Legenda Futian

Tujuan



Tujuan

1Hanya dengan satu teknik, dia telah mengatasi semua teknik lainnya.      1

Dengan sebuah tombak, Ye Futian telah menahan pergerakan semua anggota dari Aula Pedang Surgawi. Siapa pun yang berani melangkah ke depan akan mati.     

Di seluruh penjuru Sembilan Dunia Jalur Supremasi, hanya ada segelintir orang yang mampu menyamainya.     

Saint Avici mendongak dan menatap ke arah Ye Futian. Bagian ujung dari tombak itu masih memancarkan aura petarung yang mengerikan. Aura dari seorang Dewa Perang juga masih menyelimuti tubuh Ye Futian, sehingga menyebabkan kemampuan bertarungnya menjadi sangat kuat.     

Saint Avici tahu betul seperti apa kemampuan yang dia miliki. Dia tidak bisa dianggap sebagai sosok yang lemah. Di Dunia Myriad, dia adalah salah satu sosok terkemuka di bawah Renhuang Plane. Bahkan di antara Sembilan Dunia Jalur Supremasi, dia masih bisa berada di jajaran peringkat atas. Namun, dalam pertempuran pertamanya setelah memasuki Reruntuhan Dewa, pergerakan kelompok dari Aula Pedang Surgawi yang dipimpin olehnya ditahan oleh seorang pria yang membawa sebuah tombak. Hal ini membuatnya merasa tertekan.     

Meskipun dia mengetahui bahwa Reruntuhan Dewa pasti akan dipenuhi dengan para kultivator yang kuat kali ini, dan fakta bahwa ada begitu banyak sosok mengerikan di sana, namun sebagai seseorang yang tak tertandingi di bawah Renhuang Plane di Aula Pedang Surgawi, Saint Avici masih percaya diri bahwa dia memiliki kesempatan untuk bertarung. Dia merasa bahwa dia layak untuk bertarung melawan sosok-sosok terkemuka dari Sembilan Dunia Jalur Supremasi. Kekalahan telak ini bahkan membuat dirinya meragukan kemampuannya sendiri.     

Ye Futian juga menatapnya. Dia menarik kembali lengannya dan menurunkan tombak di genggaman tangannya. Saat Ye Futian berdiri di tempatnya, dia terlihat seperti seorang Dewa Perang yang tak tertandingi. Tidak ada seorang pun yang bisa melewatinya.     

Sebelumnya, dia telah membuat kesepakatan bagi mereka untuk memperebutkan Pedang Ilahi. Metode yang dia gunakan tidak menyinggung atau menipu siapa pun dan mencegah pasukan-pasukan besar dari Sembilan Dunia Jalur Supremasi untuk menyulut konflik. Namun, jika pasukan seperti Aula Pedang Surgawi bersikeras menentang kesepakatan mereka, maka dia hanya bisa menggunakan kemampuannya untuk memaksa mereka tunduk padanya.     

"Apakah kalian masih ingin menerobos masuk?" ujar Ye Futian saat dia memandang para kultivator dari Aula Pedang Surgawi. Di sisi lain, Saint Avici memandang ke bagian belakang Ye Futian. Disana, Pendekar Lihen sedang mewarisi Pedang Ilahi. Semua aura pedang di seluruh penjuru Kota Pedang terus menerus mengalir ke arahnya.     

Melihat situasi saat ini, sepertinya Saint Avici tidak akan bisa merebut pedang itu lagi.     

"Ayo kita pergi," Saint Avici langsung memberi perintah. Kemudian dia berbalik untuk pergi. Ini bukanlah satu-satunya reruntuhan yang ada di Reruntuhan Dewa. Masih ada kesempatan langka lainnya yang bisa diperebutkan. Meskipun mereka telah gagal total di sini, namun energi mereka tidak terkuras habis; mereka masih memiliki kemampuan untuk bertarung.     

Jika Saint Avici terus bertarung melawan Ye Futian sampai mati, dia tidak bisa memprediksi konsekuensi seperti apa yang harus dia terima agar bisa membunuh Ye Futian.     

Para kultivator dari Aula Pedang Surgawi bergegas mundur dan mengikuti Saint Avici. Mereka juga memandang ke arah Pendekar Lihen dengan tatapan tajam. Di antara mereka ada sang pendekar pedang yang pernah bertarung melawan Pendekar Lihen kala itu. Mereka semua merasa tidak puas. Mereka mungkin bisa lebih menerima jika Ye Futian adalah orang yang mewarisi Pedang Ilahi itu. Namun, bagi seseorang yang merasa kesulitan untuk memasuki Reruntuhan Dewa dan mewarisi Pedang Ilahi, mereka tentu saja merasa sulit untuk menerima fakta ini.     

Mereka hanya bisa mengatakan bahwa keberuntungan orang ini mampu mengubah takdir. Kesempatan langka ini kemungkinan besar akan mengubah takdirnya.     

Meski begitu, sampai saat ini mereka masih tidak tahu manfaat apa yang akan diberikan oleh Pedang Ilahi pada Pendekar Lihen. Akumulasi dari aura pedang di seluruh penjuru Kota Pedang, dikombinasikan dengan Pedang Ilahi itu sudah cukup untuk membuatnya bertransformasi. Dia telah menghancurkan Roh Pedangnya sendiri dan sekarang sedang membentuk ulang roh tersebut.     

Dalam waktu singkat, para kultivator dari Aula Pedang Surgawi pergi satu per satu. Para anggota dari Gunung Suci Chixiao juga tidak banyak berkomentar dan mereka bahkan tidak berpamitan sebelum berbalik untuk pergi. Karena seseorang telah mewarisi Pedang Ilahi, dan mereka juga tidak memiliki kepercayaan diri untuk mengalahkan Ye Futian, berlama-lama di sini hanya membuang-buang waktu.     

Brahma's Pure Sky jelas tidak akan bersaing dengan Ye Futian atas Pedang Ilahi. Namun, Qin He tidak pergi dan tetap berada di sana.     

Meskipun saat ini kemampuan Qin He telah meningkat pesat dan dia sudah semakin dekat untuk mencapai Renhuang Plane, namun dia tahu betul seperti apa batas kekuatannya. Kemampuannya akan berada di jajaran peringkat atas di Dunia Heavenly Mandate, tetapi di Sembilan Dunia Jalur Supremasi, dia tidak memiliki keuntungan apa pun.     

Dia tidak akan bisa bersaing dengan Ye Futian.     

Saat ini, ada kesempatan di hadapannya untuk menjelajah bersama Ye Futian.     

Melihat situasi saat ini, hanya Klan Yuanyang yang masih memiliki kesempatan untuk memperebutkan Pedang Ilahi.     

Ye Futian mengalihkan pandangannya ke arah Yuan Hong. Namun, Yuan Hong tersenyum dan berkata, "Kuucapkan selamat. Karena reruntuhan ini telah menjadi milikmu, kami akan pergi."     

"Terima kasih banyak," jawab Ye Futian sambil mengangguk sebagai tanda penghormatan. Di antara beberapa pasukan yang berada di sana, Klan Yuanyang dari Dunia Imperial adalah ancaman terbesar bagi mereka. Melihat bahwa Yuan Hong secara sukarela menyerahkan Pedang Ilahi ini tentu saja adalah hasil terbaik yang bisa mereka dapatkan. Ye Futian juga tidak perlu khawatir bahwa tindakannya akan menyinggung Klan Yuanyang.     

"Namaku Yuan Hong dari Klan Yuanyang. Semoga kita bisa bertemu lagi di lain waktu," ujar Yuan Hong sambil memberi hormat pada Ye Futian dengan menangkupkan tangannya.     

"Namaku Ye Futian, murid dari Kuil Tianhe di Dunia Tianhe. Semoga kita bisa bertemu lagi," jawab Ye Futian. Kuil Tianhe adalah nama pasukan dari Tetua Agung Tianhe saat dia mengajar ilmu pedang di masa lalu. Tempat itu juga mengacu pada pegunungan tempat sang Tetua tinggal. Ye Futian datang ke Dunia Imperial sebagai murid dari Tetua Agung Tianhe; sehingga wajar baginya untuk memperkenalkan dirinya sebagai murid dari Kuil Tianhe.     

Terlebih lagi, gurunya adalah Qin Xuangang, yang memang seorang murid dari Kuil Tianhe.     

"Dunia Tianhe." Yuan Hong pernah mendengar dunia ini sebelumnya. Di masa lalu, sebuah konflik besar terjadi antara Klan Dewa dan Dunia Tianhe. Konflik di antara mereka disebabkan oleh 'hal itu'. Mungkinkah Ye Futian terkait dengan 'hal itu'?     

Yuan Hong tidak berlama-lama memikirkan hal ini. Sambil tersenyum, dia memimpin pasukannya dan pergi.     

Saat ini, tidak ada lagi yang bersaing dengan Ye Futian.     

Baru pada saat itulah Ye Futian memandang ke arah dimana Brahma's Pure Sky berada, lalu berkata, "Dewi Qin, apakah kelompokmu tidak berencana untuk memeriksa tempat-tempat lainnya sesegera mungkin?"     

"Kami akan bepergian dengan Tuan Ye," Qin He menjawab sambil tersenyum. Ye Futian tampak tercengang. Kedua mata Qin He menunjukkan kilatan kegembiraan; tatapan matanya itu terlihat mempesona. "Memangnya kenapa? Apakah Tuan Ye tidak berkenan untuk bepergian dengan kami?"     

"Sikap Dewi Qin untuk bersedia bepergian dengan kelompokku adalah sebuah kesempatan yang langka," ujar Ye Futian sambil tersenyum dan mengangguk pelan. Dia tidak menolak mereka karena dia juga berkeinginan untuk mengenal Brahma's Pure Sky lebih dalam.     

Dia masih memiliki urusan yang belum terselesaikan dengan Brahma's Pure Sky.     

"Terima kasih, Tuan Ye." Qin He membungkuk hormat. Para Virgin dari Brahma's Pure Sky menatap mereka berdua. Kala itu ketika mereka pertama kali bertemu di Paviliun Xuantian, jika Ye Futian benar-benar pergi kesana demi Virgin Qin He, dan mereka menjadi sepasang kekasih, kisah cinta mereka pasti akan menjadi legenda.     

Mereka berdua adalah pasangan yang sangat serasi.     

Sudah jelas, semua Virgin dari Brahma's Pure Sky menganggap Ye Futian sebagai calon suami yang cocok untuk Qin He. Bahkan jika wanita tercantik mereka, Virgin Qin He, harus menurunkan statusnya untuk menikah dengannya, mereka masih menganggap keduanya sebagai pasangan yang serasi. Para Virgin dari Brahma's Pure Sky terkesan oleh pesona Ye Futian.     

Sebelumnya, semua orang telah menganggap Gu Dongliu dan Zhan Yuan sebagai sosok yang paling menonjol di antara generasi ini di Dunia Heavenly Mandate. Sekarang, para Virgin merasa bahwa Ye Futian lah yang seharusnya dianggap sebagai sosok paling luar biasa.     

Ye Futian tidak mengetahui apa yang dipikirkan oleh mereka. Tatapan matanya kini beralih pada Pendekar Lihen.     

Pada saat ini, area di sekitar Pendekar Lihen telah berubah menjadi sebuah kepompong pedang. Bilah-bilah pedang yang tak terhitung jumlahnya saling bersilangan dan menyelimuti tubuhnya di dalam kepompong tersebut. Aura pedang dari seluruh penjuru Kota Pedang mengalir kemari. Dari kondisi awalnya yang sangat lemah, auranya telah pulih dan menjadi semakin kuat. Seolah-olah dia bisa beresonansi dengan aura pedang yang tak terbatas di sekelilingnya.     

Pedang Ilahi itu mengandung Roh Pedang di dalamnya. Sekarang, Roh Pedang ini telah menyatu dengan jiwa spiritual milik Pendekar Lihen, dan mereka telah menjadi satu kesatuan. Roh Pedangnya telah ditempa ulang, dibentuk kembali setelah dihancurkan sebelumnya. Saat ini, Pendekar Lihen menyadari bahwa dia telah memasuki suatu kondisi tertentu. Seolah-olah dia telah berubah menjadi sebilah pedang. Dia adalah titik pusat dari dunia pedang ini. Dia bisa merasakan aura pedang di seluruh penjuru Kota Pedang. Seolah-olah auranya berada dimana-mana.     

Ye Futian menunggunya dengan tenang. Dia tidak tahu berapa lama Pendekar Lihen akan tetap berada dalam kondisi ini.     

Setelah beberapa lama, ada pergerakan aneh yang terjadi di aura pedang yang mengelilingi Pendekar Lihen. Sebuah gelombang aura pedang yang dahsyat muncul di sekitar tubuhnya. Ye Futian mendongak dan memandang ke area yang berada di atas langit itu. Sebuah sensasi yang sangat menakjubkan berkumpul di dalam dirinya. Sepertinya Pendekar Lihen sudah bisa mengendalikan aura pedang di sekitarnya.     

Rasanya seolah-olah terdapat sebuah aura yang menyebar di sekitar mereka. Itu adalah aura dari Pendekar Lihen.     

Tepat pada saat ini, Pendekar Lihen membuka matanya. Dia menatap Ye Futian dan memanggilnya, "Futian."     

"Senior, bagaimana perasaanmu?" Ye Futian memandang ke arah Pendekar Lihen. Tatapan mata Pendekar Lihen tampak lebih tajam dari sebelumnya. Temperamennya juga sepertinya telah berubah. Seolah-olah dia telah mendapatkan tubuh pedang sejati dan telah berubah wujud menjadi sebilah pedang.     

"Aku merasa bahwa aku dapat mengambil langkah terakhir untuk mencapai Renhuang Plane. Aku juga merasa sangat berbeda dari sebelumnya. Sensasi yang kurasakan ini sulit untuk dijelaskan," ujar Pendekar Lihen. Ye Futian tersenyum. Melihat situasi saat ini, Pendekar Lihen telah menyelesaikan proses transformasinya.     

"Apakah anda telah menerobos ke tingkat Plane berikutnya?" Ye Futian bertanya.     

"Hmm. Seolah-olah semuanya berada dalam genggamanku," jawab Pendekar Lihen.     

"Anda pasti berada pada titik di antara Saint Plane dan Renhuang Plane. Begitu Anda melewati titik ini, anda akan menjadi seorang Renhuang," Ye Futian menjelaskan.     

"Hmm," Pendekar Lihen mengangguk pelan, "Aku tidak perlu lagi dijaga, tetapi aku masih perlu berkultivasi untuk sementara waktu. Aku tidak tahu berapa lama aku akan berkultivasi. Reruntuhan Dewa masih memiliki kesempatan langka lainnya. Kau tidak perlu tinggal di sini dan menjagaku. Pergilah dan temukan kesempatan langka lainnya."     

Ye Futian sudah melakukan banyak hal untuknya. Ye Futian telah memberinya Buah dari Jalur Agung dan telah memberinya kesempatan langka yang membuatnya bisa mengalami transformasi. Rasa terima kasih ini sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Dia hanya bisa mengingat semua itu di dalam hatinya.     

"Baiklah." Ye Futian juga tidak menolak usulan tersebut. Seperti yang dikatakan oleh Pendekar Lihen, mereka memang tidak bisa membuang-buang waktu lebih lama lagi. Sebelumnya, dia mengkhawatirkan keselamatan Pendekar Lihen. Namun, sekarang setelah Pendekar Lihen menguasai semua aura pedang di Kota Pedang, bahkan jika kelompok dari Aula Pedang Surgawi kembali kemari, mereka tidak bisa lagi mencelakai Pendekar Lihen selama dia berada di dalam Kota Pedang.     

"Senior, saya akan pergi duluan. Setelah anda selesai berkultivasi, pergilah ke arah timur. Saya akan menuju ke arah itu," ujar Ye Futian.     

"Baiklah. Ketika aku selesai berkultivasi, aku akan menyusulmu," jawab Pendekar Lihen sambil mengangguk.     

"Kalau begitu, saya pamit undur diri." Ye Futian tidak berkata apa-apa lagi. Setelah dia mengatakan hal ini, dia berbalik dan pergi meninggalkan tempat itu.     

Kultivator-kultivator lainnya memandang ke arah Pendekar Lihen. Beberapa dari mereka tampak tenang, dan adapula yang merasa kagum padanya. Mereka mengikuti Ye Futian dan pergi meninggalkan tempat itu bersama-sama, berharap mereka juga akan menemukan kesempatan lainnya.     

"Yaya, apakah kau akan berprasangka buruk padaku?" Ye Futian bertanya pada Yaya, yang berada di sampingnya, saat kelompok mereka melakukan perjalanan dengan kecepatan tinggi melintasi langit.     

Setelah melihat transformasi yang dialami oleh Pendekar Lihen, dia tidak tahu apakah Yaya akan memiliki pemikiran tersendiri tentang hal ini.     

"Apakah kau akan memperlakukanku dengan buruk?" Yaya bertanya sambil mengalihkan pandangannya dan menatap mata Ye Futian.     

"Emm..." Ye Futian tertegun. Kemudian dia menjawab sambil tersenyum, "Tentu saja tidak."     

Yaya mengalihkan pandangannya dan tidak berkata apa-apa lagi, seolah-olah Ye Futian sudah mengetahui jawabannya.     

Hal ini membuat Ye Futian terdiam. Dia bisa merasakan tekanan seberat gunung yang menimpa dirinya.     

"Kita akan pergi ke arah timur," Ye Futian memberi perintah. Para tikus ungu-emas yang telah mengintai ke segala arah menemukan fakta bahwa banyak pasukan besar sedang bergerak ke arah timur. Tempat ini sebelumnya adalah wilayah dari sebuah dunia tersendiri. Banyak reruntuhan telah dijelajahi oleh banyak orang sebelumnya. Ye Futian mungkin bisa mendapatkan hal-hal yang telah mereka tinggalkan, tetapi baginya, hal-hal ini tidak akan memberinya banyak keuntungan.     

Dia telah pergi ke dua tempat yang berbeda dan menjaga Pendekar Lihen untuk periode tertentu. Dia tidak bisa membuang-buang waktu lebih lama lagi.     

Oleh karena itu, dia sudah siap untuk terbang melewati semua reruntuhan yang mereka lewati di sepanjang perjalanan dan bergerak ke depan dengan kecepatan tinggi hingga mencapai bagian ujung dari tempat ini.     

Dou Zhao tidak akan berbohong padanya.     

Kelompoknya bergerak dengan sangat cepat. Mereka tampak seperti bintang-bintang jatuh yang melintasi langit di dalam Reruntuhan Dewa. Namun, mereka bukanlah satu-satunya kelompok yang melakukan hal ini.     

Saat ini, dari seluruh penjuru Reruntuhan Dewa, orang-orang berpergian dengan kecepatan penuh. Beberapa kelompok tercepat merupakan perwakilan pasukan-pasukan besar dari Dunia Imperial. Mereka memiliki lebih banyak informasi, dan mereka memiliki tujuan yang lebih jelas daripada kelompok yang berasal dari dunia lainnya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.