Legenda Futian

Mencari Jalur Agung di Taman



Mencari Jalur Agung di Taman

2Ada satu orang di antara kerumunan kultivator yang tidak bisa menahan diri dan mulai berjalan menuju istana yang melayang di udara itu.     
3

Ini adalah tujuan mereka untuk datang ke Reruntuhan Dewa. Terlebih lagi, Jian Qingzhu dan Ye Futian memiliki pemikiran yang sama, bahwa keempat arah mata angin semuanya akan mengarah ke tempat yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa tempat ini adalah 'Reruntuhan Dewa' yang sesungguhnya.     

Terlepas dari pemikiran mereka yang luar biasa, mereka masih merasa kesulitan untuk mengendalikan diri, dan dengan demikian sosok satu ini menerjang ke depan.     

Saat ini, sebuah aura kaisar yang tak terlihat menyelimuti langit di atas istana tersebut, menghempaskan sosok yang menerjang ke arahnya itu. Kemudian dia mendarat di permukaan tanah dengan tubuh yang tidak stabil.     

Dia menatap istana tersebut. Bagaimana mungkin manusia bisa melawan kekuatan yang berasal dari para dewa ini?     

Area di depan istana itu benar-benar tidak bisa ditembus. Mustahil bagi mereka untuk memasuki istana itu dari udara. Mungkin satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah dengan menaiki jalan dari Jalur Agung itu dan mendaki tangga langit itu.     

Meski telah dipukul mundur, sosok itu masih bisa merasakan kekuatan dahsyat yang berasal dari istana tersebut. Ada begitu banyak tekanan yang menimpanya, sehingga dia merasa tubuhnya seperti dihancurkan oleh sebuah gunung. Terdengar suara gemuruh saat Jalur Agung bergejolak di dalam dirinya. Dia menegakkan tubuhnya dan berdiri, lalu mengambil langkah tegas menuju jalan tersebut.     

*Boom* Suara geraman terdengar dari jalan itu. Dia berjalan menuju istana itu, sementara semua orang menyaksikan aksinya dengan tenang. Meskipun banyak dari mereka juga merasa kesulitan untuk menahan diri, namun mereka bisa memahami ketika melihat situasi ini, bahwa tidak akan mudah bagi mereka untuk mencapai istana ini.     

Mungkin rintangan ini akan lebih sulit untuk dilewati daripada apa yang mereka hadapi untuk sampai kemari.     

Ada banyak patung yang berjaga di depan tangga itu, yang terlihat seperti jenderal-jenderal kuno. Saat sosok itu tiba di sana, salah satu patung memancarkan cahaya yang menyilaukan. Dalam sekejap, pancaran aura yang mengerikan menyebar di udara, sehingga membuat sebuah ilusi muncul di sana. Ilusi itu tampak seperti sebuah medan pertempuran.     

*Brak* Terdengar suara keras saat sosok itu terhempas ke belakang. Darah mengalir dari mulutnya saat dia menghantam permukaan tanah. Kekuatan Jalur Agung menimpa tubuhnya, dan membuat dirinya tidak bisa berdiri. Jejak-jejak darah menodai jubahnya.     

Semua kultivator mengerutkan kening ketika mereka menyaksikan pemandangan ini. Mereka sudah menduga bahwa hal ini akan terjadi. Kultivator itu juga berasal dari salah satu pasukan besar, tetapi bahkan dia tidak mampu mendekati istana tersebut.     

Ye Futian juga menatap ke depan. Sepertinya dia merasakan pancaran dari sebuah aura yang kuat. Meskipun waktu telah berlalu bertahun-tahun lamanya dan mereka telah berubah menjadi patung, mereka masih memiliki aura masing-masing.     

Apalagi ada banyak patung di sana. Tidak mudah untuk melewati mereka. Dia sendiri juga tidak yakin bisa melakukannya.     

Jian Qingzhu memiliki pemikiran yang sama seperti Ye Futian. Sang kultivator jenius, yang dikenal sebagai kultivator muda nomor satu dari Akademi Tianshen itu tidak bergerak dari tempatnya. Dia memandang ke arah istana surgawi itu, lalu menunjuknya dan berkata, "Jika istana ini ditinggalkan oleh para dewa, maka pintu masuk dari dua arah lainnya pasti juga berada di sekitar sini. Coba periksa apakah kita bisa membukanya dari dalam."     

"Membukanya?" Orang-orang di sekitarnya tampak terkejut. Pada saat seperti ini, ketika jumlah orang yang harus dia lawan telah berkurang, Jian Qingzhu akan membiarkan para kultivator dari pasukan-pasukan besar di Sembilan Dunia Jalur Supremasi datang kemari?     

"Ya," ujar Jian Qingzhu sambil mengangguk. "Hanya ada satu kesempatan untuk bisa mendapatkan Reruntuhan Dewa. Karena orang-orang ini telah datang kemari dari Aula Suci, pasti tidak ada apa-apa di sana. Di sisi lain, aku belum pernah pergi ke dua arah lainnya, dan aku ingin pergi kesana untuk melihat-lihat."     

Sebelumnya, dia memilih untuk mengunjungi perpustakaan karena itu adalah aspek yang paling dia kuasai, tetapi itu bukan berarti dia tidak ingin melihat apa yang dimiliki oleh tiga arah lainnya. Tidak perlu diragukan lagi bahwa semua area yang ada di dalam Reruntuhan Dewa sangat luar biasa.     

Sekarang dia memiliki kesempatan untuk melakukannya, jadi tentu saja dia ingin pergi dan melihat apakah dia bisa mendapatkan sesuatu dari reruntuhan di dua arah lainnya. Bahkan jika apa yang dia dapatkan di sana tidak sebanyak apa yang dia dapatkan di perpustakaan itu, namun tidak ada salahnya untuk tetap pergi kesana.     

Orang-orang dari Akademi Tianshen di sekitarnya tampak terkejut. Jika ada orang lain yang mendapat keuntungan dengan datang kemari lebih awal, mereka tidak akan bertindak seperti Jian Qingzhu dan berpikiran untuk membuka jalan ke area lainnya dari Reruntuhan Dewa.     

Pola pikirnya benar-benar berbeda dari orang lain.     

Tapi apabila dilihat dari sudut pandang yang berbeda, hal ini menunjukkan betapa percaya dirinya Jian Qingzhu pada kemampuannya. Seolah-olah tidak peduli sebanyak apa pun orang yang datang ke Reruntuhan Dewa, reruntuhan ini pada akhirnya akan tetap menjadi miliknya.     

Jika dia tidak bisa mendapatkannya, maka tidak ada seorang pun yang bisa mendapatkannya.     

"Baiklah." Seseorang mengangguk dan berbalik untuk pergi. Orang ini tidak berkeinginan untuk mendapatkan Reruntuhan Dewa. Ini adalah ambisi yang dimiliki oleh Jian Qingzhu. Selain beberapa murid dari pasukan-pasukan besar, tidak ada seorang pun di Akademi Tianshen yang bisa bersaing dengannya.     

"Jika gerbang-gerbang itu bisa dibuka dari dalam, aku akan pergi sebentar ke taman itu bersamamu," ujar Ye Futian pada Xia Qingyuan.     

"Taman?" Ekspresi Xia Qingyuan tampak bingung. Dia menatapnya dengan heran.     

"Ya, taman di sisi selatan," ujar Ye Futian sambil tersenyum. "Bagi kita, dan bahkan untuk Sembilan Dunia Jalur Supremasi, tempat ini adalah sesuatu yang ditinggalkan oleh seorang dewa, dan karena itulah tempat ini disebut sebagai Reruntuhan Dewa. Tapi bagi sosok itu, tempat ini tidak lebih dari tempat tinggalnya. Kerangka dari monster-monster iblis dan gudang harta karun itu mungkin adalah kerangka dari monster-monster tunggangannya, dan beberapa harta karun yang telah dia kumpulkan semasa hidup. Sementara pohon-pohon ilahi dan tumbuhan-tumbuhan langka di arah lainnya mungkin hanya taman yang dia rawat selama ini."     

"..." Xia Qingyuan terdiam saat mendengar kata-kata Ye Futian. Tapi sepertinya ucapannya memang masuk akal.     

Bagi orang-orang, tempat ini adalah Reruntuhan Dewa. Tetapi bagi sosok 'dewa' itu sendiri, reruntuhan ini hanyalah tempatnya untuk berkultivasi.     

Ye Futian mengatakan bahwa tempat ini hanyalah rumah dari satu sosok yang sangat kuat.     

"Mengapa kau ingin pergi ke taman itu?" tanya Xia Qingyuan dengan penuh rasa ingin tahu.     

"Bukankah Roh Kehidupanmu adalah bunga teratai? Tentu saja kita harus pergi ke taman itu untuk melihat apakah ada sesuatu yang berguna untukmu di sana," ujar Ye Futian. Ada seekor tikus ungu-emas yang bersembunyi di sana dan tidak bertarung melawan siapa pun, jadi tidak ada yang menyadari keberadaannya. Karena itulah, dia mengetahui beberapa hal mengenai apa yang sedang terjadi di sana.     

Xia Qingyuan menatapnya. Apakah dia sedang menunjukkan bahwa dia menaruh perhatian padanya?     

Ketika Ye Futian melihat bagaimana Xia Qingyuan memandangnya, Ye Futian tersenyum dan berkata, "Puteri, kepribadianmu tidak begitu baik, tapi aku tidak akan menyimpan dendam padamu."     

"..." Kehangatan yang baru saja muncul di hati Xia Qingyuan langsung menguap. Dia kini menatap Ye Futian dengan dingin.     

B*jingan ini.     

Benar-benar tak tahu malu.     

Memangnya ada apa dengan kepribadiannya?     

Pada saat ini, sebuah suara terdengar dari kejauhan. Aura kuat lainnya menyebar ke arah mereka, membuat ekspresi terkejut muncul di wajah Ye Futian.     

Apakah gerbang itu berhasil dibuka?     

Tanpa ada kesulitan apa pun?     

Ternyata, memang sulit untuk masuk kemari dari luar, tapi mudah untuk pergi keluar dari dalam. Bagaimanapun juga, ini adalah rumah milik seseorang.     

*Boom*     

Cahaya yang menyilaukan melesat ke arah mereka saat aura-aura yang kuat itu menyebar di udara. Para kultivator tingkat Renhuang tidak lama lagi akan tiba di sini.     

Ye Futian mendongak dan melihat satu sosok yang dikenalnya.     

Sosok itu adalah Huang Zhong, kultivator muda terkuat dari Istana Divine Shangxiao sekaligus seorang kultivator tingkat Renhuang.     

Ketika dia pergi ke Istana Divine untuk berlatih, Huang Zhong sudah sangat dekat dari Renhuang Plane. Dia hanya ingin menempa Roda Jalur Agung yang sempurna. Sekarang, di dalam Reruntuhan Dewa, sepertinya dia telah menemukan kesempatan untuk melakukannya. Dia telah berhasil menciptakan Roda Jalur Agung yang dia inginkan.     

Bagaimanapun juga, dia disebut-sebut sebagai orang nomor satu di Istana Divine Shangxiao.     

"Ayo kita pergi," ujar Ye Futian pada Xia Qingyuan. "Biarkan yang lain bertindak sesuka hati mereka."     

Setelah mengatakan hal ini, mereka berdua pergi. Mungkin tidak seorang pun yang bisa mewarisi apa yang tertinggal di dalam Reruntuhan Dewa untuk sementara waktu, jadi dia ingin melihat tempat-tempat lain yang ada di sini. Buah dari Jalur Agung yang dia peroleh saat berlatih di Istana Divine jumlahnya terbatas, dan dia menggunakannya dengan cepat.     

Yu Sheng tidak ikut dengannya. Dia ingin melihat apa yang akan terjadi di sini.     

Tidak lama kemudian, semakin banyak orang yang berdatangan. Orang-orang dari Sembilan Dunia Jalur Supremasi mulai berkumpul di sini.     

Pada saat ini, Ye Futian tiba di depan gerbang di sisi selatan. Dia melangkah pergi seolah-olah semua yang terjadi di belakangnya tidak ada hubungannya dengan dirinya.     

Ketika dia melangkah keluar, dia melihat ada sebuah pohon willow di sampingnya, yang terlihat sangat biasa, kecuali fakta bahwa pohon itu sudah sangat tua, dan karena itulah ukurannya sangat besar. Dahan-dahan yang tak terhitung jumlahnya menyebar dari batang pohon tersebut, dan ada sebuah paviliun di bawahnya.     

Pada saat ini, ada seorang biksu yang berada di dalam paviliun itu, dan sosoknya tempat bermartabat dan menakjubkan. Kedua matanya terpejam karena dia sedang berkultivasi dengan serius. Dia tampaknya mulai menyadari sesuatu saat berada di bawah pohon willow tersebut.     

"Tuan," ujar Ye Futian pada biksu itu. Dia bisa merasakan bahwa biksu itu memiliki aura istimewa di sekelilingnya, sehingga membentuk sebuah medan energi di sekitar area tersebut.     

'Dia pasti seorang kultivator dari sebuah pasukan besar di Dunia Gunung,' pikir Ye Futian dalam hati. Dia adalah satu-satunya orang yang berada di bawah pohon tersebut.     

"Apa yang sedang anda lihat, tuan?" tiba-tiba terdengar sebuah suara. Di sampingnya, Xia Qingyuan juga bisa mendengarnya. Itu bukanlah telepati, tapi mulut biksu itu sama sekali tidak bergerak.     

"Ada banyak pohon ilahi dan tumbuhan langka di sini. Mengapa anda berkultivasi di bawah pohon willow yang biasa-biasa saja ini?" tanya Ye Futian.     

"Mungkin, di matamu, pohon willow ini tampak biasa-biasa saja, tetapi di mataku, pohon ini sangat istimewa," ujar sang biksu. "Ketika aku melihat pegunungan, itu bukanlah pegunungan bisa. Ketika aku melihat danau, itu bukanlah danau biasa."     

Dia berbicara tentang tiga tingkatan zen. [1][1] Pada tingkat pertama, ketika seseorang melihat pegunungan, dia akan melihat pegunungan, dan ketika seseorang melihat danau, dia akan melihat danau. Pada tingkat kedua, ketika seseorang memandang pegunungan, itu bukan lagi pegunungan biasa, dan ketika seseorang memandang danau, itu bukan lagi danau biasa. Pada tingkat ketiga, pegunungan itu akan kembali menjadi pegunungan dan danau itu akan kembali menjadi danau.     

"Saya mengira anda sudah melewati tingkat kedua, dan mencapai tingkat ketiga, tuan. Saya beranggapan bahwa anda akan melihat pegunungan dan danau seperti biasa," ujar Ye Futian sambil tersenyum.     

"Tubuhku adalah sebuah pohon bodhi, pikiranku adalah sebuah cermin," ujar biksu itu pada Ye Futian sambil tersenyum. Meskipun dia belum membuka matanya, Ye Futian masih merasa bahwa biksu itu sedang menatapnya.     

"Saya tidak bermaksud mengganggu kultivasi anda, tuan," ujar Ye Futian. Kemudian dia dan Xia Qingyuan mulai berjalan pergi.     

 "Mengapa perbincangan di antara kalian berdua begitu membingungkan?" tanya Xia Qingyuan dengan ekspresi bingung di wajahnya.     

Apa yang baru saja mereka bicarakan?     

"Dia memilih untuk mengabaikan semua pohon ilahi dan tumbuhan langka itu dan berkultivasi di bawah pohon willow biasa. Pikirannya sejelas cermin; jadi, dia mampu memahami pohon itu," ujar Ye Futian. "Pohon willow itu tidak sesederhana penampilannya."     

Saat dia mengatakan hal ini, sebuah aura yang kuat tiba-tiba menyebar di belakangnya. Dia berhenti dan berbalik. Xia Qingyuan juga melirik dari balik bahunya. Mereka melihat cahaya yang menyilaukan bersinar di bawah pohon itu, kemudian melesat ke atas awan. Mereka melihat satu sosok Buddha emas berukuran besar di sana, yang kemudian berubah menjadi sebuah roda ilahi. Pohon willow itu juga berubah warna menjadi keemasan dan berayun-ayun tanpa henti. Pada saat ini, daun willow yang tak terhitung jumlahnya mulai berputar-putar di udara saat cahaya suci menyinari tubuh sang biksu.     

Tubuh biksu itu telah berubah warna menjadi emas, dan dia perlahan-lahan naik ke udara.     

Dia telah memasuki Jalur Agung dan menjadi seorang Buddha.     

Ini adalah Renhuang Plane.     

"Dia telah membentuk Roda Jalur Agung yang sempurna," bisik Ye Futian. Xia Qingyuan memandang ke arah pohon willow yang sangat menyilaukan itu dengan terkejut, lalu memandang ke arah Ye Futian di sampingnya dan bertanya, "Pohon apa itu sebenarnya?"     

"Aku juga tidak tahu. Mungkin dewa yang tinggal di sini dulu berkultivasi di bawahnya," ujar Ye Futian sambil tersenyum. "Ayo kita pergi dan menemukan kesempatan bagimu untuk menjadi seorang Renhuang!"     

[1] Dunia meditasi, alam bawah sadar     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.