Legenda Futian

Sungguh Malang



Sungguh Malang

3Meskipun Ye Man berkultivasi di Istana Divine Shangxiao, dia bukan berasal dari Dunia Higher Heavens. Sebaliknya, dia tidak hanya berasal dari Kerajaan Divine Snow—salah satu pasukan besar dari Dunia Bayangan—tetapi dia juga sang puteri dari Kerajaan Divine Snow.      2

Dunia Bayangan dan Dunia Matahari adalah dua dunia yang berlawanan satu sama lain. Masing-masing dari mereka mengandung qi dari yin tertinggi dan yang tertinggi. Di Kerajaan Divine Show, tempat itu ditutupi oleh salju yang sangat dingin sepanjang tahun, dan para kultivator di sana juga memiliki kepribadian yang sangat dingin, seperti es yang tidak bisa mencair selama ribuan tahun. Kerajaan Divine Snow mengirim Ye Man ke Istana Divine Shangxiao dengan harapan agar dia bisa berkultivasi bersama pasukan besar lainnya dan belajar dari mereka.     

Setelah Ye Man berkultivasi di Istana Divine selama bertahun-tahun, temperamennya memang telah banyak berubah. Kepribadian bawaannya yang diwarisi dari Kerajaan Divine Snow tidak bisa lagi diamati dalam kehidupan sehari-hari.     

Namun, pada saat ini, orang-orang yang berada di sekitarnya memancarkan sebuah aura yang sangat dingin, bahkan tatapan mata mereka tampak sedingin es. Satu tatapan mata saja sudah cukup untuk mengubah orang lain menjadi patung es.     

Ye Futian tentu saja juga bisa merasakan tatapan mata dari Yi Tianyu dan Ye Man. Dia dan Qin He sama-sama mengalihkan pandangan mereka dan memandang mereka berdua dengan ekspresi acuh tak acuh.     

Di masa lalu, Yi Tianyu—sang Putra Mahkota dari Dinasti Heavenly Mandate —mungkin bisa membuatnya tertekan, tapi sekarang, Putra Mahkota dari Dinasti Heavenly Mandate ini tidak lagi menjadi ancaman baginya.     

Tatapan matanya tidak terlalu lama tertuju pada Yi Tianyu sebelum dia mengalihkan pandangannya dan memandang ke arah tempat yang sangat menakjubkan di depan kerumunan tersebut.     

 "Tempat apa ini?" Ye Futian menyaksikan pemandangan yang ada di depannya, dan hatinya berdebar kencang. Apa yang dia lihat adalah sebuah kuil yang diselimuti dengan sinar-sinar dari cahaya ruang dan waktu yang tak tertandingi. Kuil itu berdiri di atas gunung yang berada di antara gurun tersebut, dan kuil itu menutupi area ini secara keseluruhan. Luasnya tidak bisa diukur; bahkan jiwa spiritual para kultivator tidak dapat melihat bagian ujungnya.     

"Banyak sekali benda suci dan peralatan ritual tingkat tinggi." Hati Ye Futian berdebar kencang. Sinar-sinar dari cahaya ruang dan waktu yang tak terhitung jumlahnya itu tampaknya telah membagi tempat yang luas ini menjadi beberapa area yang berbeda-beda, seperti area dari Aula Suci Ruang dan Waktu yang luas dan tak terbatas ini. Dan area-area ini, dimana tempat itu terbagi, sepertinya menampung benda-benda suci yang menakjubkan.     

Apakah semua ini adalah peralatan ritual tingkat tinggi?     

Jika kerumunan kultivator itu baru saja melewati kuburan para kaisar iblis, atau monster-monster iblis yang dibimbing oleh satu sosok terkemuka, maka pemandangan yang ada di hadapan mereka ini kemungkinan besar adalah gudang harta karun yang telah dikumpulkan oleh sosok tersebut selama dia hidup.     

Dia melihat berbagai macam harta karun, seperti pedang dan tombak… Benda-benda suci mendominasi gudang harta karun tersebut, tapi ada juga beberapa peninggalan langka di sana.     

Namun, peninggalan-peninggalan ini sepertinya dapat terlihat dengan mata telanjang, tetapi tidak ada satu pun kultivator yang hadir di sana mencoba masuk ke dalam kuil itu untuk memperebutkannya. Mungkinkah mereka tidak bisa masuk ke dalam sana?     

Dia kembali memandang area di sekitar aula ilahi tersebut. Ada beberapa mayat tergeletak di permukaan tanah, yang dengan jelas menunjukkan bahwa pertempuran telah terjadi di sini, dan seseorang sedang bertarung untuk mendapatkan benda-benda suci itu.     

Apa yang sedang terjadi disini?     

"Apa yang sedang terjadi di sini?" Ye Futian memandang ke satu arah tertentu dan bertanya pada Xiang Mang, seorang kultivator dari Klan Iblis Gajah. Dia dan Klan Iblis Gajah Ilahi sudah menjalin hubungan sejak lama dan Ye Futian sudah sering bertarung melawan Xiang Mang saat dia berada di Klan Iblis Gajah dan menganggapnya sebagai musuh yang layak untuk dihadapi.     

"Ada banyak peninggalan yang disegel di dalam Aula Suci Ruang dan Waktu itu. Setiap pusaka terpisah satu sama lain dan harus dibuka satu per satu untuk melepaskan segelnya." Xiang Mang memberi penjelasan pada Ye Futian, "Kau bisa melihat bahwa di depan setiap pusaka, ada sebuah area tersendiri yang memiliki pola khusus; jika pola itu berhasil dipecahkan, baru pada saat itulah segelnya dapat dibuka."     

"Kalau begitu, kenapa tidak ada seorang pun yang bertindak?" Ye Futian bertanya dengan penasaran.     

"Kami sudah melakukannya," jawab Xiang Mang, "Tapi Aula Suci Ruang dan Waktu ini sangat aneh. Setelah pola-pola itu berhasil dipecahkan, pusaka itu akan terbang dari atas langit, jadi meskipun segelnya telah terbuka, pusaka-pusaka itu ingin melarikan diri. Mengambil inisiatif untuk memecahkan teka-teki itu hanya akan menciptakan peluang bagi kultivator lainnya yang sudah siap menunggu pusaka tersebut. Seiring berjalannya waktu, beberapa dari mereka memilih untuk menunggu dan melihat situasi, bahkan ketika mereka memiliki kesempatan, mereka akan bertindak lebih hati-hati."     

Ye Futian mengangguk. Akhirnya dia memahami apa yang sedang terjadi.     

Semua orang akan berharap bahwa begitu mereka membuka segel, pusaka itu akan menjadi milik mereka. Tetapi jika pusaka itu terbang keluar dan diambil oleh orang lain, maka usaha mereka akan berakhir sia-sia.     

Siapa yang akan bertindak sebodoh itu?     

Karena itulah, situasi di hadapan mereka ini bisa terjadi.     

"Berapa banyak pusaka yang tersembunyi di dalam Aula Suci Ruang dan Waktu ini, dan apakah sulit untuk membuka segelnya?" Ye Futian bertanya.     

 "Segelnya sangat sulit untuk dibuka. Melihat kondisi dari kuil tersebut, pasti ada banyak harta karun di dalamnya," jawab Xiang Mang. "Semua pusaka itu pasti berada di Renhuang Plane tingkat atas."     

Ye Futian mengangguk, dan hatinya menjadi gelisah. Pada saat ini, beberapa tikus ungu-emas pergi ke area lain dari reruntuhan tersebut. Pergerakan tikus-tikus ini masih sangat cepat, tidak lebih lambat dari kecepatan mereka saat pertama kali tiba di sini.     

Di salah satu area, seekor tikus ungu-emas melihat banyak pohon suci dan bunga-bunga yang indah. Pemandangan itu seperti apa yang dilihat oleh Ye Futian saat menyeberangi Sea of the Path, dan tiba di Land of Proving the Way, dimana ada banyak Buah dari Jalur Agung di sana.     

Selain itu, terdapat pohon-pohon suci berwarna emas yang menjulang tinggi ke atas langit, dengan dikelilingi oleh hamparan bunga teratai tak terbatas yang dipenuhi oleh kekuatan dari Jalur Agung, dan banyak pula tanaman eksotis lainnya.     

Hal ini membuat Ye Futian merasa seolah-olah tempat itu adalah sebuah taman suci.     

Terlebih lagi, Ye Futian bisa merasakan dengan jelas bahwa lokasi tikus ungu-emas itu sangat dekat dengannya, dan kemungkinan besar berada di reruntuhan yang sama, hanya saja mereka berada di posisi yang berbeda.     

Jika tempat ini benar-benar sebuah reruntuhan raksasa yang terbagi dalam empat arah mata angin, apakah ini merupakan sebuah gudang harta karun milik satu sosok yang luar biasa? Kaisar-kaisar iblis yang mereka temui sebelumnya adalah penjaga dari tempat ini, dan apakah taman itu juga milik sosok terkemuka tersebut?     

Ye Futian merasa bahwa reruntuhan ini disebut sebagai "Reruntuhan Dewa" karena mungkin saja tempat ini memang merupakan reruntuhan yang ditinggalkan oleh para dewa kuno yang legendaris.     

Apakah sosok-sosok 'dewa' ini adalah pemegang status tertinggi dari Dunia Imperial? dia bertanya-tanya dalam hati.     

Dia memandang ke sekelilingnya dan melihat bahwa semua pasukan besar dari Sembilan Dunia Jalur Supremasi telah berkumpul di sini. Di antara mereka, bahkan ada sosok-sosok tingkat Renhuang, jadi tidak ada seorang pun yang berani bertindak gegabah.     

Pada saat ini, sekelompok kultivator menghampiri Ye Futian. Perhatian Ye Futian beralih pada mereka dan menyadari bahwa mereka adalah para kultivator dari Suku Dou, yang telah bertarung dengannya di istana bawah tanah sebelumnya. Sosok yang memimpin kelompok itu adalah Dou Zhao.     

Dan bukan hanya mereka saja. Semua pasukan besar yang pernah memperbutkan warisan di dua reruntuhan sebelumnya telah tiba lebih awal daripada kelompok Ye Futian.     

Akademi Bintang Kaisar, Klan Tujuh Pembunuh, Aula Pedang Surgawi, Klan Yuanyang, dan Gunung Suci Chixiao telah hadir untuk menambah kemeriahan dari peristiwa ini.     

Dalam situasi seperti ini, tidak ada seorang pun yang berani bertindak gegabah.     

Pasukan mana yang berani menyatakan diri sebagai pasukan yang tak terkalahkan?     

Bahkan jika mereka benar-benar tak terkalahkan, apakah mereka cukup kuat untuk mengalahkan aliansi yang lain?     

"Apakah kau baru saja tiba di sini?" Dou Zhao bertanya. Dia telah mengingatkan Ye Futian untuk pergi ke timur, tetapi Ye Futian tiba lebih lambat darinya.     

"Aku pergi ke reruntuhan lainnya, dan ternyata menghabiskan waktu cukup lama," ujar Ye Futian sambil tersenyum.     

Dou Zhao memandang Ye Futian dengan penuh arti. Setelah dia merebut tombak dan aura petarung dari istana bawah tanah, apakah pria ini masih mencari dan mengincar warisan dari reruntuhan lainnya?     

"Apakah luka-lukamu sudah pulih" tanya Ye Futian.     

"Buah dari Jalur Agung itu sangat bermanfaat bagiku, terima kasih," ujar Dou Zhao dengan nada gembira. "Untuk menunjukkan rasa terima kasihku, aku berencana untuk mengajak Suku Dou bekerja sama denganmu dan membagi harta karun itu dengan perbandingan 50-50. Bagaimana menurutmu?"     

"Enyahlah." jawab Ye Futian. Berani sekali pecundang ini mengusulkan pembagian hasil sebesar 50-50?     

"Kalau begitu 30-70; Tiga puluh untuk kami dan tujuh puluh untukmu." Dou Zhao sepertinya tidak keberatan akan hal ini, dan masih tersenyum santai.     

Dia berpikir bahwa, menilai dari kecepatan Ye Futian dalam mengambil alih tombak ilahi itu, pasti ada banyak harta karun di dalam Aula Suci Ruang dan Waktu ini untuk diambil.     

Ye Futian mendongak tanpa menatap ke arahnya.     

"20-80," Dou Zhao mengertakkan giginya dan berbicara. Ini adalah penawaran terakhir mereka.     

Dia adalah keturunan dari Suku Dou, yang memiliki darah Dewa Pertempuran mengalir di dalam tubuhnya; bagaimana mungkin dia bisa dipermalukan dengan proses tawar-menawar seperti ini?     

"Aku tidak butuh bantuan dari siapa pun." Ye Futian menatap Dou Zhao sambil tersenyum.     

"Apa yang..." Dou Zhao memandang Ye Futian dan merasakan dorongan untuk memukul wajahnya. Bukankah dia sendiri yang mengatakan bahwa dia ingin berteman dengannya?     

Sungguh tidak berperasaan.     

Dia adalah keturunan dari Dewa Pertempuran, namun dia terus menerus mengalah… Lupakan saja.     

"Kalau begitu, kau saja yang memutuskan," ujar Dou Zhao. Menilai dari konflik yang baru saja terjadi, dia merasa bahwa jika ada harta karun di dalam sana, dia tidak punya harapan untuk mendapatkannya. Dia tidak takut pada mereka yang berada di tingkat Saint Plane, tetapi ada beberapa Renhuang yang hadir di sini, begitu pula sosok-sosok terkemuka lainnya. Akan sulit baginya untuk bertarung melawan mereka.     

"…"     

Ye Futian menatap ke arah Dou Zhao sambil tertegun. Rupanya dia punya nyali untuk melakukan hal tersebut.     

"Setuju," Ye Futian langsung menyetujui penawaran itu tanpa mengajukan keberatan.     

Dia telah berubah menjadi sosok penurut setelah dikalahkan oleh Yu Sheng.     

Dou Zhao menatapnya sambil menghela napas dalam-dalam. Dia harus mengalah karena dia lebih lemah darinya, pihak yang telah dikalahkan oleh kelompok Ye Futian.     

Banyak perwakilan dari pasukan-pasukan besar memandang ke arah yang sama, terutama mereka yang mengenal Ye Futian. Bahkan ada kultivator-kultivator dari pasukan besar yang berniat untuk membentuk aliansi dengannya, tapi sikapnya ini...     

Hal ini juga membuat orang-orang seperti Yi Tianyu dan Zhan Yuan mengerutkan kening mereka. Bahkan orang-orang yang berada di pasukan terkuat bersedia membantunya?     

Mungkinkah dia benar-benar sekuat itu?     

Yi Tianyu telah menyaksikan kekuatan Ye Futian saat mereka berada di Istana Divine, tetapi Zhan Yuan hanya mendengar informasi terkait apa yang telah terjadi di Istana Divine.     

"Pertama-tama, bantu aku menyingkirkan seseorang," ujar Ye Futian pada Dou Zhao.     

Dou Zhao memandang Ye Futian, seolah-olah berkata, "Dasar bedebah."     

"Siapa?" ujarnya sambil mengertakkan gigi.     

"Dia." Ye Futian menunjuk ke satu arah. Di sana, Zhang Yuan, sang pemimpin tertinggi dari Istana Surgawi Violet, yang sedang memandang Ye Futian tampak tertegun sejenak.     

Ye Futian menunjuk ke arahnya.     

"Pria ini dikenal memiliki tubuh tertinggi dari Jalur Agung yang langka. Meskipun kau memiliki tubuh dari Dewa Pertempuran, namun kau belum tentu bisa menang melawannya. Karena kau sedang tidak melakukan apa-apa, bagaimana kalau kau mencoba melawannya," ujar Ye Futian.     

Sedang tidak melakukan apa-apa…     

Setelah Ye Futian tiba di sini, segala sesuatu di area ini sepertinya telah berubah.     

Tapi kenapa hal ini terasa aneh?     

"Baiklah." Dou Zhao mengertakkan giginya, lalu berbalik dan berjalan ke arah Istana Surgawi Violet, tempat Zhang Yuan berada. "Namaku Dou Zhao dari Suku Dou di Dunia Ziwei, datang kemari untuk menantang pemilik tubuh tertinggi dari Jalur Agung."     

Ekspresi Zhan Yuan menjadi muram, dan tatapan matanya tertuju pada Ye Futian. B*jingan ini tidak mau turun tangan secara langsung, tetapi menyuruh perwakilan dari pasukan lain untuk menyerangnya.     

*Boom* Sebuah aura petir dari Jalur Agung yang mengerikan terpancar keluar dan menyelimuti langit dalam sekejap, menerjang ke arah Dou Zhao.     

*Brak* Dou Zhao mengambil satu langkah ke udara, dan dalam sekejap, sebuah suara yang memekakkan telinga terdengar di antara langit dan bumi. Dia tampaknya telah berubah menjadi seorang dewa pertempuran, disertai dengan cahaya suci di sekelilingnya yang langsung mengaktifkan aura dewa pertempuran miliknya. Tiga Tanda Dewa Pertempuran muncul di sekitar alisnya, yang membuka lapisan ketiga.     

Tubuh tertinggi dari Jalur Agung seharusnya sangat kuat.     

Ye Futian memandang remeh semua orang, jadi dia akan memanfaatkan pemilik tubuh tertinggi dari Jalur Agung ini sebagai sarana untuk melampiaskan amarahnya.     

Tapi hal ini membuat Zhan Yuan tampak menyedihkan!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.