Legenda Futian

Bertarung Melawan Renhuang



Bertarung Melawan Renhuang

2Ye Futian terbang tinggi ke atas langit, sementara sang Renhuang dari Klan Dewa Bela Diri tentu saja masih mengejarnya. Ye Futian adalah satu-satunya orang yang mampu membuka segel-segel yang ada di Aula Suci Ruang dan Waktu.      1

Tiga sosok itu terbang ke atas langit bersama-sama, meninggalkan jejak-jejak bayangan di udara.     

Di atas Aula Suci Ruang dan Waktu, banyak orang mendongak ke arah langit. Pria ini mengalihkan perhatian salah satu Renhuang dari pihak lawan untuk menghindari efek dari pertarungan mereka memengaruhi kultivator lainnya. Rupanya dia cukup bijaksana dalam bertindak.     

Namun, bisakah Yu Sheng dan Ye Futian mengimbangi perlawanan dari seorang Renhuang?     

Sebelumnya, mereka telah menahan pergerakan dua Renhuang lainnya. Namun, mereka hanya mampu menahan mereka dalam waktu singkat. Jika mereka terus menerus bertarung melawan Renhuang, mereka pasti akan kalah. Perbedaan Plane mereka sangat mencolok dan sulit untuk diatasi.     

Dou Zhao mendongak dan menatap ke arah langit. Kedua matanya terbakar dengan aura petarung yang berapi-api. Dia benar-benar ingin bertarung melawan Renhuang bersama dengan Ye Futian dan Yu Sheng. Namun, Ye Futian tidak meminta bantuannya. Ada kultivator lainnya yang sudah menunggu untuk ditangani oleh Dou Zhao. Sebelum pergi, Ye Futian sudah membagi tugas pada mereka. Mereka semua sudah mendapatkan lawan masing-masing.     

Dou Zhao merasa antusias mengenai pertarungan ini. Ketika aura Dewa Pertempuran Ketujuh miliknya diaktifkan, maka kemampuan bertarungnya pasti berada di tingkat Renhuang. Karena Yu Sheng mampu mengalahkannya, Yu Sheng jelas juga berada di tingkat tersebut. Adapun Ye Futian, dia selalu merahasiakan kultivasinya. Sampai sekarang, Dou Zhao tidak tahu dimana tingkat Plane Ye Futian berada. Jika Ye Futian dan Yu Sheng berada di tingkat Plane yang sama, mungkin saja mereka berdua mampu bertarung melawan Renhuang.     

Namun, baginya, sangat disayangkan bahwa dia tidak memiliki kesempatan untuk bertarung melawan Renhuang. Meski begitu, dia akhirnya bisa bertarung sekuat tenaga hari ini dan menjalani pertarungan yang menarik.     

"Buka," Dou Zhao berteriak.     

Dalam sekejap, aura petarung yang tak terbatas mengelilingi tubuhnya. Cahaya suci yang dipancarkan sangat menyilaukan; kedua matanya yang berwarna emas tampak sangat mengerikan. Sementara itu di antara alisnya, tanda Dewa Pertempuran Keenam telah muncul, mengaktifkan aura Dewa Pertempuran Keenam. Dia semakin mendekati batas maksimal kekuatannya.     

Tubuhnya semakin membesar saat aura petarung miliknya melesat ke atas langit. Dia telah berubah menjadi seorang Dewa Pertempuran.     

Pada saat ini, Dou Zhao telah menjadi Dewa Pertempuran Keenam.     

"Bei Chen, kalian para b*jingan dari Akademi Bintang Kaisar sungguh tak tahu malu. Jika bukan karena fakta bahwa kultivator lainnya menunjukkan belas kasihan, bisakah kalian pergi meninggalkan istana bawah tanah dengan selamat?" Dou Zhao mengambil satu langkah ke depan. Suaranya yang menggelegar bergema di udara, "Kalau begitu, aku akan mengajarimu bagaimana cara berperilaku."     

Kemudian, dia melompat di udara, melesat ke arah para kultivator dari Akademi Bintang Kaisar. Para kultivator dari Suku Dou mengikutinya dari belakang dan menerjang ke tempat Akademi Bintang Kaisar berada.     

Tugas yang diberikan oleh Ye Futian pada Dou Zhao adalah bertarung melawan Akademi Bintang Kaisar. Di area Kuil Suci ini, Ye Futian merasa bahwa, secara garis besar, Dou Zhao adalah kultivator terkuat di dalam aliansi mereka. Suku Dou kemungkinan besar tidak akan menderita kerugian yang signifikan saat mereka bertarung melawan Akademi Bintang Kaisar.     

Dou Zhao menyetujui tugas yang diberikan Ye Futian tanpa ragu-ragu.     

Kedua aliansi menyerang lawan mereka masing-masing. Perang telah dimulai. Setiap orang di dalam kelompok Ye Futian memiliki target masing-masing.     

Yi Tianyu, sang Putra Mahkota dari Dinasti Heavenly Mandate, mengeluarkan serangan terkuatnya, Seni Heavenly Mandate. Seperti seorang Dewa Ilahi, dia menerjang ke arah Shu Huangsun, dengan niat untuk membunuh pengkhianat ini. Sementara itu para tikus ungu-emas terlibat dalam pertempuran dengan para kultivator dari Dinasti Heavenly Mandate.     

Adapun para kultivator dari Kerajaan Divine Snow, mereka sedang bertarung melawan para Virgin dari Brahma's Pure Sky.     

Ye Man mengincar Qin He, sang Virgin nomor satu dari Brahma's Pure Sky. Serangan-serangan yang dilancarkan oleh Ye Man begitu cepat dan agresif, berusaha merenggut nyawa Qin He. Namun, kemampuan Qin He telah meningkat pesat, sehingga pertempuran antara mereka berdua berlangsung sangat sengit.     

*Brak* Terdengar suara benturan yang keras. Shu Huangsun menemui kesulitan saat menghadapi serangan-serangan yang dilancarkan oleh Yi Tianyu. Tepat pada saat itu, sekelompok kultivator mendekati mereka, dengan diselimuti oleh cahaya matahari yang menyilaukan. Cahaya itu sangat panas dan menyilaukan. Sepertinya target mereka adalah Klan Tikus Ungu-Emas.     

"Aku tidak membutuhkan bantuan kalian di sini. Bantu saja yang lain," ujar Yi Tianyu dengan suara keras. Karena peristiwa yang terjadi sebelumnya dan provokasi yang dilakukan oleh Ye Futian, Yi Tianyu kini memendam rasa tidak percaya terhadap pasukan lainnya, terutama Gunung Suci Chixiao, yang tidak begitu dia kenal. Dia hampir tidak tahu apa-apa tentang pasukan dari Dunia Matahari ini.     

"Bukankah lebih baik menggabungkan kekuatan untuk melenyapkan satu pasukan terlebih dahulu?" Cahaya suci mengalir ke bawah dan menyerang ke arah Yi Tianyu. Sudah jelas, pasukan yang akan dihancurkan bukanlah Klan Tikus Ungu-Emas, tetapi Dinasti Heavenly Mandate.     

Ekspresi Yi Tianyu berubah menjadi muram. Sesuai dugaannya, ada pasukan besar lainnya yang mengkhianati aliansi mereka. Pada awalnya, kedua aliansi ini memiliki kekuatan yang seimbang, tetapi sekarang mereka telah menjadi kelompok yang lebih lemah.     

Pertempuran menjadi sangat sengit di area ini.     

Istana Sky Demon dan Klan Iblis Gajah menggabungkan kekuatan untuk menyerang Klan Shenxing. Sementara itu Klan Tujuh Pembunuh dan Gunung Suci Sepuluh Ribu bekerja sama untuk menyerang Aula Pedang Surgawi. Di sisi lain, Klan Dewa Naga sedang bertarung melawan Klan Prison Fort, sementara lawan yang dihadapi oleh Klan Yuanyang tentu saja adalah Klan Dewa Bela Diri.     

Brahma's Pure Sky, Klan Tikus Ungu-Emas, dan Gunung Suci Chixiao bekerja sama untuk melawan Dinasti Heavenly Mandate dan Kerajaan Divine Snow. Aliansi Ye Futian memiliki keuntungan dalam setiap medan pertempuran. Aliansi mereka bahkan meraih kemenangan dalam beberapa medan pertempuran tersebut. Setelah mereka mengalahkan lawan masing-masing, mereka membantu medan pertempuran lainnya.     

Klan Shenxing kini telah dipojokkan oleh Istana Sky Demon dan Klan Iblis Gajah. Biksu yang merupakan pemimpin dari Klan Shenxing itu memiliki ekspresi muram di wajahnya. Dia tidak menyangka bahwa akan ada begitu banyak pengkhianat di antara mereka. Awalnya, dia mengira kelompoknya akan menguasai jalannya pertempuran. Namun, menilai dari situasi saat ini, sang Renhuang harus mengalahkan Ye Futian; jika tidak, anggota mereka yang tersisa di sini akan dianggap sangat beruntung apabila tidak dibunuh oleh aliansi Ye Futian.     

Jika biksu itu mengetahui bahwa hal ini akan terjadi, dia akan memilih untuk berpihak pada Ye Futian. Kemudian, aliansi tempat dia berada bisa mengalahkan lawan-lawannya dengan mudah. Hanya saja Ye Futian terlalu licik.     

Sekarang, dia hanya bisa menaruh harapannya pada sang Renhuang dari Klan Dewa Bela Diri. Renhuang itu bertarung melawan Ye Futian dan Yu Sheng, dimana keduanya masih berada di tingkat Saint Plane. Sang Renhuang tidak mungkin selemah itu, bukan?     

…     

Di udara, Ye Futian meninggalkan jejak-jejak bayangan saat dia melesat melintasi langit. Renhuang dari Klan Dewa Bela Diri itu bernama Wu Meng. Kedua matanya tampak mengerikan saat dia menatap langit di atas mereka. Auranya menyelimuti area yang luas itu, menekan tubuh Ye Futian.     

Seorang kultivator di tingkat Saint Plane ingin melarikan diri darinya?     

Memangnya kemana dia bisa kabur?     

Dia bisa saja menyusul Ye Futian lebih awal, tetapi dia tidak melakukannya karena suatu alasan.     

Ye Futian memiliki metode untuk membuka segel-segel dari pusaka yang ada di Aula Suci Ruang dan Waktu. Jika dia bisa menangkap Ye Futian dan memaksanya menyerahkan metode tersebut, maka hal itu sama saja dengan mendapatkan harta karun yang sangat berharga. Nilainya tidak akan bisa diukur.     

Semua peralatan ritual dari semua pasukan besar di sebuah dunia tidak bisa dibandingkan dengan gudang harta karun sebesar itu.     

Jika dia bisa memaksa Ye Futian menyerahkan metode untuk membuka segel-segel itu, apa pun yang dia putuskan setelah ini bersifat mutlak. Dia bisa memaksimalkan keuntungannya sendiri. Jika dia membunuh Ye Futian, maka dia bisa mengatur apa yang akan terjadi pada pusaka yang ada di Aula Suci Ruang dan Waktu.     

Oleh karena itu, dia tidak keberatan melihat Ye Futian melarikan diri darinya.     

Dari bawah, ada satu sosok lain di tingkat Saint Plane yang mengejarnya. Renhuang dari Klan Dewa Bela Diri itu tidak memedulikannya. Bagaimana mungkin para kultivator di tingkat Saint Plane bisa melawannya?     

Cahaya suci yang menyilaukan itu berhenti mengalir. Ye Futian kini berdiri di udara.     

Sepertinya ini adalah tempat yang cocok untuk bertarung. Dengan kecepatannya, meskipun waktu belum begitu lama berlalu, dia sudah menempuh jarak yang sangat jauh. Bahkan aura dari seorang Renhuang tidak bisa menyebar sejauh ini.     

Dia baru berhenti ketika sosok yang bergerak dari bawah itu melintasi ruang hampa dan muncul di seberangnya, lalu berdiri di udara. Cahaya Renhuang bersinar di tubuhnya dan penampilannya tampak sangat sombong. Dia adalah Wu Meng.     

Ye Futian tentu saja juga bisa melihat bahwa Wu Meng sengaja membiarkannya melarikan diri ke tempat yang jauh. Sudah jelas, Ye Futian memahami rencananya. Siapa yang tidak ingin menguasai pusaka dari Aula Suci Ruang dan Waktu untuk dirinya sendiri?     

Klan Dewa Bela Diri semestinya adalah pasukan terkuat yang dimiliki oleh pihak lawan. Tidak mengherankan bahwa Wu Meng memiliki rencana tersendiri dalam benaknya.     

"Kenapa kau tidak melarikan diri lagi?" ujar Wu Meng dengan acuh tak acuh saat dia menatap ke arah Ye Futian. Ekspresinya tampak datar. Dia tidak keberatan untuk membiarkan Ye Futian melarikan diri lebih jauh lagi.     

Ye Futian tersenyum. Dengan memegang tombak di tangannya, dia mengarahkan tombak itu pada Wu Meng dan berkata, "Sampai saat ini, aku belum pernah menghadapi seorang kultivator di tingkat Renhuang secara langsung. Sayangnya, kau akan menjadi yang pertama."     

"Sayangnya?" Wu Meng menatap Ye Futian. Sosok di tingkat Saint Plane ini justru menganggapnya tidak beruntung saat berhadapan dengannya. Tindakannya ini benar-benar keterlaluan.     

"Kau belum pernah menghadapi seorang Renhuang sebelumnya? Apakah kau juga tidak pernah terlibat konflik kecil dengan Renhuang?" Wu Meng bertanya.     

"Jika aku tidak menghitung konflik kecil yang kualami sebelumnya, maka aku memang tidak pernah bertarung dengan serius melawan seorang Renhuang," ujar Ye Futian. Dia pernah bertemu dengan beberapa Renhuang sebelumnya, tetapi pertempuran itu tidak dapat dianggap sebagai pertarungan yang sesungguhnya.     

"Pantas saja," Wu Meng mengangguk dan berkata, "Jika kau pernah bertarung melawan Renhuang, kau tidak akan mengatakan hal-hal seperti itu. Hari ini, aku akan mengajarimu apa yang dimaksud dengan seorang Renhuang."     

Saat dia mengatakan hal ini, cahaya Renhuang di tubuhnya bersinar semakin terang. Cahaya itu tampak sangat menakjunkan saat pancarannya meluas hingga ke atas langit.     

Roda Ilahi dari Jalur Agung miliknya dikeluarkan. Dalam sekejap, langit disinari oleh cahaya Renhuang miliknya. Sementara itu di atas langit, muncul pagoda-pagoda emas yang bergerak ke bawah, menekan ke arah Ye Futian.     

Seolah-olah area ini telah menjadi sebuah area tersendiri dan berada di bawah kendalinya.     

Aura Renhuang. Ye Futian memandang pagoda-pagoda emas yang turun ke arahnya. Masing-masing pagoda itu mengandung kekuatan dari Jalur Agung Dunia yang mengerikan dan sepertinya mereka bisa menekan segalanya.     

Roda Ilahi dari Jalung Agung milik para kultivator di tingkat Renhuang mampu beresonansi dengan langit dan bumi. Hanya dengan satu perintah dari pikiran sang kultivator, langit dan bumi akan berada dalam kendalinya. Kekuatan dari auranya kini berada di mana-mana.     

Dimana pun auranya berada, dia bisa menggunakan kekuatannya dalam cakupan area yang luas.     

Di bawah pengaruh kekuatan ini, seorang kultivator di tingkat Saint Plane tampak sangat lemah.     

*Whoosh* Bagian dalam tubuh Ye Futian kini berubah menjadi sebuah tungku ilahi dari Jalur Agung. Huruf-huruf kuno seperti Qian, Kun, Li, dan Kan mengelilingi tubuhnya. Sementara itu, Pohon Dunia di dalam tubuhnya berubah menjadi sebuah aura. Dalam sekejap, aura petarung yang mengerikan menyebar di udara, sehingga menyebabkan aura spiritualnya juga terpancar keluar. Pada saat yang bersamaan, auranya juga meningkat pesat. Itu adalah sebuah aura petarung yang sangat kuat di tingkat Renhuang.     

Pada saat yang bersamaan, dia juga mengaktifkan kekuatan dari tulang milik Kaisar Gajah Sepuluh Arah. Suara gajah langsung mengguncang langit. Sekawanan iblis gajah tampak berderap melintasi langit dan bergabung ke dalam aura petarung tingkat Renhuang miliknya. Mereka bertabrakan dengan pagoda-pagoda yang turun dari atas langit. Tidak lama kemudian, suara benturan yang keras bergema di udara.     

Wu Meng tidak terkejut akan hal ini. Para kultivator biasa dari Saint Plane bahkan tidak bisa menahan kekuatan dari aura Renhuang dan bisa tewas seketika. Namun, sosok-sosok terkuat dari pasukan-pasukan besar mampu menahan kekuatan dari aura Renhuang. Kalau tidak, bagaimana mungkin dua Renhuang lainnya bisa terbunuh oleh serangan mendadak dari mereka?     

Sebagai komandan dari aliansinya, kemampuan Ye Futian tentu saja tidak perlu diragukan lagi. Wu Meng tahu betul akan hal ini.     

Namun, tidak peduli sekuat apa pun Ye Futian, dia tidak akan bisa melampaui perbedaan kekuatan antara Saint Plane dan Renhuang Plane.     

Aura Renhuang itu bergerak, dan dia mengulurkan tangannya ke arah langit. Dalam sekejap, langit dan Roda Ilahi dari Jalur Agung miliknya beresonansi satu sama lain. Sebuah pagoda emas raksasa muncul dan berputar di atas langit. Pagoda itu memancarkan sinar-sinar cahaya suci yang menyelimuti area di sekelilingnya.     

"Turun." Dia menyatukan telapak tangannya, dan dalam sejekap, pagoda-pagoda itu langsung turun ke atas Ye Futian. Pagoda-pagoda yang berputar di udara itu memancarkan cahaya suci tak tertandingi yang mampu memusnahkan segalanya.     

Beberapa badai bergejolak di area tersebut. Ye Futian tentu saja bisa merasakan tekanan yang menimpanya dari atas langit. Aura di tubuhnya dikerahkan hingga batas maksimal. Dia melangkah di udara. Suara gajah masih bergemuruh di sekitar mereka. Sementara itu, tombak di tangannya, yang diselimuti oleh aura petarung yang mengerikan, dikerahkan ke area kosong di hadapannya.     

*Klang*     

Suara benturan yang keras itu menyebabkan langit dan bumi berguncang. Ye Futian mengerahkan tombaknya ke arah pagoda-pagoda itu. Sementara di bawah pagoda raksasa tersebut, sosoknya tampak sangat kecil. Cahaya suci yang terpancar dari pagoda yang berputar-putar itu bisa menghancurkannya dengan mudah. Badai dari Jalur Agung itu juga menyelimuti tubuhnya.     

Namun, Ye Futian masih tetap berdiri tegak di tempatnya. Sebuah kekuatan yang mengerikan meledak di tombaknya. Hal itu menyebabkan banyak retakan muncul di pagoda emas raksasa tersebut. Retakan-retakan itu menyebar ke seluruh bagian pagoda hingga akhirnya terdengar suara gemuruh yang keras. Pagoda itu runtuh dan hancur menjadi puing-puing.     

"Tampaknya hanya seperti ini kemampuan yang dimiliki oleh seorang Renhuang," ujar Ye Futian sambil memandang ke arah Wu Meng!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.