Legenda Futian

Kota Pedang



Kota Pedang

1Sebelum Ye Futian dan Yu Sheng tiba, ketiga pasukan itu sudah berhenti bertarung. Tetapi meskipun mereka telah mencoba dengan cara apa pun, mereka tidak dapat mendekati area yang diselimuti oleh aura petarung itu. Jika tidak, mereka pasti sudah mengambil tombak dan mewarisi aura petarung dari istana bawah tanah.     
3

Tapi sekarang, Ye Futian telah melakukan dua hal itu dalam waktu singkat. Dou Zhao tiba-tiba merasa sedikit terintimidasi. Dia sekarang mengerti mengapa Ye Futian adalah orang yang mewarisi aura petarung itu dan bukan Yu Sheng.     

Apakah dua hal ini bisa disebut sebagai 'warisan'? Sepertinya tombak itu telah ditempatkan di sana untuk menunggu kedatangan Ye Futian.     

Adapun bagaimana cara dia mengambilnya, Dou Zhao tiba-tiba teringat bagaimana Ye Futian menyuruh mereka pergi dari istana bawah tanah. Sepertinya dia sengaja melakukan hal itu karena dia tidak ingin mereka melihat apa yang dia lakukan. Tapi tidak peduli trik apa yang dia gunakan, dia mampu melakukannya dengan sangat cepat.     

"Kemana kau akan pergi selanjutnya?" Dou Zhao bertanya pada Ye Futian.     

"Ke timur. Tampaknya banyak orang pergi ke suatu tempat di arah tersebut. Sepertinya sesuatu telah terjadi di sana," ujar Ye Futian. Para kultivator dari Klan Tikus Ungu-Emas telah berpencar ke segala arah. Ini bukanlah satu-satunya tempat dimana berbagai macam peristiwa terjadi; tempat-tempat lainnya juga mengalami hal yang sama.     

Iblis-iblis tikus dari Klan Tikus Ungu-Emas memiliki kemampuan khusus, dan indera penciuman mereka sangat tajam.     

"Reruntuhan Dewa memiliki banyak sejarah di dalamnya. Banyak Tetua dari pasukan-pasukan besar pernah berkunjung kemari sebelumnya, jadi mereka mungkin mengetahui beberapa hal tentang tempat ini, seperti Akademi Bintang Kaisar," ujar Dou Zhao. Para kultivator dari Suku Dou bukanlah pasukan pertama yang datang kemari. Para kultivator yang berhasil keluar hidup-hidup tentu saja mencatat pengalaman mereka mengenai apa yang telah terjadi di Reruntuhan Dewa. Jika tidak, bagaimana mereka bisa tahu bahwa pilihan terbaik bagi mereka adalah membuntuti Akademi Bintang Kaisar?     

Ye Futian mengangguk pelan. "Mmm."     

"Namun, aku harus mengingatkanmu akan sesuatu," ujar Dou Zhao.     

Ye Futian mengangguk. "Sampaikan saja."     

"Menurut penjelasan yang disampaikan oleh Tetua dari Suku Dou, jika kau melanjutkan perjalanan dalam satu arah sampai kau mencapai bagian akhir reruntuhan, kau akan tiba di Reruntuhan Agung."     

Ekspresi terkejut terlintas di mata Ye Futian. Ketika mereka mengikuti pergerakan Klan Tikus Ungu-Emas, mereka telah melihat bahawa banyak pasukan memang bergerak ke satu arah dan tidak berhenti sedikit pun.     

Apakah Reruntuhan Agung adalah sesuatu yang benar-benar ditinggalkan oleh para dewa?     

Reruntuhan Dewa tampak seperti sebuah dunia tersendiri dan dirumorkan sebagai makam dari para dewa. Tapi bisakah tempat ini pulih kembali?     

Ye Futian mengangguk lagi. "Kalau begitu, aku akan pergi ke timur untuk melihat-lihat situasi terlebih dahulu, setelah itu aku akan terus melanjutkan perjalanan ke arah timur."     

Ketika Ye Futian mengatakan hal ini, Dou Zhao sepertinya menyadari sesuatu, dan ekspresi aneh muncul di wajahnya. "Jika kau berada di sini, lalu bagaimana caranya kau bisa mengetahui kemana tujuan dari pasukan lainnya?"     

Semakin banyak dia mengetahui seluk-beluk Ye Futian, perasaannya menjadi semakin aneh. Orang macam apa pria satu ini?     

Pada awalnya, kelihatannya dua orang ini hanya diam-diam mengikuti mereka dari belakang, berusaha memanfaatkan situasi. Sekarang, entah bagaimana mereka sepertinya mengetahui apa yang sedang terjadi di tempat lain. Dari nada bicara Ye Futian, sepertinya dia mengetahui detail dari apa yang sedang terjadi di tempat-tempat lainnya. Ini…     

Ye Futian memandang Dou Zhao dan tersenyum. "Aku menggunakan kekuatan mistis dari Jalur Agung untuk meramalkan segalanya, baik peristiwa di masa lalu maupun di masa depan."     

"..." Ekspresi Dou Zhao menjadi muram. Sebenarnya dia tidak perlu menjawab pertanyaannya, tetapi apakah dia benar-benar harus berbohong seperti ini?     

Pria ini mungkin memang sangat kuat, tetapi adakah seseorang di dunia ini yang berani mengatakan bahwa dia memiliki kekuatan untuk melihat masa lalu dan masa depan?     

"Kau bisa beristirahat di sini sejenak. Kami akan pergi duluan." Ye Futian jelas hanya bercanda. Kemudian dia pergi dan mulai berjalan ke kejauhan.     

Dou Zhao memperhatikan sosok yang menghilang ke kejauhan itu tanpa berkata-kata. Para kultivator dari Suku Dou yang berada di sampingnya memandangnya dan bertanya, "Bagaimana kondisimu?"     

"Aku perlu lebih banyak waktu untuk memulihkan diri." Setelah mengatakan hal ini, Dou Zhao memejamkan matanya dan tidak berkata apa-apa lagi. Buah dari Jalur Agung yang mengandung aura kehidupan itu benar-benar luar biasa. Buah itu tidak hanya mampu memulihkan aura kehidupannya, tetapi juga dapat memperbaiki aura spiritualnya yang terluka.     

Buah itu mengandung kekuatan dari Jalur Agung kehidupan dan memiliki energi yang tak terbatas. Ini adalah kekuatan dasar dari umat manusia. Ketika energi mereka berlimpah, aura spiritual mereka juga akan menguat. Kedua aspek itu berhubungan satu sama lain. Ketika aura kehidupan, atau energi seseorang melemah, maka aura spiritualnya juga akan melemah. Inilah alasan mengapa ketika seseorang terluka dalam pertempuran, lebih mudah untuk menghancurkan aura spiritual mereka.     

Karena itulah, berkat buah ini, meski mungkin harus tetap tinggal di sini sejenak, setidaknya proses pemulihan ini tidak akan lama. Sekarang, dia hanya perlu memulihkan diri dan menunggu dengan sabar.     

Dua pria itu tidak tahu badai macam apa yang baru saja mereka buat di Reruntuhan Dewa. Dia bisa menebak bahwa keduanya adalah kuda hitam terkuat di sini.     

Dia tidak tahu siapa yang tidak cukup beruntung untuk bertemu dengan mereka berdua selanjutnya.     

…     

Pintu masuk dari Reruntuhan Dewa berada di Kota Reruntuhan, yang terletak di Dunia Imperial. Jadi, jika seseorang ingin mengetahui siapa yang paling memahami tentang Reruntuhan Dewa, jawabannya adalah pasukan-pasukan besar dari Dunia Imperial. Pasukan-pasukan ini telah berdiri sejak lama dan memiliki rahasia besar masing-masing. Maka dari itu, mereka pasti termasuk dalam pasukan-pasukan yang paling memahami tentang Reruntuhan Dewa.     

Selain mereka, ada juga para Tetua dari pasukan besar lainnya yang pernah mengunjungi Reruntuhan Dewa sebelumnya. Mereka mungkin mengetahui lebih banyak hal daripada pihak-pihak lainnya.     

Karena itulah, ketika mereka memasuki Reruntuhan Dewa, pasukan-pasukan yang telah mengetahui beberapa hal dari Reruntuhan Dewa dapat langsung pergi menuju ke tempat tujuan mereka. Misalnya, Akademi Bintang Kaisar telah melakukan hal ini, dan Suku Dou serta Klan Tujuh Pembunuh telah membuntuti mereka.     

Pasukan-pasukan selain Akademi Bintang Kaisar tentu saja mengetahui beberapa hal tentang Reruntuhan Dewa.     

Misalnya, Klan Yuanyang, Aula Pedang Surgawi, dan pasukan lainnya juga langsung pergi ke arah timur setelah mereka memasuki Reruntuhan Dewa.     

Formasi dari Klan Yuanyang sangat besar. Bagaimanapun juga, mereka adalah penguasa dari Dunia Yuanyang, dan dengan demikian semua kultivator dari dunia itu adalah perwakilan mereka dan kultivator-kultivator itu bergantung pada Klan Yuanyang untuk memiliki kesempatan agar bisa berkunjung ke Reruntuhan Dewa. Jadi, begitu mereka datang kemari, mereka membentuk sebuah formasi besar dan tampak mengesankan.     

Zhu Qi, yang pernah menjadi tuan dari Elang Kecil, adalah salah satu kultivator yang berasal dari Dunia Yuanyang.     

Pada saat ini, kerumunan kultivator itu sedang berdiri di luar sebuah kota kuno. Gerbang kota itu telah rusak, dan tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalamnya.     

Tetapi saat mereka berdiri di luar kota tersebut, ekspresi para kultivator dari Dunia Yuanyang tampak serius. Seluruh bagian dari kota besar itu diselimuti oleh aura pedang. Mereka bisa merasakan bahwa kota itu telah ditusuk oleh bilah pedang yang tak terhitung jumlahnya, dimana semua pedang itu tampak menakjubkan namun seperti tidak nyata. Bilah-bilah pedang itu terbuat dari aura pedang.     

Ini adalah sebuah kota kuno yang berspesialisasi dalam ilmu pedang. Seorang pendekar pedang legendaris pasti pernah menguasai kota tersebut.     

Di tempat lainnya, sebuah pasukan yang berbeda muncul di luar kota tersebut. Mereka adalah para kultivator dari Aula Pedang Surgawi di Dunia Myriad. Jumlah mereka tidak sebanyak orang-orang dari Dunia Yuanyang, tetapi semua pendekar pedang mereka memiliki aura pedang yang mengerikan, dan mereka menatap kota itu dengan tajam.     

Mereka bisa merasakan aura pedang di kota ini dari kejauhan.     

Di tempat lainnya, sekelompok kultivator yang mengesankan sedang berdiri tegak. Mereka tampak diselimuti dengan sinar matahari suci, dan pergerakan mereka sangat cepat dan tanpa ada keraguan sedikit pun.     

Para kultivator ini berasal dari Dunia Matahari dan merupakan salah satu pasukan besar dari dunia tersebut: Gunung Suci Chixiao.     

Meskipun mereka tidak hanya memfokuskan diri pada ilmu pedang, mereka memang mengajarkannya pada murid-murid mereka, dan dengan demikian mereka juga datang kemari.     

Selain itu, salah satu pasukan dari Dunia Heavenly Mandate juga telah tiba. Mereka adalah sekelompok kultivator wanita, yaitu Brahma's Pure Sky. Qin He adalah pemimpin mereka. Posisi mereka sedikit lebih jauh jika dibandingkan dengan pasukan lainnya.     

Brahma's Pure Sky adalah salah satu pasukan terkuat di Dunia Heavenly Mandate, namun pada kenyataannya, Dinasti Heavenly Mandate dan Celestial Gate of Vast Heaven adalah pasukan terkuat di dunia tersebut. Sementara itu, Dunia Iblis memiliki Klan Dewa Naga dan Istana Sky Demon. Jadi, Brahma's Pure Sky bukanlah pasukan terkuat di Dunia Heavenly Mandate. Saat melihat seluruh pasukan di antara Sembilan Dunia Jalur Supremasi, status mereka tidak terlalu menonjol.     

Karena itulah, Qin He tahu apa yang harus dia lakukan dan apa yang tidak boleh dia lakukan.     

"Tetap waspada saat kita masuk ke dalam. Seluruh kota dipenuhi dengan aura pedang." Pemuda yang memimpin kelompok dari Klan Yuanyang itu mengenakan jubah dan memiliki temperamen yang mengesankan. Setelah dia mengingatkan semua orang tentang hal ini, dia melangkah menuju kota kuno tersebut.     

Semua orang tampak sangat waspada. Rumor mengatakan bahwa di masa lalu, banyak orang telah bisana di sini, dan aura pedang yang menyebar di seluruh tempat ini dapat mengancam nyawa mereka kapan saja.     

Setelah itu, orang-orang dari Aula Pedang Surgawi dan Gunung Suci Chixiao juga memasuki kota itu.     

"Ayo kita masuk," Qin He dari Brahma's Pure Sky memberi perintah. Kemudian, para dewi mulai melangkah ke depan satu per satu, masuk ke dalam kota kuno tersebut.     

Begitu mereka memasuki kota itu, aura pedang langsung mengelilingi mereka. Hanya kultivator-kultivator kuat yang mampu melindungi diri mereka sendiri dari aura pedang yang berada dimana-mana itu. Mereka membiarkan aura pedang itu masuk ke dalam tubuh mereka sehingga mereka bisa merasakannya dengan lebih jelas.     

Sementara itu di luar kota, sekelompok kultivator lainnya bergerak menuju kota itu dari kejauhan. Ada dua sosok yang berada di bagian terdepan. Mereka adalah Ye Futian dan Yu Sheng.     

Sementara sosok-sosok di belakang mereka adalah Elang Angin Hitam dan kultivator lainnya.     

Meskipun Dou Zhao telah memberitahunya bahwa Reruntuhan Agung berada di bagian ujung dari jalan ini, dia tidak akan menyerah begitu saja pada setiap rintangan yang menghalangi jalannya.     

"Apakah kita akan masuk sekarang?" Yu Sheng bertanya pada Ye Futian di sampingnya.     

"Jika tidak ada Renhuang di dalam kota ini, maka tidak ada ancaman bagi kita," jawab Ye Futian. "Jika ada seseorang di dalam sana yang tidak bisa kita hadapi bersama-sama, kita bisa melarikan diri."     

Ada banyak kultivator yang berspesialisasi dalam ilmu pedang di antara mereka: Pendekar Lihen, Yaya, Luo Yue, dan masih banyak lagi. Dia sendiri juga mengkultivasi ilmu pedang, dan karena itulah dia memutuskan untuk datang kemari.     

Apalagi, belum lama ini, dia telah mendapatkan sebuah tombak baru dan mewarisi aura petarung dari istana bawah tanah. Jika tidak ada Renhuang yang muncul, akan sulit bagi siapa pun untuk menjadi ancaman baginya dan Yu Sheng.     

Ketika dia dan Yu Sheng bertarung melawan Dou Zhao, dan lawan mereka itu telah mengaktifkan segel ketujuh, itu adalah pertempuran paling menantang yang pernah mereka hadapi.     

"Tapi aura pedang di kota ini sangat kuat. Kalian semua harus berhati-hati," ujar Ye Futian pada orang-orang yang berada di belakangnya. Yaya dan yang lainnya mengangguk.     

Ketika Ye Futian memandang kota itu, ekspresinya berubah, kini dihiasi dengan keterkejutan. Seolah-olah dia bisa melihat menembus ilusi. Setiap sudut dari kota itu dipenuhi dengan aura pedang. Tidak ada tempat yang tidak tersentuh oleh aura tersebut. Aura pedang itu memenuhi seluruh penjuru kota.     

Terlebih lagi, semakin jauh seseorang menjelajahi kota itu, semakin kuat pula aura pedang tersebut. Dia samar-samar bisa melihat Aura Pedang Lingtian di sana.     

Ye Futian dan kelompoknya melangkah ke depan, melewati gerbang kota yang telah rusak. Saat mereka memasuki kota itu, mereka melihat bahwa semuanya telah hancur. Selain aura pedang yang menyelimuti seluruh penjuru kota, ada pula tanda-tanda pedang yang tak terhitung jumlahnya berada dimana-mana.     

Ye Futian tidak memberikan perlawanan; dia membiarkan aura pedang itu memasuki tubuhnya. Tidak lama kemudian, semakin banyak aura pedang yang menyebar darinya secara bersamaan.     

"Semua aura pedang ini berbeda-beda. Terdapat berbagai macam aura pedang di sini," Pendekar Lihen berbisik. Aura pedang ini jelas berasal dari orang yang berbeda-beda.     

"Ada juga banyak pedang yang patah di sini," ujar Yaya sambil memandang sekelilingnya. Terdapat pedang-pedang yang patah di berbagai tempat, semuanya tertancap di reruntuhan kota tersebut. Semua pedang itu dipenuhi dengan aura pedang di dalamnya, dan kemungkinan besar mereka telah ditinggalkan di sini oleh seorang kaisar pedang kuno.     

Tapi mereka tidak melihat satu pun mayat di sini. Ada satu kemungkinan yang masuk akal: mereka telah dihancurkan oleh aura pedang.     

Ye Futian berjalan beberapa langkah dan meraih salah satu pedang yang patah itu. Dia bisa merasakan aura pedang di dalamnya. "Pedang-pedang ini semuanya patah, dan pemiliknya telah meninggal dunia," ujarnya, "Tetapi meskipun pemiliknya telah meninggal dunia, namun aura pedang mereka tetap berada di sini."     

Di masa lalu, pedang-pedang yang telah patah ini akan sangat berharga baginya. Tetapi pada tingkat Plane-nya saat ini, semua pedang ini tidak berguna baginya.     

"Ayo kita pergi ke pusat kota," ujar Ye Futian sambil terus bergerak ke depan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.