Legenda Futian

Sang Pemilik Reruntuhan



Sang Pemilik Reruntuhan

0Kota Pedang tampak terbengkalai dan sangat sunyi, tetapi kota itu juga memiliki suasana yang sangat menegangkan. Aura pedang memenuhi seluruh penjuru kota.     2

Ye Futian telah menempa tubuh pedang dari Jalur Agung, jadi aura pedang itu tidak akan bisa memengaruhinya. Tetapi banyak orang yang berada di belakangnya harus menangkisnya tanpa henti.     

"Seluruh kota disegel oleh aura pedang. Apa yang tersisa di kota ini?" bisik Ye Futian. Jika sebuah perang besar pernah terjadi di masa lalu, maka sang pemimpin kota pasti telah meninggalkan sesuatu sebelum dia meninggal dunia, yang menjadi alasan mengapa dia membuat aura pedang yang menutupi kota ini tidak bisa menghilang bahkan setelah ribuan tahun lamanya. Dia ingin menyegelnya di sini.     

Mungkin aura pedang ini hanya berfungsi sebagai pengingat bagi generasi mendatang bahwa dia pernah hidup di kota ini.     

Yaya menunjuk ke suatu tempat dan berkata, "Ada sebilah pedang di sana." Ye Futian juga melihatnya. Di kejauhan, ada sebilah pedang yang melayang di udara. Aura pedang berjatuhan di sekitarnya dan membentuk sebuah matriks pedang yang mengerikan. Entah mengapa, aura pedang di tempat itu sangat kuat, jauh lebih kuat daripada aura pedang di tempat mereka berdiri saat ini.     

Namun, orang-orang yang telah memasuki kota ini sebelum mereka tampaknya jauh lebih tertarik pada Aura Pedang Lingtian, dan mereka semua menuju ke arah yang sama.     

Ye Futian dan kelompoknya melanjutkan penjelajahan mereka di reruntuhan kota. Aura pedang yang kuat sesekali melintas di depan mereka. "Ikuti aku," ujar Ye Futian pada orang-orang di belakangnya, "Berjalanlah di tempatku melangkah. Jangan memijak tempat lainnya."     

Semua orang mengangguk. Mereka telah menyadari bahwa aura pedang pembunuh terkadang akan menimpa mereka. Bahkan beberapa orang yang berada di depan mereka sudah menjadi korbannya, dimana mereka menemukan noda darah di permukaan tanah. Tapi tidak ada satu pun mayat yang terlihat. Mereka telah dihancurkan seutuhnya oleh aura pedang tersebut. Melihat dari noda darah yang tersisa, mereka telah meninggal dunia belum lama ini.     

"Situasinya menjadi semakin berbahaya," bisik Ye Futian. Kedua matanya tampak seperti mata dari seorang dewa, mampu menembus semua ilusi yang menghalangi pandangannya. Terlebih lagi, dia memiliki kemampuan untuk mendeteksi bahaya lebih awal. Karena itulah, sejauh ini mereka bisa menghindari semua bahaya yang menghadang.     

Jauh di depan mereka, sekelompok kultivator telah berhenti dan tidak melanjutkan perjalanan mereka ke pusat kota.     

Mereka adalah para kultivator dari Klan Yuanyang, Aula Pedang Surgawi, dan Gunung Suci Chixiao, serta beberapa kultivator dari Brahma's Pure Sky.     

Mereka telah kehilangan beberapa anggota, dan beberapa orang yang berada di sana terluka.     

Ketika Ye Futian dan kelompoknya menghampiri mereka, tatapan mata semua orang tertuju pada kelompok Ye Futian. Banyak dari mereka mengenali Ye Futian, karena dia pernah terlibat konflik dengan Aula Pedang Surgawi yang disebabkan oleh Pendekar Lihen dan dia juga telah bertarung melawan orang-orang dari Klan Yuanyang demi Elang Kecil. Hanya orang-orang dari Gunung Suci Chixiao yang belum pernah dia temui sebelumnya.     

"Apakah kau pernah datang kemari sebelumnya?" pemimpin muda dari Klan Yuanyang itu bertanya pada Ye Futian. Mereka tentu saja mengetahui bahwa ada orang-orang yang berada di belakang mereka. Sebelumnya mereka tidak peduli akan hal tersebut, tetapi mereka telah mendapati bahwa Ye Futian memiliki cara yang luar biasa untuk menghindari bahaya.     

Jadi, mereka berhenti untuk menunggunya.     

"Aku belum pernah datang kemari," ujar Ye Futian.     

"Belum pernah?" Pemimpin muda dari Klan Yuanyang itu bernama Yuan Hong. Ekspresinya tampak curiga saat dia mendengar penyangkalan Ye Futian. "Lalu bagaimana caranya kau bisa menghindari semua bahaya itu?"     

"Aku bisa memprediksi ancaman yang akan datang," jawab Ye Futian.     

"Kalau begitu, bolehkah kami melanjutkan perjalanan denganmu?" tanya Yuan Hong. "Nanti, kita bisa berbagi hasil dari perjalanan ini."     

Orang-orang dari Gunung Suci Chixiao dan Aula Pedang Surgawi juga menatapnya. Jika dia menolak penawaran Yuan Hong, maka sesuatu akan terjadi di sini yang layak untuk menjadi sebuah kisah di masa depan.     

Ye Futian berpikir sejenak, lalu tersenyum dan mengangguk. "Baiklah, kalian semua boleh ikut denganku."     

"Terima kasih." Yuan Hong tidak menyangka bahwa Ye Futian akan menjawab penawarannya dengan tulus. Dia tersenyum, menghargai niat baik yang ditunjukkan oleh Ye Futian.     

Ye Futian dan kelompoknya terus bergerak melewati kerumunan kultivator, dimana Zhu Qi memandang Ye Futian dan Elang Kecil dengan tatapan tajam. Sebelumnya, kekuatan Yu Sheng telah mengejutkannya, dan dia sama sekali tidak menyangka bahwa mereka akan datang kemari. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.     

"Lama tidak bertemu, Tuan Ye," ujar Qin He dari Brahma's Pure Sky sambil mengangguk. Banyak dewi dari Brahma's Pure Sky di sampingnya juga memandang ke arah Ye Futian. Dia jelas sudah sangat akrab dengan Qin He. Ingatannya tentang pertempuran di Kota Brahma Sky masih segar di dalam benaknya.     

"Kau terlihat lebih elegan dari sebelumnya, Dewi Qin," ujar Ye Futian. Qin He mengangguk. Ye Futian sedang berjalan di depan kelompok besar tersebut. Orang-orang dari pasukan lainnya tampak sedikit terkejut. Mereka tidak menyangka bahwa mereka berdua saling mengenal satu sama lain, dan tampaknya memiliki hubungan yang cukup dekat.     

Namun, formasi anggota dari kelompok Ye Futian benar-benar sangat lemah.     

Cahaya suci masih bersinar di mata Ye Futian saat dia memimpin mereka melewati jalanan di Kota Pedang. Setelah beberapa saat, mereka tiba di pusat kota. Terdapat sebuah istana pedang di sana, dimana bagian depannya berdiri sebuah matriks pedang raksasa. Selain itu ada pula bilah-bilah pedang yang tak terhitung jumlahnya di sana, menghalangi pintu masuk menuju istana tersebut.     

Ratusan kaki di atas matriks pedang itu, terdapat sebilah pedang lain yang melayang di udara dan memancarkan sinar-sinar cahaya ke segala arah. Dari sinilah aura pedang itu berasal.     

Ekspresi beberapa orang menjadi muram. Aura pedang di tempat ini telah membuat mereka menerima tekanan yang dahsyat, sehingga sulit bagi mereka untuk menahannya.     

Mereka samar-samar bisa melihat satu sosok buram sedang duduk di atas pedang tersebut. Mungkin itu adalah sisa aura dari sang pemimpin kota.     

"Beberapa orang sudah pernah datang kemari sebelumnya," ujar Yu Sheng. Terdapat enam bilah pedang yang menancap pada mata pedang di sekitar matriks pedang tersebut, sehingga meninggalkan jejak-jejak pedang yang terbentang ke segala arah dan membuat cahaya dari matriks pedang itu bersinar di banyak tempat.     

Hal ini jelas dilakukan oleh orang-orang yang pernah datang kemari sebelumnya.     

Namun, matriks tersebut kehilangan tiga mata pedang dan tiga bilah pedang. Jika mereka dapat ditemukan, mungkin hal itu akan menon-aktifkan matriks tersebut.     

"Tentu saja. Beberapa Tetua kami pernah mengunjungi reruntuhan ini sebelumnya dan memberitahu kami tentang tempat ini. Jika kami bisa menemukan tiga pedang terakhir itu dan memasukkannya ke dalam matriks, mungkin kami bisa mewarisi pedang-pedang itu." Yuan Hong menatap bilah-bilah pedang yang melayang di udara. "Pedang itu tidak sesederhana penampilannya. Mungkin pedang itu mengandung warisan dari pendekar pedang yang pernah menguasai kota ini sebelumnya."     

"Kalau begitu, maka kita harus mencari tiga pedang terakhir tersebut," ujar Ye Futian.     

Yuan Hong mengangguk. "Kita akan mencarinya bersama-sama. Kami akan mengaktifkan matriks pedang itu dan melihat apakah kita dapat melakukan perjalanan ini atau tidak."     

Yuan Hong adalah pemimpin dari Klan Yuanyang, tapi dia berbicara dengan ramah, tanpa ada sedikit pun kesombongan dalam suaranya. Terlebih lagi, segala ssuatunya tampak sangat harmonis di sini. Tidak ada konflik yang terjadi di antara mereka.     

Namun, hal ini mungkin terjadi karena reruntuhan masih tersegel dan belum dibuka. Mungkin juga karena Klan Yuanyang adalah pasukan terkuat di sini. Saat ini, tujuan utama Yuan Hong adalah membuka reruntuhan di hadapannya. Begitu reruntuhan itu terbuka, kemungkinan besar mereka akan bisa mendapatkan segala sesuatu yang ada di dalamnya.     

Ye Futian mengangguk. "Baiklah. Aku tahu dimana salah satu pedang itu berada, aku akan pergi mengambilnya."     

Yaya dan Pendekar Lihen menatapnya.     

"Pedang yang kumaksud adalah pedang yang lihat sebelumnya, pedang yang melayang di udara," ujar Ye Futian. "Aku akan mengambilnya. Kalian tunggu saja di sini." Kemudian dia berbalik dan pergi. Sikapnya yang tegas membuat para kultivator lain menatapnya dengan terkejut. Mengapa dia merasa bahwa dia bisa bertindak sesuka hatinya?     

"Aku akan ikut denganmu," ujar Yaya.     

"Baiklah," ujar Ye Futian sambil mengangguk. Keduanya pergi bersama-sama. Para kultivator dari Klan Yuanyang dan Aula Pedang Surgawi juga pergi untuk menemukan dua pedang lainnya.     

"Bagaimana kau tahu bahwa itu adalah pedang yang kita cari?" Yaya bertanya secara telepati.     

"Aku bisa merasakannya," jawab Ye Futian sambil tersenyum.     

"Mengapa kau melakukan hal ini?" Yaya tidak mengerti. Semua yang dilakukan oleh Ye Futian terlalu terburu-buru. Dia tidak perlu bertindak seperti ini.     

"Aku juga mengetahui dimana lokasi dari dua pedang lainnya," ujar Ye Futian. Dengan mata ilahi miliknya, dia bisa menembus semua jenis ilusi. Begitu dia melihat pedang dan matriks itu, dia tahu bahwa seluruh kota ini sebenarnya berada di dalam sebuah matriks pedang.     

Yaya menatapnya dengan terkejut. Jika kata-katanya itu memang benar adanya, maka dia menjadi semakin bingung. Bukankah lebih mudah untuk menunggu sampai lawan mereka dikalahkan dan kemudian mengambil pedang-pedang tersebut?     

"Yaya, sepertinya aku akan menjadi seorang Renhuang di dalam Reruntuhan Dewa," ujar Ye Futian. Wajah Yaya menjadi pucat saat dia menatap ke arah Ye Futian.     

Renhuang, tingkat Plane yang dahulu dianggap sebagai Plane legendaris. Apakah Ye Futian benar-benar mampu mencapai tingkat tersebut?     

Karena Ye Futian sendiri yang berbicara, dia pasti bisa merasakan betapa cepatnya tingkat Plane itu mendekat. Tidak lama lagi dia akan mencapai Renhuang Plane..     

"Selama bertahun-tahun, semakin jauh tempatku berpergian, semakin sulit pula untuk menghindari interaksi dengan pasukan kuat lainnya. Itulah kelemahan dari mengejar kekuatan. Semakin kuat seseorang, maka semakin kuat pula orang-orang yang mereka temui. Tidak jauh berbeda, semakin berbakat seseorang, maka semakin banyak orang yang memusatkan perhatian pada mereka," ujar Ye Futian pada Yaya." Begitu aku menjadi seorang Renhuang, aku bukan lagi seorang kultivator junior. Aku akan dianggap sebagai sosok yang kuat oleh semua orang di seluruh penjuru 3.000 Dunia dari Jalur Agung. Pada saat itu, aku pasti akan berinteraksi dengan pasukan besar lainnya."     

Yaya mengangguk. Tentu saja dia memahami hal ini.     

Begitu Ye Futian menjadi seorang Renhuang, segala sesuatunya akan berubah. Dengan bakat dan kekuatannya, dia benar-benar akan menarik perhatian orang-orang dari Sembilan Dunia Jalur Supremasi.     

"Ketika seorang kultivator dengan bakat yang tak tertandingi menjelajahi dunia sendirian, dia mungkin bisa menjadikan seluruh dunia sebagai musuhnya. Aku pernah menghadapi situasi ini sebelumnya di Negeri Barren. Aku berharap bahwa dalam perjalananku untuk menguasai 3.000 Dunia dari Jalur Agung, aku akan mendapatkan lebih banyak teman. Di dalam Reruntuhan Dewa, ada begitu banyak kultivator junior, dimana mereka semua adalah para penerus dari pasukan yang berbeda-beda. Mereka akan bertanggung jawab atas pasukan masing-masing di masa depan. Mereka akan memengaruhi situasi di Sembilan Dunia Jalur Supremasi," ujar Ye Futian. Dia tidak melanjutkan penjelasannya. Masih ada beberapa hal yang ingin dia lakukan. Tapi apabila dia melakukannya sendirian, bahkan sebagai seorang Renhuang, itu adalah sesuatu yang hampir mustahil untuk dilakukan.     

Mungkin dia adalah orang paling terampil di Reruntuhan Dewa. Jika dia harus bertarung, dia bisa saja melawan mereka semua. Tetapi jika dia melakukan hal itu, maka ketika dia pergi meninggalkan Reruntuhan Dewa, dia akan menjadi musuh bagi semua pasukan dari Sembilan Dunia Jalur Supremasi.     

Yaya menatap wajah tampan Ye Futian. Suasana hatinya sepertinya telah berubah.     

Apakah Ye Futian mampu menguasai seluruh dunia saat dia menjadi seorang Renhuang?     

"Seseorang dapat mewarisi aura dari pendekar pedang yang pernah menguasai tempat ini. Tentu saja ini adalah sebuah kesempatan yang luar biasa, tapi juga berbahaya. Sebenarnya, aku tidak ingin menempatkanmu dalam bahaya. Selama kau aman, maka semuanya akan baik-baik saja. Tapi kau dan Pendekar Lihen sama-sama memiliki kesempatan untuk mewarisi aura tersebut. Apakah kau menginginkannya, atau aura itu sebaiknya menjadi milik Pendekar Lihen?" Ye Futian tiba-tiba bertanya, mengubah topik pembicaraan. Sekarang mereka membicarakan tentang siapa yang akan mewarisi aura tersebut. Jika pasukan lain mengetahui hal ini, siapa yang bisa menebak bagaimana perasaan mereka?     

Berdasarkan apa yang dia katakan, dapat terlihat dengan jelas bahwa, meskipun Ye Futian menyampaikan niat baiknya, namun dia tidak akan menyerah begitu saja pada hal-hal yang harus dia perjuangkan. Ada beberapa hal yang hanya bisa diberikan kepada orang-orang yang paling dia percayai.     

"Berikan aura itu pada Pendekar Lihen. Meskipun berbahaya, dia tidak akan melewatkan kesempatan ini," ujar Yaya. Dia telah mengenal Pendekar Lihen selama bertahun-tahun.     

"Baiklah," ujar Ye Futian sambil mengangguk.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.