Legenda Futian

350 Tahun



350 Tahun

1Salju turun cukup lama di akhir tahun ke-10.034 dari Kalender Prefektur Ilahi. Butiran-butiran salju yang berterbangan mewarnai Kota Tianhe dengan warna keperakan.      0

Pada hari terakhir di tahun itu, Kota Tianhe tampak sangat ramai. Cahaya lentera menerangi langit malam hingga kota itu terlihat terang seperti di siang hari.     

Setiap rumah telah menyalakan lentera mereka, dan orang-orang tampak berjalan serta berlarian di jalanan.     

Sementara itu di dalam Istana Kekaisaran dari Dunia Tianhe, banyak aula diterangi oleh cahaya suci yang menyilaukan. Cahaya itu melesat ke arah langit, menerangi malam yang gelap dengan pancaran cahaya suci.     

Malam ini ditakdirkan untuk menjadi malam yang luar biasa.     

Di Kota Tianhe, seorang gadis tampak menarik tangan seorang Tetua dan bertanya, "Kakek, mengapa malam ini sangat ramai?" Dia tampak sangat penasaran. Dia berusia lebih dari sepuluh tahun dan sudah mengetahui banyak hal. Dia telah melihat perayaan tahun baru sebelumnya tetapi dia belum pernah melihat suasana seperti ini.     

Seolah-olah Kota Tianhe sangat menantikan tahun yang akan datang. Bahkan Istana Kekaisaran tampak berbeda. Mereka menanggapi peristiwa ini dengan sangat serius. Seluruh penjuru kota bersukacita menyambut tahun baru.     

"Karena ini akan menjadi tahun yang istimewa," jawab lelaki tua itu.     

"Tahun yang istimewa?" Gadis itu tampak bingung. "Mengapa tahun depan dianggap sebagai tahun yang istimewa?" dia bertanya lagi.     

"Kau akan mengetahuinya saat kau tumbuh dewasa." Lelaki tua itu menepuk kepalanya sambil tersenyum, tatapan matanya dipenuhi dengan kebaikan. Kemudian dia mendongak ke arah langit. Bertahun-tahun yang lalu, Dunia Tianhe mengalami krisis yang luar biasa. Kekacauan seolah-olah tidak akan pernah berhenti, tetapi semua kontribusi yang mereka lakukan berperan penting dalam mengakhiri masa-masa yang mengerikan dan kacau tersebut.     

Di gunung bersalju, Ye Futian sedang duduk dan berkultivasi. Dia bisa merasakan kemeriahan di Kota Tianhe di dalam pikirannya, dan dia merasa bingung. Apakah Kota Tianhe benar-benar menganggap tahun baru sebagai sesuatu yang sangat penting?     

Selama bertahun-tahun, dia merasa bahwa tempat yang paling meriah dalam menyambut tahun baru adalah Kota Qingzhou, tempat dimana dia memulai segalanya. Ketika dia mulai mendatangi kota-kota yang semakin mengesankan dan dunia yang lebih kuat dari sebelumnya, dia mendapati bahwa kemeriahan tahun baru semakin terlupakan. Orang-orang lebih peduli untuk mengejar kekuasaan dan kultivasi, dan karena itulah mereka kurang memiliki semangat yang dimiliki oleh penduduk Kota Qingzhou.     

Sekarang dia telah melihat pemandangan yang begitu luar biasa di Kota Tianhe. Mungkinkah ini semacam tradisi bagi mereka?     

Pada saat ini, satu sosok berjalan ke sampingnya. Dia memandang ke kejauhan, dan pikirannya sepertinya juga pergi ke arah yang sama. Dia seperti telah mengingat sesuatu, dan air mata menetes dari sudut matanya.     

"Ping'an," Ye Futian memandang wanita yang berada di sampingnya itu dan berkata dengan suara pelan, "Apakah kau sedang memikirkan orang tuamu?"     

"Ya." Ping'an tersenyum tipis dan mengangguk. Dia memandang ke arah Ye Futian dan berkata, "Aku pasti tampak seperti seorang idiot bagimu."     

"Keinginan mereka sebelum meninggal dunia adalah agar kau hidup dengan tenang dan bahagia. Ping'an, jangan bersedih," ujar Ye Futian, berusaha menghiburnya.     

"Tidak, aku hanya memikirkan momen-momen saat aku bersama mereka. Ini bukan kesedihan belaka," ujar Ping'an sambil tersenyum. "Ayo kita pergi ke kota dan merayakan tahun baru bersama semua orang."     

"Baiklah," ujar Ye Futian sambil mengangguk. Keduanya tersenyum satu sama lain, lalu melayang di udara dan menuruni Gunung Xiangren.     

Tidak lama kemudian, mereka tiba di Kota Tianhe. Orang-orang memenuhi jalanan dalam arus yang tak berbatas. Hari ini tidak ada konflik yang terjadi di antara orang-orang, dan tidak ada satu pun yang menantang orang lain untuk bertarung. Semua orang menjaga sikap mereka masing-masing. Bahkan jika terjadi konflik di antara mereka, mereka hanya perlu tersenyum, dan segala sesuatunya akan terselesaikan dengan sendirinya.     

Banyak orang mengajak anak-anak mereka ke jalanan untuk merasakan suasana yang menyenangkan tersebut.     

"Alangkah indahnya jika dunia selalu seperti ini," ujar Ping'an sambil tersenyum saat menyaksikan pemandangan yang menakjubkan ini.     

Ye Futian tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Dapat terlihat dengan jelas bahwa suasana ini tidak berlangsung lama.     

Mereka berdua berkeliling tanpa tujuan. Mereka tidak berencana untuk pergi ke tempat tertentu; mereka hanya ingin berjalan-jalan. Mungkin Ping'an ingin berjalan-jalan di jalanan yang sudah dikenalnya, jalanan yang dia lalui pada tahun baru sebelumnya.     

"Apakah Paman-Guru memiliki seseorang yang dirindukan?" Ping'an menatap Ye Futian yang berada di sampingnya. Rambut abu-abunya menyatu dengan lapisan salju di sekitarnya, dan mustahil untuk membedakan mereka. Dengan wajahnya yang tampan dan tatapan mata yang tajam, dia jelas memiliki kisah tersendiri.     

Dia adalah sosok yang berkarisma, memiliki wajah tampan dan baik hati, dan bakatnya begitu luar biasa. Pasti banyak wanita yang mengejar-ngejar dirinya. Jadi mengapa dia memiliki rambut berwarna abu-abu di saat usianya yang masih begitu muda?     

Dia mungkin telah berusia 50 tahun, tetapi bagi seorang kultivator di puncak Saint Plane, usia ini dianggap masih cukup muda. Bahkan jika kultivasinya tidak mengalami perkembangan sama sekali, wajahnya tidak akan berubah meskipun beberapa ratus tahun telah berlalu.     

"Tentu saja aku punya," ujar Ye Futian sambil tersenyum. "Ada banyak orang yang kurindukan."     

"Siapa saja mereka?" tanya Ping'an dengan penuh rasa ingin tahu.     

"Kekasihku, guruku, teman-temanku, dan saudara-saudaraku. Aku merindukan banyak orang," ujar Ye Futian.     

"Jika kau merindukan mereka, mengapa kau tidak pergi menemui mereka?" tanya Ping'an. Tingkat kultivasinya terlalu rendah, jadi dia tidak bisa melindungi orang tuanya. Tapi Ye Futian adalah sosok yang sangat kuat. Dia berada di puncak Saint Plane, dan tidak ada seorang pun di bawah Renhuang Plane yang bisa menandinginya.     

"Mustahil bagi manusia untuk merasa puas pada semua aspek kehidupan. Setiap orang memiliki kesulitan tersendiri. Aku ingin bersama mereka, dan itulah alasan mengapa aku berkultivasi," ujar Ye Futian.     

Ping'an mengangguk. "Aku mengerti." Bukankah alasannya dalam berkultivasi juga untuk melindungi orang tuanya?     

Ye Futian pasti juga memiliki kisah tersendiri.     

"Apakah ada danau di Kota Tianhe?" tanya Ye Futian.     

Ping'an mengangguk, "Ya, ada. Apakah Paman-Guru ingin pergi kesana?"     

Ye Futian mengangguk. "Ya."     

"Kalau begitu aku akan mengantarmu kesana." Ping'an bergegas menunjukkan jalan. Tidak lama kemudian, mereka tiba di bagian tepi dari sebuah danau. Tempat ini juga sangat ramai, dipenuhi oleh orang-orang yang berlayar mengelilingi danau dengan perahu-perahu kecil. Beberapa dari mereka menyalakan lentera dan membuat permohonan.     

Itu adalah sebuah pemandangan yang sangat tidak asing baginya.     

Sebuah senyuman cerah muncul di wajah Ye Futian. Dia menyukai danau, mungkin karena semua kenangan terbaiknya terjadi di tepi danau. Semua itu adalah kenangan dari masa mudanya.     

Pada saat ini, cahaya yang sangat indah terpantul di mata mereka. Ye Futian mendongak dan melihat bahwa langit kini dipenuhi dengan kembang api. Saat ini, ingatannya seperti saling tumpang tindih, dan waktu seolah-olah bergerak mundur.     

Banyak sorak-sorai terdengar di sekitar danau saat kembang api bermekaran di atas langit.     

Tahun ke-10.035 dari Kalender Prefektur Ilahi akhirnya telah tiba.     

"Indah sekali," bisik Ping'an. Dia menatap ke arah Ye Futian. Dengan disinari oleh cahaya kembang api, wajah tampannya tampak semakin mempesona.     

Seorang wanita cantik dan seorang pria berkarisma sangat cocok satu sama lain.     

Mungkin Ye Futian adalah pria seperti itu.     

Ketika dia tersenyum, apakah dia sedang memikirkan orang yang dia cintai?     

Malam ini ditakdirkan untuk menjadi malam yang luar biasa.     

…     

Dunia Heavenly Mandate dan Dunia Higher Heavens adalah bagian dari Sembilan Dunia Jalur Supremasi. Oleh karena itu, keduanya berada di puncak kekuatan dari 3.000 Dunia Jalur Agung.     

Namun, dunia terkuat di antara 3.000 Dunia dari Jalur Agung tidak memiliki konflik. Itu adalah dunia yang berdiri di bagian pusat dari Sembilan Dunia Jalur Supermasi—Dunia Imperial. Semua anggota dari Sembilan Dunia Jalur Supremasi mengakui fakta ini tanpa ada keraguan sedikit pun.     

Klan Dewa adalah salah satu pasukan yang berasal dari Dunia Imperial. Jadi, bahkan Dunia Tianhe, yang berada di bawah kendali mereka, dapat dianggap sebagai dunia yang sangat kuat. Banyak Renhuang yang kuat berasal dari sana, termasuk Tetua Agung Tianhe.     

Di wilayah pusat dari Dunia Imperial berdiri sebuah istana ilahi yang menakjubkan, istana itu menjulang tinggi hingga mencapai langit dan menembus lapisan awan, memberi kesan suci dan mengesankan pada tempat tersebut.     

Istana itu diselimuti oleh cahaya suci yang tak ada habisnya. Setiap orang yang melewatinya akan merasa sangat takjub dan ingin bersujud di depannya.     

Tempat ini adalah simbol dari Dunia Imperial—Istana Kekaisaran Kosong.     

Konon tempat ini dulunya adalah istana pribadi dari Donghuang Agung.     

Sekarang terdapat sebuah patung dari sang kaisar agung di dalam istana tersebut. Rumor mengatakan bahwa dia telah meninggalkan sebagian dari jiwa spiritualnya di dalam patung itu.     

Pada saat ini, sembilan awan melayang di atas Istana Kekaisaran Kosong.     

Cahaya suci yang tak tertandingi bersinar dari atas langit, membentuk tujuh sinar cahaya. Semua awan di atas langit yang luas dan tak berbatas itu seperti sedang bergejolak.     

Pada saat ini, seberkas cahaya suci bersinar dari atas langit menuju istana yang menjulang tinggi tersebut.     

Setelah itu, sebuah gelombang yang tak terlihat menyebar dari atas langit.     

*Dong*     

Suara lonceng bergema ke seluruh penjuru langit.     

Suara lonceng itu menyatu dengan dunia, hingga berubah menjadi sebuah ritme tak berbentuk, yang terdengar seperti gemuruh petir yang menembus langit.     

Ada banyak pasukan besar, istana-istana megah, dan aula yang menakjubkan di Dunia Imperial. Banyak orang sedang berdoa ke arah langit, dan ribuan orang berlutut di belakang mereka.     

*Dong*     

Lonceng itu berbunyi lagi, dan orang-orang yang berdoa ke arah langit kini membungkuk hormat seolah-olah mereka mengetahui bahwa suara lonceng itu akan datang.     

"Ramalan itu akan datang, dan kita akan menunggunya di sini," ujar seorang tetua yang berada di atas panggung pengorbanan. Mereka semua sedang menunggu ramalan yang berasal dari Istana Kekaisaran Kosong.     

Klan Dewa adalah salah satu pasukan besar di Dunia Imperial.     

Namun pada saat ini, banyak anggota dari Klan Dewa berkumpul di satu tempat dan memandang ke kejauhan.     

*Dong*     

Lonceng itu berbunyi lagi, memenuhi pikiran semua orang dengan suaranya.     

Dan bukan hanya mereka saja. Wilayah Dunia Imperial yang tampak tak terbatas itu menjadikannya sebagai dunia terbesar di antara 3.000 Dunia dari Jalur Agung. Pada saat ini, sosok-sosok yang tak terhitung jumlahnya mendengar suara lonceng tersebut.     

Terlebih lagi, suara lonceng itu bergema ke seluruh penjuru 3.000 Dunia dari Jalur Agung, termasuk Dunia Heavenly Mandate, Dunia Higher Heavens, dan semua dunia dari Sembilan Dunia Jalur Supremasi.     

Suara lonceng itu terdengar di Istana Divine dari Dunia Higher Heavens, di Negeri Ilahi Emas, dan di Gunung Taixuan.     

Hal yang sama juga terjadi di Dinasti Heavenly Mandate, Brahma's Pure Sky, dan Istana Surgawi Violet.     

Tidak ada seorang pun yang bisa menggambarkan suara ini. Itu adalah sebuah keajaiban, yang hanya bisa diciptakan oleh para dewa.     

Saat lonceng itu berbunyi, sekelompok orang yang mengenakan pakaian serupa muncul dari dalam Istana Kekaisaran Kosong. Mereka melesat ke arah yang berbeda-beda. Sepertinya mereka pergi menuju ke Sembilan Dunia Jalur Supremasi.     

Jauh di Dunia Tianhe, Ye Futian dan Ping'an telah kembali ke gunung bersalju. Terdapat cahaya yang berkilauan di atas langit, menerangi kumpulan awan, dan sinar matahari turun menyinari bumi.     

Ketika tahun ke-10.035 dari Kalender Prefektur Ilahi dimulai, seolah-olah semuanya kembali dari awal.     

*Dong*     

Pada saat ini, suara lonceng itu terdengar di Gunung Xiangren. Ye Futian membuka matanya saat dia duduk bersila di tempatnya. Dia memandang ke arah langit, dan auranya menyebar ke kejauhan. Ekspresi terkejut muncul di wajahnya. Dia bisa merasakan suara dering lonceng yang bergema dari atas langit itu, yang kini bergema di seluruh penjuru Kota Tianhe.     

"Darimana suara itu berasal?' Hatinya terasa campur aduk. Dia naik ke udara, berusaha menemukan sumber dari suara tersebut.     

Seorang Tetua muncul di atas tanah bersalju dan memandang ke arah langit.     

"Grandmaster." Ye Futian mendarat di samping sang Tetua, ekspresinya tampak bingung.     

Lelaki tua itu masih memandang ke arah langit. Dia berkata, "Tahun 10.035 dari Kalender Prefektur Ilahi adalah awal dari sebuah era baru. Donghuang Agung menyatukan Prefektur Ilahi 350 tahun yang lalu. Berdasarkan fakta ini, maka kita juga dapat mengatakan bahwa tahun ini adalah tahun ke-350 dari Kalender Donghuang!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.