Legenda Futian

Mewarisi



Mewarisi

1Ketika Yu Sheng mengalami demonisasi untuk pertama kalinya, dia tidak mampu mengendalikan aura iblis yang sangat kuat di dalam dirinya, dan karena itulah dia berubah menjadi sosok yang sangat kejam. Tapi saat dia berkembang menjadi semakin kuat, pengendaliannya atas kekuatan iblisnya juga semakin kuat, dan situasinya menjadi berbeda dari sebelumnya. Bagaimanapun juga, dia telah mencapai puncak Saint Plane.      1

Cahaya iblis kegelapan memenuhi istana bawah tanah, dan suara-suara dari aura iblis bergema di udara. Bayangan iblis yang tak terhitung jumlahnya bermunculan, dan menganggap Yu Sheng sebagai pemimpin mereka.     

Pada saat yang bersamaan, satu set baju zirah iblis menutupi sekujur tubuhnya. Tampaknya baju zirah itu telah ditempa dari sisik-sisik naga. Seekor naga iblis berwarna hitam yang mengerikan mengelilinginya seolah-olah Yu Sheng adalah seorang putra iblis yang dia besarkan.     

Naga itu sangat mengerikan. Ketika naga itu memandang ke arah Dou Zhao, dia bisa merasakan bahaya yang mengancam. Mata naga itu seperti memiliki kehidupan di dalamnya. Ini adalah sebuah penciptaan dari seorang iblis yang sangat kuat.     

Inilah yang diberikan oleh Naga Iblis pada Yu Sheng. Dia masih ingat dengan jelas bahwa sebelum dia pergi, Naga Iblis telah mengeluarkan roh naga miliknya sendiri, sehingga menyebabkan rasa sakit yang tak terbayangkan, dan kemudian memberikan kekuatan itu kepadanya. Hal ini membuat naga itu menjadi sangat lemah. Yu Sheng tidak tahu mengapa Naga Iblis melakukan hal ini padanya. Bukankah sudah cukup baginya untuk melatihnya dalam berkultivasi?     

Dia bisa merasakan bahwa naga itu memiliki semacam koneksi terhadapnya. Mungkin dia mengenalnya di suatu tempat, atau setidaknya mengenal tuannya, dan karena itulah Naga Iblis memiliki pemahaman khusus tentang dirinya. Ini pasti alasan mengapa dia melakukan hal ini padanya.     

Terkadang dia memikirkan apa yang dikatakan oleh ayahnya ketika dia masih muda. Dia tentu saja mengetahui bahwa Ye Futian adalah sosok yang luar biasa, dan Ye Futian mengatakan bahwa dia dilahirkan untuk menjadi seorang kaisar. Dan Yu Sheng akan membantunya dengan menyingkirkan semua rintangan yang menghalangi jalannya. Inilah kepercayaan yang dia miliki selama ini.     

Mengenai dirinya sendiri, dia tidak ingin memikirkannya terlalu berlebihan.     

Dia melangkah ke depan, dan kekuatan iblis bergejolak di seluruh penjuru istana bawah tanah. Ribuan iblis berteriak secara bersamaan, Qi mereka mengalir seperti sungai-sungai besar. Dalam sekejap, area itu berubah menjadi sebuah dunia iblis, mengubur semua kekuatan di dalamnya dan menghalangi para Dewa Pembantai itu.     

Tepat ketika Dou Zhao melihat Yu Sheng bergerak, dia juga berpindah tempat. Dalam wujud Dewa Pertempuran, dia bisa merasakan adanya sebuah tekanan yang dahsyat. Dia melangkah ke depan, dan kedua matanya bercahaya, menembakkan sinar-sinar dari auranya. Saat ini, aura petarung miliknya telah berubah menjadi cahaya suci yang bersinar di seluruh penjuru istana bawah tanah. Sepertinya cahaya itu hendak melenyapkan kekuatan iblis tersebut. Tujuh tanda Dewa Pertempuran di alisnya memancarkan cahaya yang menyilaukan, sehingga membuat kekuatannya mencapai tingkat yang lebih tinggi dari sebelumnya.     

Kemudian dia mengerahkan kepalan tinju yang dipenuhi dengan aura dari Dewa Pertempuran.     

Pada saat ini, dua sosok raksasa muncul di dalam aula setinggi seratus kaki itu. Salah satunya adalah seorang Dewa Pertempuran, sementara sosok lainnya adalah seorang Dewa Iblis. Tubuh mereka benar-benar memenuhi seluruh bagian dari istana bawah tanah. Mereka langsung menerjang ke depan dan kepalan tinju mereka yang tidak bisa dihancurkan itu saling bertabrakan satu sama lain.     

*Boom*     

Udara ikut berguncang, dan hembusan angin bertiup kencang. Para penonton bergegas mengaktifkan pertahanan mereka, tetapi mereka masih dihempaskan oleh hembusan angin tersebut. Banyak dari mereka terdorong ke belakang dan kehilangan pijakan mereka di permukaan tanah, tetapi tatapan mata mereka masih tertuju pada medan pertempuran.     

Tingkat pertempuran macam apa ini?     

Dalam pertempuran pertama sejak memasuki Reruntuhan Dewa, mereka telah menghadapi perlawanan yang begitu sengit. Para kultivator yang baru saja mencapai Renhuang Plane bahkan tidak akan sekuat ini.     

*Brak, Brak, Brak*     

Sinar-sinar dari cahaya suci itu menembus tubuh sang Dewa Pertempuran, dan serangan itu sepertinya akan menghancurkannya. Terdengar suara gemuruh petir saat tubuh Dewa Pertempuran itu runtuh. Dao Zhao terhempas ke udara, dan akhirnya menghantam sebuah dinding. Wujud Dewa Pertempurannya telah menghilang, dan kini dia kembali ke wujud aslinya. Segel-segel Dewa Pertempuran di dahinya juga meredup.     

*Uhuk, Uhuk*     

Dia terbatuk-batuk, dan darah mengalir dari mulutnya. Dou Zhao memandang ke arah Yu Sheng, lalu menyeka darah di mulutnya. Dia tersenyum dan berkata, "Selama ini aku mengira bahwa di antara 3.000 Dunia dari Jalur Agung, tidak ada seorang pun di bawah Renhuang Plane yang dapat melukaiku setelah aku mengaktifkan segel ketujuh, karena teknik itu tidak tertandingi dalam aspek kekuatan. Namun, aku tidak menyangka bahwa aku akan kalah darimu dalam pertempuran pertama kita. Tapi memang benar, bahwa kita semua tidak bisa meremehkan para kultivator dari Sembilan Dunia Jalur Supremasi. Mungkin aku perlu mengaktifkan segel kedelapan untuk melawanmu."     

"Kau sudah sangat kuat," ujar Yu Sheng. Pada kenyataannya, dia tidak perlu berbasa-basi. Dia jarang sekali bertemu dengan orang-orang yang bisa menantangnya di tingkat Plane-nya saat ini; mungkin, pria yang berada di sampingnya ini adalah satu-satunya orang yang mampu menghadapinya. Tapi mereka tidak akan pernah bertarung lagi, jadi secara tidak langsung, Dou Zhao adalah satu-satunya yang mampu menantangnya dalam pertempuran.     

Jadi, sudah jelas bahwa dia adalah sosok yang sangat kuat.     

Dou Zhao tahu bahwa Yu Sheng berbicara dengan sungguh-sungguh, tetapi entah mengapa, kata-katanya itu masih mengandung ejekan di dalamnya. Jika Dou Zhao, yang baru saja kalah darinya, masih dianggap sangat kuat, apakah itu berarti dia memuji dirinya sendiri sebagai sosok yang lebih kuat dari Dou Zhao?     

Namun pada akhirnya, dia telah kalah, dan tidak ada gunanya untuk memikirkan semua itu.     

"Meskipun aura petarung ini jelas lebih cocok untukku, tapi aku telah kalah, jadi aku memberikannya padamu. Aku yakin Pembunuh Ketujuh juga tidak akan keberatan," ujar Dou Zhao. Karena dia telah dikalahkan, maka Pembunuh Ketujuh tidak memiliki harapan untuk menang. Dia merasa cukup yakin tentang hal tersebut. Mustahil bahwa ada beberapa orang di sini yang lebih kuat darinya.     

Pembunuh Ketujuh memang tidak keberatan dan tidak berpikiran untuk menggunakan seni tombak ketujuh. Dou Zhao telah dikalahkan dengan cara seperti ini, jadi akan sia-sia baginya untuk terus bertarung. Risikonya akan terlalu tinggi.     

Dou Zhao mungkin harus beristirahat sejenak setelah pertempuran ini berakhir, yang akan menunda masa latihannya.     

"Ayo kita pergi." Pembunuh Ketujuh berbalik secara tiba-tiba dan pergi tanpa menoleh sedikit pun. Pada awalnya mereka datang kemari untuk merebut aura petarung itu dari Akademi Bintang Kaisar, tetapi karena mereka tidak bisa mendapatkannya, mereka tidak punya alasan untuk tinggal lebih lama lagi. Mereka tidak perlu membuang-buang waktu di sini.     

Tidak lama kemudian, semua orang dari Klan Tujuh Pembunuh telah pergi meninggalkan istana bawah tanah.     

"Yu Sheng, coba periksa aura petarung itu," ujar Ye Futian. Jika aura petarung itu cocok dengan kekuatan murni dan kekuatan naga milik Yu Sheng, sebesar apakah peningkatan kekuatannya?     

Tapi Yu Sheng menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku tidak ahli dalam hal semacam itu. Seharusnya bukan aku yang mengambilnya. Kau saja."     

Dia memiliki kesan bahwa tidak ada yang tidak bisa diambil oleh Ye Futian jika dia berkeinginan untuk mendapatkannya.     

Dia tidak peduli apabila dia disebut sebagai sang pembunuh dari Reruntuhan Dewa, dan Ye Futian memiliki beberapa kemampuan yang tidak cocok untuk digunakan di sini. Mereka mungkin akan menghadapi para Renhuang nantinya, dan karena itulah akan lebih cocok bagi Ye Futian untuk mewarisi aura petarung tersebut.     

Ye Futian tidak lagi memperdebatkan hal itu. Dia memandang ke arah Dou Zhao, dan mengeluarkan Buah dari Jalur Agung yang dipenuhi dengan aura kehidupan di tangannya. Kemudian dia memberikan buah itu pada Dou Zhao.     

Dou Zhao memandang buah itu dengan terkejut. Dia membalas tatapan mata Ye Futian.     

"Kau sangat kuat, jadi aku ingin berteman denganmu. Jika kau menemui masalah di dalam Reruntuhan Dewa, kita dapat membantu satu sama lain. Buah dari Jalur Agung ini akan membantumu memulihkan diri dengan cepat," ujar Ye Futian.     

Dou Zhao terdiam sejenak setelah Ye Futian mengatakan hal ini. Tapi dia adalah sosok yang cerdas, jadi dia tersenyum dan berkata, "Namaku Dou Zhao dari Suku Dou."     

Setelah mengatakan hal ini, dia mengambil buah itu dan menggigitnya. Kedua pria yang baru saja datang ini benar-benar luar biasa.     

"Nama kami adalah Ye Futian dan Yu Sheng," ujar Ye Futian. "Aku ingin mengambil alih Reruntuhan Dewa untuk diriku sendiri, jadi aku ingin kalian semua pergi dari sini."     

"Baiklah," ujar Dou Zhao sambil mengangguk. Dia tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia berdiri dari tempatnya, lalu memimpin anggota Suku Dou lainnya keluar dari istana bawah tanah.     

Yu Sheng menatap Ye Futian dengan tercengang. Pria ini bersikap begitu murah hati, namun dia sendiri tidak diberi buah itu olehnya.     

Dia memikirkan hal ini bukan karena dia berprasangka buruk pada Ye Futian. Hanya saja Dou Zhao tidak membutuhkan buah tersebut.     

Dia pasti memberikan buah itu karena Dou Zhao adalah sosok yang tidak suka berbasa-basi. Trik yang digunakan seseorang dalam pertempuran seringkali mencerminkan kepribadian mereka. Terlebih lagi, Dou Zhao sangat kuat. Dari tiga orang yang baru saja mereka hadapi, ketika Dou Zhao mengaktifkan segel ketujuh dari Dewa Pertempuran, dia adalah sosok yang paling kuat di antara ketiganya.     

Jika mereka kembali terlibat konflik antara para kultivator dari Sembilan Dunia Jalur Supremasi, mereka pasti akan menghadapi banyak kultivator dari pasukan-pasukan besar lainnya. Apalagi, mereka masih memiliki banyak musuh dari konflik mereka sebelumnya. Beberapa di antara merupakan pasukan-pasukan besar di Dunia Heavenly Mandate, Negeri Ilahi Emas di Dunia Higher Heavens, dan sekarang Klan Dewa juga menjadi musuh mereka. Mereka tidak tahu apa yang akan menimpa mereka di masa depan. Jika mereka bisa berteman dengan para penerus dari beberapa pasukan kuat lainnya, itu jelas bukanlah hal yang buruk bagi mereka.     

Siapa bilang setiap orang yang mereka temui di Reruntuhan Dewa harus menjadi musuh mereka? Jika mereka tidak bertarung, mereka tidak akan pernah bertemu satu sama lain.     

Pertarungan adalah sebuah cara untuk mendapatkan teman, seperti yang ditunjukkan oleh pertarungan antara Dou Zhao dan Yu Sheng.     

Setelah orang-orang dari Suku Dou pergi, hanya Yu Sheng dan Ye Futian yang tersisa di istana bawah tanah.     

Ye Futian berjalan menuju bagian ujung dari aula tersebut, dimana aura petarung itu membentuk sebuah tirai cahaya yang samar. Saat dia mendekat, dia bisa merasakan sebuah tekanan yang kuat. Dia harus berusaha keras untuk mengambil setiap langkahnya ke depan.     

*Boom* Dia terhempas ke belakang saat aura petarung itu memasuki tubuhnya.     

Aura petarung yang telah tersimpan di istana bawah tanah selama ribuan tahun ini sangat kuat.     

Dedaunan dan dahan-dahan pohon menyebar ke sekujur tubuh Ye Futian.     

"Aku akan keluar dan menjaga pintu masuk istana." Yu Sheng berbalik dan pergi meninggalkan istana bawah tanah. Roh Kehidupan Ye Futian telah dikeluarkan, dan roh Pohon Dunia yang menakjubkan menyelimuti tubuhnya, menyebar ke seluruh penjuru istana. Pohon itu bahkan menutupi area di depannya, tempat dimana aura petarung itu berada.     

Pohon itu berayun-ayun, dan cahaya keemasan terpancar dari dalam pohon itu. Sebuah segel ilahi muncul pada Pohon Dunia. Saat aura petarung itu ditarik ke dalamnya, pohon itu juga menyelimuti tubuh Ye Futian.     

Saat dedaunan dan dahan-dahan itu menyentuhnya, aura petarung itu perlahan-lahan diserap oleh Pohon Dunia.     

Metode Deed of Thorough Comprehension telah diaktifkan, dan tubuh Ye Futian kini berubah menjadi sebuah tungku dari Jalur Agung, sehingga membuat Pohon Dunia menyerap aura petarung itu dengan lebih cepat. Dahan-dahan dari pohon itu menyebar semakin dekat ke sumber aura tersebut dan terus menerus dihisap ke dalamnya.     

Ye Futian melangkah menuju kursi singgasana yang kini diselimuti oleh Pohon Dunia. Dia memandang ke arah tombak yang sangat mengerikan itu serta sosok menakjubkan yang terlihat seperti seorang dewa di sana. Aura petarung yang belum menghilang itu telah membentuk bayangan dari seorang jenderal suci kuno yang tetap bertahan hingga hari ini.     

Dedaunan dan dahan-dahan dari Pohon Dunia juga menutupi tombak itu. Ketika dia merasakan aura petarung yang kuat di dalamnya, Ye Futian perlahan-lahan mengulurkan tangannya dan menggenggam tombak tersebut. Tiba-tiba, aura itu mengalir ke dalam dirinya. Tubuhnya bersinar dengan cahaya suci yang sangat mengerikan, sehingga membuat sosoknya tampak seperti seorang Kaisar di dunia manusia. Saat dia menghisap dan menempa aura petarung tersebut, aura itu menjadi semakin kuat. Seolah-olah sekujur tubuhnya sedang terbakar.     

Di luar istana, Dou Zhao sedang duduk di sana untuk memulihkan diri. Sementara itu, Yu Sheng tampak keluar dari gerbang istana.     

"Kenapa kau keluar?" Dou Zhao bertanya padanya.     

"Dia sedang mewarisi aura petarung itu," jawab Yu Sheng.     

Dou Zhao tidak mengatakan apa-apa, tetapi dia berpikir: jika Yu Sheng begitu mahir dalam bertarung, mengapa dia tidak menjadi orang yang mewarisi aura petarung itu?     

Tapi dia tidak akan menanyakan hal tersebut.     

Tidak lama kemudian, satu sosok muncul dari istana bawah tanah. Dou Zhao menatap ke arah Ye Futian dan bertanya, "Mengapa kau keluar?"     

"Aku sudah selesai mewarisi semuanya," ujar Ye Futian.     

Apa?     

Dou Zhao menatap Ye Futian. Apa dia ingin mempermainkannya?     

"Tombak itu lumayan kuat." Ye Futian mengulurkan tangannya. Seberkas cahaya bersinar terang, dan sebuah tombak muncul di genggaman tangannya, tampak menyilaukan dan menakjubkan. Aura petarung terpancar dari tombak tersebut.     

"…."     

Dou Zhao bisa merasakan pikirannya kini sedang kacau!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.