Legenda Futian

Berkumpulnya Kultivator dari Sembilan Dunia Jalur Supremasi



Berkumpulnya Kultivator dari Sembilan Dunia Jalur Supremasi

2Di bawah Istana Surgawi, para kultivator berdatangan dari segala arah. Semua sosok terkemuka dari Sembilan Dunia Jalur Supremasi kini telah berkumpul di satu tempat.      1

Reruntuhan Dewa jelas merupakan sebuah tempat yang dihadiri oleh para jenius berbakat dari Sembilan Dunia Jalur Supremasi di generasi ini. Semua kultivator terbaik di tingkat Saint Plane akan muncul di sini.     

Pada saat ini, sudah banyak kultivator yang mencoba masuk ke dalam jalan ilahi itu dan menginjakkan kaki di tangga langit menuju Istana Surgawi.     

Tapi sejauh ini, tidak ada seorang pun yang berhasil melakukannya, dan Istana Surgawi yang berdiri di atas langit itu seperti tak terjangkau.     

Ketika Ye Futian dan Xia Qingyuan kembali kemari, sudah ada lebih banyak orang yang hadir daripada sebelumnya. Sebelum mereka pergi, hanya ada kelompok yang dipimpin olehnya dan kelompok yang dipimpin oleh Jian Qingzhu. Dengan tambahan kultivator yang datang dari dua arah lainnya, ada cukup banyak orang yang telah berkumpul di tempat ini.     

Kedatangan Ye Futian dan Xia Qingyuan tidak begitu menarik perhatian, dan kehadiran mereka hanya diperhatikan oleh beberapa orang yang mengenalnya.     

Misalnya, banyak pasukan di Dunia Higher Heavens yang mengenal Ye Futian, dan banyak pula kultivator dari Istana Divine, Keluarga Pedang Ilahi Li, dan Klan Dewa Pengubur Langit yang pernah bertemu dengannya sebelumnya. Semua itu menunjukkan betapa tenarnya Ye Futian.     

Tentu saja, ada juga perwakilan dari Negeri Ilahi Emas di sana.     

Tatapan mata Gai Shishi tampak tajam saat seberkas cahaya suci keemasan terpancar dari matanya, mengarah pada Ye Futian. Penghinaan yang dia alami dari pertempuran di masa lalu masih sulit untuk diterima olehnya. Itu adalah penghinaan terbesar dalam hidupnya.     

Huang Zhong dari Istana Divine, yang kini sudah memasuki Renhuang Plane juga memandang ke arah Ye Futian. Dia bisa saja menerobos ke tingkat berikutnya lebih awal, tapi dia memilih untuk menunggu sampai dia memasuki Reruntuhan Dewa. Temperamennya saat ini sangat berbeda dari sebelumnya.     

Tentu saja, mereka yang telah dikalahkan oleh Ye Futian di masa lalu juga menyadari kehadirannya, seperti Klan Dewa Bela Diri, Aula Pedang Surgawi, Akademi Bintang Kaisar, dan pasukan-pasukan lain yang sebelumnya dipukul mundur oleh Ye Futian. Sekarang mereka semua telah kembali. Ye Futian telah melarang mereka untuk berpartisipasi dalam perebutan peralatan ritual di Aula Suci Ruang dan Waktu, tetapi dia sendiri telah menjarah seluruh harta karun yang ada di dalam Aula Suci Ruang dan Waktu, kemudian membuka pintu gerbang itu. Karena itulah, mereka juga bisa berada di sini, tetapi tatapan mata mereka tampak waspada karena mereka menganggap Ye Futian sebagai sosok yang berbahaya.     

Selain itu, Xiao Muyu dan pasukannya menatap Ye Futian dengan kesal.     

"Apa yang sedang kalian lihat?" Saat ini, ada satu tempat di antara kerumunan kultivator yang menarik perhatian. Orang-orang yang berkumpul di sana memiliki temperamen yang sangat menakjubkan, dan salah satu dari mereka bertanya pada pemuda di sebelahnya.     

"Dia adalah murid dari 'pria itu'." Tatapan mata pemuda itu beralih pada Ye Futian, penampilannya tampak sangat mengintimidasi.     

"Dia?" tanya orang di sebelahnya dengan ragu.     

"Ya, pria yang berasal dari Dunia Tianhe," jawab pemuda itu. Ternyata pria ini adalah seorang murid dari Klan Dewa. Belum lama ini, dia pergi ke Dunia Tianhe bersama ayahnya, Shen Yao, untuk mengajukan permintaan mereka kepada Tetua Agung Tianhe. Dia telah bertemu dengan Ye Futian saat itu, jadi dia mengenalinya.     

"Tetua Agung Tianhe." Para kultivator dari Klan Dewa langsung memahami maksudnya saat mereka mendengar kata-kata dari pemuda itu. Tiba-tiba pandangan mereka beralih, dan kini mereka memandang Ye Futian dari kejauhan.     

Orang-orang dari Klan Dewa memancarkan aura yang mengintimidasi, karena tidak ada pasukan lainnya yang berani berada terlalu dekat dengan mereka saat mereka berdiri di sana. Semua orang menjaga jarak masing-masing dari mereka, jadi kelompok itu tampak sangat mencolok.     

Ye Futian langsung menyadari keberadaan para kultivator dari Klan Dewa. Dia bisa merasakan tatapan mata dari mereka. Tak jauh berbeda, dia juga membalas tatapan mata mereka, dan kini kedua belah pihak saling menatap satu sama lain.     

"Murid-murid dari Klan Dewa." Ye Futian langsung mengenali mereka dan bergumam pada dirinya sendiri.     

Klan Dewa pernah berkunjung ke Gunung Tianhe, mereka berniat untuk membawanya pergi sebelum membawa gurunya, Qin Xuangang, ke Klan Dewa di Dunia Imperial. Bagaimana mungkin dia bisa melupakan hal itu?     

"Siapa mereka?" Xia Qingyuan sepertinya bisa merasakan sesuatu. Dia bertanya pada Ye Futian secara telepati. Orang-orang ini terlihat tidak ramah, dan mereka tampaknya mengamati Ye Futian dengan seksama, yang membuat sang puteri merasa sedikit cemas.     

Apakah mereka adalah pasukan yang telah diperlakukan dengan buruk oleh Ye Futian?     

Dia telah dikirim ke dunia yang berbeda sebelumnya, jadi dia tidak tahu apa yang telah terjadi pada Ye Futian.     

"Saat aku berada di Dunia Imperial dari 3.000 Dunia Jalur Agung, aku terlibat konflik dengan Klan Dewa," jawab Ye Futian, dan Xia Qingyuan mengerutkan keningnya. Keterlibatan salah satu pasukan besar dari Dunia Imperial sudah cukup untuk membuatnya khawatir.     

Dia percaya bahwa Ye Futian tidak perlu takut akan siapa pun saat berkompetisi di Reruntuhan Dewa karena bakatnya tidak akan kalah dengan orang-orang dari pasukan terkemuka. Namun, jika ada dendam tersendiri, maka masalah itu tidak hanya menyangkut generasi muda saja. Tidak peduli sehebat apa pun bakat Ye Futian, dia tidak akan bisa bersaing dengan pasukan-pasukan besar dari Dunia Imperial.     

Ye Futian dan Xia Qingyuan kembali ke tempat Yu Sheng dan yang lainnya berada. Banyak kultivator kuat dari Dunia Heavenly Mandate berada di area ini. Kelompok yang berada di sebelah mereka adalah para kultivator dari Suku Dou dan Klan Yuanyang.     

Yuan Hong dari Klan Yuanyang memandang ke arah Klan Dewa. Ye Futian mengaku sebagai penerus dari Kuil Tianhe, jadi dia pasti mengetahui bahwa akan ada potensi timbulnya konflik dengan Klan Dewa. Sekarang, sepertinya dia sudah bisa memahami masalahnya secara garis besar.     

"Dia adalah sosok yang tangguh kala itu, tetapi di masa tuanya, ambisinya akan menghancurkan dirinya sendiri. Setelah bertahun-tahun berlalu, tindakannya untuk memilih seorang penerus itu pasti karena dia memiliki harapan besar pada penerusnya ini." Dari arah Klan Dewa berada, pemimpin mereka berbicara dengan suara pelan, tanpa menggunakan penyamaran apa pun. Meskipun mereka dipisahkan oleh jarak yang cukup jauh, Ye Futian bisa mendengar suaranya dengan jelas.     

Saat sosok itu berbicara, tatapan mata mereka masih tertuju pada Ye Futian.     

"Aku mendengar informasi bahwa dia telah mengawal sang penerus ini ke Kota Reruntuhan secara pribadi," pria di sampingnya menambahkan.     

"Pada masa kejayaannya, ada tiga ribu murid yang berkultivasi di Kuil Tianhe. Apa gunanya menerima murid lagi sekarang, selain bertujuan untuk mewarisi kemampuannya dan memberinya kemudahan di tahun-tahun terakhirnya?" Pemuda itu melanjutkan kata-katanya, "Jika dia telah mengetahui apa yang akan terjadi hari ini, mengapa dia repot-repot menghancurkan semuanya kala itu?"     

Ketika dia selesai berbicara, pemuda itu mengalihkan pandangannya dari Ye Futian. Mereka memang tertarik pada Ye Futian, tetapi sekarang setelah Qi Xuangang ditangkap oleh keluarga mereka, dia tidak akan menindas Ye Futian dengan sengaja. Hal itu akan menodai reputasi mereka.     

Tetua Agung Tianhe dan Klan Dewa telah menjalin hubungan sejak lama. Mereka akan membiarkan sang Tetua membimbing satu penerus yang pada akhirnya akan mewarisi semua kemampuannya ini.     

Yuan Hong juga mendengar apa yang dikatakan oleh pemuda itu, dan tatapan matanya kini beralih pada Ye Futian. Meskipun dia telah menyaksikan bakat yang dimiliki oleh Ye Futian, namun memang ada perbedaan status yang mencolok di antara mereka berdua. Ye Futian mungkin akan menanggung beban yang berat di masa depan.     

Terlebih lagi, dia tahu bahwa pemuda yang baru saja berbicara adalah kultivator terkuat di antara keturunan Klan Dewa saat ini. Dia adalah salah satu sosok paling menonjol di antara rekan-rekannya di Dunia Imperial, Shen Hao.     

Shen Hao ditakdirkan untuk menjadi sosok yang luar biasa. Ayahnya adalah seorang kultivator yang hebat di Klan Dewa, dan sejak lahir, dia ditakdirkan untuk memiliki masa depan yang cerah. Dan dia tidak mengecewakan harapan orang-orang. Sejak dia mulai berkultivasi, di antara anak-anak dari anggota klan yang tak terhitung jumlahnya, dia selalu tak terkalahkan. Di masa depan, dia pasti akan mewarisi kemampuan ayahnya.     

Terlebih lagi, ada kemungkinan bahwa dia akan menjadi pemimpin masa depan dari Klan Dewa.     

Sebelumnya, saat bertarung di Aura Suci Ruang dan Waktu, Ye Futian telah menyinggung banyak pasukan besar. Tapi karena aliansinya cukup kuat, maka tidak banyak kesulitan yang dia alami. Namun pada saat ini, dalam perebutan reruntuhan yang ditinggalkan oleh para dewa dari Istana Surgawi, status dan latar belakang seseorang juga ikut dipertimbangkan. Pertanyaannya adalah, apakah dia bisa melakukannya?     

Oleh karena itu, tidak peduli sekuat apa pun bakat Ye Futian, tekanan yang akan dia terima benar-benar tak terbayangkan.     

"Puteri telah meraih terobosan?" Yaya menyadari perubahan temperamen Xia Qingyuan saat merasakan bahwa aura sang puteri menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Tampaknya Ye Futian telah menemukan sebuah kesempatan langka untuknya.     

"Mmm." Xia Qingyuan mengangguk pelan dan memandang Ye Futian di sampingnya.     

"Aku belum menemukan kesempatan yang cocok untukmu," ujar Ye Futian pada Yaya.     

"Aku tahu." Yaya tidak berkata apa-apa lagi, karena dia tidak punya pemikiran lain mengenai hal ini. Sebelumnya di Kota Pedang, Ye Futian membiarkannya membuat pilihan. Dia adalah orang yang memberikan kesempatan itu pada Pendekar Lihen. Dia mengerti bahwa selama ada kesempatan, Ye Futian tidak akan pernah memperlakukan rekan-rekannya dengan buruk.     

"Bos, bagaimana denganku?" Elang Kecil memandang ke arah Ye Futian dengan tatapan memelas. Bahkan wanita kejam itu telah berhasil menerobos ke tingkat berikutnya. Apakah hal ini akan menjadi sebuah pertanda bahwa kesengsaraan telah menanti Elang Kecil di masa depan?     

"Apa yang membuatmu gelisah seperti ini?" Xia Qingyuan memandang Elang Kecil sambil tersenyum.     

Saat melihat tatapan mata Xia Qingyuan, tubuh Elang Kecil merinding, lalu dia bergumam, "Ya ampun, dia benar-benar ingin menjadi kekasihnya."     

Tanpa basa-basi, Ye Futian menundukkan kepalanya saat Xia Qingyuan berkata, "Setelah kau pergi, serahkan Elang Kecil padaku selama beberapa hari. Aku akan berbagi keuntungan yang telah kuperoleh dengannya."     

"Ah..." Elang Kecil memandang Ye Futian dengan gemetar.     

"Astaga..." Ye Futian tidak bisa berkata-kata untuk sementara waktu. Xia Qingyuan dan Elang Kecil tidak akan pernah akur.     

"Bagaimana situasi di sini?" Ye Futian bertanya pada Yu Sheng.     

"Semua orang telah tiba di sini, tapi tidak ada seorang pun yang bisa mendekati tangga langit itu. Yu Sheng terus menatap ke depan dan berkata, "Patung-patung itu seperti hidup. Seolah-olah mereka masih memiliki aura dari kehidupan mereka sebelumnya. Bahkan ada ilusi yang muncul ketika seseorang masuk ke dalamnya, dan ilusi itu tampak seperti sungguhan."     

Ye Futian mengangguk. Dia sudah menduga hal ini sebelumnya. Bagaimanapun juga, reruntuhan ini adalah tempat kultivasi dari Kaisar Agung, yang tidak akan bisa ditembus dengan mudah.     

Hal ini telah terjadi beberapa kali di dalam Reruntuhan Dewa. Selama lebih dari 300 tahun, setiap kali reruntuhan ini dibuka, para jenius dari seluruh penjuru Sembilan Dunia Jalur Supremasi akan berdatangan kemari. Namun sejauh ini, belum ada seorang pun yang pernah masuk ke dalam sana.     

Kali ini, berkat dirinya dan Jian Qingzhu-lah mereka dapat membuka dua pintu gerbang itu dan membuka dua gerbang lainnya dari dalam, hingga akhirnya situasi ini terjadi di hadapan mereka.     

"Jian Qingzhu sudah pergi, ya?" Ye Futian memandang ke sisi lainnya dan tidak melihat sosok Jian Qingzhu di arah Akademi Tianshen berada.     

"Dia mengatakan bahwa dia ingin memeriksa dua tempat lainnya," ujar Yaya, dan Ye Futian mengangguk sebagai respon. Jian Qingzhu memiliki pemikiran yang sama dengannya, tetapi dia hanya pergi ke Taman Para Dewa. Adapun satu tempat lainnya, tempat itu lebih menyerupai sebuah pintu masuk. Banyak reruntuhan telah dijelajahi dan tidak menarik untuk dikunjungi.     

Saat ini, terdengar suara ledakan di suatu tempat, dan sekelompok kultivator kuat dari Akademi Tianshen bergerak ke depan. Sosok yang memimpin kelompok itu tidak lain adalah Jian Qingzhu.     

Tatapan mata semua orang tertuju padanya, dan ekspresi mereka sangat serius. Sebelumnya, ketika mereka berada di pintu masuk reruntuhan, orang-orang dari Akademi Tianshen-lah yang membuka pintu gerbang yang tersegel. Rumor mengatakan bahwa Jian Qingzhu adalah orang yang memberi perintah.     

Hal itu juga menunjukkan bahwa Jian Qingzhu adalah orang yang datang kemari dan membuka semua rute sehingga mereka semua bisa berkumpul di sini.     

Setelah tiba di sini, perhatian semua orang tertuju pada Istana Surgawi dan tidak membicarakan apa pun. Mereka tidak tahu bahwa orang-orang dari Dunia Heavenly Mandate yang dipimpin oleh Ye Futian datang lebih awal dari Jian Qingzhu. Orang-orang dari Dunia Heavenly Mandate, dan pasukan-pasukan lainnya seperti Klan Yuanyang tidak akan mengungkapkan informasi ini pada semua orang, karena hal itu hanya akan menimbulkan lebih banyak masalah bagi Ye Futian.     

Tanpa memedulikan informasi bahwa Jian Qingzhu adalah orang yang membuka gerbang menuju reruntuhan utama. Banyak sosok terkemuka yang telah mengenal nama Jian Qingzhu sebagai kultivator nomor satu di antara murid-murid dari Akademi Tianshen. Bahkan mereka yang belum pernah mendengar namanya pasti sudah mendengar informasi tentang dirinya begitu mereka tiba di sini.     

Jika bukan karena Istana Surgawi dari Reruntuhan Dewa yang berada tepat di hadapan mereka ini, maka berkumpulnya semua sosok terkemuka dari Sembilan Dunia Jalur Supremasi hanya akan menyulut keinginan mereka untuk bersaing satu sama lain!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.