Legenda Futian

Akademi Bintang Kaisar



Akademi Bintang Kaisar

3Ye Futian dan kelompoknya menjelajahi reruntuhan secara perlahan-lahan. Tidak lama kemudian, mereka mendapati bahwa reruntuhan ini mulai terlihat seperti dunia mereka sendiri. Tempat ini sangat luas, bahkan dilengkapi dengan pegunungan, mata air, sungai, danau, dan hutan.     
0

Bahkan mereka telah berpapasan dengan beberapa iblis kecil dan monster. Secara keseluruhan, tempat ini adalah wilayah belantara. Sepertinya tidak ada seorang pun yang tinggal di sana. Suasananya begitu kuno dan sangat sunyi.     

"Apakah Reruntuhan Dewa adalah sebuah dunia tersendiri?" Ye Futian berbisik. Ekspresi rekan-rekannya menjadi serius. Mereka juga bertanya-tanya tentang hal tersebut. Reruntuhan Dewa tidak seperti reruntuhan yang pernah mereka temui sebelumnya. Tempat ini sangat luas, seolah-olah tak berujung.     

"Kenapa kau berpikiran seperti itu?" Pendekar Lihen bertanya.     

"Saya pernah mendengar guru saya mengatakan bahwa di antara 3.000 Dunia dari Jalur Agung, ada beberapa dunia yang telah dihancurkan dalam perang," ujar Ye Futian dengan tenang. Dia memiliki pemikiran tersendiri mengenai apa yang sedang terjadi. "Dunia-dunia itu seharusnya menjadi terbengkalai dan gersang, tanpa ada tanda-tanda kehidupan. Beberapa dari mereka dapat pulih kembali, dan orang-orang akan kembali menghuni dunia-dunia tersebut. Jika suatu dunia benar-benar tidak dapat dihuni dan seseorang memegang kendali atas dunia itu, akan tetapi tidak ada seorang pun yang diizinkan masuk ke dalamnya, bagaimana dunia itu dapat pulih kembali?"     

"Tempat ini memang tampak seperti sebuah dunia tersendiri, jadi mungkin dugaanmu memang benar adanya," ujar Pendekar Lihen dengan suara pelan. Dia bertanya pada Ye Futian karena dia memiliki pemikiran yang sama.     

Reruntuhan Dewa, yang telah menghebohkan Sembilan Dunia Jalur Supremasi, mungkin adalah sebuah dunia tersendiri. Tempat itu telah disegel oleh Donghuang Agung. Orang-orang hanya diperbolehkan pergi kesana setiap 50 tahun sekali.     

Dunia ini memiliki sebuah reruntuhan yang ditinggalkan oleh para dewa. Jika apa yang dikatakan oleh Luo Yue sebelumnya memang benar adanya, maka disinilah dunia tempat para dewa dimakamkan.     

Tikus-tikus ungu-emas yang dikendalikan oleh Ye Futian bergerak semakin jauh dan mulai menyebar. Mereka melesat ke setiap sudut dari dunia yang luas itu. Di sepanjang perjalanan, mereka bertemu dengan kultivator-kultivator lain yang juga memasuki Reruntuhan Dewa, tetapi tikus-tikus ungu-emas itu langsung bersembunyi ke dalam tanah. Sosok-sosok terkemuka itu tidak akan peduli dengan tikus-tikus yang bersembunyi di dalam tanah. Mereka tidak dapat dianggap sebagai ancaman.     

Pada saat yang bersamaan, sekelompok kultivator sedang melakukan perjalanan di bagian lain dari Reruntuhan Dewa. Hanya ada puluhan orang di dalam kelompok itu, tetapi semuanya adalah sosok-sosok terkemuka. Selain beberapa dari mereka yang merupakan Saint tingkat Flawless Holiness, anggota kelompok lainnya semuanya berada di tingkat Nirvana. Rentang usia antar anggota kelompok itu sangat beragam. Beberapa dari mereka masih muda, dan beberapa sudah lanjut usia. Tidak hanya para jenius muda yang berada di sana, tetapi juga ada beberapa Tetua yang telah berkultivasi di Saint Plane selama bertahun-tahun.     

Mereka semua memancarkan aura yang aneh. Penampilan mereka tampak angkuh dan bermartabat. Mata mereka bersinar seperti bintang-bintang dan juga memiliki kedalaman yang tak berujung.     

Seorang lelaki tua berjubah bintang memimpin kelompok tersebut. Cahaya bintang yang menakjubkan bersinar dari tubuhnya. Sebuah matriks bintang berukuran kecil tampak melayang di depannya, menghisap semua kekuatan kehidupan dari area di sekitarnya sekaligus menghubungkan lelaki tua itu dengan langit dan bumi.     

Sebuah titik cahaya di dalam matriks bintang ini tampaknya mengarah ke depan.     

Orang-orang yang berada di belakangnya mengikuti cahaya itu seolah-olah mereka sangat mempercayainya.     

Orang-orang ini berasal dari Dunia Ziwei. Mereka adalah para kultivator dari salah satu pasukan besar di Dunia Ziwei, yaitu Akademi Bintang Kaisar. Kekuatan mereka di Dunia Ziwei sudah diketahui oleh semua orang. Mereka adalah sebuah pasukan kuno yang pernah menguasai Dunia Ziwei, sama seperti Dinasti Heavenly Mandate di Dunia Heavenly Mandate.     

Rumor mengatakan bahwa sang Tetua dari Akademi Bintang Kaisar juga merupakan penguasa dari Dunia Ziwei. Dia dikenal sebagai Kaisar Bintang Ziwei dan dia adalah sosok yang sangat kuat. Tentu saja, informasi itu hanya bisa diperoleh dari buku-buku kuno. Tidak ada seorang pun yang mengetahui sejarah yang sesungguhnya.     

Saat mereka terus berjalan, sebuah bangunan muncul di depan mereka. Tatapan mata mereka menjadi tajam saat mereka melihat bangunan tersebut. Mereka samar-samar bisa melihat sebuah gerbang di sana.     

Mereka secara tidak sadar mulai bergerak lebih cepat dari sebelumnya. Mereka perlahan-lahan naik ke area yang lebih tinggi. Setelah beberapa saat, mereka bisa melihat sebuah gerbang yang tampak seperti Gerbang Istana Surgawi yang legendaris. Gerbang itu menjulang tinggi dan tampak kokoh, serta tingginya mencapai ratusan kaki.     

Namun, gerbang itu telah rusak. Sepertiga bagiannya menghilang. Apa yang berada di balik gerbang itu merupakan sebuah reruntuhan terpencil yang tampaknya membentang ke kejauhan. Sepertinya sebuah perang berkepanjangan telah terjadi di sana.     

Orang-orang dari Akademi Bintang Kaisar telah menemukan reruntuhan yang dimaksud, namun mereka tampak tidak antusias. Sebagai salah satu pasukan terkuat di Dunia Ziwei, ini bukan pertama kalinya mereka berada di sana. Beberapa kultivator di kelompok mereka sudah pernah masuk ke dalam sana dan membuat catatan perjalanan setelah mereka keluar dari Reruntuhan Dewa. Beberapa Tetua mereka bahkan telah memasuki reruntuhan itu dan menjelaskan kepada kultivator lainnya mengenai apa saja yang mereka temukan di dalam reruntuhan tersebut.     

Menemukan reruntuhan itu belum tentu membawa keberuntungan bagi mereka. Hal itu bisa juga merupakan sebuah pertanda datangnya bahaya yang mengancam.     

Mengenai bahaya seperti apakah itu, ada banyak kemungkinan yang bisa terjadi. Karena itulah, penting bagi mereka untuk sangat berhati-hati dalam bertindak.     

Mereka melewati gerbang yang rusak itu dan berjalan melalui reruntuhan tersebut. Tidak ada bangunan utuh yang tersisa. Semuanya telah rusak dan roboh. Mereka tidak dapat melihat satu pun barang berharga yang telah ditinggalkan oleh penghuni sebelumnya. Terlebih lagi, pasti ada orang lain yang datang sebelum mereka untuk mencari harta karun, tetapi mereka pun pasti akan kesulitan untuk menemukan apa pun di sini.     

Di antara kerumunan kultivator dari Akademi Bintang Kaisar, seorang pemuda tiba-tiba berhenti berjalan. Dia memejamkan matanya. Sebuah peta spiritual langsung muncul di dalam benaknya. Terdapat sebuah reruntuhan yang telah ditandai di peta itu yang tampak sangat mirip dengan pemandangan yang ada di depan mata mereka. Seolah-olah tanda itu menjadi penunjuk arah baginya.     

Para Tetua dari Akademi Bintang Kaisar pernah datang kemari, jadi mereka sekarang menjadi penunjuk jalan.     

Mereka dapat menemukan tempat ini dengan cepat. Selain memiliki kemampuan khusus, mereka juga mendapat bimbingan dari para Tetua mereka.     

Pemuda itu membungkuk dan meletakkan tangannya di permukaan tanah. Dalam sekejap, bumi berguncang disertai dengan suara gemuruh. Kemudian, sebuah badai dari Jalur Agung bergejolak. Sementara itu, reruntuhan di sekitar mereka terhempas atau dihancurkan menjadi debu.     

Badai itu menjadi semakin kuat, menyapu bersih semua reruntuhan tersebut. Tidak lama kemudian, mereka melihat sebuah jalan kuno yang terkubur di bawah reruntuhan.     

Banyak mayat bermunculan akibat dahsyatnya badai tersebut. Sebagian besar dari mereka adalah kerangka-kerangka biasa yang telah dikubur sejak lama.     

Saat mengikuti jalan tersebut, mereka melihat sebuah istana di bawah tanah dengan dilengkapi oleh gerbang yang rusak. Gerbang itu telah dihancurkan oleh orang lain.     

Mata orang-orang dari Akademi Bintang Kaisar berbinar. Para Tetua mereka mengatakan bahwa ada sesuatu di dalam reruntuhan ini yang tidak dapat mereka bawa kembali saat mereka datang berkunjung terakhir kali. Para Tetua telah meminta mereka untuk mencarinya terlebih dahulu. Karena itulah, mereka pun langsung datang ke tempat ini.     

Kelompok itu terus bergerak ke depan. Hingga akhirnya, mereka berhenti di luar gerbang istana. Banyak dari mereka mengayunkan tangan, mengaktifkan sihir yang menyegel semuanya di dalam gerbang dan menghalangi jiwa spritual orang lain untuk masuk ke dalamnya. Dengan begitu, tidak ada seorang pun yang mengetahui apa yang telah mereka lakukan.     

Sementara itu di kejauhan, terdapat sekelompok kultivator lainnya. Sosok yang memimpin kelompok itu sepertinya memiliki garis-garis merah di matanya, yang membuat penampilannya terlihat aneh. Cahaya elemen ruang dan waktu bersinar dari tubuhnya saat dia memandang mereka dari jarak yang sangat jauh. Seolah-olah mereka bersebelahan satu sama lain.     

"Itu adalah reruntuhan yang kita cari," ujarnya. "Sepertinya kita telah mengambil keputusan yang tepat dengan mengikuti kelompok dari Akademi Kaisar Bintang."     

Orang-orang ini berasal dari pasukan besar lainnya di Dunia Ziwei dan mereka telah mengikuti kelompok dari Akademi Bintang Kaisar secara diam-diam.     

"Apa yang kau lihat di sana?" seseorang yang berada di sampingnya bertanya.     

"Mereka telah menyegel tempat itu dengan sihir, jadi aku tidak bisa melihatnya dengan jelas," ujar pria itu. "Setelah membersihkan reruntuhan yang tersisa, mereka memasuki istana bawah tanah dan memasang sihir penyegel. Apakah kita pergi sekarang atau melihat situasi terlebih dahulu?"     

"Kita akan pergi kesana," ujar pria di sampingnya. Kemudian kelompok itu mulai bergerak. Mereka melintasi jarak yang sangat jauh dalam waktu singkat.     

Sementara itu, sekelompok kultivator lainnya melesat ke depan dari arah yang berbeda. Tampaknya tidak hanya satu pasukan yang mengintasi kelompok dari Akademi Bintang Kaisar.     

Dapat terlihat dengan jelas bahwa Akademi Bintang Kaisar memegang posisi penting di Dunia Ziwei. Setidaknya, pasukan-pasukan ini sangat percaya pada mereka. Mereka yakin bahwa kelompok dari Akademi Bintang Kaisar akan menemukan reruntuhan itu.     

Ada juga seekor iblis tikus yang bersembunyi di bawah tanah, tepatnya di luar reruntuhan tersebut. Dia bisa merasakan sebuah aura yang sangat kuat menekan tubuhnya. Dia mendeteksi ada dua pasukan yang datang secara bergantian, dan dua pasukan itu sangat kuat.     

Di kejauhan, Ye Futian mengetahui segalanya melalui tikus ungu-emas itu. "Sesuatu sedang terjadi di sana," ujarnya.     

Yu Sheng berbalik dan menatap Ye Futian.     

"Dengan adanya tiga pasukan besar di sana, masalah ini tidak akan mudah ditangani," ujar Ye Futian. "Yu Sheng, kita berdua akan pergi kesana."     

Yu Sheng mengangguk. "Baiklah."     

"Tiga pasukan itu mungkin berasal dari Dunia Ziwei, dan mereka semua pasti sangat kuat. Akan lebih baik jika kita tidak mengambil risiko. Ayo kita pergi," ujar Ye Futian. Begitu terjadi pertempuran di dalam reruntuhan, pertempuran itu pasti akan sangat sengit. Membawa banyak orang bersama mereka bukanlah hal yang menguntungkan. Ye Futian telah melihat pasukan-pasukan yang berada di reruntuhan itu, dan jumlah mereka sangat sedikit. Hal itu menunjukkan bahwa mereka semua mungkin adalah sosok-sosok yang kuat.     

Setelah mengatakan hal itu, mereka berdua mempercepat langkah mereka dan bergegas pergi menuju reruntuhan tersebut.     

Pada saat yang bersamaan, dua pasukan lainnya telah tiba dan berbincang-bincang dengan santai. Belum ada konflik yang terjadi di antara mereka. Mereka bekerja sama untuk menerobos sihir penyegel itu dan masuk ke dalam reruntuhan.     

Tiba-tiba sekelompok kultivator yang tampak menakjubkan turun dari atas langit. Begitu mereka berhasil menembus sihir penyegel, dua pasukan itu berdiri di tempat masing-masing dengan terkejut. Mereka melihat sekelompok kultivator berdiri di sana, tetapi mereka belum memasuki reruntuhan. Sosok-sosok itu berdiri di tempatnya dengan diselimuti oleh cahaya yang menyilaukan.     

Cahaya menyilaukan yang tak tertandingi tiba-tiba terpancar dari permukaan tanah, dan membentuk sebuah diagram yang mengerikan.     

"Ini berbahaya. Mundur!" Tiba-tiba terdengar suara keras. Dalam sekejap, aura yang mengerikan terpancar dari dua pasukan tersebut. Mereka menyadari bahwa mereka telah disergap.     

Ekspresi para kultivator dari Akademi Bintang Kaisar tampak dingin, tanpa ada sedikit pun emosi di wajah mereka. Kemudian mereka membentuk sebuah pola raksasa. Cahaya bintang yang tak terbatas bersinar terang dan mengubah pola itu menjadi sebuah pola bintang raksasa. Aura pembunuh yang mengerikan terpancar dari pola tersebut. Tepat ketika pola bintang itu diaktifkan, area itu dipenuhi dengan sinar-sinar dari cahaya bintang pembunuh yang menembus udara. Terdengar banyak jeritan kesakitan. Pada saat itu juga, banyak orang langsung tertusuk dan terbelah akibat cahaya bintang tersebut.     

Darah bercipratan di udara. Banyak orang menggunakan kekuatan mereka untuk menangkis serangan itu dan melarikan diri dari bagian tengah pola tersebut. Mereka melayang ke udara dengan ekspresi dingin di wajah mereka. Setibanya di atas langit, mereka memandang ke arah para kultivator dari Akademi Bintang Kaisar yang berada di bawah mereka.     

Dalam sekejap, hampir sepertiga bagian dari jumlah total dari dua pasukan itu telah tewas terbunuh oleh pola tersebut.     

"Apakah kalian benar-benar mengira kami tidak mengetahui bahwa kalian sedang mengawasi kami?" seorang Tetua dari Akademi Bintang Kaisar bertanya dengan nada dingin. Rupanya mereka berpura-pura tidak tahu dan mempersiapkan sihir mereka untuk menghalangi panca indera dari lawan mereka. Setelah itu, mereka memasang jebakan.     

Di dalam Reruntuhan Dewa, setiap pesaing adalah musuh yang harus dibunuh.     

Tidak ada belas kasihan di tempat ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.