udara, dan dalam sekejap, senar guqin yang tak terhitung jumlahnya muncul di sekitar mereka.     

Kaisar String mengulurkan tangannya yang tampak pucat. Dia memetik senar-senar yang berada di udara, dan pada saat itu, senar-senar dari Jalur Agung Dunia bergetar. Sinar-sinar cahaya yang tak ada habisnya melesat keluar, menyerang segala sesuatu di sekitarnya.     

Renhuang itu mengerang kesakitan. Seolah-olah dia telah ditusuk oleh salah satu sinar cahaya tersebut. Jiwa spiritualnya berguncang hebat, dan wajahnya menjadi muram.     

Kaisar String terus memetik senar-senar itu. Nada musik yang tak terbatas dari Jalur Agung mengalir di udara, dan banyak sinar cahaya melesat, diarahkan menuju sang Renhuang dan mengabaikan pertahanannya.     

Renhuang itu berusaha melarikan diri, wajahnya tampak pucat. Kekuatannya saat ini menjadi tidak berguna, karena kekuatan dari nada musik itu terus menerus menyerang jiwa spiritualnya. Dia mengerang lagi dan memuntahkan darah.     

Semua orang bisa merasakan hati mereka berdebar kencang saat mereka menyaksikan pemandangan ini. Pria ini adalah Kaisar String—murid ketiga dari Lord Taixuan. Dia berada di tingkat yang lebih tinggi daripada Permaisuri Yan, dan karena itulah, wajar jika lawannya tidak bisa menghadapinya.     

"Dia menggunakan Jalur Agung sebagai senar-senar guqin!" Semua orang merinding. Ini adalah kekuatan dari seorang musisi tingkat Renhuang. Roda Ilahi dari Jalur Agung yang telah dia ciptakan berbentuk senar guqin, dan dia mampu menggunakan Jalur Agung Dunia sebagai senar guqinnya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.