Legenda Futian

Bunga Teratai di Danau



Bunga Teratai di Danau

3Xia Qingyuan menatap ke arah Ye Futian, dan melihatnya tersenyum dengan penuh percaya diri. Seolah-olah dia sudah tahu dimana mencari kesempatan untuk menjadi seorang Renhuang.     3

Dia tahu bahwa Ye Futian dapat mengendalikan monster iblis, dan dia pasti telah mengirimkan tikus-tikus ungu-emas ke semua tempat. Mungkin saja Ye Futian telah mengetahui area ini dan bergegas membawanya kemari.     

Dua sosok itu langsung pergi menuju ke tempat tujuan mereka.     

Mereka melewati banyak pohon ilahi dan tanaman langka, tapi Ye Futian hanya melirik mereka tanpa menunjukkan minat sedikit pun. Setelah beberapa lama, mereka tiba di sebuah danau.     

Danau itu sangat luas, dengan dihiasi oleh paviliun-paviliun di sampingnya yang tampak seperti tempat peristirahatan.     

Di bagian tengah dari danau itu, ada hamparan bunga teratai yang bermekaran seperti sebuah lautan bunga.     

"Aura kehidupan di tempat ini sangat kuat," Xia Qingyuan bergumam pada dirinya sendiri. Dia memandang ke bagian tengah danau tersebut. Di antara lautan teratai itu, ada satu bunga teratai yang mekar dalam enam warna, berayun-ayun di tengah danau dengan masing-masing kelopak yang memiliki warna berbeda-beda.     

Teratai ini berukuran sangat besar. Seolah-olah teratai dengan enam kelopak bunga itu adalah induk dari semua bunga teratai ini.     

Ada banyak orang yang sedang berdiri di tengah-tengah danau, dan mereka semua mengambang di permukaan air, seolah-olah mereka tidak memiliki berat badan. Mereka semua berada di posisi yang berbeda-beda, dan tampaknya mereka semua sedang memperebutkan satu bunga teratai itu. Sudah jelas, mereka semua menyadari bahwa teratai ini bukanlah bunga teratai biasa dan diciptakan dari Jalur Agung.     

Melihat Ye Futian dan Xia Qingyuan datang ke arah mereka, banyak orang mengalihkan pandangan pada mereka, tetapi keduanya tampak tenang dan acuh tak acuh. Dapat terlihat dengan jelas bahwa keduanya tidak akan menjadi ancaman bagi mereka. Dua kultivator ini masih berada di tingkat Saint Plane, dan tingkat kultivasi wanita itu bahkan tidak layak mendapatkan perhatian dari mereka.     

Pemuda berambut abu-abu itu memiliki temperamen yang tidak biasa, tetapi mereka tidak mengenalnya. Mereka belum pernah melihatnya di area ini sebelumnya. Mungkin dia adalah seseorang yang datang lebih lambat dari kultivator lainnya.     

"Reruntuhan Dewa yang sesungguhnya telah muncul. Apakah kalian tidak ingin memeriksanya?" ujar Ye Futian. Banyak sosok yang mengapung di permukaan danau itu menoleh untuk memandang Ye Futian, dan salah satu dari mereka berkata, " Reruntuhan Dewa yang sesungguhnya telah muncul?"     

"Ya." Ye Futian mengangguk dan berkata, "Jian Qingzhu dari Akademi Tianshen telah melakukan perjalanan dari utara, melewati area perpustakaan, dan tiba di Reruntuhan Dewa yang sesungguhnya. Gerbang-gerbang di arah utama lainnya memang bisa dibuka, yang mengkonfirmasi fakta bahwa keempat arah itu pada akhirnya akan mengarah ke satu tempat yang sama: Istana Surgawi di dalam Reruntuhan Dewa. Sekarang semua orang bergegas pergi kesana, tapi sepertinya kalian belum mengetahui informasi ini."     

"Kau tidak bercanda, bukan?" Seorang wanita dengan temperamen yang luar biasa bertanya ketika wajah orang-orang di kelompok itu sedikit berubah. Tatapan matanya tampak tajam, dan dia mengamati Ye Futian dengan seksama.     

Apakah Reruntuhan Dewa yang sesungguhnya telah terbuka?     

"Bagaimana mungkin aku hanya bercanda? Kau akan mempercayainya ketika melihatnya secara langsung," ujar Ye Futian.     

"Lalu kenapa kau tidak pergi kesana?" Wanita itu memandang Ye Futian dengan waspada.     

"Jiang Qingzhu dan banyak jenius berbakat lainnya juga berada di sana. Untuk sementara waktu, aku tidak ingin menjadi pusat perhatian." ujar Ye Futian sambil tersenyum. Semua orang menatapnya, seolah-olah mereka menyadari sesuatu. Pria ini sepertinya mengetahui bahwa tidak ada harapan baginya untuk bersaing di sana, jadi dia memutuskan untuk datang kemari.     

Tindakannya dalam memberitahu mereka mengenai Reruntuhan Dewa mungkin bertujuan untuk memancing mereka pergi, sehingga dia bisa merebut bunga teratai itu untuk dirinya sendiri.     

Bunga teratai ini sangat tidak biasa. Mereka bisa mendeteksi keberadaannya bahkan sebelum mereka tiba di sini, sehingga mereka saling memperebutkannya. Namun hingga saat ini, tidak ada satu pun dari mereka yang mampu mengambil bunga tersebut.     

"Kalau begitu, sampai jumpa," ujar seseorang saat dia pergi ke kejauhan, sudah jelas dia mempercayai kata-kata Ye Futian. Sepertinya dia memang berkata jujur. Mereka juga bisa merasakan beberapa pergerakan di kejauhan, tetapi mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi di luar sana.     

"Kau tidak pergi kesana?" Ye Futian bertanya. "Tempat itu adalah warisan dari para dewa.'     

Wanita yang berbicara sebelumnya itu memandang Ye Futian. Tidak mudah untuk membuat mereka pergi dari sini.     

Bahkan jika Reruntuhan Dewa yang sesungguhnya benar-benar muncul, tempat itu pasti akan menjadi medan pertempuran berdarah lainnya, dan akan membutuhkan beberapa waktu sampai pertempuran itu berakhir. Oleh karena itu, teratai ini tetap menjadi prioritas utama bagi beberapa orang.     

"Kalian semua telah memperebutkan bunga ini untuk waktu yang lama tanpa membuahkan hasil sedikit pun, dan kalian tidak bisa mengambil bunga teratai ini. Mengapa kalian harus membuang-buang waktu di sini? Lebih baik kalian mencoba keberuntungan kalian di Istana Surgawi, dimana kalian mungkin akan mendapatkan warisan dari para dewa," Ye Futian masih berusaha menghasut mereka.     

Ketika semua orang mendengar apa yang dikatakan oleh Ye Futian, mereka tampak tercengang. Wanita itu bertanya, "Kau mengatakan bahwa kau baru saja datang dari sana, jadi bagaimana bisa kau mengetahui bahwa kami telah memperebutkan bunga teratai ini untuk waktu yang lama?"     

Seolah-olah dia telah menyaksikan segala sesuatu yang terjadi di sini.     

"Aku juga tahu bahwa kau adalah putri dari Keluarga Xiao di Dunia Imperial," ujar Ye Futian sambil tersenyum.     

Di area ini, putri dari Keluarga Xiao di Dunia Imperial itu tampak menonjol dan cukup menarik perhatian. Namanya adalah Xiao Muyu, dan kekuatannya sangat dahsyat dan tangguh.     

Xiao Muyu tampak bingung, kemudian sepasang mata yang mengamati sosok Ye Futian itu berubah menjadi sedingin es.     

Sebenarnya dari mana Ye Futian berasal?     

Bagaimana dia bisa mengetahui identitasnya?     

"Teratai ini berguna bagiku. Kalian semua sudah pernah bertarung satu sama lain untuk memperebutkan bunga ini sebelumnya. Tanpa bertarung, sudah sulit bagi kalian untuk mengambil bunga ini dengan mudah, jadi mengapa kalian tidak membiarkan aku mencoba mengambilnya?" Ye Futian melanjutkan kata-katanya.     

Tidak ada seorang pun yang memedulikan Ye Futian, mereka benar-benar mengabaikannya.     

"Xiao Muyu, dia benar. Tidak masuk akal bagi kita untuk terus bersikap seperti ini. Bagaimana kalau kita memasuki Dunia Teratai bersama-sama, dan siapa pun yang dapat mengambilnya berhak untuk memilikinya?" ujar seorang pemuda berbaju hitam yang berada di seberang Xiao Muyu.     

"Aku setuju." Di arah lain, seseorang juga angkat bicara, setuju dengan usul yang diajukan oleh pemuda tersebut.     

Sekarang, kecuali Ye Futian, hanya ada tiga pihak lain yang tersisa.     

Selain Xiao Muyu dari Dunia Imperial, ada juga Alam Takdir dari Dunia Daratan Tersembunyi. Ini adalah pasukan asal dari pemuda berbaju hitam yang baru saja berbicara. Sementara itu, pasukan lain yang angkat bicara setelah dirinya adalah Pulau Ilusi dari Dunia Myriad.     

Mereka semuanya adalah pasukan-pasukan terkemuka di Sembilan Dunia Jalur Supremasi. Beberapa saat yang lalu, sebuah pasukan besar telah meninggalkan mereka. Jika tidak, maka akan ada empat pasukan besar yang memperebutkan teratai ini. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bunga teratai ini memang sangat luar biasa.     

"Sepakat. Aku akan ikut serta." Sementara Ye Futian bergerak ke arah mereka, dia mengirimkan suaranya pada Xia Qingyuan, "Tunggu aku di luar."     

Xia Qingyuan berdiri di tengah danau dan menunggu dengan tenang.     

Apa pun yang diinginkan Ye Futian, dia pasti bisa mendapatkannya. Xia Qingyuan bisa merasakan kehangatan di dalam hatinya. Apakah ini adalah pertama kalinya Ye Futian memberinya sebuah hadiah?     

"Tidak ada tempat untukmu."     

Tatapan mata pria berbaju hitam dari Alam Takdir itu tertuju ke arah Ye Futian. Sepasang mata itu sepertinya mengandung sebuah aura takdir yang mampu melahap aura milik orang lain. Ye Futian membalas tatapan mata pria itu dan langsung merasakan pancaran aura dari Jalur Agung yang menyerangnya.     

Dengan diselimuti oleh aura kehidupan yang kuat, Ye Futian masih bergerak ke depan. Sambil tertawa, dia berkata, "Karena ini adalah sebuah kompetisi yang adil, kau harus mengizinkanku untuk ikut serta."     

Sebuah teratai mekar di bawah kaki sang kultivator berbaju hitam setiap kali dia mengambil langkah, tetapi itu adalah sebuah teratai hitam. Teratai itu berwarna hitam seperti tinta, memancarkan aura yang suram.     

Teratai hitam itu terbang menuju Ye Futian dan ukurannya membesar, berubah menjadi sebuah teratai hitam raksasa yang ingin melahap tubuh Ye Futian hidup-hidup.     

Kelopak-kelopak bunga berwarna hitam itu menyebar hingga menutupi langit dan matahari, tampaknya berniat untuk melahap sekujur tubuh Ye Futian. Sebuah aura kematian yang mengerikan terpancar keluar dari bunga itu dan mengalir ke arah Ye Futian.     

*Whoosh*     

Ye Futian tenggelam di lautan teratai hitam. Saat Ye Futian menunjuk dengan jarinya, sebuah aura pedang yang mengerikan menimpa kelopak-kelopak itu dalam sekejap.     

Disertai dengan suara ledakan yang keras, teratai hitam itu hancur berkeping-keping. Aura kematian bergemuruh di atas langit, mengubah area di sekitarnya menjadi gelap gulita.     

"Benda-benda yang ada di dalam Reruntuhan Dewa bebas untuk diambil oleh siapa pun. Aku memang datang terlambat, tetapi aku hanya meminta kesempatan untuk ikut serta. Jika kau masih ingin menjelajahi reruntuhan ini, maka mulai sekarang, kau harus berbicara dengan kekuatanmu," ujar Ye Futian dengan acuh tak acuh. Tidak peduli apa pun yang terjadi, dia akan mendapatkan apa yang dia inginkan.     

Karena dia telah berjanji kepada Xia Qingyuan, dia harus mendapatkan teratai itu.     

Dia tidak ingin melakukan penjarahan karena dia tidak ingin terlihat kejam.     

Jika tidak, tidak akan ada yang mampu menghalanginya.     

Pria berbaju hitam itu mengerutkan keningnya. Apakah dia sedang diancam?     

Meskipun pedang itu sangat kuat, namun berani sekali dia bertindak begitu sombong?     

Dia mengambil beberapa langkah di permukaan danau, kemudian pria berbaju hitam dari Alam Takdir itu melangkah ke udara di atas danau tersebut. Dengan satu perintah dari pikirannya, bunga teratai hitam yang tak terhitung jumlahnya langsung bermunculan di danau itu saat aura kematian memenuhi seluruh tempat.     

Ye Futian menatap langit yang kini dipenuhi dengan teratai hitam, sebuah tombak muncul di tangannya, dengan memancarkan aura petarung yang mengerikan. Kemudian dia bertanya, "Mengapa kau harus bertindak seperti ini?"     

Saat dia mengambil langkah, tubuhnya melintasi ruang hampa dan menerjang ke arah pemuda itu.     

"Hemph."     

Pria berbaju hitam itu mendengus, dan matanya yang berwarna hitam pekat menatap lurus pada mata Ye Futian. Pada saat ini, teratai hitam yang tak terhitung jumlahnya itu berubah menjadi dunia mereka sendiri yang mengubur tubuh Ye Futian di dalamnya. Teratai hitam yang tak terhitung jumlahnya itu terus menerus membuka-menutup di sekelilingnya, menyegel ruang hampa.     

Arus-arus kematian mengalir tanpa henti ke arah Ye Futian. Sementara kelopak-kelopak hitam berterbangan, berubah menjadi kegelapan dan menebas ke arah Ye Futian.     

Dia mampu menyegel ruang hampa?     

Ye Futian terus bergerak, membiarkan arus kematian itu mengalir ke sekujur tubuhnya. Sementara itu, tombak di tangannya menusuk lautan teratai hitam yang menyelimuti tubuhnya.     

Disertai dengan suara benturan yang keras, ruang hampa sepertinya telah runtuh dalam sekejap. Teratai-teratai hitam yang berada di bagian depan telah dihancurkan saat tubuhnya berubah menjadi seberkas cahaya, dan terus bergerak ke depan.     

Ketika dia menyaksikan hal ini, pria berbaju hitam itu mengerutkan keningnya. Bunga teratai hitam yang tak terhitung jumlahnya melayang di sekelilingnya, bermekaran pada saat yang bersamaan dan berubah menjadi sebuah lubang hitam yang melahap Ye Futian saat dia datang untuk menyerangnya.     

Di sisi lain, aura kematian yang memenuhi langit kini menembus ruang hampa dengan kecepatan tinggi, terlihat seperti sebuah badai kematian yang berniat untuk melenyapkan Ye Futian saat ini juga.     

*Brak*     

Terdengar suara keras lainnya, dan tanpa ragu-ragu, pemuda berambut abu-abu itu menerjang keluar dari teratai-teratai hitam yang hancur berkeping-keping itu, sambil membawa tombak yang memancarkan aura petarung yang mengerikan di dalamnya.     

Sebuah teratai hitam raksasa melindungi pria berbaju hitam itu, sehingga tombak Ye Futian hanya menghantam teratai tersebut. Disertai dengan suara keras, tubuh pria berbaju hitam itu terhempas ke belakang akibat peralatan ritual tersebut.     

*Boom* Kekuatan yang mengerikan terpancar keluar saat aura kematian memenuhi langit. Banyak kultivator dari Alam Takdir mengambil satu langkah ke depan pada saat yang bersamaan. Dalam sekejap, langit berubah menjadi senja, seolah-olah area ini telah menjadi sebuah dunia kematian.     

Ye Futian memandang para kultivator dari Alam Takdir, kemudian melangkah ke udara.     

"Enyahlah dari sini!"     

Saat suara itu terdengar, ada sebuah aura petarung yang luar biasa di dalam dirinya. Pada saat tombak itu dikerahkan, bayangan yang tak terhitung jumlahnya juga muncul pada saat yang bersamaan. Sebuah aura yang dahsyat menyelimuti danau itu secara keseluruhan, seolah-olah dewa perang telah turun ke muka bumi.     

*Boom*     

Tidak lama kemudian, terdengar sebuah ledakan yang sangat keras. Banyak kultivator terhempas ke belakang, bahkan beberapa kultivator dari Alam Takdir tertusuk oleh bayangan dari tombak tersebut.     

"Tidak ada lagi yang bisa kalian lakukan di sini. Siapa pun yang tidak bisa menerima kenyataan itu akan mati," ujar Ye Futian dengan nada dingin, melarang Alam Takdir untuk berpartisipasi lebih lanjut.     

Dia telah menjanjikan kesempatan untuk menjadi Renhuang pada Xia Qingyuan, dan dia akan menepati janjinya. Dia tidak akan membiarkan siapa pun ikut campur!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.