Legenda Futian

Bertarung Habis-habisan



Bertarung Habis-habisan

1Orang-orang dari Suku Dou dan Klan Tujuh Pembunuh bisa merasakan bahwa Yu Sheng dan Dou Zhao sangat mirip satu sama lain. Mereka berdua mahir dalam mengerahkan kekuatan mereka hingga batas maksimal serta dalam sihir-sihir serangan.      3

Pertarungan antara mereka berdua tampak seperti sebuah pertempuran antara Dewa Pertempuran dan iblis. Mereka hanya menggunakan metode kultivasi paling sederhana dalam pertempuran mereka, dan kekuatan mereka sangat luar biasa sehingga mereka yang menyaksikan pertempuran itu merinding ketakutan.     

Keduanya kembali bertabrakan saat semua orang menyaksikan jalannya pertempuran. Tidak ada satu pun dari mereka yang menggunakan sihir, mereka berdua hanya menggunakan kekuatan murni, tekanan penghancur, aura petarung, dan aura iblis. Istana bawah tanah berguncang, dan hati semua orang juga terus berdebar kencang. Mereka berdua sangat kuat. Jika mereka dihadapkan pada kekuatan seperti itu, mereka yakin bahwa mereka tidak akan mampu menahannya.     

Gelombang kejut yang dihasilkan dari benturan mereka berdua saja cukup kuat untuk menghempaskan mereka ke belakang.     

Pembunuh Ketujuh memandang medan pertempuran mereka, lalu kembali menatap Ye Futian. Dia mengarahkan tombaknya pada Ye Futian, dan aura pembunuh langsung menyebar di udara. Aura pembunuh itu tampaknya telah menyatu dan memadat, selain itu, sinar-sinar yang tak terhitung jumlahnya ditembakkan ke arah Ye Futian. Akan tetapi, cahaya yang menyilaukan muncul di sekitar Ye Futian dan menghalangi sinar-sinar tersebut.     

*Boom*     

Pembunuh Ketujuh mengambil satu langkah ke depan dan mengerahkan tombaknya ke arah Ye Futian. Dalam sekejap, arus dari aura pembunuh yang tak ada habisnya berkumpul menjadi satu di tombaknya saat tombak itu dikerahkan menuju tubuh Ye Futian. Jarak di antara mereka seperti tidak ada artinya; setiap serangan yang mereka lancarkan bisa mencapai targetnya dalam sekejap.     

*Brak* Dengan menggunakan teknik Divine Elephant Stomping the Sky, Ye Futian mengambil satu langkah ke depan. Kawanan iblis gajah tampak berderap di udara, menghancurkan semua aura pembunuh tersebut. Pada saat yang bersamaan, tombak milik Pembunuh Ketujuh menabrak tubuh raksasa dari gajah-gajah itu dan menembus tubuh mereka. Tapi kekuatan tombak itu semakin berkurang hingga akhirnya tidak ada lagi kekuatan yang tersisa di dalamnya.     

Namun, dalam sekejap, arus dari aura pembunuh yang lebih kuat dari sebelumnya terpancar keluar dan terbagi menjadi aliran-aliran yang menghantam bayangan kawanan iblis gajah tersebut.     

Tombak itu dikerahkan sekali lagi dan langsung menembus udara. Kawanan iblis gajah yang berderap di udara itu dihancurkan dalam sekejap.     

Tapi Ye Futian tidak menghentikan langkahnya ke depan. Dengan satu langkah lainnya, semakin banyak iblis gajah yang berderap di udara. Mereka pun bertabrakan dengan tombak itu sekali lagi.     

*Whoosh*     

Lawannya tiba-tiba menghilang. Pada saat berikutnya, Ye Futian mendongak dan melihat Pembunuh Ketujuh berdiri di udara sambil memegang tombaknya. Aura pembantaian yang terpancar dari tubuhnya membuatnya sulit bernapas. Dan aura itu menjadi semakin kuat.     

Di bawah pengaruh Tujuh Trik Dewa Pembunuh, aura pembantaian seseorang akan terus-menerus didorong hingga batas maksimal. Bahkan trik ketujuh cukup kuat untuk membuat bumi berguncang dan para dewa menangis. Jika teknik itu tidak mampu membunuh lawannya, maka dia sendiri yang akan mati.     

Cahaya yang dipancarkan itu sangat menyilaukan sehingga menyakitkan untuk dilihat. Tampaknya cahaya itu dibentuk dari aura pembantaian. Kemudian Pembunuh Ketujuh kembali mengerahkan tombaknya ke depan, dan dalam sekejap, seberkas cahaya muncul di udara, memotong segalanya.     

Ye Futian terus bergerak ke depan, dan ribuan gajah itu masih mengeluarkan suara gemuruh, yang saling beresonansi satu sama lain. Kekuatannya telah mencapai batas maksimal. Dia mengangkat kepalan tinjunya dan mengerahkannya pada serangan tombak ketiga ini, sehingga membuat lawannya terhempas ke belakang. Dia tetap tidak akan membiarkan lawannya itu mendekatinya.     

Hembusan angin bertiup kencang saat sebuah badai pembantaian bergejolak di istana bawah tanah. Pembunuh Ketujuh mengayunkan tombaknya, dan dalam sekejap, banyak bayangan dari sosoknya bermunculan. Ini bukanlah tubuh gandanya; sosok-sosok ini dibentuk dari aura pembantaian miliknya.     

Dia mengerahkan tombaknya dengan membawa kekuatan yang menakjubkan di dalamnya, yang merupakan trik keempat dari Tujuh Trik Dewa Pembunuh. Namun, kekuatan dari aura spiritual Ye Futian telah meningkat saat mereka bertarung, dan menjadi semakin kuat seiring berjalannya waktu. Di sisi lain, suara-suara gajah itu membuat bumi berguncang, dan bayangan dari seekor iblis gajah muncul di dalam tubuhnya. Dia mengerahkan kekuatan dari Tulang Kaisar Gajah dari Sepuluh Arah hingga tingkat maksimal, dan sosok iblis gajah yang menakjubkan itu menyatu dengan tubuhnya. Seolah-olah dia telah berubah wujud menjadi seekor gajah.     

Tombak milik Pembunuh Ketujuh bukanlah sebuah senjata biasa. Ketika dia menyerang dengan menggunakan trik keempat Dewa Pembunuh, banyak sinar dari cahaya pembantaian muncul di udara. Sosok seekor iblis gajah yang menakjubkan itu telah muncul dan mengikuti pergerakan Ye Futian saat dia bergerak ke depan. Ye Futian adalah orang yang memanggil gajah tersebut. Gajah itu menghancurkan segala sesuatu yang berada di bawah kakinya. Ye Futian juga mengerahkan kepalan tinjunya dan membelah udara. Dalam sekejap, banyak bayangan dari sosok Pembunuh Ketujuh dihancurkan oleh serangan tersebut.     

"Ini..." Orang-orang dari Klan Tujuh Pembunuh menyaksikan pertempuran itu dengan terkejut. Pertarungan antara Dou Zhao dan Yu Sheng sudah sangat sengit.     

Saat ini, hal yang sama juga terjadi pada pertarungan antara Pembunuh Ketujuh dan Ye Futian.     

Teknik tertinggi dari Suku Dou dan Klan Tujuh Pembunuh cukup mirip satu sama lain. Teknik milik Suku Dou didasarkan pada aura dari Dewa Pertempuran, sedangkan teknik milik Klan Tujuh Pembunuh didasarkan pada aura pembantaian yang mengerikan. Keduanya mampu meningkatkan kekuatan penggunanya hingga batas maksimal. Tentu saja, teknik milik Klan Tujuh Pembunuh hanya memiliki tujuh bentuk, sementara teknik milik Suku Dou memiliki sembilan bentuk.     

Serangan tombak keempat itu masih tidak bisa mengguncang Ye Futian. Sementara itu, aura pembantaian yang semakin tak tertandingi memasuki tubuh Pembunuh Ketujuh serta ke dalam tombaknya. Kali ini, dia tampak seperti seorang dewa pembantaian.     

*Whoosh* Cahaya pembantaian yang menakjubkan ditembakkan di udara. Pembunuh Ketujuh kembali melancarkan serangan ke arah Ye Futian. Saat tombaknya dikerahkan, udara di sekitar mereka kini terasa menyesakkan.     

Ye Futian sama sekali tidak ragu-ragu dalam bertindak. Darahnya bergejolak di dalam nadinya, dan tanda-tanda Jalur Agung yang tercetak di tulang-tulangnya kini bersinar terang. Dalam sekejap, sosok iblis gajah yang tak terhitung jumlahnya muncul di udara dan kemudian bergabung menjadi satu kesatuan. Dia mengerahkan kepalan tinjunya, dan sosok iblis gajah yang kepalanya menyentuh langit-langit istana bawah tanah itu menerjang ke depan, mengikuti kepalan tinjunya. Seluruh ruangan itu berguncang akibat serangan tersebut.     

*Boom* Cahaya yang menyilaukan muncul dari tubuh Pembunuh Ketujuh saat dia menggabungkan teknik tombak kelima dan keenam secara bersamaan. Dalam sekejap, cahaya pembantaian muncul di sekujur tubuh iblis gajah itu, disertai oleh banyak retakan di tubuhnya. Sepertinya iblis gajah itu akan hancur berkeping-keping.     

Tapi pada saat itu, cahaya dari metode Deed of Thorough Comprehension bersinar, dan aura kehidupan yang penuh dengan energi langsung menyelimuti tubuh Ye Futian. Sosok dari iblis gajah itu terbentuk kembali dan mengeluarkan suara gemuruh yang memekakkan telinga saat dia menghempaskan tubuh Pembunuh Ketujuh.     

"Dia tetap saja kalah!" Orang-orang dari Klan Tujuh Pembunuh tidak bisa berkata-kata saat mereka menyaksikan pemandangan ini. Bahkan trik keenam belum cukup kuat untuk melukai Ye Futian.     

Serangan-serangan dari Pembunuh Ketujuh begitu kuat, bahkan trik pertama mampu menghancurkan seseorang di puncak Saint Plane. Tetapi sekarang, bahkan trik keenam tidak mampu melukai Ye Futian.     

Dan tidak hanya di medan pertempuran ini saja. Di medan pertempuran lainnya, Dou Zhao telah mengaktifkan aura Dewa Pertempuran Keenam, namun dia belum bisa mengalahkan Yu Sheng. Keduanya kini menemui jalan buntu.     

Tidak lama lagi, mereka hanya akan memiliki satu kesempatan terakhir untuk menyerang satu sama lain.     

Hal yang sama juga berlaku untuk Dou Zhao dan Pembunuh Ketujuh.     

Jika Dou Zhao mengaktifkan aura Dewa Pertempuran Ketujuh, dia harus menanggung konsekuensi yang mengerikan. Dia akan menggunakan kekuatan yang bukan menjadi miliknya, dan dia tidak lagi beresonansi dengan kekuatan tersebut. Tetua dari Suku Dou telah memberitahunya bahwa jika dia mengaktifkan aura Dewa Pertempuran Ketujuh, aura itu akan cukup kuat untuk mengancam seorang Renhuang.     

Tetapi setelah pertempuran berakhir, tubuhnya akan melemah untuk jangka waktu tertentu. Bahkan jika dia mampu mengalahkan Yu Sheng, bagaimana dengan pertarungan yang berlangsung di medan pertempuran lainnya?     

Dan jika dia tidak bisa mengalahkan Yu Sheng, situasinya akan menjadi lebih buruk. Terlebih lagi, apakah sepadan untuk bertindak sejauh ini demi reruntuhan ini?     

Pembunuh Ketujuh berada dalam situasi yang sama. Rumor mengatakan bahwa jika seseorang tidak bisa membunuh lawannya dengan trik ketujuh dari Tujuh Trik Dewa Pembunuh, maka dia akan menjadi orang yang tewas terbunuh. Jadi, sudah jelas bahwa ini adalah kesempatan terakhirnya. Jika dia tidak bisa membunuh Ye Futian dengan serangan ini, maka Ye Futian akan mampu melawan balik.     

Dou Zhao dan Pembunuh Ketujuh sama-sama berada dalam situasi yang menyulitkan dan menghadapi pilihan sulit.     

Apakah mereka sebaiknya terus bertarung, atau menyerah?     

Dou Zhao memandang ke arah Yu Sheng dan tiba-tiba tersenyum. "Aku mahir dalam menggunakan aura petarung, dan dia mahir dalam seni tombak. Akademi Bintang Kaisar adalah pasukan yang menemukan tempat ini, namun ternyata tempat ini berisi aura petarung yang mengerikan dan sebuah tombak. Dua harta karun ini lebih cocok untuk kami berdua. Tapi dua orang yang baru saja tiba ini merusak rencana kami."     

Hal ini sulit untuk dipercaya. Sebelum pertempuran dimulai, siapa yang menyangka bahwa dua kultivator asing akan datang dan memiliki kekuatan yang mumpuni untuk mengalahkan tiga sosok terkuat dari Dunia Ziwei? Orang-orang sekuat mereka mungkin sudah sangat dekat dengan Renhuang Plane…     

"Jika kau mampu menahan seranganku yang berikutnya, maka aku akan menyerahkan tempat ini untukmu," ujar Dou Zhao pada Yu Sheng. Dapat terlihat dengan jelas bahwa dia telah menentukan pilihannya.     

Dia akan bertarung!     

Suku Dou dikenal mahir dalam pertempuran. Saat ini. dia akhirnya bertemu dengan lawan yang sepadan untuknya, bagaimana mungkin dia tidak memilih untuk bertarung?     

Cahaya suci bersinar di dalam matanya, dan segel ketujuh dari Dewa Pertempuran muncul di antara alisnya. Sinar-sinar dari cahaya suci terpancar dari dahinya, dan dalam sekejap, aura petarungnya bergejolak. Semakin banyak sinar-sinar cahaya yang terpancar keluar dari tubuhnya, dan suara-suara gemeretak bisa terdengar saat darahnya mendidih dan tulang-tulangnya membesar.     

Kakinya menjadi kokoh dan kuat, dan tubuhnya meninggi. Tangannya juga menjadi semakin kuat. Terdengar suara gemuruh saat tubuhnya terus menerus membesar. Di bawah pengaruh segel ketujuh dari Dewa Pertempuran, matanya tampak berbeda dari sebelumnya: sepasang mata itu telah berubah menjadi mata dari seorang dewa pertempuran, yang dipenuhi oleh aura petarung yang tak terbatas.     

Sosok dewa pertempuran yang dia panggil sebelumnya kini telah bergabung dengan tubuhnya. Dia telah menggunakan aura Dewa Pertempuran Ketujuh untuk mengaktifkan darah leluhurnya dan berubah wujud menjadi seorang dewa pertempuran.     

Dou Zhao berubah wujud seutuhnya. Dia bukan lagi Dou Zhao seperti sebelumnya. Saat dia berdiri di tempatnya, semua orang bisa merasakan kekuatannya yang tak tertandingi. Pembunuh Ketujuh menatapnya, sambil merasakan auranya. Dia tidak bisa berkata-kata.     

Bahkan jika dia menggunakan trik ketujuh dari Tujuh Trik Dewa Pembunuh, dia tidak akan memiliki aura sekuat itu.     

Teknik tertinggi milik Dou Zhao jelas lebih kuat darinya.     

"Jika Dou Zhao tidak bisa menang setelah bertindak sejauh ini, maka tidak ada gunanya melanjutkan pertarungan ini," ujar Pembunuh Ketujuh. Apakah Yu Sheng mampu menghadapi kekuatan ini?     

Pada saat ini, Dou Zhao dapat disejajarkan dengan seorang Renhuang. Aura petarungnya cukup kuat untuk membuat lawannya sulit bernapas.     

Ye Futian menoleh dan memandang ke arah Dou Zhao. Dia juga sedikit terkejut dengan besarnya kekuatan yang bisa dia rasakan dari tubuh Dou Zhao. Dia tidak pernah mengira bahwa pertempuran pertamanya sejak memasuki Reruntuhan Dewa akan sesengit ini. Namun tempat ini adalah Reruntuhan Dewa, tempat berkumpulnya sosok-sosok terkemuka dari Sembilan Dunia Jalur Supremasi. Mereka adalah orang-orang terkuat di 3.000 Dunia dari Jalur Agung.     

Bisakah seseorang dengan aura seperti ini melawan seorang Renhuang?     

*Brak* Dou Zhao mengambil satu langkah ke depan dan mengangkat lengannya. Dalam sekejap, kepalan tinju yang terbuat dari aura petarung dikerahkan ke depan, seolah-olah mampu menghancurkan udara di depan serangan tersebut. Yu Sheng bergegas mengangkat tangannya untuk berlindung. Kemudian, terdengar suara keras saat dia terus menerus didorong ke belakang hingga mencapai jarak yang cukup jauh. Tapi pada akhirnya, dia masih berdiri tegak di tempatnya, dan auranya juga masih cukup stabil.     

"Sungguh tubuh dan jiwa spiritual yang kuat," ujar Dou Zhao pada Yu Sheng. "Kau adalah lawan terkuat yang pernah kutemui. Tapi hari ini, aura petarung yang tersimpan di istana ini akan menjadi milikku."     

Yu Sheng tidak mengatakan apa-apa. Kedua matanya menjadi hitam pekat, seperti mata dari seorang dewa iblis. Dalam sekejap, kekuatan iblis menyebar dan menyelimuti tubuhnya. Pada saat itu, kumpulan awan iblis menutupi langit dan kemudian memenuhi istana bawah tanah. Semua orang samar-samar bisa melihat bayangan iblis yang tak terhitung jumlahnya bermunculan, membungkuk hormat di hadapan Yu Sheng.     

Seolah-olah pria yang dikelilingi oleh kekuatan iblis tak terbatas itu adalah raja dari para iblis.     

"Hmm?" Dou Zhao mengerutkan keningnya. Aura Yu Sheng juga berubah. Sebuah aura kuno sepertinya telah menyebar ke seluruh penjuru istana bawah tanah. Selain itu, terdengar sebuah suara, yang sepertinya berasal dari zaman kuno. Suara itu terdengar seperti suara para iblis yang menyembah dewa iblis mereka.     

Suku Dou menyebut diri mereka sendiri sebagai keturunan dari dewa pertempuran. Mungkinkah kultivator iblis ini adalah keturunan dari dewa iblis?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.