Legenda Futian

Sang Penerus



Sang Penerus

3Ye Futian telah berkultivasi di dalam gua sejak dia datang ke Dunia Tianhe. Cakupan pengetahuan dari metode Deed of Thorough Comprehension sangat luas. Dengan pengetahuan itu, Ye Futian dapat memurnikan kekuatan dari Langit dan Bumi untuk digunakan olehnya, sehingga menjadikan tubuhnya berfungsi sebagai tungku dari Jalur Agung dan meleburkan segala sesuatu yang ada di dunia ini, membuat kekuatan kehidupannya sendiri menjadi sangat kuat.     1

Pada saat ini, di dalam gua hunian, Ye Futian sedang duduk di tempat sosok bayangan itu berada. Dia dan bayangan itu menjadi satu kesatuan, dan dia bisa merasakan dengan jelas kekuatan dari huruf-huruf kuno itu menimpa tubuhnya, Ye Futian merasa bahwa dia tidak sedang duduk di dalam sebuah gua hunian tetapi sedang mengembara di sebuah dunia yang misterius.     

Qian, Kun, Li, Kan… Huruf-huruf kuno ini tampaknya memiliki semacam kekuatan misterius. Dia duduk di tempatnya sambil mengamati langit dan bumi. Dia bisa merasakan area tak berbatas itu dan dia bahkan bisa melihat dirinya yang sesungguhnya.     

Waktu berlalu dengan cepat. Ye Futian masih duduk dengan tenang di dalam gua hunian itu untuk bermeditasi dan berkultivasi. Terkadang dia keluar untuk beristirahat sejenak dan merasakan kekuatan dari langit dan bumi. Setiap sesi kultivasi berakhir, dia akan memiliki perasaan yang misterius dan merasa bahwa kepekaannya terhadap langit dan bumi menjadi lebih jelas dari sebelumnya.     

Di puncak gunung itu, suasananya selalu sunyi senyap. Suatu hari, Ye Futian berjalan ke tepi gunung, dan tiba-tiba terdengar sebuah suara yang berasal dari kaki gunung.     

Matanya bersinar terang, dan seberkas cahaya langsung menembus langit. Dia memandang ke kejauhan dan melihat beberapa sosok berdiri di kaki gunung. Orang-orang ini masih terlihat sangat muda dengan temperamen yang luar biasa. Mereka sepertinya juga menyadari keberadaan Ye Futian dan memandang ke arah puncak gunung. Cahaya menyilaukan terpantul di mata mereka.     

Dari kejauhan, mata Ye Futian dan mata mereka bertemu di udara, dan mereka berdua memandang satu sama lain.     

Mereka tampak terkejut dan bertukar pandang satu sama lain. Salah satu dari mereka membungkuk hormat ke arah gunung kuno itu dan berkata, "Kami dengan tulus meminta izin untuk bertemu dengan Tetua Agung dan bersedia untuk berkultivasi di bawah bimbingan Tetua Agung. Karena Tetua Agung telah membuat pengecualian untuk merekrut murid, apakah anda juga bisa memberi saya kesempatan?"     

"Tetua Agung adalah fondasi dari Dunia Tianhe. Karena anda telah membuat pengecualian, mohon beri kami kesempatan," orang-orang di sekitarnya juga membungkuk hormat dan memohon. Mereka semua datang kemari untuk meminta izin menjadi murid Tetua Agung. Nama Tetua Agung Tianhe dikenal di Dunia Tianhe sejak bertahun-tahun yang lalu. Kala itu, tempat ini masih sangat makmur, dan dia memiliki murid yang tak terhitung jumlahnya.     

Terlebih lagi, metode kultivasi yang digunakan oleh Tetua Agung Tianhe dapat membantu para kultivator memahami Jalur langit dan bumi serta sangat berguna dalam membentuk jiwa dari Jalur Agung dan menantang Renhuang Plane. Oleh karena itu, terdapat orang-orang yang berdatangan untuk meminta bimbingan selama beberapa tahun terakhir, terutama mereka yang berada di puncak Saint Plane dan bersiap untuk menantang Renhuang Plane.     

Selama bertahun-tahun, Tetua Agung Tianhe tidak pernah menerima murid. Namun, hari ini, ada seseorang di gunung itu, dan dia masih sangat muda, jadi mereka tentu saja beranggapan bahwa Tetua Agung Tianhe telah membuat pengecualian dan merekrut murid baru.     

Tidak ada seorang pun yang merespon. Sosok-sosok terkemuka memang memiliki daya tarik tersendiri, pikir Ye Futian dalam hati. Bahkan setelah bertahun-tahun berlalu, masih ada orang yang datang kemari untuk mencari ilmu darinya.     

"Sudah kukatakan sebelumnya, aku tidak akan menerima kalian sebagai muridku, jangan datang lagi kemari," pada saat ini, sebuah suara terdengar dari belakang Ye Futian. Ye Futian berbalik dan melihat Tetua Agung Tianhe di sana.     

"Tuan, anda sudah membuat pengecualian. Mengapa anda tidak menyebarkan ajaran anda pada dunia seperti yang anda lakukan di masa lalu?" tanya seseorang.     

"Hal itu mustahil kulakukan sekarang," Tetua Agung Tianhe menanggapi secara terang-terangan.     

"Karena anda telah merekrut seorang murid, maka anda bersedia memberi generas muda kesempatan untuk menjadi murid anda. Besok, kami akan datang lagi untuk memohon agar anda berubah pikiran," ujar seseorang, dia tidak ingin menyerah begitu saja.     

"Kuperingatkan sekali lagi: jangan datang kemari." Suara Tetua Agung Tianhe terdengar sedingin es, dan sepertinya dia sama sekali tidak peduli pada mereka.     

"Kenapa?" seseorang bertanya.     

"Aku telah menemukan seseorang yang akan menjadi penerusku. Satu orang saja sudah cukup. Aku akan mengajarinya semua pengetahuan yang telah kuperoleh seumur hidupku dan mulai sekarang, aku tidak akan terlibat lagi dalam urusan duniawi," ujar Tetua Agung Tianhe secara perlahan-lahan. Seolah-olah dia telah melihat perubahan-perubahan yang terjadi di dunia ini. Tampaknya dia telah merekrut pemuda di gunung itu sebagai muridnya, dengan tujuan menemukan seorang penerus dan mewarisi semua yang dia miliki.     

Sudah jelas, mereka tidak terpilih, dan pemuda di gunung itulah yang dipilih oleh Tetua Agung Tianhe.     

Ye Futian berdiri di tempatnya dengan tenang. Tetua Agung Tianhe bersikap seperti ini pasti untuk melindunginya. Dengan cara ini, tidak ada seorang pun yang akan meragukan keputusannya. Dia memang tak tertandingi, tapi tentu saja, penerus dari Tetua Agung Tianhe haruslah sosok yang tak tertandingi.     

Para kultivator itu ingin mengatakan sesuatu, tetapi Tetua Agung Tianhe angkat bicara, "Aku telah membuat keputusan, ini adalah peringatan terakhirku: silahkan datang kemari sesuka hati kalian, tetapi itu hanya akan membuang-buang waktu kalian."     

Orang-orang yang berada di kaki gunung itu tidak bisa berkata-kata. Mereka terdiam untuk beberapa saat dan membungkuk hormat, lalu berkata, "Kami pamit undur diri terlebih dahulu, Tuan."     

Setelah itu, mereka semua pergi.     

Ye Futian menghela napas dalam-dalam. Melihat pemandangan suram yang terjadi di sini, dia tidak bisa membayangkan betapa megahnya tempat ini di masa lalu.     

Dia memandang ke arah Tetua Agung Tianhe. Kemudian Tetua Agung Tianhe berkata, "Kau sudah mendengarnya sendiri, jika kau memiliki waktu luang, pergilah ke Kota Tianhe untuk berjalan-jalan. Ketika kau berada di luar, kau akan menjadi satu-satunya penerusku. Aku telah mengajarkan metode Deed of Thorough Comprehension padamu.     

"Saya mengerti," jawab Ye Futian. Dia memahami maksud dari kata-kata Tetua Agung Tianhe. Di satu sisi, sang Tetua Agung ingin memberitahukan status Ye Futian pada publik. Di sisi lain, dia tidak ingin diganggu lagi oleh orang-orang dan ingin fokus berkultivasi.     

Hanya saja, dengan tingkat pola pikiran setinggi itu, akankah sang Tetua Agung selalu merasa sedih dan putus asa?     

Setelah memasuki Renhuang Plane, bukankah pola pikirnya seharusnya adalah aspek terkuat yang dimilikinya?     

Tetua Agung Tianhe pergi meninggalkan tempat ini, seperti seorang lelaki tua biasa. Dia telah melihat segala sesuatu yang ada di dunia ini, dan sepertinya dia hanya ingin menemukan seseorang untuk menjadi penerusnya sehingga dia bisa benar-benar mengasingkan diri di dalam gunung.     

…     

Kota Tianhe adalah sebuah kota besar. Dahulu, terdapat sosok-sosok pahlawan yang tak terhitung jumlahnya di Kota Tianhe, dan mereka semua bangga bisa belajar di bawah bimbingan Tetua Agung Tianhe. Namun, perang besar itu telah memporak-porandakan Kota Tianhe, dan butuh waktu bertahun-tahun sebelum kota ini mulai pulih kembali.     

Belum lama ini, berita mengejutkan datang dari Kota Tianhe. Setelah bertahun-tahun lamanya, Tetua Agung Tianhe akhirnya menerima murid lagi yang juga menjadi murid terakhirnya. Tetua Agung Tianhe mengumumkan secara pribadi bahwa murid ini akan menjadi penerusnya.     

Dunia Tianhe bukanlah sebuah Dunia Jalur Supremasi, dan gelar sebagai Tetua Agung Tianhe diberikan padanya oleh orang-orang dari dunia itu. Tetua Agung Tianhe adalah sosok terkuat yang tak ada duanya. Selama bertahun-tahun, banyak orang telah mengunjungi tempat tinggalnya untuk mencari Jalur Agung, tetapi tidak ada seorang pun yang berhasil melakukannya, hingga akhirnya, Tetua Agung Tianhe kini menemukan penerusnya. Bisa dibayangkan betapa mengejutkannya berita ini di Kota Tianhe.     

Hampir semua orang membicarakan masalah ini, dan pada saat yang bersamaan, mereka juga membicarakan tentang sang penerus dari Tetua Agung Tianhe. Siapa dia sebenarnya? Mengapa Tetua Agung Tianhe mengizinkannya menjadi penerusnya?     

Ketika banyak orang membicarakan hal ini, di Kota Tianhe, seorang pemuda berambut abu-abu sedang berjalan-jalan di Kota Tianhe. Pemuda tampan berambut abu-abu ini tentu saja adalah Ye Futian yang telah pergi meninggalkan Gunung Xiangren.     

Tetua Agung menyuruhnya untuk menuruni gunung, dan dia memahami maksud dari perintahnya itu, jadi setelah menyelesaikan masa kultivasinya, dia datang berkunjung ke kota besar ini.     

Di sepanjang perjalanan, banyak orang menyadari keberadaan Ye Futian. Wajahnya yang tampan, pakaian serba putih, dan rambut abu-abunya, ditambah dengan temperamennya, membuatnya tampak menonjol di Kota Tianhe. Banyak orang bertanya-tanya apakah orang ini tergabung dalam sebuah pasukan besar.     

Ye Futian tiba di depan sebuah restoran. Dia mendongak dan masuk ke dalam restoran tersebut. Dia pergi menuju lantai teratas dari gedung tak beratap itu, meminta sebotol alkohol, beberapa piring makanan pembuka, dan duduk dengan tenang di tempatnya sambil minum-minum sendirian.     

Meskipun dia tidak mengatakan sepatah kata pun, banyak orang masih mengamati sosoknya. Ye Futian tidak hanya memiliki temperamen yang luar biasa, tetapi dia juga memberi orang-orang suatu perasaan yang misterius.     

"Apakah kau datang sendirian, Tuan?" Pada saat ini, tidak jauh dari sisi Ye Futian, seorang gadis bergaun hijau duduk di depan sebuah meja anggur sambil memandang Ye Futian. Senyumannya tampak lembut dan menawan. Meskipun wajahnya tidak begitu cantik, namun dia jelas memiliki daya tarik tersendiri, dan karismanya bisa memikat banyak orang.     

Ye Futian memandangnya, mengangguk pelan, dan tidak mengatakan apa-apa.     

"Namaku Mu Qingyu dari Keluarga Mu. Bolehkah aku menemanimu minum-minum?" ujar gadis itu sambil tersenyum. Banyak orang di restoran itu tampak sedikit terkejut. Dia adalah Mu Qingyu dari Keluarga Mu, Keluarga Mu adalah sebuah keluarga tingkat Renhuang, dan Mu Qingyu adalah nona dari Keluarga Mu dengan yang bakat luar biasa. Saat ini, dia telah memasuki Saint Plane dan memiliki banyak penggemar.     

Mu Qingyu melihat Ye Futian saat pria itu berada di luar restoran. Dia bisa menebak bahwa tingkat kultivasi orang ini pasti sangat tinggi, dan temperamennya tampaknya beresonansi dengan dunia. Dia masih sangat muda dan memiliki temperamen yang luar biasa. Namun, dia tidak mengetahui namanya.     

"Terima kasih, tapi kau tidak perlu melakukannya," ujar Ye Futian dengan suara pelan dan memandang keluar jendela. Sepertinya dia sama sekali tidak tertarik pada nona dari Keluarga Mu ini.     

Responnya ini membuat banyak orang di restoran itu terkejut, dan mereka menjadi semakin penasaran terhadap Ye Futian.     

Mu Qingyu tampak sedikit terkejut, kemudian dia tersenyum lagi. "Maaf telah mengganggumu, Tuan."     

Dia tidak bisa berkomentar banyak, dan dia tidak peduli dengan hal ini. Karena pria itu tidak memiliki keinginan untuk mengenalnya, maka dia tidak akan membuat dirinya merasa diabaikan di hadapannya, namun dia masih penasaran dengan pria tersebut.     

Ye Futian masih minum-minum dengan tenang. Dia sendirian dan tampak kesepian. Mu Qingyu sesekali memandangnya. Banyak orang di restoran itu membicarakan tentang berita bahwa Tetua Agung Tianhe telah merekrut seorang murid baru.     

"Tetua Agung Tianhe pernah memiliki 3.000 murid, dan di antara mereka, terdapat begitu banyak kultivator berbakat. Sekarang setelah dia menemukan penerusnya. Seberapa kuat dia? Aku sangat ingin melihat bagaimana caranya bertarung."     

"Dia tidak harus kuat. Situasinya berbeda dari masa lalu. Kala itu, bahkan Dunia Jalur Supremasi mengirimkan kultivator mereka untuk belajar di bawah bimbingan sang Tetua Agung. Meskipun dia adalah sosok terkemuka dari Dunia Tianhe, seberapa bergengsikah status dari Tetua Agung Tianhe? Dia bahkan menikahi nona dari Klan Dewa. Tapi sekarang, para kultivator muda yang tak tertandingi tidak akan memilih untuk menjadi muridnya, dan hanya orang-orang di Dunia Tianhe..." seseorang berbisik tetapi tidak melanjutkan kata-katanya.     

Banyak orang mengangguk secara diam-diam. Mereka semua mengetahui alasannya. Meskipun kekuatan dari Tetua Agung Tianhe masih tidak bisa diremehkan, namun bagaimanapun juga, kekuatannya tidak sama seperti sebelumnya. Dia memiliki dendam terhadap Klan Dewa, dan beberapa sosok terkemuka tidak ingin menyinggung Klan Dewa dari Dunia Atas.     

Orang-orang berbincang-bincang dengan santai, dan Ye Futian tidak memotong perbincangan mereka. Seolah-olah semua itu tidak ada hubungannya dengannya.     

Setelah beberapa lama, sekelompok orang melesat di kejauhan, dan aura mereka sangat tidak biasa. Banyak orang di restoran itu memandang ke arah yang sama, dan tidak lama kemudian, di luar restoran, seorang pemuda berdiri di atas langit dan memandang ke arah restoran. Tatapan matanya tampak tajam.     

"Dia..." Mu Qingyu memandang sosok ini dan bergumam, tampaknya dia mengenali sosok paling bergengsi dari generasi muda di Dunia Tianhe yang selalu ingin menjadi murid dari Tetua Agung Tianhe.     

Tidak lama kemudian, semakin banyak sosok yang mendekat dan tiba di restoran tersebut. Beberapa dari mereka berdiri di atas bangunan lainnya, dan ada pula yang berdiri di udara; beberapa orang langsung masuk ke dalam restoran dan duduk. Suasana restoran itu langsung berubah.     

Ye Futian tentu saja mengetahui bahwa mereka datang mencarinya. Ketika dia menuruni gunung, dia tahu bahwa beberapa orang mengawasinya, mungkin mereka adalah orang-orang yang ingin mengetahui identitasnya.     

Pada saat ini, tatapan mata orang-orang tertuju padanya, tetapi dia tidak memedulikannya dan terus menegak minumannya.     

'Apakah mereka datang kemari untuk menemuinya?' Mu Qingyu memandang Ye Futian dan berpikir dalam hati. Dia merasa gelisah. Semakin banyak orang yang mendekat, dan sebagian besar dari mereka merupakan kultivator-kultivator yang sangat kuat!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.