Legenda Futian

Keputusan



Keputusan

0Yuan Hong dan para kultivator dari Klan Yuanyang lainnya, serta para kultivator dari Aula Pedang Surgawi dan Gunung Suci Chixiao sedang menunggu di depan Matriks Pedang Ilahi yang berada di pusat kota.     
3

Setelah beberapa saat, Ye Futian dan Yaya kembali dengan membawa sebilah pedang di tangan mereka.     

"Kau berhasil mendapatkannya?" Yuan Hong berseru sambil menatap ke arah Ye Futian.     

"Hmm." Ye Futian mengangguk dan berkata, "Mari kita coba."     

Setelah mengatakan hal ini, dia mengayunkan telapak tangannya. Dalam sekejap, pedang itu terbang ke udara dengan mengeluarkan suara siulan dan mendarat di salah satu dari sembilan titik utama dari matriks ilahi tersebut. Kemudian, garis-garis rune pedang yang tak terhitung jumlahnya menyala dalam sekejap. Mereka bahkan tampak semakin menakjubkan saat bersinar terang.     

Sudah jelas bahwa ini adalah pedang yang tepat.     

Banyak orang memandang ke arah Ye Futian. Dia benar-benar berhasil menemukan salah satu pedang yang hilang. Yuan Hong merasa penasaran, jadi dia bertanya, "Apa yang membuatmu begitu yakin bahwa ini adalah pedang yang tepat?"     

"Pedang ini terlihat terlalu menonjol," jawab Ye Futian sambil tersenyum. Namun, Yuan Hong tampak curiga. Apakah alasannya benar-benar sesederhana itu?     

Apakah semudah itu untuk mengambil kembali pedang tersebut?     

Jika itu adalah suatu hal yang sangat mudah untuk dilakukan, lalu mengapa semua orang yang sebelumnya telah memasuki Reruntuhan Dewa hanya berhasil mendapatkan enam pedang?     

"Anggota kami dan anggota dari Aula Pedang Surgawi juga telah menemukan sebilah pedang. Saat ini mereka sedang berusaha mendapatkannya," ujar Yuan Hong. Ye Futian mengangguk setuju sebagai balasan.     

Namun, mereka membutuhkan waktu lama untuk mengambil pedang ini. Ketika mereka kembali, ada cukup banyak orang yang menghilang, bahkan adapula seseorang yang terluka. Dia adalah salah satu kultivator dari Aula Pedang Surgawi yang tidak lama lagi akan menjadi seorang Renhuang. Dia dan sosok-sosok terkemuka lainnya dari Klan Yuanyang telah bekerja sama untuk mengambil pedang ini.     

Seorang kultivator dari Aula Pedang Surgawi berjalan mendekat dan menancapkan pedang itu ke dalam matriks. Dalam sekejap, aliran dari Qi Pedang yang tak terhitung jumlahnya terpancar keluar dari matriks ilahi raksasa itu dan menyelimuti Kota Pedang secara keseluruhan. Saat ini, hanya ada satu titik utama yang tersisa. Banyak pedang sudah saling berdentangan satu sama lain. Seolah-olah pedang-pedang itu telah membentuk suatu resonansi.     

"Hanya satu pedang yang masih belum ditemukan." Mereka semua memandang ke arah Matriks Pedang Ilahi. Mereka hanya perlu menemukan satu pedang lagi, dan mereka bisa membuka Matriks Pedang Ilahi itu. Jika hal itu terjadi, maka itu akan menjadi sebuah peristiwa yang akan menentukan segalanya.     

Namun, aura pedang memenuhi setiap sudut dari Kota Pedang. Ada begitu banyak pedang yang tersebar di seluruh penjuru kota. Pedang mana yang mereka cari?     

"Apakah kalian menemukan sesuatu?" tanya Yuan Hong. Para kultivator itu merespon dengan menggelengkan kepala mereka.     

"Apakah kita sebaiknya mengumpulkan semua pedang yang ada di kota ini dan mengujinya satu per satu?" Yuan Hong melanjutkan kata-katanya. Ye Futian terdiam. Seperti inilah sikap dari salah satu sosok terkemuka dari Klan Yuanyang di Dunia Imperial. Sulit bagi orang biasa untuk disejajarkan dengan mereka. Berapa banyak energi yang harus mereka keluarkan untuk mengambil semua pedang di tempat ini?     

Banyak orang mungkin harus kehilangan nyawa mereka untuk menuntaskan tugas tersebut.     

"Jika kita salah bertindak, kita mungkin akan menghancurkan fondasi dari matriks pedang itu," seru para kultivator Aula Pedang Surgawi.     

Yuan Hong mengerutkan keningnya dan berkata, "Itu berarti satu-satunya pilihan yang tersisa bagi kita adalah menemukan pedang terakhir. Apakah kalian punya cara untuk menemukannya?"     

Para anggota dari Aula Pedang Surgawi menggelengkan kepala mereka. Mereka tidak memiliki petunjuk apa pun saat ini.     

"Aku tahu dimana pedang itu berada," ujar Ye Futian. Tatapan mata semua orang langsung tertuju padanya.     

"Dimana?" tanya Yuan Hong.     

Ye Futian berjalan menuju suatu tempat yang berada tidak jauh dari Matriks Pedang Ilahi. Terdapat sebilah pedang yang sudah patah di sana. Dia mengambil pedang yang patah itu dan bisa merasakan dengan jelas bahwa pedang yang patah itu juga mengandung aura pedang yang kuat di dalamnya.     

Dia membawa pedang yang patah itu dan berjalan menuju Matriks Pedang Ilahi. Yuan Hong dan kultivator lainnya menunjukkan ekspresi aneh di wajah mereka.     

Pedang itu selama ini berada tepat di samping matriks pedang tersebut?     

Apakah itu juga sebilah pedang yang sudah patah?     

Banyak orang tampak ragu.     

"Tunggu dulu," para kultivator dari Aula Pedang Surgawi berseru saat mereka melihat Ye Futian berjalan menuju matriks pedang tersebut. Mendengar seruan itu, Ye Futian memandang ke arah mereka.     

"Bagaimana kau bisa begitu yakin bahwa pedang yang kita cari adalah pedang yang patah ini?" pemimpin dari kelompok Aula Pedang Surgawi ini merupakan salah satu sosok terkemuka di Dunia Myriad. Dia telah berkultivasi selama bertahun-tahun dan masih berada di tingkat Saint Plane, tetapi kemampuannya tidak dapat ditebak. Dia dikenal sebagai Saint Avici.     

"Matriks pedang itu yang memberiku petunjuk," ujar Ye Futian sambil memandang ke arah Matriks Pedang Ilahi di hadapannya.     

"Apakah kau yakin?" Saint Avici membuka matanya dan menatap ke arah Ye Futian. Terdapat seberkas cahaya suci di dalam matanya, dan tatapan matanya tampak sangat mengerikan.     

"Tidak perlu khawatir," jawab Ye Futian.     

"Jika penilaianmu salah dan matriks pedang itu hancur, kau akan menanggung akibatnya," ujar Saint Avici. Setelah itu, dia tidak berkata apa-apa lagi. Yu Sheng mengerutkan keningnya saat mendengar kata-kata ini. Nada bicara orang ini sangat sombong. Memangnya dia menganggap Ye Futian seperti apa?     

Apakah Ye Futian adalah pesuruh mereka?     

Jika Ye Futian melakukan kesalahan, dia harus menanggung akibatnya?     

Ye Futian tersenyum dan terus berjalan ke depan. Dia menancapkan pedang yang patah itu pada titik terakhir dari matriks tersebut. Aura pedang masih menyelimuti area itu, dan tatapan mata semua orang tertuju pada matriks ilahi tersebut. Pada saat berikutnya, sembilan pedang itu memancarkan cahaya yang mengerikan. Pedang yang patah itu sepertinya telah kembali ke kondisinya semula. Cahaya suci berkilauan seolah-olah pedang-pedang ilahi telah ditancapkan ke dalam sembilan titik utama dari matriks tersebut.     

Pada saat ini, Matriks Pedang Ilahi mulai bekerja. Pola utama dari matriks pedang itu juga mulai berputar. Dari segala arah, Qi Pedang yang tak terhitung jumlahnya melesat menuju matriks ilahi tersebut. Sementara itu, tirai cahaya dari matriks pedang tersebut terbuka, dan sekarang mereka semua bisa masuk ke dalamnya.     

"Kita berhasil!" Banyak orang tampak tercengang. Pedang patah itu ternyata adalah salah satu pedang yang mereka butuhkan. Bagaimana pria ini bisa mengetahui bahwa itu adalah pedang terakhir yang mereka cari?     

Mungkinkah matriks pedang itu benar-benar memberinya petunjuk?     

Ye Futian mengabaikan pendapat orang lain tentang dirinya. Tatapan matanya tertuju pada Matriks Pedang Ilahi. Kedua matanya terlihat sangat cerah dan bisa melihat segalanya. Dalam bidang penglihatannya, aura pedang di seluruh penjuru kota kini mengalir menuju pedang ilahi tersebut. Kemudian semua aura pedang itu turun ke bagian tengah dari pola Maktriks Pedang Ilahi. Aura pedang seperti itu adalah sesuatu yang tidak bisa dia hadapi.     

Sesuai dugaannya, itu bukanlah sesuatu yang mudah untuk didapatkan, pikir Ye Futian dalam hati.     

Para anggota dari beberapa pasukan besar bersiap untuk bergerak, terutama para kultivator dari Aula Pedang Surgawi. Mereka adalah pasukan dengan ilmu pedang paling murni di antara pasukan besar lainnya.     

Namun, mereka juga bisa merasakan kekuatan dari aura pedang ini. Mewarisi aura pedang ini kemungkinan besar akan menjadi sebuah tugas yang tidak mudah, bahkan bisa membahayakan nyawa mereka.     

"Matriks pedang itu telah terbuka. Silahkan kirimkan perwakilan kalian untuk mencobanya. Kelompokku akan maju pada giliran terakhir. Siapa pun yang berhasil mendapatkan pedang itu dapat memilikinya. Bagaimana menurut kalian?" Ye Futian memberi saran saat dia menghadap ke arah kerumunan kultivator. Yuan Hong menatap Ye Futian dan mengangguk pelan, lalu berkata, "Aku setuju. Semua pasukan akan mencobanya secara bergiliran."     

Ye Futian memiliki kontribusi terbesar dalam mengaktifkan matriks ini. Dia sudah bersikap murah hati dengan mengizinkan mereka maju terlebih dahulu.     

Para kultivator dari Aula Pedang Surgawi tidak mengatakan apa-apa dan tetap memusatkan perhatian mereka pada matriks tersebut. Melihat kekuatan dari kelompok Ye Futian, apalagi yang bisa dia lakukan selain mengizinkan mereka maju lebih dulu?     

Bahkan jika Ye Futian mengizinkan mereka maju terlebih dahulu, mungkinkah dia percaya bahwa pada akhirnya, dia adalah orang yang mendapatkan pedang itu?     

Tidak peduli apa pun yang terjadi, kelompoknya tidak akan mendapatkan giliran untuk maju.     

"Karena tuan Ye berada di sini, kami tidak akan ikut serta," ujar Qin He sambil tersenyum tipis. Orang lain mungkin tidak begitu mengenal Ye Futian, tapi dia sangat mengenalnya.     

Terlebih lagi, Ye Futian dan Qin He memiliki hubungan yang cukup dekat. Karena mereka tidak akan ikut serta, lebih baik mereka mundur sejak awal.     

"Terima kasih, dewi." Ye Futian tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Beberapa orang memandang kelompok Qin He. Wanita ini memiliki penampilan yang mempesona, tetapi dia bersikap begitu tenang di hadapan Ye Futian. Mungkinkah karena wajah tampan yang dimiliki oleh Ye Futian? Ye Futian memang sosok yang berpenampilan menarik.     

Namun, jika memang itulah alasannya, bukankah dia benar-benar tak tahu malu?     

Bagi para kultivator, khususnya kultivator laki-laki, mereka sama sekali tidak memedulikan penampilan seseorang. Mereka akan selalu mengutamakan aspek kemampuan.     

"Silahkan duluan," ujar Ye Futian sambil tersenyum. Bagaimana mungkin mereka bisa mewarisi pedang ini dengan mudah?     

Bukan dia saja yang menyadari hal ini; pasukan lainnya juga merasakan hal yang sama. Ekspresi mereka kini berubah menjadi sedikit lebih serius.     

"Aula Pedang Surgawi adalah pasukan yang berspesialisasi dalam ilmu pedang. Kalian boleh mencobanya terlebih dahulu," ujar Yuan Hong dari Klan Yuanyang pada para kultivator dari Aula Pedang Surgawi, mengundang mereka untuk maju lebih dulu.     

Tatapan mata Saint Avici tertuju pada bagian tengah dari matriks pedang tersebut. Dia tidak terlalu percaya diri dalam hal ini.     

"Siapa yang akan mencobanya?" Dia bertanya pada para kultivator dari Aula Pedang Surgawi. Mereka semua tampak ragu-ragu. Jika mereka berhasil, mungkin mereka bisa mewarisi Pedang Ilahi itu. Namun, jika gagal, mereka bisa saja tewas terbunuh.     

Orang pertama yang maju ke depan akan memiliki kesempatan besar tapi juga sangat berisiko.     

"Aku akan mencobanya." Seorang Tetua dari Aula Pedang Surgawi muncul dari kerumunan. Dia berjalan menuju bagian pusat dari matriks ilahi tersebut. Dalam sekejap, sebuah aura pedang yang mengerikan mengalir. Tetua itu berjalan selangkah demi selangkah ke bagian tengah dari pola pada matriks ilahi itu. Dalam sekejap, aura pedang yang tak terbatas itu mendekat. Pada saat yang bersamaan, dia mengulurkan tangannya untuk meraih Pedang Ilahi tersebut.     

*Whoosh*     

Di Kota Pedang, aura pedang yang tak terbatas itu menerjang ke arah Pedang Ilahi. Dalam sekejap, aura pedang itu menembus tubuh sang Tetua dari Aula Pedang Surgawi.     

Ekspresinya berubah drastis. Di dalam tubuhnya, sebuah aura pedang yang kuat terpancar keluar. Bahkan Roh Pedangnya juga telah muncul.     

*Psss, Psss*     

Aura pedang itu tampaknya telah membentuk bilah-bilah pedang yang bertabrakan dengan Roh Pedang sang Tetua. Tetua itu berteriak. Aliran dari aura pedang itu terus menerus mengalir ke bawah, dan tubuhnya perlahan-lahan menghilang, hancur tak bersisa.     

Mereka yang menyaksikan pemandangan ini bisa merasakan hati mereka berdebar kencang. Tetua itu telah gagal.     

Sesuai dugaan, dia harus membayar kegagalannya dengan nyawanya.     

Ekspresi Saint Avici menjadi muram. Dia memandang ke arah para kultivator dari pasukan lainnya dan berkata, "Sekarang giliran kalian."     

Para kultivator dari Klan Yuanyang, serta Gunung Suci Chixiao menatap matriks ilahi tersebut. Mereka semua terdiam.     

Dalam situasi seperti ini, mereka juga tidak yakin bahwa mereka bisa mendapatkan pedang tersebut.     

"Kami telah memutuskan bahwa untuk saat ini kami ingin mengamati situasi terlebih dahulu," ujar para kultivator dari Gunung Suci Chixiao.     

"Apakah ada lagi yang mau mencobanya?" Yuan Hong memandang ke arah para kultivator dari Klan Yuanyang dan berkata, "Siapa pun yang mampu mendapatkan pedang itu akan berhak memilikinya."     

Melihat apa yang terjadi sebelumnya, tidak ada seorang pun yang berani bertindak. Mereka semua merasa ragu bahwa mereka bisa berhasil mendapatkan pedang tersebut.     

Pedang Ilahi ini tidak mudah untuk didapatkan.     

Melihat pemandangan ini, Yuan Hong menoleh ke arah Ye Futian dan berkata, "Sepertinya ini adalah giliran kalian."     

"Baiklah." Ye Futian mengangguk. Dia berjalan menuju bagian tengah dari matriks pedang tersebut. Ketika kultivator lainnya menyaksikan hal ini, ekspresi mereka tampak aneh. Apakah dia sendiri yang akan mencoba mengambil pedang itu?     

Ketika Ye Futian memasuki matriks ilahi itu, dia bisa merasakan aura pedang yang tak terbatas itu mengalir ke arahnya. Metode Deed of Thorough Comprehension telah diaktifkan dan berubah menjadi sebuah tungku ilahi. Dalam sekejap, sembilan huruf kuno mengelilingi tubuhnya, selain itu langit dan bumi beresonansi dengannya. Pada saat yang bersamaan, di dalam tubuhnya, terdapat dahan-dahan dan dedaunan yang tak terhitung jumlahnya menyelimuti inti tubuhnya. Ketika aura pedang itu mengalir ke dalam dirinya, aura itu dilahap oleh tubuhnya.     

"Hah?" Kerumunan kultivator itu menatap Ye Futian. Reaksi yang ditunjukkan oleh Ye Futian tampak biasa-biasa saja.     

Ye Futian mendongak dan memandang Pedang Ilahi di atasnya. Tatapan matanya tampak mengerikan. Saat ini, dia sepertinya telah memasuki dunia dari pedang tersebut. Di dalam dunia pedang ini, ada satu sosok ilusi yang sedang berlatih teknik pedang.     

Ini adalah... sebuah Roh Pedang, pikir Ye Futian dalam hati.     

Setelah beberapa saat, suara benturan terdengar dari dalam Matriks Pedang Ilahi. Kemudian Ye Futian melangkah keluar dari matriks tersebut.     

Dia keluar tanpa terluka sedikit pun. Namun, dia tidak berhasil mewarisi Pedang Ilahi tersebut.     

Klan Yuanyang dan para kultivator dari Aula Pedang Surgawi memandang Ye Futian dengan tatapan aneh. Apakah dia benar-benar berhasil keluar dengan selamat?     

Namun, dia pasti telah melalui banyak hal di dalam sana.     

"Bagaimana?" Yaya menatap ke arah Ye Futian.     

"Aku baik-baik saja," ujar Ye Futian dengan suara pelan. Dia menjadi sedikit gugup saat memandang Pendekar Lihen dan mengirimkan suaranya, "Pendekar Lihen, apakah anda bersedia mewarisi pedang ini?"     

Ekspresi Pendekar Lihen tampak aneh saat dia memandang Ye Futian.     

"Saya baru saja menyelidikinya. Terdapat sebuah Roh Pedang yang tersembunyi di dalam pedang ini. Roh itu sepertinya ditinggalkan oleh pemilik dari Pedang Ilahi sebelumnya," Ye Futian menjelaskan. "Jika Pendekar Lihen ingin mewarisi pedang ini, saat anda melangkah ke dalam matriks, pertama-tama anda akan merasakan keberadaan dari Roh Pedang itu. Jangan ragu dan langsung masukkan jiwa spiritual anda ke dalam pedang itu dan gabungkan dengan Roh Pedang di dalamnya. Namun, saya tidak yakin mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya. Ada kemungkinan bahwa anda akan tewas terbunuh jika anda gagal. Menurut perkiraan saya, peluang anda untuk berhasil hanya 50 persen."     

Pendekar Lihen terdiam. Dia menatap Ye Futian dan bertanya, "Jika kau yang mencobanya?"     

"100 persen." Ye Futian tidak menyembunyikan apa pun dan melanjutkan penjelasannya, "Pedang itu tidak ada gunanya bagi saya. Oleh karena itu, anda harus mengambil keputusan sendiri."     

Pendekar Lihen telah berkultivasi selama bertahun-tahun. Meskipun kemampuan bertarungnya tidak begitu menonjol, namun pola pikirnya telah ditempa selama bertahun-tahun dan sangat stabil. Dia juga terus-menerus mengejar pencapaian yang lebih tinggi dari sebelumnya.     

Oleh karena itu, meskipun ada risiko yang harus dihadapi, Ye Futian tetap membiarkan Pendekar Lihen mengambil keputusan!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.