Legenda Futian

Keturunan Bermartabat dari Dewa Pertempuran



Keturunan Bermartabat dari Dewa Pertempuran

2Donghuang Agung telah terbangun dan beresonansi dengan Ye Futian, lalu mewariskan ajarannya pada Ye Futian? Para dewa menjadi saksi akan hal ini dan terobosan yang diperoleh Ye Futian telah ditakdirkan oleh langit?     
1

Ini sama saja... Meskipun ini adalah seorang Renhuang yang baru saja membuktikan kultivasinya, namun bagi anggota dari pasukan-pasukan besar, Renhuang bukanlah sosok yang begitu bergengsi. Mengapa para dewa datang untuk menyaksikan kelahiran seorang Renhuang?     

Takdir? Takdir seperti apa yang dimaksud?     

Sosok-sosok terkemuka dari Sembilan Dunia Jalur Supremasi telah bertemu dengan kultivator kuat yang tak terhitung jumlahnya serta sosok-sosok yang mengerikan. Mereka sendiri adalah salah satunya. Selama ini mereka belum pernah melihat seseorang membual hingga sedemikian rupa. Ye Futian benar-benar sosok yang tak tahu malu.     

Jika dia adalah seorang Putra Terpilih, lalu sosok seperti apakah Jian Qingzhu, Shen Hao dan Nan Luoshen?     

Bagaimana mungkin dia adalah satu-satunya orang yang melihat para dewa?     

Tidak ada seorang pun yang mempercayai bualan Ye Futian. Namun, ada beberapa orang yang masih curiga apakah Ye Futian telah memperoleh benda ilahi atau tidak.     

Atau, dia mungkin tidak bisa melihat apa pun, sama seperti kultivator lainnya. Di bawah tekanan yang dahsyat itu, dia memilih untuk membuktikan Jalur Agung miliknya dan menjadi seorang Renhuang dengan menerima kekuatan ilahi tersebut.     

"Sebenarnya kau ini mendapatkan benda ilahi atau tidak?" Dari arah Klan Dewa berada, Shen Yuan bertanya dengan nada dingin sambil menatap ke arah Ye Futian. Dia telah dikalahkan dengan menyedihkan oleh Ye Futian sebelumnya. Sekarang, dia telah melihat Ye Futian dan Yu Sheng mendapatkan benda ilahi dengan mata kepalanya sendiri. Sudah jelas, beberapa pemikiran muncul di dalam benaknya.     

Ye Futian memandang ke arah Shen Yuan dan menjawab, "Tidak."     

"Lalu, kenapa kau memilih untuk menerobos ke tingkat berikutnya?" Shen Yuan terus bertanya.     

Ye Futian memandang Shen Yuan dengan tatapan acuh tak acuh. Tatapan matanya terlihat seolah-olah dia sedang memandang seorang idiot.     

Ye Futian tidak menjawab pertanyaan ini. Dia langsung berbalik dan pergi.     

Dia sudah menjawab pertanyaan apakah dia telah memperoleh sesuatu atau tidak. Tidak ada seorang pun yang mempercayainya; alih-alih, mereka terus menerus menanyakan pertanyaan yang sama. Ketika dia memberikan jawaban yang berbeda, mereka tetap tidak mempercayainya.     

Jika demikian, mengapa dia perlu menjawab pertanyaan mereka?     

Tidak peduli seperti apa pun jawabannya, mereka tidak akan mempercayainya.     

"Entah kalian percaya pada siapa, aku tidak peduli," ujar Ye Futian dengan nada datar. Alih-alih menjawab pertanyaan Shen Yuan, dia mengatakan hal ini pada kerumunan kultivator di sekitarnya.     

Bertanya tidak akan ada artinya.     

Begitu pula dengan memberikan jawaban.     

Mereka akan mempercayai apa pun yang ingin mereka percayai.     

Shen Yuan mengerutkan keningnya. Dia memilih untuk mempercayai bahwa Ye Futian tidak mendapatkan apa-apa. Dalam situasi yang baru saja terjadi, semua orang memejamkan mata mereka. Bahkan Jian Qingzhu telah menanyai Ye Futian. Sudah jelas, bahkan Jian Qingzhu tidak dapat melihat apa pun pada saat itu. Oleh karena itu, Shen Yuan tentu saja tidak akan percaya bahwa Ye Futian adalah sosok yang lebih luar biasa daripada semua orang yang hadir di sini.     

Namun, fakta bahwa Ye Futian telah menerobos ke tingkat Renhuang membuat imajinasi Shen Yuan menjadi tak terkendali.     

Atau mungkin Shen Yuan tidak menginginkan apa yang diperoleh Ye Futian di masa depan, melainkan benda ilahi yang diperoleh Ye Futian sebelum peristiwa ini terjadi.     

Shen Yuan mengalihkan pandangannya ke arah Shen Hao. Saat ini, Shen Yuan tidak bisa memutuskan mana yang merupakan kebenaran.     

Sebelumnya, Shen Yuan telah dikalahkan oleh Ye Futian. Sekarang setelah Ye Futian membuktikan Jalur Agung miliknya, maka Roda Ilahi-nya setidaknya berada di tingkat Surgawi, bahkan bisa saja sempurna. Namun melihat kehadiran Pendekar Lihen, kecuali Shen Hao bergabung dalam pertarungan, maka Klan Dewa tidak akan bisa berurusan dengan kelompok Ye Futian.     

Jian Qingzhu tidak bertanya lagi. Tampaknya tidak ada cara untuk menemukan kebenaran terkait ditutupnya Istana Surgawi. Mungkin hal itu terjadi karena suatu sistem dari Reruntuhan Dewa sendiri. Sepuluh kultivator dari mereka telah mendapatkan benda-benda ilahi. Mungkin Istana Surgawi ini hanya memiliki sepuluh benda ilahi di dalamnya. Sulit untuk memastikan kebenarannya.     

Kultivator lain yang telah memperoleh benda ilahi juga tidak bertanya lebih lanjut. Mereka semua telah mendapatkan benda ilahi yang sesuai dengan metode kultivasi mereka masing-masing. Hal ini sudah membuat mereka merasa sangat puas. Perjalanan ini tidak berakhir sia-sia. Begitu mereka pergi meninggalkan tempat ini, mereka pasti akan meneliti benda-benda ilahi itu secara detail dan menggabungkannya ke dalam kultivasi mereka masing-masing.     

Setiap orang memiliki keberuntungan masing-masing. Begitu mereka mendapatkan bagiannya, mustahil mereka ingin merebut bagian milik orang lain. Selain mereka, masih ada sembilan kultivator lainnya. Apakah mereka akan merebut semua benda ilahi itu untuk diri mereka sendiri?     

Jika mereka hanya memfokuskan diri pada satu orang, apakah orang lain akan memiliki pemikiran yang sama dengan mereka dan menjarah apa yang mereka miliki?     

Masing-masing dari mereka telah mendapatkan kesempatan yang langka, dan cepat atau lambat, mereka akan saling berhadapan di jalur kultivasi masing-masing dan melihat siapa yang akan berdiri di puncak kekuatan dari 3.000 Dunia Jalur Agung.     

Mereka yang memiliki niat buruk adalah orang-orang yang belum mendapatkan benda-benda ilahi, termasuk para kultivator selain sepuluh kultivator tersebut, seperti Shen Yuan dari Klan Dewa dan para kultivator dari pasukan lainnya.     

Namun, kemampuan Ye Futian, Pendekar Lihen dan anggota kelompok mereka lainnya adalah sebuah rintangan yang sulit untuk diatasi. Bahkan jika ada siapa pun yang merencanakan sesuatu, kemungkinan besar mereka tidak akan berhasil merebut benda ilahi dari kelompok Ye Futian. Pertarungan yang terjadi sebelumnya telah membuktikan banyak hal.     

"Bagaimana kondisimu sekarang?" Tatapan mata Pendekar Lihen tampak antusias ketika dia melihat Ye Futian berjalan mendekat. Dengan bakat yang dimiliki Ye Futian, Roda Ilahi dari Jalur Agung yang dia tempa pasti Roda Ilahi yang sempurna. Ye Futian tidak perlu membentuk ulang Jalur Agungnya seperti yang telah dilakukan oleh Pendekar Lihen.     

Melihat senyuman di wajah Ye Futian, Pendekar Lihen memahami apa yang dia maksud. Sesuai dugaannya, Ye Futian telah menempa Roda Ilahi yang sempurna.     

"Senior, setelah kita pergi meninggalkan tempat ini, mari kita pergi menemui Yang Mulia untuk minum-minum," ujar Ye Futian sambil tersenyum.     

"Emm..." Pendekar Lihen tertegun. Kemudian dia tersenyum pada Ye Futian dan berkata, "Anak nakal. Meskipun kau sudah menjadi seorang Renhuang, status Kaisar Xia tidak berubah."     

Saat Pendekar Lihen mengatakan hal ini, dia memandang ke arah Xia Qingyuan. Dia tidak tahu seberapa dalam hubungan antara Ye Futian dan sang puteri saat ini. Kala itu, sang puteri menyaksikan Ye Futian menerobos ke Lapisan Langit ke-33 di Istana Pedang Lihen. Pendekar Lihen jelas memiliki harapan tersendiri untuk mereka berdua.     

Xia Qingyuan juga menatap Ye Futian dengan tajam. Apa yang dia maksud ketika dia mengatakan bahwa dia ingin minum-minum dengan ayahnya?     

"Tentu saja saya hanya ingin menemui Yang Mulia untuk minum-minum bersamanya. Saya tidak punya niat lain," ujar Ye Futian sambil tersenyum saat melihat tatapan pembunuh dari Xia Qingyuan.     

"Hmm." Pendekar Lihen mengangguk. Kaisar Xia sudah berada di tingkat Renhuang selama bertahun-tahun. Meskipun dia adalah seorang Renhuang di tingkat rendah, namun tingkat Plane-nya seharusnya lebih tinggi dari mereka. Roda Ilahi miliknya setidaknya berada di puncak tingkat kedua. Bahkan mungkin saja dia memiliki Roda Ilahi tingkat ketiga.     

Namun, tingkatan Roda Ilahi milik Kaisar Xia seharusnya tidak begitu tinggi. Meskipun Pendekar Lihen belum pernah bertarung melawan Kaisar Xia sebelumnya, dia samar-samar bisa merasakan bahwa Roda Ilahi yang sempurna memiliki efek tersendiri pada Roda Ilahi lainnya. Hal itu menunjukkan bahwa dia memiliki Jalur Agung yang lebih kuat. Jika dia menghadapi seseorang dengan Roda Ilahi yang sempurna, dia mungkin bisa bertarung melawannya, meskipun lawannya berada di tingkat Plane yang lebih tinggi darinya.     

Tentu saja, Pendekar Lihen harus mengalaminya secara langsung sebelum dia bisa mengkonfirmasi asumsi tersebut. Meskipun dia sebelumnya telah membunuh beberapa Renhuang, namun mereka semua adalah Renhuang yang baru saja mencapai Renhuang Plane saat berada di dalam Reruntuhan Dewa.     

"Yaya." Ye Futian menatap Yaya yang berada di sampingnya.     

Yaya mendongak dan menatapnya.     

"Aku punya hadiah untukmu," ujar Ye Futian sambil tersenyum.     

Sepanjang perjalanan kultivasinya, ketika dia menghadapi banyak situasi antara hidup dan mati, jika bukan karena Yaya yang melindunginya, dia pasti sudah mati berkali-kali. Dia sudah menganggap Yaya sebagai adiknya sendiri. Dia tidak akan ragu-ragu untuk memberinya sebuah benda ilahi. Saat dia mendapatkan benda ilahi itu, dia langsung teringat pada Yaya.     

"Oh," Yaya menjawab dengan tenang. Ye Futian mengedipkan matanya. Apakah hanya ini reaksi yang dia tunjukkan?     

Dia sama sekali tidak merasakan kepuasan dalam pencapaiannya ini.     

"Ayo kita pergi. Selagi kita masih punya waktu, mari kita lihat apakah kita bisa berkultivasi di sini," ujar Ye Futian. Reruntuhan ini adalah tempat yang istimewa dan berbeda dari reruntuhan yang ada di dunia luar.     

Setelah dia mengatakan hal ini, dia bergegas pergi menuju ke arah Taman Ilahi itu berada.     

Para kultivator lainnya menyaksikan Ye Futian pergi. Tidak ada satu pun dari mereka yang mengejarnya.     

"Sebaiknya kita juga pergi dan melihat-lihat." ujar seseorang. Meskipun Istana Surgawi sudah ditutup, mereka masih punya waktu. Mereka akan melihat apakah masih ada kesempatan langka lainnya di area lain dari Reruntuhan Dewa. Mereka tidak perlu membuang-buang waktu di sini.     

Dou Zhao mengikuti Ye Futian dari belakang. Dia diam-diam berjalan ke samping Ye Futian dan bertanya, "Apakah kau benar-benar ada hubungannya dengan ditutupnya Istana Surgawi?"     

"Sudah kukatakan sebelumnya. Donghuang Agung telah terbangun dan memberikan ajarannya padaku. Para dewa menjadi saksi akan hal ini dan terobosan yang kuraih telah ditakdirkan oleh langit," jawab Ye Futian.     

Sudut mulut Dou Zhao berkedut, lalu dia berkata, "Tidak ada orang lain yang berada di sini. Tidak bisakah kau memberitahu kami mengenai kebenarannya?"     

"Aku sudah menjelaskan semuanya dengan jujur, tapi kau tidak percaya padaku." Ye Futian tidak repot-repot menjelaskan lebih lanjut. Dia memang tidak berbohong.     

Melihat ekspresi Ye Futian, Dou Zhao tahu bahwa dia telah diabaikan. Dou Zhao tidak pernah bisa memahami Ye Futian seutuhnya.     

"Sebenarnya kau ini siapa? Dari mana kau berasal?" Dou Zhao bergumam. Apakah pria ini benar-benar berasal dari Kuil Tianhe?     

Mengapa Dou Zhao merasa bahwa asal-usul Ye Futian agak mencurigakan?     

Bakatnya sangat luar biasa.     

Ye Futian membawa Yaya ke pohon willow tempat Gui Zang berkultivasi sebelumnya. Pohon willow tua ini tampak biasa-biasa saja, tetapi Gui Zang telah memahami Jalur Agung dan berubah menjadi seorang Buddha di sini. Sudah jelas, ini adalah tempat yang bagus untuk bermeditasi.     

"Yaya, duduklah di bawah pohon ini," Ye Futian memberi perintah.     

Yaya duduk di bawah pohon willow itu dengan patuh. Kemudian dia mendongak untuk memandang ke arah Ye Futian.     

Ye Futian duduk di hadapan Yaya dan berkata, "Ketika aku menerima benda ilahi ini, aku telah menempanya ke dalam auraku. Kau membutuhkan bimbingan dariku untuk bisa mengendalikannya."     

Yaya menganggukkan kepalanya. Kemudian, sebuah aura pedang yang menyilaukan bersinar dari alis Ye Futian dan masuk ke dalam pikiran Yaya bersama dengan auranya.     

"Aku akan membantumu menempanya," sebuah suara terdengar di dalam benak Yaya. Dalam sekejap, area di antara alis mereka tampak terhubung dengan seberkas kilatan pedang yang menakjubkan. Pohon willow itu berayun-ayun, sehingga menimbulkan suara gemerisik. Sebuah aura pedang yang tak berbentuk tiba-tiba muncul di sekitar mereka dan mengalir ke arah Yaya.     

Sudut mulut Dou Zhao berkedut. Itu adalah benda ilahi yang didapatkan oleh Ye Futian dari Istana Surgawi. Benda ilahi itu kemungkinan besar mengandung aura dari Donghuang Agung. Dan sekarang, Ye Futian memberikan benda itu pada orang lain dengan begitu mudah?     

Mengapa dia tidak mengenal Ye Futian lebih awal…     

Belum terlambat baginya untuk mendekati Ye Futian sekarang, bukan?     

Ye Futian memberikan kesempatan langka yang dia dapatkan di Kota Pedang pada Pendekar Lihen, sehingga memungkinkan sang pendekar untuk menempa Roda Ilahi yang sempurna. Kemudian, dia memberikan ajaran dari patung itu kepada Yu Sheng. Sekarang, dia memberi Yaya benda ilahi dari Istana Surgawi. Sepertinya dia juga memberi Xia Qingyuan sebuah kesempatan yang langka.     

Ketika dia memikirkan semua ini...     

Dou Zhao telah membuat keputusan. Mulai sekarang, Ye Futian akan menjadi saudaranya. Dia tidak akan pernah meninggalkan Ye Futian. Dia adalah keturunan bermartabat dari Dewa Pertempuran; karena dia telah mengakui Ye Futian sebagai saudaranya... mereka akan berbagi semua sumber daya kultivasi mereka di masa depan.     

Setelah beberapa saat, Ye Futian membuka matanya. Tubuh Yaya bersinar. Aura pedang yang tak terbatas menyebar di udara dan mengitari tubuhnya, membentuk sebuah kepompong yang terbuat dari bilah-bilah pedang.     

Pohon willow itu berayun-ayun dan mengeluarkan suara gemerisik. Daun-daunnya bergerak meskipun tidak ada angin yang berhembus. Perlahan-lahan, Ye Futian dan yang lainnya bisa merasakan sebuah aura misterius yang berasal dari pohon willow tersebut.     

Pohon willow yang berayun-ayun ini tampaknya telah mengeluarkan aura yang tak ada habisnya, sehingga menyebabkan sebuah badai dari Jalur Agung tiba-tiba muncul di area yang luas ini. Badai itu bergejolak dan bergerak ke arah Yaya.     

"Pohon apa ini?" Dou Zhao tampak terkejut. Dahan-dahan dari pohon willow itu menjulur ke bawah, menyelimuti tubuh Yaya di dalamnya. Aura Jalur Agung terus menerus mengalir ke bawah dan membentuk semacam resonansi dengan tubuh Yaya.     

Ye Futian samar-samar bisa melihat satu sosok ilusi. Sosok itu tidak lain adalah bayangan sang Kaisar.     

"Apakah Donghuang Agung pernah berkultivasi di sini sebelumnya?" Dou Zhao bertanya pada Ye Futian, yang berdiri di sampingnya.     

"Hmm." Ye Futian mengangguk.     

Mudah-mudahan, Yaya akan mendapatkan kesempatan langka yang sama seperti yang dialami oleh Pendekar Lihen.     

Seiring berjalannya waktu, sekujur tubuh Yaya kini telah diselimuti oleh pohon willow itu dan aura yang tak ada habisnya.     

Pada saat yang bersamaan, sinar-sinar cahaya yang tak terhitung jumlahnya tiba-tiba menerangi Reruntuhan Dewa. Tiba-tiba, banyak Gerbang Ruang dan Waktu muncul di setiap sudut reruntuhan. Seolah-olah sebuah benda ilahi dengan elemen ruang dan waktu telah menghubungkan Reruntuhan Dewa dengan dunia luar.     

Kemungkinan besar hanya Donghuang Agung yang memiliki kemampuan untuk membuat pemandangan seperti itu.     

Ketika semua orang melihat Gerbang Ruang dan Waktu ini, mereka menyadari bahwa sudah waktunya bagi mereka untuk pergi dari sini.     

Di dalam Reruntuhan Dewa, banyak orang mendongak dengan ekspresi penuh kekecewaan, karena mereka masih mencoba mencari kesempatan langka di saat-saat terakhir. Namun, pada akhirnya, mereka melangkah melewati gerbang-gerbang itu dan menghilang dalam sekejap.     

Para kultivator dari berbagai macam pasukan pergi satu per satu. Mereka yang pergi lebih dulu adalah orang-orang yang merasa paling kecewa dengan hasil perjalanan mereka kali ini.     

"Sudah waktunya untuk pergi," gumam Ye Futian sambil menatap ke arah Yaya. Jika mereka diberi lebih banyak waktu untuk berkultivasi, maka hal itu akan menguntungkan mereka. Mungkin Yaya akan memiliki kesempatan untuk membuktikan Jalur Agung miliknya di dalam Reruntuhan Dewa. Namun, melihat situasi saat ini, sepertinya sudah terlambat.     

Aura pedang terpancar keluar. Tubuh Yaya keluar dari kepompong pedang itu. Aura pedang yang dia pancarkan sangat tajam dan kuat. Dia menatap ke arah Ye Futian.     

Dari tatapan mata Yaya, Ye Futian tahu bahwa meskipun Yaya belum menerobos ke tingkat berikutnya, namun dia sudah semakin dekat dengan tingkat Plane tersebut.     

"Ayo kita pergi," ujar Ye Futian. Setelah itu, mereka yang selama ini mengikutinya mulai terbang ke atas langit.     

Dou Zhao mengambil satu langkah ke atas langit. Ketika dia berada di udara, tiba-tiba dia memandang ke bawah. Kemudian, dia berbalik dan mendekati pohon willow tersebut. Dia memeluk batang pohon willow itu dengan kedua tangannya. Lengannya hanya bisa menutupi sebagian kecil dari batang pohon itu. Tanpa ada firasat apa pun, dia mengeluarkan kekuatannya.     

*Boom* Tiba-tiba terdengar suara yang memekakkan telinga. Pohon willow itu bergetar seolah-olah bisa merasakan bahaya.     

Namun, Dou Zhao tidak peduli akan hal tersebut. Tubuhnya bersinar dengan cahaya suci. Dia mengaktifkan aura Dewa Pertempuran miliknya dan langsung mencabut pohon willow itu dari permukaan tanah.     

Dengan disaksikan oleh Ye Futian yang berada di udara, Dou Zhao mencabut pohon willow itu dan kemudian membawa pohon willow raksasa itu saat dia melakukan perjalanan di udara.     

"Luar biasa. Sungguh luar biasa..." Ye Futian menatap Dou Zhao dengan kagum. Reputasinya sebagai keturunan bermartabat dari Dewa Pertempuran memang tidak perlu diragukan lagi!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.