Legenda Futian

Ancaman Kematian



Ancaman Kematian

0Pada awalnya, Pembunuh Ketujuh telah bertarung melawan Ye Futian di istana bawah tanah, tetapi dia telah dikalahkan, dan karena itulah dia tidak lagi memiliki kesempatan untuk bersaing memperebutkan tombak ilahi di sana.      3

Setelah itu, mereka bekerja sama di Aula Suci Ruang dan Waktu, dimana dia telah melancarkan serangan mendadak pada seorang Renhuang dari aliansi Klan Dewa Bela Diri. Pada saat itu dia terluka, tetapi dia memilih sebuah peralatan ritual yang membantunya mencapai Renhuang Plane. Meskipun dia tidak menjalin hubungan pertemanan antara dirinya dan Ye Futian, namun dia telah meraih beberapa kesuksesan dalam perjalanan ke Reruntuhan Dewa kali ini, dan kekalahannya di tangan Ye Futian tidak terlalu memengaruhinya, dan Ye Futian tidak bersikap kejam padanya saat dia terluka.     

Bagi Pembunuh Ketujuh, dia telah menerima bantuan yang luar biasa dari Ye Futian. Sekarang, melihat Lian Jiuyou menyerang Ye Futian, dia akan bertindak untuk membalas kebaikannya.     

Lian Jiuyou adalah salah satu sosok terkemuka di Klan Dewa Bayangan dan merupakan seorang Renhuang, sama seperti Pembunuh Ketujuh. Tujuh Trik Dewa Pembunuh miliknya dapat menghambat pergerakan lawannya, tetapi entah Ye Futian dapat menangani kultivator lainnya atau tidak, hal itu bergantung pada kemampuannya sendiri.     

Pembunuh Ketujuh baru saja melancarkan serangan, sehingga memaksa Lian Jiuyou kembali ke udara, tidak membiarkan lawannya itu memengaruhi pertempuran yang berada di bawah. Di medan pertempuran lainnya, sang Renhuang dari Negeri Ilahi Emas sedang menyerang Yu Sheng dengan kuali-kuali miliknya.     

Tatapan mata naga hitam yang mengelilingi tubuh Yu Sheng tampak sedingin es. Disertai dengan suara raungan yang mengguncang langit, naga itu menerjang ke arah kuali-kuali tersebut. Terdengar suara benturan yang keras saat kuali-kuali itu terhempas ke belakang.     

Naga yang mengerikan itu berputar-putar di udara, melahap semua aura di sekitarnya. Sosok Yu Sheng muncul di atas kepala naga tersebut. Di sisi lain, sang Renhuang dari Negeri Ilahi Emas mengerutkan keningnya. Perasaan yang dia alami sebelumnya kini menjadi semakin jelas. Ketika naga itu menatapnya, rasanya dia seperti sedang ditatap oleh seorang kaisar iblis yang sesungguhnya.     

"Kau ingin menjemput ajalmu sendiri rupanya," ujar naga itu, sehingga membuat sang Renhuang terkejut. Apa yang sedang terjadi?     

Bagaimana bisa ada seorang Kaisar Iblis yang sesungguhnya di dalam diri Yu Sheng? Kalau begitu, dia telah memiliki aura yang ada di Istana Kekaisaran Kosong. Akan tetapi, hal itu tidak mungkin terjadi di bawah pengawasan sang jenderal ilahi dari Istana Kekaisaran Kosong.     

"Tidak, meskipun dia memiliki aura dari seorang Kaisar Iblis, dia bukanlah Kaisar Iblis yang sesungguhnya." Ekspresi terkejut muncul di wajahnya. Mungkinkah pria ini adalah roh naga?     

Seorang Kaisar Iblis yang kuat telah memberikan roh naga pada Yu Sheng?     

Hal ini menunjukkan bahwa sang kaisar sama seperti merugikan dirinya sendiri. Mengapa dia perlu melakukan hal seperti itu? Bahkan banyak murid dari seorang Kaisar Iblis tidak akan seberuntung ini. Paling tidak, sang Kaisar Iblis akan meninggalkan sebagian kecil auranya ketika murid-muridnya masih lemah. Tetapi pada tingkat Plane mereka saat ini, aura dalam jumlah kecil seperti itu tidak akan berguna. Aura itu hanya akan berguna ketika mereka masih lemah, sehingga mereka bisa melindungi diri mereka sendiri.     

Tapi sekarang, tampaknya seorang Kaisar Iblis tidak peduli dengan konsekuensi yang harus dia hadapi dan menanamkan roh naganya ke dalam kultivator iblis ini.     

Hal ini bahkan membuat para kultivator dari Klan Dewa Naga terkejut. Long Chen menyaksikan pemandangan yang terjadi di hadapannya ini. Tidak ada orang lain yang memahami Klan Dewa Naga melebihi dirinya. Tetua yang selama ini telah dikurung di dalam jurang itu benar-benar melakukan hal ini untuk Yu Sheng?     

Hal ini menunjukkan bahwa sang Tetua sudah menganggap Yu Sheng sebagai penerusnya. Karena dia selama ini dikurung dalam Jurang Naga, apakah dia menaruh semua harapannya pada Yu Sheng?     

Seberapa besar kepercayaan yang dia berikan padanya?     

Untaian kekuatan iblis mengalir dari tubuh Yu Sheng saat dia mulai menghisap semua kekuatan yang ada di area tersebut. Dia menerjang ke depan, dan naga itu mulai menyatu dengan dirinya. Pada saat ini, tubuhnya juga terlihat seperti seekor naga.     

Arus iblis kegelapan turun dari atas langit. Saat Yu Sheng mengayunkan kapaknya, bayangan dari seekor naga yang mengerikan muncul bersama kapak tersebut.     

Renhuang dari Negeri Ilahi Emas itu memancarkan cahaya keemasan yang menyilaukan dari Roda Ilahi miliknya dan mengangkat tangannya ke arah serangan yang semakin mendekat. Itu benar-benar sebuah pemandangan yang mengejutkan.     

*Brak*     

Terdengar suara keras saat Renhuang dari Negeri Ilahi Emas itu tiba-tiba menerima tekanan yang sangat dahsyat. Dua sosok itu terhempas ke belakang. Namun, secara mengejutkan, dia mendapati bahwa Yu Sheng, yang matanya telah berubah warna menjadi hitam pekat, ternyata telah mewarisi kekuatan bangsa naga, dan dengan demikian dia memiliki kekuatan untuk melawan seorang Renhuang.     

Ye Futian menyaksikan keduanya bertarung. Ketika dia melihat Yu Sheng tidak terluka, dia tampak begitu tenang. Tampaknya Klan Dewa Naga telah memberinya senjata rahasia. Kalau begitu, dia tidak perlu mengkhawatirkannya lagi.     

Banyak kultivator dari Dunia Heavenly Mandate telah terlibat dalam pertempuran dan menghalangi pergerakannya, termasuk sang Kaisar Iblis dari Istana Sky Demon, yang merupakan seorang Renhuang. Ada banyak kultivator yang berada di sana, dan mereka hanya mengincar dua orang. Salah satunya adalah Qin Lin, dan satu sosok lainnya adalah Ye Futian. Hal ini menunjukkan bahwa mereka mengakui kemampuan Ye Futian. Tiga Renhuang saja tidak akan cukup untuk menghadapinya.     

Qin Lin dari Dunia Pembantaian berada dalam situasi yang lebih buruk daripada Ye Futian. Dia telah dikepung dari segala arah.     

Ye Futian perlahan-lahan naik ke udara sambil memegang tombaknya. Aura petarung terpancar keluar dari tubuhnya, dan dia juga mengaktifkan metode Deed of Thorough Comprehension. Dalam sekejap, cahaya keemasan menyelimutinya, dan tubuhnya tampak berubah warna menjadi emas. Selain itu, suara gajah yang mengerikan terdengar dari dalam tubuhnya.     

Banyak bayangan yang terlihat seperti dewa bermunculan di atas langit.     

Gai Shi Shi memandang ke arah Ye Futian, dan ekspresinya tampak muram. Itu adalah teknik Sigh of the Divine God. Ye Futian memamerkan teknik yang dia curi dari Gai Shi Shi itu di hadapan Negeri Ilahi Emas. Tidak perlu diragukan lagi bahwa dia melakukan hal ini dengan tujuan untuk mempermalukannya.     

"Jika ada di antara kalian yang menginginkan warisan itu, maka kalian harus mempertaruhkan nyawa untuk mendapatkannya," ujar Ye Futian dengan nada dingin, suaranya mengguncang udara di sekitarnya.     

"Serang!" tiba-tiba terdengar suara bernada dingin. Ada begitu banyak pasukan yang hadir di sini. Mengapa mereka harus takut pada kemampuan bertarung satu orang? Beberapa kultivator langsung menyerangnya, dan sebuah pola yang mengerikan muncul di atas kepalanya, yang terlihat seperti sebuah formasi dari dewa-dewa kegelapan. Kilatan petir hitam yang mengerikan terpancar dari pola tersebut, menghancurkan segala sesuatu yang menghalangi jalannya.     

Ye Futian menatap para kultivator yang berada di atas langit, lalu mengambil satu langkah ke depan. Dia mengerahkan tombaknya, dan aura petarungnya juga melesat ke atas langit, hingga akhirnya menyebar ke segala arah. Cahaya keemasan terpancar dari tombak tersebut. Semua orang melihat kilatan petir hitam dan cahaya keemasan itu bertabrakan di udara.     

Cahaya yang menyilaukan menghalangi pandangan semua orang saat mereka menyaksikan cahaya keemasan itu melesat ke udara dan menghancurkan petir hitam tersebut. Tidak hanya sampai disitu, cahaya keemasan itu juga menghantam pola mengerikan itu dan menghancurkannya hingga tak bersisa.     

Namun pada saat yang hampir bersamaan, kekuatan pembunuh yang dahsyat datang dari segala arah menuju ke tempat Ye Futian berada. Misalnya, ada sebuah pegunungan dimana setiap gunung di dalamnya setajam pisau sedang dikerahkan padanya, dan bilah-bilah pedang ruang dan waktu juga melesat ke arahnya, semua serangan itu tiba pada waktu yang bersamaan.     

Mengingat jarak antara Ye Futian dan lawan-lawannya, semua serangan itu tidak akan membutuhkan waktu lama untuk mencapai tempatnya berada.     

Suara gajah di dalam tubuh Ye Futian bergemuruh saat dia melangkah di udara, dan bayangan seekor gajah emas yang menakjubkan menyelimuti tubuhnya. Saat serangan-serangan itu menimpanya, mereka dihancurkan dalam sekejap. Bahkan pedang-pedang ruang dan waktu itu hanya mengeluarkan suara berdentang saat mereka menghantam tubuh Ye Futian. Bilah-bilah pedang itu tidak mampu menembus pertahanannya.     

Hanya segelintir orang di tingkat Saint Plane yang bisa melukainya.     

Semua orang tampak terkejut saat menyaksikan hal ini. Apakah dia benar-benar memiliki pertahanan yang begitu luar biasa?     

Tidak ada satu pun dari mereka yang bisa melukainya!     

Setiap langkah yang diambil Ye Futian membuat udara berguncang. Saat ini, sosoknya telah menghilang dari tempatnya berdiri. Bayangan para dewa yang berada di sekitarnya memancarkan aura kematian.     

Dia mengerahkan tombaknya ke depan.     

Tombak itu menembus udara dan mengejutkan semua kultivator yang berada di depannya. Di sisi lain, pedang ilahi yang tak terhitung jumlahnya yang terbang di udara membentuk sebuah matriks pedang, tetapi saat menerima serangan tombak Ye Futian, matriks itu hancur berkeping-keping. Tombak itu mengoyak matriks tersebut seperti sebilah pisau saat memotong bambu.     

*Jleb*     

Salah satu kultivator tertusuk oleh tombak Ye Futian, dia adalah seorang Saint tingkat Flawless Holiness dari Aula Pedang Surgawi. Dia menatap Ye Futian dengan terkejut sebelum tubuhnya hancur berkeping-keping. Dan dia tidak sendirian. Semua kultivator dari Aula Pedang Surgawi di sekitarnya terhempas ke belakang, dan banyak dari mereka memuntahkan darah. Aura dari tombak itu telah mengoyak anggota tubuh mereka dan membuat mereka menjadi lumpuh.     

"Seharusnya kalian tidak melakukan kesalahan yang sama," ujar Ye Futian. Dia tidak bertarung melawan mereka saat berada di Kota Pedang, dan bahkan selama pertempuran di Aula Suci Ruang dan Waktu berlangsung, dimana mereka bersekutu dengan Klan Dewa Bela Diri untuk melawannya, dia tidak melakukan apa pun pada mereka.     

Sekarang, Aura Pedang Surgawi menyerangnya lagi.     

Kalau begitu, mengapa dia harus membiarkan mereka hidup?     

Para kultivator lainnya menatap ke arah Ye Futian. Bahkan ketika mereka menyerangnya secara bersamaan, tombaknya tetap tak tertandingi.     

Aura petarung tingkat Renhuang seperti menghantam tubuh mereka, dan bahkan para kultivator yang tidak terkena tombak itu secara langsung juga ikut terluka.     

Ye Futian berdiri di tempatnya sambil mencengkeram tombaknya. Dia mengalihkan pandangannya pada kultivator lainnya dan berkata, "Sebelumnya, aku telah memberitahu beberapa orang bahwa tidak ada gunanya untuk terus bertarung, dan kemudian kami berhasil membuka pintu gerbang menuju Reruntuhan Dewa yang sesungguhnya, hingga akhirnya tiba di sini. Aku tidak peduli apabila kalian mengikutiku kemari. Tapi jika kau terus bersikeras melawanku, maka apa pun yang terjadi, aku bersumpah bahwa kalian tidak akan bisa pergi meninggalkan tempat ini."     

Sudah jelas dia sedang berbicara pada orang-orang dari Klan Dewa Bela Diri dan Akademi Bintang Kaisar.     

Mereka menyimpan dendam pada Ye Futian karena konflik yang terjadi di antara mereka sebelumnya dan karena itulah mereka ingin menyerangnya. Dia telah membiarkan mereka pergi sekali, tapi kali ini dia tidak akan menunjukkan belas kasihan.     

Tidak perlu diragukan lagi bahwa kata-katanya membawa pengaruh yang luar biasa, sehingga membuat para kultivator yang telah menerjang ke depan kini berhenti di tempat masing-masing. Bahkan Wu Zhan dari Klan Dewa Bela Diri tampak terkejut.     

Satu-satunya Renhuang yang mereka miliki telah tewas terbunuh. Meskipun mereka adalah salah satu pasukan terkemuka dari Dunia Imperial, namun kekuatan mereka di Reruntuhan Dewa terbatas. Hal yang terpenting adalah fakta bahwa Ye Futian telah merebut banyak kesempatan langka dari mereka. Dan sekarang dia mengancam mereka.     

Namun nada bicara Ye Futian secara mengejutkan benar-benar membuatnya merasa terancam. Dia sangat terkejut akan hal ini.     

Dia berasal dari Klan Dewa Bela Diri dan dapat bersaing dengan pasukan-pasukan besar dari Dunia Imperial. Dia belum pernah mengalami perasaan seperti ini sebelumnya.     

"Kau adalah orang yang membuka pintu gerbang menuju Reruntuhan Dewa?" ujar sosok lainnya dengan terkejut. Ye Futian baru saja mengatakan bahwa dia adalah orang yang telah membuka pintu gerbang menuju Reruntuhan Dewa. Bukankah orang yang melakukan hal itu adalah Jian Qing Zhu?     

"Wu Zhan, pertarunganmu dengan Ye Futian sebelumnya telah membuktikan beberapa hal. Ye Futian adalah orang pertama yang membuka pintu gerbang untuk mencapai tempat ini. Apa gunanya terus bertarung melawannya? Dia telah menunjukkan belas kasihan padamu, dan jika kau tetap bersikap keras kepala, maka segala sesuatunya tidak akan berjalan baik untukmu," ujar Yuan Hong dari Klan Yuanyang. Dorongan untuk mundur mulai dirasakan oleh banyak orang yang hendak menyerang Ye Futian. Mereka mengerti bahwa meskipun mereka mungkin tidak menyukai fakta ini, namun kata-kata Yuan Hong memang benar adanya.     

"Dia adalah orang pertama yang membuka pintu gerbang menuju Reruntuhan Dewa?" Banyak dari mereka memandang Ye Futian dengan terkejut. Bukankah orang yang melakukan hal itu adalah Jian Qingzhu?     

Ye Futian mengabaikan keterkejutan mereka. Dia berjalan menjauh dari mereka dan bergerak menuju tempat Gai Shi Shi berada, dimana dia berdiri di tempatnya dengan ekspresi muram di wajahnya. Ketika dia melihat Ye Futian berjalan ke arahnya, dia mengerutkan keningnya. Dia bisa merasakan bahwa nyawanya sedang terancam!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.