Legenda Futian

Menjaga Sikap



Menjaga Sikap

0Seorang Pendeta Suci turun dari atas langit. Dalam sekejap, pancaran aura suci yang mengerikan menyelimuti seluruh penjuru langit, hingga akhirnya menutupi setiap sudut dari Kota Reruntuhan.      1

Kemudian Pendeta Suci itu menyampaikan pengumuman. "Ketika Reruntuhan Dewa dibuka, bagi kalian yang telah menerima ramalan, silahkan gunakan ramalan itu untuk memberkati orang-orang yang telah kalian pilih untuk memasuki Reruntuhan Dewa. Sementara itu, bagi kalian yang belum diberkati oleh ramalan tersebut harus pergi meninggalkan Kota Reruntuhan dalam waktu satu jam. Semua pelanggar tidak akan ditoleransi." Dalam sekejap, mereka yang bertanggung jawab atas ramalan itu melangkah keluar dan mengeluarkan ramalan yang telah mereka terima. Ramalan itu berbentuk gulungan emas yang berisikan gambar-gambar di dalamnya. Tidak lama kemudian, cahaya dari ramalan itu bersinar dan menyelimuti tubuh para kultivator yang akan diberkati.     

Tiba-tiba, mereka yang belum menerima ramalan memutuskan untuk pergi. Ada beberapa di antara mereka yang merupakan sosok-sosok luar biasa. Namun, jika tidak ada pasukan yang bersedia membantu mereka, maka mereka hanya bisa pergi dengan kecewa.     

Tentu saja, banyak dari mereka yang datang kemari telah mendapatkan peluang untuk masuk ke dalam Reruntuhan Dewa.     

Ye Futian dan kelompoknya telah diberkati oleh Lord Taixuan.     

Para kultivator yang tidak diberkati oleh gulungan ramalan itu pergi secara bergantian. Tidak lama kemudian, mereka semua telah pergi meninggalkan Kota Reruntuhan.     

Cahaya yang menyilaukan tampak menyinari para Pendeta Suci. Setelah menyaksikan para kultivator yang telah pergi itu, Pendeta Suci lainnya melangkah ke depan. Dia memandang ke bawah dari atas langit dan berkata, "Mereka yang berada di tingkat Renhuang harus pergi meninggalkan Kota Reruntuhan dalam waktu lima menit."     

Pengumuman itu bergema di seluruh penjuru Kota Reruntuhan. Dalam sekejap, aura yang mengerikan menyebar di udara. Banyak sosok bergegas pergi meninggalkan Kota Reruntuhan.     

"Berhati-hatilah," ujar Kaisar Xia pada Ye Futian. "Tolong jaga Qingyuan."     

"Baik." Ye Futian mengangguk pelan.     

"Utamakan keselamatanmu," Tetua Agung Tianhe mengingatkan Ye Futian. Lord Taixuan juga memberi saran pada mereka. Akhirnya, semua Tetua melesat pergi setelah menyampaikan pesan mereka masing-masing. Mereka menghilang dalam sekejap.     

Di Kota Reruntuhan, orang-orang yang tersisa kini menyadari berapa banyak kultivator Renhuang yang berkumpul di sini. Tentu saja, semua Renhuang di Kota Reruntuhan berasal dari Sembilan Dunia Jalur Supremasi. Orang-orang dapat membayangkan betapa menakjubkannya peristiwa itu. Selain dibukanya Reruntuhan Dewa, jarang sekali peristiwa besar seperti itu terulang kembali.     

Ye Futian dan kultivator lainnya bisa merasakan suasana yang sakral itu. Saat menatap para Pendeta Suci yang berada di atas langit, tidak ada seorang pun yang berani melanggar kehendak mereka. Para Pendeta Suci dari Istana Kekaisaran Kosong mengabdi pada Donghuang Agung. Di antara 3.000 Dunia dari Jalur Agung, tidak ada seorang pun yang berani menentang kehendak dari Donghuang Agung.     

Meskipun Donghuang Agung tidak menetap di Istana Kekaisaran Kosong, namun rumor mengatakan bahwa Donghuang Agung selalu memantau segala sesuatu yang terjadi di 3.000 Dunia dari Jalur Agung. Semuanya berada dalam pengawasannya. Apa pun yang ingin dia lakukan dapat dilakukan dengan satu perintah.     

Oleh karena itu, tidak ada seorang pun yang berani mengambil risiko. Semua Renhuang bergegas pergi, mereka tidak ingin menentang perintahnya.     

Setelah batas waktu lima menit itu habis, tidak ada lagi kultivator tingkat Renhuang yang tersisa di dalam Kota Renhuang. Satu-satunya yang tersisa adalah mereka yang berasal dari Saint Plane.     

Sebagian besar dari mereka berada di puncak Saint Plane.     

"Setelah Reruntuhan Dewa dibuka, semua konsekuensi yang kalian hadapi setelah memasuki reruntuhan akan menjadi tanggung jawab kalian masing-masing. Kalian pasti sudah menyimpulkan beberapa hal yang dapat terjadi di dalam sana. Saat ini, Renhuang tidak diperbolehkan masuk ke dalam Reruntuhan Dewa. Setelah kalian memasuki reruntuhan, kalian tidak lagi terikat oleh peraturan atau batasan apa pun. Reruntuhan Dewa adalah tempat yang tidak bisa kami datangi."     

Di udara, seorang Pendeta Suci telah berbicara. Saat semua orang memandang ke atas langit, kini mereka semua mengetahui bahwa tidak ada peraturan yang berlaku di dalam Reruntuhan Dewa, yang hanya dibuka setiap 50 tahun sekali. Itu bukanlah tempat yang bisa dikunjungi sembarangan. Semua orang yang terpilih diperbolehkan masuk setelah reruntuhan itu dibuka.     

Setelah itu, penentuan hidup atau mati mereka akan bergantung pada takdir masing-masing.     

Karena itulah, mereka yang berada di pasukan-pasukan besar menganggap Reruntuhan Dewa sebagai ujian paling berbahaya. Tempat itu adalah kuburan bagi para jenius berbakat yang telah binasa. Tidak ada satu pun ujian di Sembilan Dunia Jalur Supremasi yang mampu menyamai Reruntuhan Dewa. Namun, meskipun berbahaya, terdapat peluang besar yang bisa mereka dapatkan di sana.     

Jika tidak, tidak ada alasan bagi pasukan-pasukan besar untuk mengirimkan keturunan mereka kesana, dan dibukanya reruntuhan itu tidak akan menyebabkan sensasi yang begitu luar biasa di Sembilan Dunia Jalur Supremasi.     

Terlebih lagi, tokoh-tokoh penting dari pasukan-pasukan besar ini mengetahui beberapa hal tentang Reruntuhan Dewa. Bahkan kebenaran sekecil apa pun sudah cukup untuk mengejutkan mereka.     

"Buka gerbang menuju Reruntuhan Dewa."     

Suara sang Pendeta Suci bergema di udara. Tiba-tiba, cahaya suci menyinari Kota Reruntuhan secara keseluruhan. Pada saat yang bersamaan, sebuah aura mengerikan yang tak terlukiskan melesat ke atas langit. Di atas langit, tampaknya cahaya suci itu mengalir ke bagian dalam dari Kota Reruntuhan.     

Pada saat berikutnya, rasanya seolah-olah ada sesuatu di dalam Kota Reruntuhan yang telah terbangun. Cahaya dan pola yang tak terhitung jumlahnya terpancar di seluruh tempat.     

Seluruh wilayah kota seolah-olah menjadi hidup.     

"Ini…"     

Ye Futian menyaksikan pemandangan di depannya dengan sangat terkejut. Dia melihat Kota Reruntuhan diselimuti oleh cahaya yang menyilaukan. Saat ini, mereka hanya bisa merasakan bahwa Kota Reruntuhan yang mereka saksikan sebelumnya telah menghilang. Pola-pola cahaya yang tak terhitung jumlahnya ini telah membangun sebuah dunia baru untuk menggantikan Kota Reruntuhan.     

Suara ledakan dan gemuruh terdengar saat permukaan tanah bergemuruh. Dengan disinari oleh cahaya suci yang tak ada habisnya itu, gerbang-gerbang ilahi muncul di dalam Kota Reruntuhan.     

Gerbang-gerbang itu muncul di udara, membatasi langit dan bumi, serta mengandung aura ruang dan waktu yang tak tertandingi. Seolah-olah semua gerbang itu bisa mengirim mereka ke dunia lain.     

"Luar biasa."     

Xia Qingyuan memandang gerbang ilahi yang baru saja muncul di udara. Sama seperti semua orang yang berada di dalam Kota Reruntuhan, dia cukup terkejut saat menyaksikan pemandangan ini.     

Ternyata inilah arti sebenarnya dari pintu masuk menuju Reruntuhan Dewa.     

Pintu masuk menuju Reruntuhan Dewa langsung ditampilkan di atas Kota Reruntuhan.     

Gerbang-gerbang ilahi itu menutupi Kota Reruntuhan di dalamnya. Sementara itu para Pendeta Suci yang berada di udara mengamati semuanya dengan tenang. Akhirnya, salah satu dari mereka berkata, "Setelah kalian melangkahkan kaki ke dalam gerbang ilahi, kalian dapat memasuki Reruntuhan Dewa. Kalian tidak bisa keluar sampai gerbang ilahi muncul lagi di dalam Reruntuhan Dewa."     

Begitu dia selesai berbicara, seseorang berjalan melewati gerbang ilahi tersebut.     

Seolah-olah mereka tidak bisa menunggu lebih lama lagi.     

Satu per satu, mereka berjalan di udara, terus menerus bergerak menuju gerbang-gerbang ilahi tersebut. Mereka memasuki gerbang itu secara bergantian. Begitu mereka melewati gerbang-gerbang itu, sosok mereka langsung menghilang, seperti memasuki dunia lain.     

Ye Futian dan kelompoknya tidak mengambil tindakan apa pun. Mereka semua menunggu Ye Futian bergerak.     

Banyak kultivator dari klan-klan iblis melesat ke udara dan berjalan menuju gerbang itu lalu masuk ke dalamnya.     

"Ayo kita pergi," ujar Ye Futian saat dia melihat bahwa semakin banyak kultivator yang telah masuk ke dalam sana. Dia terlihat cukup tenang. Baginya, perbedaan waktu dalam memasuki reruntuhan tidaklah penting.     

Perjalanan melalui Reruntuhan Dewa tidak akan ditentukan oleh faktor sepele seperti itu.     

Bagi mereka, tidak ada keuntungan yang bisa didapatkan dengan masuk lebih awal.     

Ketika Ye Futian selesai berbicara, dia mulai berjalan menuju salah satu gerbang ilahi. Banyak rekan-rekannya, seperti Yu Sheng, Yaya, dan Xia Qingyuan, mengikutinya dari belakang. Mereka berjalan melalui gerbang yang sama dengannya. Mereka berharap saat mereka tiba di Reruntuhan Dewa, mereka semua akan tetap bersama.     

Tidak lama kemudian, sosok Ye Futian menghilang. Dalam beberapa saat berikutnya, semua orang menghilang satu per satu.     

Kultivator dalam jumlah besar di Kota Reruntuhan telah menghilang tanpa meninggalkan satu orang pun. Mereka membuat Kota Reruntuhan menjadi seperti kota mati. Hanya cahaya suci yang tersisa di sana.     

Tidak lama kemudian, gerbang-gerbang ilahi itu tertutup dan menghilang. Sinar-sinar cahaya yang bersinar di dalam Kota Reruntuhan juga perlahan-lahan menghilang.     

Ketika situasi kembali seperti semula, para Pendeta Suci berjalan pergi dan kembali ke Istana Kekaisaran Kosong.     

Sementara itu di luar Kota Kekaisaran, tokoh-tokoh penting tampak berdiri di atas udara, sambil memandang ke arah kota tak berpenghuni itu. Masing-masing dari mereka juga berbalik dan pergi.     

Tentu saja, beberapa orang tetap menunggu di sana.     

Apa yang akan terjadi selanjutnya kini bergantung pada keberuntungan mereka.     

…     

Di dalam Reruntuhan Dewa, sosok Ye Futian muncul di suatu tempat yang berbeda dari sebelumnya. Dia merasa sangat penasaran saat dia melewati gerbang tersebut. Dalam sekejap, dia telah tiba di dunia lain.     

Sudah jelas, dia tidak lagi berada di Kota Reruntuhan.     

Setelah itu, banyak sosok muncul satu per satu. Sesuai dugaan mereka, setelah melewati gerbang yang sama untuk memasuki Reruntuhan Dewa, mereka muncul di tempat yang sama. Ye Futian merasa sangat lega bahwa dia tidak harus pergi mencari rekan-rekannya. Hal itu akan sangat merepotkan sekaligus berbahaya.     

*Whoosh*     

Sebuah aura yang kuat tiba-tiba muncul dari kejauhan. Ye Futian dan kelompoknya tertegun. Saat mereka mendongak untuk memandang ke kejauhan, mereka melihat bahwa langit di atas area dimana aura itu berasal telah berubah. Aura dari Jalur Agung menyebar di udara, dan cahaya keemasan menyinari salah satu sosok yang berada di sana. Mereka samar-samar bisa merasakan aura Renhuang.     

*Boom*     

Cahaya suci itu melesat ke atas dan menyebar ke kejauhan, tampak sangat menyilaukan.     

Saat menyaksikan pemandangan ini, Ye Futian tertegun sejenak. Ekspresi terkejut terlintas di matanya.     

Bukan hanya dia saja. Semua orang juga tampak tercengang. Mereka menyaksikan apa yang sedang terjadi di hadapan mereka itu dengan takjub.     

"Apakah hal ini diperbolehkan di dalam Reruntuhan Dewa?" Ye Futian bergumam. Dia tidak menyangka bahwa hal ini akan terjadi. Sepertinya dia masih terlalu naif.     

"Luar biasa!"     

Tatapan mata Elang Angin Hitam juga tertuju ke arah yang sama. Ini adalah sesuatu yang mungkin lebih hebat dari dirinya sendiri.     

Seorang kultivator sedang mengeluarkan Roda Ilahi dari Jalur Agung dan telah menerobos ke Renhuang Plane.     

"Inilah sebabnya banyak orang menahan diri tepat ketika mereka akan meraih terobosan," ujar Pendekar Lihen. "Meskipun mereka telah mencapai batasan untuk meraih terobosan, mereka menundanya sampai saat ini tiba. Sehingga begitu mereka memasuki Reruntuhan Dewa, mereka langsung meraih terobosan."     

Ye Futian mengangguk. Peraturan yang berlaku di Reruntuhan Dewa mengatakan bahwa mereka yang berasal dari Renhuang Plane tidak diizinkan untuk menginjakkan kaki di dalam reruntuhan, tetapi tidak ada peraturan yang mengatakan bahwa mereka tidak boleh meraih terobosan menuju Renhuang Plane setelah memasuki reruntuhan.     

Mereka yang berada di puncak kekuatan jelas jauh lebih berpengalaman.     

*Boom*     

Di arah lainnya, aura dari Jalur Agung yang sangat mengerikan terpancar. Itu adalah aura Renhuang. Ye Futian dan kelompoknya langsung mengalihkan perhatian mereka dan melihat ke arah lainnya. Di kejauhan, terdapat cahaya serupa yang melesat ke atas dan berubah menjadi badai dari Jalur Agung.     

Sudah jelas, ada lebih dari satu orang yang merencanakan hal ini sejak awal.     

*Boom, Boom, Boom* Hal yang lebih mengejutkan adalah, Ye Futian dan kelompoknya mendapati setidaknya 10 peristiwa serupa terjadi di lokasi lainnya, dan itu hanya peristiwa yang bisa mereka saksikan saat itu. Mungkin ada banyak peristiwa serupa lainnya yang terjadi di tempat lain, namun mereka tidak dapat melihatnya.     

Ini juga sesuai dugaan mereka sebelumnya. Kultivator dalam jumlah besar telah memasuki Reruntuhan Dewa. Pasukan-pasukan besar dari Sembilan Dunia Jalur Supremasi membawa puluhan ribu kultivator ke dalam Reruntuhan Dewa. Di antara para kultivator itu, pasti ada beberapa orang yang telah menahan perkembangan kultivasi mereka pada ambang batas Saint Plane. Kemudian, tidak lama setelah mereka memasuki Reruntuhan DEwa, mereka meraih terobosan menuju Renhuang Plane.     

Saat menyaksikan semua cahaya Renhuang ini, Ye Futian dan kelompoknya merasa sedikit tertekan. Tampaknya mereka tidak hanya akan menghadapi para jenius terkemuka di puncak Saint Plane.     

Dalam waktu singkat, mungkin masih ada Renhuang lainnya yang akan lahir di Reruntuhan Dewa.     

"Apakah ada di antara kalian yang hendak meraih terobosan?" Ye Futian memandang orang-orang di sekitarnya. Semua orang menatapnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.     

Apakah ada orang yang bisa meraih terobosan sesuka hati mereka?     

Ye Futian mengusap bagian di antara alisnya dan berkata dengan suara pelan, "Sepertinya kita harus menjaga sikap dan tidak membuat masalah di sini."     

Sangat disayangkan bahwa, meskipun dia hampir menginjakkan kaki ke Renhuang Plane, namun dia belum mencapai ambang batas dari Saint Plane dan tidak dapat menerobos sesuka hatinya. Dia membutuhkan lebih banyak waktu atau sebuah kesempatan untuk berkultivasi di sini dengan tenang untuk sementara waktu.     

Akan tetapi, selama berada di dalam Reruntuhan Dewa, apakah ada yang bisa berkultivasi dengan tenang?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.