Legenda Futian

Batasan?



Batasan?

2'Lumayan kuat?'     0

Semua orang terkejut ketika mendengar kata-kata Mu Qingke, terutama para kultivator dari Akademi Heavenly Mandate. Apakah ini adalah caranya dalam memuji Ye Futian, yaitu dengan mengatakan bahwa kemampuannya 'lumayan kuat'?     

Apakah Ye Futian dianggap 'lumayan kuat' karena dia mampu menangkis pedang milik Mu Qingke?     

Caranya dalam berbicara terdengar seperti seorang guru yang sedang berbicara dengan muridnya.     

Tampaknya, meski sedang menghadapi lawan seperti Ye Futian, Mu Qingke tidak beranggapan bahwa lawannya ini adalah tandingannya. Tapi hal ini tidak mengejutkan. Dia adalah kultivator terkuat dari Tanah Suci Taichu, yang merupakan salah satu pasukan terkemuka dari Prefektur Ilahi di Dunia Luar. Dia adalah kekuatan utama dari pasukannya. Jika dia dikalahkan di sini, itu berarti mereka tidak akan mampu memberikan perlawanan lagi.     

Karena itulah, dia belum mengeluarkan kekuatannya secara maksimal.     

Namun meski begitu, dia masih sangat kuat.     

Dia mencengkeram pedangnya dan mengangkatnya dengan kedua tangannya. Tiba-tiba, aura pedang tak terbatas yang berada di pola pedang di atas langit mengalir menuju pedangnya seperti kobaran api keemasan yang tak ada habisnya. Tidak lama kemudian, cahaya keemasan yang mengerikan bersinar dari pedang itu dan menembus pola pedang di atasnya.     

Saat ini, tubuh Mu Qingke sepertinya telah dilapisi oleh aura pedang. Dia melepaskan cengkeramannya, dan tiba-tiba pedangnya berdentang dengan keras. Bayangan-bayangan mengerikan muncul di sekelilingnya.     

Dia memutar pedangnya dan mengarahkannya pada Ye Futian.     

Mu Qingke membentuk segel dengan tangannya, lalu menunjuk ke bawah.     

*Whoosh*     

Cahaya api keemasan yang mengalir di udara itu menembus langit, meninggalkan jejak pedang di udara yang membuat seluruh tempat berubah warna menjadi emas.     

Pedang Tai'e ini jauh lebih kuat daripada pedang sebelumnya.     

Aura pedang yang mengerikan itu juga mengalir di sekitar Ye Futian. Ketika dia melihat apa yang dilakukan oleh lawannya, dia juga melakukan hal yang sama. Dia menunjuk ke arah langit, dan dalam sekejap, sebilah pedang melesat ke udara dengan membawa kekuatan penghancur yang mengerikan di dalamnya. Sepertinya segala sesuatunya akan hancur kemana pun pedang itu melintas.     

Ini adalah teknik pedang Debu yang telah dia kuasai.     

Dua pedang itu bertabrakan di udara dan menciptakan sebuah badai penghancur. Sinar-sinar dari cahaya keemasan dan aura pedang berirama itu saling menghancurkan satu sama lain. Suara gemuruh yang memekakkan telinga terdengar dari tempat dimana kedua pedang itu saling bertabrakan. Pedang-pedang ilahi itu berdentangan, sepertinya mereka tidak bisa menghancurkan satu sama lain.     

"Bagaimana penampilanku sekarang?" ujar Ye Futian sambil menatap sosok menakjubkan yang berada di udara itu. Rambut abu-abunya berkibar tertiup angin.     

Tanggapan Mu Qingke saat dia mengatasi pedang pertamanya adalah 'lumayan kuat'. Lalu, bagaimana dengan pedang kali ini?     

Mu Qingke tersenyum. Aura pedang mengerikan yang tak tertandingi mengalir dari pola pedang di atas langit. Kemudian, semakin banyak pedang yang bermunculan, hingga akhirnya sembilan pedang terbentuk secara berurutan. Pedang-pedang itu melayang dan berputar-putar di sekitar tubuhnya. Suara dentangan pedang yang dihasilkan kini menjadi lebih mengerikan dari sebelumnya.     

"Mari kita coba sekali lagi," ujar Mu Qingke. Saat dia mengatakan hal ini, kesembilan pedang itu menembus udara dan melesat ke arah Ye Futian. Bahkan udara seperti ikut terbelah, meninggalkan sembilan jejak pedang saat pedang-pedang itu melintasi langit.     

Pergerakan sembilan pedang itu sangat cepat. Mereka benar-benar dikerahkan dengan kecepatan tertinggi.     

Mu Qingke berbeda dari Ye Futian. Dia adalah penerus dari Pusat Pelatihan Taichu dan disebut-sebut sebagai kultivator terkuat dari generasinya. Dia adalah seorang pendekar pedang sejati. Di bawah pancaran cahaya dari Pedang Tai'e, tidak ada seorang pun dari generasi yang sama dengan Mu Qingke mampu menyainginya.     

Di sisi lain, Roda Ilahi berbentuk iblis gajah emas milik Ye Futian terbentuk menjadi nyata, bersamaan dengan Roda Ilahi tingkat kedua-nya. Pada saat itu juga, muncul sebuah kekuatan yang menakjubkan, sehingga membuat semua orang terdiam. Bayangan iblis gajah yang tak terhitung jumlahnya muncul di berbagai tempat, tetapi mereka tidak dapat menangkis serangan pedang yang semakin mendekat.     

Begitu pedang-pedang tersebut mencapai sasarannya, mereka akan langsung menembus tubuhnya.     

Ye Futian menyerang dengan menggunakan teknik Divine Elephant Void-splitting Fist, dan tiba-tiba aura kepalan tinju iblis gajah yang tak ada habisnya muncul disertai dengan suara gemuruh yang mengerikan. Bahkan udara sepertinya akan hancur saat aura kepalan tinju itu melesat ke arah sembilan pedang yang semakin mendekat.     

Pedang-pedang ilahi yang tak tertandingi itu melesat menembus teknik Divine Elephant Void-splitting Fist tanpa mengalami kehancuran. Mereka terus bergerak ke depan, namun kekuatan mereka saat ini telah melemah.     

*Krak* Saat pedang-pedang itu menembus sosok sang iblis gajah raksasa, jejak-jejak pedang muncul pada sosok tersebut, tetapi serangan itu tidak cukup kuat untuk membelah sosok iblis gajah itu menjadi dua bagian.     

Ye Futian melangkah dengan pasti di udara saat pedang demi pedang dihancurkan oleh pertahanannya. Sementara itu, dua pedang yang berada di atasnya juga telah dihancurkan.     

Tiga pedang. Mu Qingke telah mengeluarkan tiga pedang, dimana masing-masing pedang lebih kuat dari pedang sebelumnya.     

Pedang pertama dapat disejajarkan dengan Fleeting Divine Sword, dan pedang kedua berada di tingkat yang setara dengan teknik pedang Debu miliknya. Sementara pedang ketiga berhasil menembus aura kepalan tinju iblis gajah miliknya, tetapi pergerakannya telah dihentikan oleh tubuh iblis gajah miliknya.     

Dari semua orang di tingkat yang sama dengannya yang pernah dihadapi oleh Mu Qingke, sudah tidak perlu diragukan lagi bahwa Ye Futian adalah yang terkuat; dia mampu mengimbangi perlawanannya.     

Mu Qingke adalah sang ahli pedang dari Tanah Suci Taichu dan harapan masa depan dari Prefektur Ilahi. Kekuatan dan bakatnya sudah tidak perlu dipertanyakan lagi.     

Sambil berdiri di atas langit, dia menyaksikan Ye Futian menangkis ketiga pedangnya. Dia berpikir dalam hati bahwa pria ini benar-benar layak disebut sebagai kultivator terkuat dari generasinya di Dunia Kosong. Ye Futian memang sangat berbakat.     

Tapi dia sendiri sudah mengkultivasi Pedang Tai'e hingga tingkat ketujuh. Tiga pedang ini hanyalah permulaan.     

Pedang-pedang berikutnya akan lebih kuat dari sebelumnya.     

*Boom* Aura pedang yang mengerikan menyebar di udara. Saat dia berdiri di atas sana dengan bermandikan aura pedang, Mu Qingke kini telah berevolusi. Auranya menjadi semakin kuat, dan proses penyucian pedang tampaknya telah membuat dirinya diselimuti oleh baju zirah pedang. Sekarang dia menjadi begitu kuat sehingga dia tampak berada di tingkat yang lebih tinggi dari sebelumnya.     

*Boom*     

Sebuah badai yang mengerikan menimpa mereka, dan aura pedang yang mengalir dari atas langit menjadi semakin agresif. Saat ini semua orang memandang ke arah langit. Tempat ini telah berubah menjadi dunia pedang, dan Mu Qingke tampak seperti penguasanya: seorang raja pedang.     

"Tingkat ilmu pedang macam apa ini?" tanya sang Puteri di antara kerumunan orang dari Istana Kekaisaran Song. Dia bisa merasakan betapa dahsyatnya aura pedang itu, tapi dia tidak bisa menebak tingkatan dari aura pedang tersebut.     

"Tiga pedang pertama mungkin berada di tingkat kelima atau tingkat di bawahnya. Sementara pedang yang kita saksikan saat ini mungkin berada di tingkat keenam," ujar sang Tetua. Dia mengetahui seluk-beluk tentang Pedang Tai'e, namun setiap tingkatan memiliki versi tersendiri.     

Dia telah mendengar informasi bahwa Mu Qingke telah mengkultivasi Pedang Tai'e hingga tingkat ketujuh. Menurutnya, kekuatan yang ditunjukkan oleh Mu Qingke saat ini setidaknya berada di tingkat keenam.     

Dengan kekuatan semacam ini, Tetua itu tidak ragu untuk mengatakan bahwa Mu Qingke memang adalah sosok yang tak tertandingi di Dunia Kosong. Tidak ada seorang pun di tingkat yang sama dengannya mampu menandinginya. Sekarang, hal yang bisa mereka lakukan adalah menyaksikan apakah Ye Futian bisa mengalahkannya.     

Mu Qingke memang telah mengerahkan aura Pedang Tai'e ke tingkat keenam. Di bawah pengaruh kekuatan sebesar ini, pedang yang tak terhitung jumlahnya langsung menembus pola pedang di atas langit dan melayang di atas sana. Masing-masing pedang memiliki kekuatan yang sama mengerikannya seperti pedang sebelumnya.     

Langit sepertinya akan runtuh karena semua pedang tersebut. Semua orang yang berada di bagian bawah memandang ke atas langit. Mereka bisa merasakan betapa kuatnya aura pedang tersebut, dan hal itu membuat tubuh mereka gemetar.     

Jika pedang itu menimpanya, apakah Ye Futian mampu menerimanya?     

Ye Futian tentu saja bisa merasakan betapa mengerikannya aura pedang milik Mu Qingke. Jika serangan di tingkat ini menghantamnya secara langsung, mungkin dia akan berada dalam situasi yang menyulitkan.     

"Aku akan mengeluarkan pedang berikutnya," ujar Mu Qingke. Aura pedangnya masih terus menyatu.     

Ye Futian menatapnya. Senar-senar guqin dari Jalur Agung juga masih bergetar, dan lagu yang mengandung ilmu pedang di dalamnya bergema di seluruh tempat. Banyak pedang muncul di sekelilingnya dan menghasilkan resonansi yang kuat saat pergerakan semua pedang itu mengikuti irama lagu tersebut.     

Pada saat yang bersamaan, bayangan satu sosok dewa surgawi muncul di atas kepalanya. Ini adalah teknik tertinggi milik Negeri Ilahi Emas, Sigh of the Divine God. Tiba-tiba, kekuatannya menjadi jauh lebih mengerikan daripada sebelumnya.     

Ye Futian mengulurkan tangannya ke arah langit, dan tiba-tiba, senar-senar dari Jalur Agung di udara kini berubah bentuk menjadi bilah-bilah pedang. Dalam sekejap, mereka bergabung menjadi satu kesatuan dengan mengikuti irama lagu, membentuk satu pedang yang jatuh ke tangan Ye Futian.     

"Aku telah mengatasi tiga pedangmu, sekarang tiba giliranmu untuk menerima serangan dari pedangku," ujar Ye Futian. Dia mencengkeram pedangnya dan menerjang ke depan. Pedang-pedang berdentangan tanpa henti di sekitar mereka saat segala sesuatunya dihancurkan dan berubah menjadi debu.     

Kemana pun Ye Futian melintas, Jalur Agung sepertinya mengalir berlawanan arah. Tidak lama kemudian, aura pedang yang turun dari atas langit itu telah dihancurkan.     

Mu Qingke menyaksikan hal ini terjadi, lalu dia mengayunkan pedangnya ke bawah. Dalam sekejap, bilah-bilah pedang tak terbatas yang terbentuk menghancurkan udara saat mereka menerjang ke arah Ye Futian, berusaha menguburnya hidup-hidup.     

Seluruh area itu sepertinya akan dihancurkan oleh aura pedang tersebut, tetapi Ye Futian langsung menerjang ke dalam badai pedang itu dengan membawa pedangnya dan mengerahkannya ke depan.     

Cahaya yang menyilaukan mengalir saat pedang itu menembus udara, mengoyak aura pedang milik Mu Qingke dan menghancurkan pedangnya hingga menjadi debu. Pada saat ini, Ye Futian mampu memotong pedang-pedang itu seperti pisau saat membelah bambu, dan dia terus bergerak ke depan.     

Ketika Mu Qingke melihat hal ini, cengkeraman pedangnya menjadi semakin erat. Dia berubah wujud menjadi seberkas cahaya dan menghilang dari tempatnya berada. Lalu dia melesat ke bawah sambil mengayunkan pedangnya.     

*Brak, Brak, Brak* Pedang-pedang itu menghantam tubuh Ye Futian, tapi mereka hancur seketika dan tidak mampu menghentikan pergerakan Ye Futian ke depan. Dia menembus segalanya hingga akhirnya dia muncul di hadapan Mu Qingke.     

Ketika dia tiba, aura pedang tak terbatas di pola pedang yang berada di atas langit itu menyelimuti tubuh Mu Qingke. Pada saat ini, Mu Qingke sepertinya telah menyatu dengan aura pedang tersebut, dia tampak seperti dirasuki oleh sebilah pedang ilahi. Dia adalah seorang ahli pedang, sehingga dia mampu berubah menjadi sebilah pedang.     

Dia menunjuk ke arah pedang Ye Futian yang semakin mendekat. Tidak lama kemudian, ujung jarinya bertabrakan dengan pedang itu, sehingga menciptakan sebuah pemandangan yang mengejutkan. Pedang milik Ye Futian mulai retak sedikit demi sedikit saat aura pedang yang mengerikan itu menembusnya.     

*Brak* Ye Futian terhempas ke belakang saat aura pedang penghancur itu menyerang tubuhnya, berusaha mencabik-cabik dirinya.     

"Kuat sekali!" Hati semua orang berdebar kencang. Pedang milik Ye Futian saja sudah cukup mengerikan. Akan tetapi, bahkan pedang itu telah dihentikan oleh satu orang.     

"Tingkat ketujuh," ujar sang Tetua dari Istana Kekaisaran Song. Ini pasti Pedang Tai'e tingkat ketujuh.     

Pada saat ini, Mu Qingke tampak seperti seorang dewa pedang. Setiap bagian tubuhnya terbuat dari pedang, dan setiap pedang di tubuhnya tampaknya merupakan pedang paling tajam di dunia ini.     

*Whoosh*     

Sosok Mu Qingke menghilang, dan Ye Futian tiba-tiba merasakan ancaman yang mengerikan. Dia berubah menjadi kilatan petir dan ikut menghilang dari tempatnya.     

Terdengar suara retakan yang keras saat seberkas aura pedang menyebar di tempat dimana dia baru saja berada. Aura itu turun dari atas langit dan meninggalkan jejak pedang berbentuk satu garis lurus. Selain itu, aura pedang tersebut juga membentuk sebuah lubang yang sangat dalam di permukaan tanah di bawahnya yang dipenuhi dengan Qi pedang.     

Meskipun serangannya meleset, sosok Mu Qingke kembali menghilang. Dia bergerak secepat mungkin.     

Ye Futian terus melarikan diri. Keduanya tampak seperti sepasang kilatan petir. Banyak orang yang menyaksikan pertarungan itu tidak dapat mengikuti pergerakan mereka dengan mata telanjang. Bagaimanapun juga mereka berdua mahir dalam menggunakan kekuatan Jalur Agung Ruang dan Waktu.     

*Brak*     

Pada akhirnya, terdengar suara benturan yang keras. Tidak lama kemudian terdengar suara sepuluh ribu gajah, yang disusul oleh suara kehancuran yang mengerikan saat teknik Divine Elephant Void-splitting Fist berhasil ditembus. Akibatnya, tubuh Ye Futian kembali terhempas ke belakang.     

Mu Qingke muncul kembali, dengan tubuh diselimuti oleh aura pedang. Sepertinya seluruh bagian dunia di belakangnya telah berubah menjadi dunia pedang. Pemandangan yang mengerikan ini membuat semua orang gemetar hebat.     

"Apa gunanya kau terus melarikan diri seperti ini?" Mu Qingke bertanya pada Ye Futian. "Kau telah membuatku mengeluarkan Pedang Tai'e tingkat ketujuh. Hal ini menyiratkan bahwa kau telah membuktikan betapa kuatnya dirimu."     

Ye Futian memandang lawannya itu dan berkata, "Aku hanya ingin melihat apakah ini adalah batas dari kekuatanmu. Sepertinya itu adalah pedang terkuatmu, ya?"     

Mu Qingke mengerutkan keningnya, lalu dia menatap Ye Futian dan bertanya, "Memangnya kenapa?"     

"Kau lumayan kuat," jawab Ye Futian. "Tapi aku masih belum mengeluarkan kemampuan terbaikku!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.