Legenda Futian

Bajingan Tak Tahu Malu



Bajingan Tak Tahu Malu

0Xiao Muyu memilih untuk mengabaikan Ye Futian. Dia adalah Renhuang paling tak tahu malu yang pernah ditemui olehnya.     3

Dia sama sekali tidak memiliki kemurahan hati dari seorang Renhuang. Hanya wajahnya saja yang tampan…     

"Selain aura pedang, apakah kau mendapatkan benda ilahi lainnya di dalam Reruntuhan Dewa?" tiba-tiba seseorang bertanya. Dalam sekejap, tatapan mata semua orang beralih ke arah suara itu berasal.     

Satu sosok yang bermandikan sinar matahari berdiri di udara, penampilannya tampak menyilaukan dan menakjubkan seperti Dewa Matahari.     

Dia adalah Di Wu, salah satu sosok terkemuka dari Istana Divine Solar di Dunia Matahari.     

Tatapan matanya, yang mengandung cahaya suci matahari, tertuju pada Ye Futian.     

Dalam pertempuran yang baru saja terjadi, Roda Ilahi milik Ye Futian tampak begitu unik. Saat pertempuran berlangsung, roda itu langsung menyegel medan pertempuran. Seolah-olah hanya ada Jalur Agung milik Ye Futian di dalam area tersebut, dan Roda Ilahi itu menekan Jalur Agung milik Luo Zhao dengan sangat kuat.     

Di Wu adalah salah satu dari sepuluh orang yang telah mendapatkan benda ilahi di Reruntuhan Dewa. Dia juga mulai menggunakan benda ilahi itu untuk berkultivasi. Oleh karena itu, sudah jelas dia memahami arti dari pertempuran yang baru saja dijalani oleh Ye Futian.     

Bukan hanya dia saja. Pada kenyataannya, orang-orang juga ingin bertanya pada Ye Futian tentang hal tersebut, terutama mereka yang telah mendapatkan benda-benda ilahi di Reruntuhan Dewa.     

Asumsi yang mereka miliki mirip dengan Di Wu.     

Mereka jelas mengetahui bahwa, bahkan jika mereka berhasil menempa Roda Ilahi yang sempurna, namun dalam pertempuran, Roda Ilahi hanya akan membuat mereka sedikit lebih kuat dengan cara menarik kekuatan Jalur Agung dari sekeliling mereka. Dalam aspek 'esensi' dari Jalur Agung mereka, sebenarnya tidak ada perbedaan sama sekali; kekuatan mereka tetap sama.     

Namun, saat mereka menggunakan benda ilahi, mereka akan mengalami beberapa perubahan. Mereka bisa menciptakan sebuah wilayah tersendiri. Dengan cara itu, Jalur Agung mereka akan menjadi semakin kuat.     

Beberapa saat yang lalu, ketika Ye Futian bertarung melawan Luo Zhao, dia telah membuktikan hal ini.     

Tatapan mata Ye Futian beralih pada Di Wu. Pria ini sangat jeli dalam mengamati sesuatu. Roda Ilahi berbentuk mata ini ditempa dari Roh Kehidupan badai, dan Roh Kehidupan ini bukanlah milik Ye Futian, tetapi pemberian dari Donghuang Agung. Jalur Agung di dalamnya jelas tidak sama dengan milik Ye Futian.     

Semua ini terjadi sebelum Ye Futian sempat mengeluarkan Roda Ilahi keempatnya. Jika dia mengeluarkan Roda Ilahi keempat miliknya, dia bertanya-tanya bagaimana Di Wu akan menanggapi hal tersebut. Roda Ilahi keempat miliknya merupakan sebuah dimensi Jalur Agung yang sempurna, yaitu berupa area yang tersegel dari dunia luar.     

"Di dalam Reruntuhan Dewa, tubuhku diselimuti oleh cahaya suci dari Donghuang Agung dan memanfaatkannya untuk membuktikan Jalur Agung milikku serta menempa Roda Ilahi dari Jalur Agung, sehingga tentu saja hasil yang kuterima berbeda," ujar Ye Futian. "Sayangnya, kalian semua terlalu cepat menerobos ke tingkat berikutnya. Untungnya, aku menahan laju perkembangan Plane-ku. Karena itulah, ketika Istana Surgawi di dalam Reruntuhan Dewa terbuka, aku berhasil menerobos ke tingkat berikutnya dan menempa Roda Ilahi."     

Nada bicara Ye Futian terdengar sangat santai. Dia memberitahu orang-orang bahwa alasan mengapa dia berbeda dari kultivator lainnya adalah karena Roda Ilahi dari Jalur Agung miliknya ditempa ketika dia diselimuti oleh cahaya suci dari Donghuang Agung di Istana Surgawi. Sudah jelas, dia mendapatkan hasil yang berbeda dari kultivator lainnya.     

Apa yang dikatakan Ye Futian memang bisa saja terjadi. Bagaimanapun juga, dia memang menahan laju perkembangan Plane-nya dan telah membuktikan Jalur Agungnya dengan menggunakan kekuatan Kaisar Agung di Istana Surgawi.     

Jika memang benar begitu, apakah mereka telah melewatkan sebuah kesempatan langka seperti yang dikatakan oleh Ye Futian?     

"Apakah itu berarti hal yang sama juga berlaku untuk Roda Ilahi-mu yang berbentuk guqin?" Tatapan mata Di Wu sama sekali tidak berubah. Namun faktanya, dia merasa curiga. Pertarungan antara Ye Futian dan Gai Jiutian setelah mereka keluar dari Reruntuhan Dewa seperti berbeda dari apa yang baru saja mereka saksikan.     

Ye Futian memandang ke arah Di Wu dan tersenyum dengan datar. Dia tidak menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh Di Wu.     

Entah Roda Ilahi itu sama atau tidak, apakah Ye Futian perlu memberitahu Di Wu tentang hal tersebut?     

"Keluarkan Roda Ilahi Guqin milikmu dan biarkan kami melihatnya secara langsung," Di Wu memberi perintah sambil menatap ke arah Ye Futian. Jika Roda Ilahi-nya berbeda, maka hal itu akan membuktikan bahwa ada kemungkinan Ye Futian telah menerima keuntungan lainnya di dalam Istana Surgawi dari Reruntuhan Dewa yang tidak mereka ketahui.     

"Kau menyuruhku mengeluarkan Roda Ilahi Guqin milikku agar kalian semua bisa melihatnya secara langsung?"     

Ye Futian memandang ke arah Di Wu. Kultivator dari Istana Divine Solar ini sangat tidak sopan dan sombong.     

Jika Di Wu menggunakan kata-kata 'tolong' atau 'bolehkah', Ye Futian mungkin akan mempertimbangkan untuk menuruti perintah Di Wu.     

Sepertinya Di Wu lupa bahwa kultivator yang berdiri di hadapannya juga merupakan salah satu sosok terkemuka yang telah menempa Roda Ilahi sempurna seperti dirinya.     

Ye Futian tersenyum. Kemudian dia berbalik dan berjalan menghampiri Yaya.     

Setelah memakan Buah dari Jalur Agung, Yaya telah pulih dari luka-lukanya. Auranya kembali stabil, dan aura pedang tampak berputar-putar di sekelilingnya. Dia benar-benar menunjukkan tanda-tanda bahwa dia menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Aura di tubuhnya sepertinya telah mencapai ambang batas dari Plane-nya.     

Hal ini membuat ekspresi Ye Futian tampak aneh. Mungkin saja dipojokkan oleh Renhuang menjadi berkah tersendiri baginya.     

Setelah menerima ajaran dari Donghuang Agung, kultivasi Yaya telah meningkat pesat. Dengan memiliki pengetahuan kultivasi dari dua kehidupan yang berbeda, dia telah memperbaiki kekurangan yang dia miliki sebelumnya. Oleh karena itu, laju perkembangannya sangat cepat.     

Ketika dia masih menjadi Pendekar Nether, dia telah mencapai Nirvana Plane. Itulah alasan mengapa Ye Futian tidak merasa aneh saat melihat perkembangan Yaya yang begitu cepat.     

Yaya seperti merasakan sesuatu dan dia membuka matanya. Pada saat itu juga, aura pedang di sekelilingnya menghilang.     

"Mari kita kembali terlebih dahulu," ujar Ye Futian.     

"Hmm." Yaya mengangguk. Mengingat hubungan Ye Futian dan dirinya, jelas dia tidak perlu berterima kasih. Mereka telah menghadapi situasi antara hidup dan mati bersama-sama. Ye Futian selalu memperlakukannya sebagai adiknya sendiri. Namun faktanya, perasaannya pada Ye Futian cukup rumit.     

Perasaan ini sulit untuk dijelaskan.     

Gu Dongliu dan Pendekar Lihen juga berjalan ke arah mereka. Kelompok mereka langsung pergi meninggalkan tempat ini, mengabaikan kerumunan kultivator di sekitar mereka.     

Ye Futian tidak tertarik untuk dikelilingi dan diamati oleh banyak orang.     

Ketika Di Wu menyaksikan pemandangan ini, dia mengerutkan keningnya. Tatapan matanya pada Ye Futian tampak sedingin es. Namun tetap saja, ini adalah Akademi Tianshen dan bukan wilayahnya sendiri. Pada akhirnya, dia tidak menghentikan Ye Futian dan kelompoknya. Sudah jelas, dia tidak bisa menghalangi mereka untuk pergi. Dua orang yang berada di belakang Ye Futian memiliki kemampuan yang sangat kuat.     

Chang Xi memandang ke arah Di Wu. Dunia Matahari dan Dunia Bayangan berkebalikan satu sama lain. Status yang dimiliki Di Wu di Dunia Matahari mirip dengan statusnya di Dunia Bayangan.     

Identitas dan status Di Wu jelas tidak perlu diragukan lagi. Sebagai kultivator nomor satu dari Istana Divine Solar, dia dianggap sebagai sosok yang tak tertandingi. Sekarang setelah Di Wu menempa Roda Ilahi yang sempurna, kemungkinan besar dia akan mewarisi takhta dari Istana Divine Solar di masa depan.     

Namun, selama ini dia telah meremehkan Ye Futian. Murid dari Tetua Agung Tianhe ini berani membunuh Gai Shi Shi dan Gai Jiutian. Siapa pun bisa mengetahui sosok seperti apakah Ye Futian itu.     

Selain itu, melihat penampilan Ye Futian saat ini, tampaknya dia tidak lebih lemah dari mereka. Dalam aspek Roda Ilahi dari Jalur Agung yang mereka tempa, dia jauh lebih unggul daripada mereka.     

Saat ini, Ye Futian telah menunjukkan dua Roda Ilahi yang sempurna.     

Chang Xi mengambil langkah dan bergegas pergi meninggalkan tempat ini. Para kultivator lainnya juga membubarkan diri. Sebelumnya, Nan Luoshen telah bertanya pada Ye Futian berapa banyak Roda Ilahi sempurna yang telah dia tempa. Ye Futian hanya menjawab bahwa cepat atau lambat dia akan mengetahuinya. Jika benar demikian, apakah itu berarti dia hanya memiliki dua Roda Ilahi?     

Dia memiliki firasat bahwa ada kemungkinan Ye Futian memiliki lebih dari dua Roda Ilahi.     

Nan Luoshen juga pergi meninggalkan tempat tersebut. Ketika Shen Hao melihat Nan Luoshen pergi, dia juga pergi dan mengikutinya dari belakang. Kemudian dia memanggilnya, "Puteri Luoshen, setelah membuktikan Jalur Agung dan menjadi seorang Renhuang, saya masih ragu-ragu mengenai beberapa hal. Bolehkah saya meminta nasihat dari anda?"     

Nan Luoshen berbalik dan memandang Shen Hao. Dia menjawab, "Aku sendiri tidak yakin dengan banyak hal."     

Meskipun dia selalu dimanja oleh Kaisar Nan dan Permaisuri Luo, namun kini dia sudah menjadi seorang Renhuang. Bagaimana mungkin dia tidak menyadari motif Shen Hao untuk mendekatinya?     

"Kalau begitu, bukankah lebih menarik jika kita mencari tahu apa yang tidak kita pahami bersama-sama?" Shen Hao memberi saran sambil tersenyum. Nada bicaranya begitu lembut dan menyiratkan keanggunan di dalamnya.     

"Ada begitu banyak senior di Akademi Tianshen. Karena kita adalah tamu dari Akademi Tianshen, aku yakin para senior di Akademi Tianshen tentu saja akan bersedia memberi beberapa petunjuk pada kita. Sampai jumpa," Nan Luoshen masih menjawab dengan tenang. Kemudian, dia bergegas melangkah ke udara dan menghilang dari tempatnya berada.     

Shen Hao tersenyum saat dia melihat sosok Nan Luoshen yang menghilang ke kejauhan. Tidak salah bahwa dia adalah puteri dari Kerajaan Nantian dan putri semata wayang dari Kaisar Nan. Di antara 3.000 Dunia dari Jalur Agung, hanya ada beberapa wanita yang bisa menarik perhatiannya. Ini adalah pertama kalinya dia ditolak ketika mengajak seorang wanita dari generasinya untuk berdiskusi terkait Jalur Agung mereka.     

Namun, dia tidak merasa kesal. Jawaban seperti ini sesuai dengan status yang dimiliki oleh Nan Luoshen.     

Di antara 3.000 Dunia dari Jalur Agung, siapa lagi yang bisa menjadi rekan spiritual Shen Hao selain Nan Luoshen?     

Shen Hao berbalik dan pergi ke arah yang berbeda. Meskipun dia tertarik pada Nan Luoshen, namun dalam hatinya, kultivasi akan selalu menjadi prioritas utama. Rekan spiritual hanyalah sebuah pelengkap dalam perjalanan kultivasi seseorang. Setelah berlatih sendirian selama bertahun-tahun, sulit untuk menemukan seorang wanita yang bisa menarik perhatiannya. Sehingga sudah jelas, dia tidak ingin membiarkan Nan Luoshen lolos begitu saja.     

…     

Setelah Ye Futian kembali ke istananya, dia menyadari bahwa seseorang mengikutinya dari belakang. Anehnya, sosok itu adalah Xiao Muyu dari Klan Xiao.     

Di dalam istana, Ye Futian menatap Xiao Muyu dengan curiga. Dia bertanya, "Dewi Xiao, apakah kau benar-benar tertarik padaku?"     

Sebelumnya, Ye Futian hanya bercanda. Mungkinkah Xiao Muyu benar-benar ingin menjadi selirnya?     

Apakah ini adalah kekuatan dari pesonanya?     

Tatapan mata Xiao Muyu menjadi sedingin es. Dia menyadari bahwa meskipun pria ini memiliki bakat yang luar biasa dan telah membuktikan Jalur Agungnya sehingga menjadi seorang Renhuang, dia benar-benar sosok yang tak tahu malu.     

"Sebelumnya, Renhuang Ye mengatakan bahwa tidak banyak peralatan ritualmu yang tersisa. Aku datang kemari karena merasa penasaran. Aku ingin melihat peralatan ritual mana saja yang dipilih oleh Nan Luoshen," ujar Xiao Muyu. Saat ini, dia tidak mempercayai setiap kata yang diucapkan oleh Ye Futian kala itu.     

"Karena Dewi Xiao telah menentukan pilihan, tidak ada alasan bagimu untuk melihat koleksi peralatan ritual itu lagi," Ye Futian menolak permintaannya dengan tegas. Kedua matanya tampak berkedut.     

Nona muda dari Klan Xiao ini tidak percaya padanya?     

"Apakah Renhuang Ye merasa bersalah terkait suatu hal?" Xiao Muyu bertanya.     

"Karena Dewi Xiao tidak percaya padaku, maka aku tidak bisa berkomentar apa-apa," jawab Ye Futian dengan acuh tak acuh.     

"Huh," Xiao Muyu mendengus. "Renhuang Ye tahu apa yang telah kau lakukan. Kalau begitu, aku tidak akan membahasnya lagi. Namun, aku datang kemari bukan atas nama Klan Xiao. Kita bertemu untuk pertama kalinya di dalam Reruntuhan Dewa, dan harta karun yang kuincar telah dijarah oleh Renhuang Ye; meskipun begitu, aku tetap membantu Renhuang Ye untuk menyelesaikan krisis yang kau hadapi. Maka dari itu, hubungan di antara kita bisa dianggap sebagai 'rekan', bukan?"     

Ye Futian tersenyum. Bantuan yang diberikan oleh Xiao Muyu telah ditukarkan dengan peralatan ritual. Sehingga dia tidak merasa berhutang budi padanya.     

Xiao Muyu bertingkah aneh saat ini.     

"Tentu saja." Ye Futian mengangguk sambil tersenyum.     

"Kalau begitu, bolehkah aku meminta bantuan dari Renhuang Ye?" Tatapan mata Xiao Muyu tampak ragu-ragu. Seolah-olah dia kesulitan untuk mengatakan sesuatu. Dia juga sosok yang sangat menjunjung tinggi harga dirinya dan sangat peduli dengan citranya di mata orang-orang. Dia bahkan kesulitan untuk memberanikan diri datang kemari dan meminta bantuan darinya.     

Ye Futian tertegun. Apakah hal ini menunjukkan bahwa dia dengan sengaja menyinggung masalah terkait peralatan ritual untuk membuatnya merasa bersalah?     

"Dewi Xiao, silahkan katakan apa yang kau butuhkan dariku. Jika aku bisa membantumu, tentu saja aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu," ujar Ye Futian.     

"Semua kultivator mengetahui betapa sulitnya menempa Roda Ilahi yang sempurna. Namun, di generasi ini, ada tiga Renhuang di sekitar Renhuang Ye telah menempa Roda Ilahi yang sempurna. Kau pasti memiliki pengalaman yang mumpuni dalam menempa Roda Ilahi yang sempurna…" ujar Xiao Muyu.     

Tiga kultivator kuat itu telah menempa Roda Ilahi yang sempurna. Meskipun pada dasarnya mereka sangatlah berbakat, namun pasti ada sesuatu yang mempermudah proses penempaan Roda Ilahi mereka.     

Pasti ada kesamaan di antara ketiga kultivator itu.     

"Mereka bertiga sudah ditakdirkan untuk menempa Roda Ilahi yang sempurna. Dewi Xiao seharusnya juga mengetahui seperti apa kesulitan dalam menempa Roda Ilahi yang sempurna," ujar Ye Futian.     

Ketika Xiao Muyu mendengar kata-kata Ye Futian, dia merasa sedikit kecewa. Dia tidak tahu apakah kata-katanya itu benar atau tidak. Namun, bahkan jika Ye Futian mengetahui metode untuk melakukan hal tersebut, kemungkinan besar dia tidak akan mengajarkan metode itu padanya.     

"Apakah benar-benar tidak ada teknik yang bisa kupelajari?" Xiao Muyu bertanya.     

"Teknik yang kuketahui terlalu sulit untuk dikuasai," ujar Ye Futian.     

Xiao Muyu tidak membahas hal itu lagi. Dia berkata, "Kalau begitu, sampai jumpa."     

Kemudian, dia berbalik dan bersiap untuk pergi.     

"Namun, masih ada harapan untukmu," tambah Ye Futian. Hal ini menyebabkan Xiao Muyu berhenti sejenak.     

Dia berbalik dan menatap ke arah Ye Futian. Apakah dia benar-benar mengetahui sebuah metode untuk menempa Roda Ilahi yang sempurna?     

"Kau mengetahui metodenya?" Xiao Muyu bertanya.     

"Hal ini bergantung pada berapa harga yang bersedia dibayarkan oleh Dewi Xiao," ujar Ye Futian sambil tersenyum.     

Ketika Xiao Muyu melihat tatapan mata Ye Futian, dia bisa merasakan tubuhnya merinding. B*jingan tak tahu malu ini benar-benar...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.