Legenda Futian

Transformasi Xiao Muyu



Transformasi Xiao Muyu

1Sebelumnya, meskipun Ye Futian telah menerima murid secara tidak resmi, namun faktanya, Xiao Muyu dapat dianggap sebagai murid pertamanya yang direkrut secara resmi.      3

Namun, sepertinya dia bersedia menjadi muridnya karena rayuan Ye Futian.     

Memang benar bahwa Xiao Muyu mempercayai Ye Futian; jika tidak, mustahil baginya untuk menjadi muridnya. Meskipun hingga saat ini dia masih mencurigai perilaku gurunya itu, namun dia mempercayainya dengan sepenuh hati dalam aspek kultivasi. Karena itulah, akhir-akhir ini dia berlatih menggunakan metode Deed of Thorough Comprehension dengan giat.     

Seperti yang diharapkan, dia merasa bahwa tidak lama lagi dia akan mampu membuktikan Jalur Agung miliknya.     

Ketika dia memasuki Reruntuhan Dewa, dia sudah menjadi setengah Renhuang, dan dia tidak sendirian. Faktanya, sebagian besar kultivator yang terpilih untuk memimpin kelompok di dalam Reruntuhan Dewa adalah kultivator terbaik di pasukan mereka masing-masing. Karena itulah, sebagian besar dari mereka hampir meraih terobosan.     

Saat Xiao Muyu sedang berlatih, Yaya akhirnya berhasil menerobos ke tingkat Renhuang. Dengan bantuan aura pedang milik Donghuang Agung, dia berhasil menempa Roda Ilahi berbentuk matriks pedang. Karena dia mendapatkan bantuan dari Ye Futian serta aura pedang milik Donghuang Agung, Roda Ilahi yang dia tempa tentu saja sempurna.     

Ye Futian sangat menyadari bahwa, dibandingkan dengan Reruntuhan Dewa, Roh Kehidupannya adalah sarana yang lebih cocok bagi para kultivator untuk membuktikan Jalur Agung mereka dan menempa Roda Ilahi yang sempurna.     

Terkadang, dia bertanya-tanya, sebenarnya Roh Kehidupan macam apa ini?     

Hari ini, Xiao Muyu pergi ke istana Ye Futian dan bersiap untuk mencoba menerobos ke tingkat Renhuang.     

Saat ini, dia berdiri di dalam matriks ruang dan waktu yang telah disiapkan oleh Ye Futian. Dia bisa melihat matahari, bulan, dan bintang melayang di atas langit, seolah-olah tempatnya berada kini berubah menjadi sebuah area tersendiri.     

"Guru, matriks macam apa ini?" Xiao Muyu tampak takjub. Sebuah aura yang kuat berputar-putar di udara.     

Ye Futian tidak menanggapi pertanyaannya. Sepertinya dia kelelahan.     

"Guru, apa yang terjadi pada anda?" Xiao Muyu bertanya.     

"Aku telah bersusah payah untuk menyiapkan matriks ini, sehingga kini aku kelelahan," jawab Ye Futian dengan lesu. "Namun, kau memang pantas mendapatkannya. Apakah kau masih ingat nasihat yang kusampaikan padamu?"     

Kecurigaan terlintas di mata Xiao Muyu. Apakah dia berkata jujur?     

Meskipun kepribadian Gurunya ini masih perlu dipertanyakan, namun menilai dari matriks yang menakjubkan ini, dia beranggapan bahwa kata-katanya mungkin memang benar adanya.     

"Hmm. Saya selalu mengingat semua ucapan anda, Guru," ujar Xiao Muyu sambil menganggukkan kepalanya.     

Ye Futian berjalan menghampiri Xiao Muyu dan menepuk-nepuk kepalanya. Dia tampak lelah.     

Xiao Muyu mendongak dan memandangnya. Ye Futian berkata, "Kau adalah muridku satu-satunya. Bahkan jika aku harus menguras habis energiku, aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantumu membuktikan Jalur Agung milikmu. Kau tidak perlu tersentuh oleh tindakanku. Semua ini sudah menjadi tanggung jawabku."     

"…"     

Xiao Muyu mengedipkan matanya.     

"Guru, apakah anda harus melakukan hal ini setiap saat?" Xiao Muyu menunjuk tangan Ye Futian, yang masih berada di kepalanya. "Saya tidak terbiasa dengan perlakuan ini."     

"Oh." Ye Futian mengangguk dan melepaskan tangannya dari kepala Xiao Muyu. Namun, alih-alih menarik kembali tangannya, dia mencubit wajah Xiao Muyu. Dengan nada bicara seperti seorang Tetua, dia berkata, "Muyu, karena aku telah menerimamu sebagai muridku, aku memperlakukanmu sebagai seseorang dari generasi yang lebih muda dariku. Ada pepatah yang mengatakan bahwa 'Menjadi guru selama satu hari sama seperti menjadi seorang ayah seumur hidup'. Kau seperti seorang bocah bagiku. Tolong jangan pedulikan tindakanku."     

Xiao Muyu ingin menangis… Dia benar-benar memperlakukannya seperti anak kecil.     

Apakah Gurunya pernah melihat ada seorang anak kecil yang telah mendekati Renhuang Plane sebelumnya?     

Jika Ye Futian benar-benar seorang lelaki tua, maka Xiao Muyu tidak akan mempermasalahkan tindakannya itu. Masalahnya adalah dia memiliki wajah yang masih muda dan tampan…     

"Tidak apa-apa, saya sudah terbiasa sekarang. Guru, bisakah kita mulai sekarang?" Xiao Muyu merasa bahwa dia tidak bisa lagi melepaskan diri dari cengkeraman Ye Futian.     

"Hmm." Ye Futian mengangguk. Dia kembali ke tempatnya semula dan duduk bersila, lalu berkata, "Ayo kita mulai."     

…     

Beberapa hari kemudian, tubuh Xiao Muyu bersinar terang sementara cahaya suci terpancar keluar darinya. Suara mengerikan dari Jalur Agung bergemuruh di tubuhnya, sehingga membuat aura di sekitarnya bergejolak. Situasi ini berlangsung cukup lama. Setelah itu, cahaya suci yang tak ada habisnya itu meredup dan kembali ke dalam tubuh Xiao Muyu.     

Dia membuka matanya perlahan-lahan. Dibandingkan sebelumnya, kedua mata Xiao Muyu kini tampak bersinar terang. Temperamennya juga telah berubah. Wajahnya bahkan menjadi lebih cantik sekarang. Kulitnya tampak bersinar dan halus. Tidak ada sedikit pun cela yang bisa ditemukan pada tubuhnya.     

Rambut panjangnya berkibar meskipun tidak ada angin yang berhembus. Sementara itu kedua mata Xiao Muyu berbinar seperti bintang-bintang saat dia tersenyum.     

Apakah dia telah berhasil mencapai tujuannya?     

Sekarang dia telah menjadi seorang Renhuang. Selain itu, dia adalah seorang Renhuang wanita yang telah menempa Roda Ilahi sempurna.     

Dia memandang ke arah Ye Futian. Ilusi di sekelilingnya telah menghilang; sehingga hanya matriks itu yang tersisa. Namun, aura Ye Futian tampak lemah, seolah-olah semua kekuatannya telah terkuras habis. Dia bahkan menunjukkan tanda-tanda berada di ambang kematiannya.     

"Guru." Xiao Muyu terkejut, dan dia bergegas pergi ke arahnya. Dia sempat merasa curiga. Namun, matriks ini sangat kuat dan mampu membantunya dalam menempa Roda Ilahi yang sempurna. Dia berspekulasi bahwa Ye Futian benar-benar menghabiskan kekuatannya untuk mempertahankan matriks raksasa ini.     

"Aku baik-baik saja," Ye Futian meyakinkannya sambil melambaikan tangannya dengan acuh tak acuh. "Aku merasa puas bisa menyaksikan dirimu meraih kesuksesan."     

"Bagaimana kondisi anda sekarang?" Xiao Muyu berjongkok dan menopang tubuh Ye Futian dari samping.     

Dia merasa sedikit malu karena telah meragukan Ye Futian sebelumnya. Meskipun pria ini adalah sosok yang tahu malu, namun dia berhati baik. Dia bahkan rela membayar harga yang sangat mahal untuk membantunya.     

"Aku baik-baik saja. Aku hanya menggunakan semua energiku dan menghabiskan sebagian besar dari kekuatanku. Tapi, aku bisa memanfaatkan Roh Kehidupanku, jadi tubuhku akan pulih dengan sendirinya," Ye Futian menjelaskan.     

Xiao Muyu merasa sangat tersentuh. Bagaimana bisa kondisinya saat ini dianggap baik-baik saja?     

"Apa yang bisa saya lakukan untuk anda?" Xiao Muyu bertanya.     

"Aku merasa lesu, dan sekujur tubuhku terasa sakit sekarang. Kau bisa memberiku pijatan," Ye Futian meminta tolong padanya.     

Xiao Muyu merasa sedikit ragu-ragu. Apakah pijatan benar-benar bisa membantu memulihkan kondisi gurunya?     

Namun, dia tetap menganggukkan kepalanya dengan serius dan menjawab, "Baiklah."     

Saat dia memberikan jawaban, dia mulai memijat punggung Ye Futian.     

"Aku senang melihatmu begitu berbakti padaku." Ye Futian menganggukkan kepalanya dengan puas. Pijatan Xiao Muyu terasa sangat nyaman.     

Berapa banyak orang yang bisa mendapatkan perlakuan berupa seorang Renhuang wanita yang memijat punggung mereka?     

Karena Ye Futian telah menerima seorang murid, dia harus memanfaatkannya dengan baik.     

Pada saat ini, satu sosok berjalan mendekat. Dia adalah Xia Qingyuan. Ketika dia melihat ekspresi Ye Futian yang tampak kelelahan, dia berkata pada Xiao Muyu, "Biar aku saja yang melakukannya."     

Xiao Muyu memandang Xia Qingyuan dan kemudian menatap ke arah Ye Futian. Dengan suara pelan, dia bertanya, "Guru, apakah wanita ini adalah istri anda?"     

Ye Futian telah mengatakan bahwa dia memiliki seorang istri. Namun, memangnya Xiao Muyu mengira Ye Futian memiliki berapa istri?     

"Jangan berbicara sembarangan." Ekspresi Ye Futian menjadi muram.     

Xia Qingyuan mengedipkan matanya. Istri?     

Kedua matanya berbinar. Kemudian, dia mendekati mereka dan berkata, "Muyu, serahkan saja hal ini padaku."     

"Baiklah." Xiao Muyu mengangguk dan memberi ruang untuk Xia Qingyuan. Menilai dari nada bicara Xia Qingyuan yang terdegar begitu ramah, kemungkinan besar dia adalah tunangan Ye Futian.     

Sudah tidak perlu diragukan lagi.     

Guru benar-benar pria yang beruntung.     

*Krak* Tiba-tiba terdengar suara gemeretak yang pelan, tepat ketika Xiao Muyu merasa tersentuh, punggung Ye Futian mengeluarkan suara gemeretak ketika Xia Qingyuan memijatnya dengan keras.     

"Aduh!" Ye Futian melompat terkejut dan berkata, "Puteri, apakah kau ingin membunuhku?"     

Xiao Muyu tertegun sejenak. Ada apa dengan pemandangan ini?     

Mengapa rasa lelah yang dialami oleh Guru langsung menghilang?     

Bahkan dapat dikatakan bahwa penampilannya yang tampak sekarat kini telah lenyap tak berbekas.     

Xiao Muyu tersadar dari lamunannya, dan wajahnya langsung memerah. Dia memandang Ye Futian dengan tatapan mematikan.     

Guru yang tak tahu malu ini.     

Merasa bahwa tatapan mata Xiao Muyu tampak tidak bersahabat, Ye Futian berkata, "Muyu, jangan salah paham. Ketika melihatmu begitu berbakti padaku, aku merasa sangat tersentuh, dan karena itulah, aku bisa pulih dalam sekejap."     

"Hmm. Tentu saja saya 'percaya' pada anda, Guru," ujar Xiao Muyu sambil menggigit bibirnya dengan pelan. Mengingat bahwa dia merasa tersentuh sebelumnya, namun ternyata…     

"Baguslah. Muyu, kembalilah ke klanmu untuk menstabilkan tingkat Plane-mu," ujar Ye Futian. "Ingatlah apa yang telah kuperintahkan padamu."     

Xiao Muyu menganggukkan kepalanya. Dia memandang mereka berdua dan berkata, "Guru, Nyonya, saya tidak akan mengganggu kalian berdua lagi. Beberapa hari lagi, saya akan datang berkunjung."     

Setelah mengatakan hal ini, Xiao Muyu berbalik dan pergi.     

"Jaga mulutmu baik-baik," ujar Xia Qingyuan, dia masih tidak bisa berkata-kata.     

"Bocah ini masih belum dewasa. Puteri, jangan diambil hati," ujar Ye Futian pada Xia Qingyuan.     

Xia Qingyuan memandang Ye Futian. Dengan suara pelan, dia berkata, "Aku merasa Muyu adalah wanita yang cukup baik. Jangan mempermainkannya di masa depan."     

"??" Ye Futian mengedipkan matanya.     

Bukankah mereka berdua baru saja berselisih satu sama lain?     

Setelah pergi meninggalkan istana, ekspresi Xiao Muyu masih terlihat aneh. Semua yang telah terjadi selama beberapa hari terakhir ini terasa seperti mimpi. Saat dia mengingat kembali peristiwa yang terjadi beberapa hari terakhir, dia tersenyum berseri-seri.     

"Guru," Xiao Muyu bergumam pada dirinya sendiri. Dia bisa merasakan kehangatan di dalam dirinya.     

Perasaan ini cukup menyenangkan.     

Dia tiba di tempat lainnya. Ada banyak kultivator dari Klan Xiao di tempat itu. Ketika mereka melihat Xiao Muyu kembali, sosok mereka melesat mendekat. Seseorang bertanya, "Nona Muda, anda telah menerobos ke tingkat berikutnya?"     

Xiao Muyu mengangguk dan berkata, "Ayo kita pulang."     

Setelah mengatakan hal ini, kelompoknya terbang ke atas langit dan bersiap untuk kembali ke Klan Xiao.     

Klan Xiao terletak di wilayah utara Dunia Imperial. Sebagai salah satu pasukan besar di Dunia Imperial, markas dari Klan Xiao tampak seperti sebuah kota kuno yang menjulang tinggi hingga mencapai langit. Titik tertingginya bahkan menyamai Istana Surgawi.     

Setelah Xiao Muyu kembali, dia pergi ke suatu tempat. Banyak orang memberi hormat padanya saat dia melintas.     

Dia berjalan melewati banyak aula kuno dan tiba di sebuah area terbuka yang sangat luas. Sekelompok kultivator berjalan mendekatinya. Sosok yang memimpin kelompok itu adalah seorang pemuda dengan temperamen yang luar biasa.     

"Xiao Muyu," sosok itu memanggil namanya. Suaranya menyiratkan keagungan di dalamnya. Dia adalah seorang Renhuang dari Klan Xiao. Namun, dia bukan berasal dari cabang keluarga yang sama dengan Xiao Muyu. Mereka berdua merupakan keturunan utama dari Klan Xiao; Namun, mereka selama ini bersaing satu sama lain.     

"Ada apa?" Nada bicara Xiao Muyu terdengar dingin dan acuh tak acuh.     

"Akhirnya kau berhasil menerobos ke tingkat berikutnya?" Pemuda itu tersenyum datar dan berkata, "Kau terlambat. Apalagi kau kembali dari Reruntuhan Dewa dengan tangan kosong. Apa gunanya menerobos ke tingkat berikutnya sekarang? Namun, tetap saja kau telah berhasil membuktikan Jalur Agung milikmu. Pergilah dan laporkan hasil perjalananmu."     

Dalam perjalanannya di Reruntuhan Dewa, dia memang tidak mendapatkan keuntungan dalam jumlah besar. Namun, setelah dia keluar dari Reruntuhan Dewa, dia berhasil mendapatkan tiga peralatan ritual tingkat atas. Cabang keluarganya tidak akan mendapatkan satu pun dari peralatan-peralatan ritual tersebut.     

"Xiao Ran," ujar Xiao Muyu. Pemuda itu menatapnya.     

"Lain kali, jangan gunakan nada bicara ini untuk berbicara denganku. Aku tidak menyukainya," ujar Xiao Muyu dengan acuh tak acuh.     

"Hah?" Ekspresi Xiao Ran tampak tertarik. Dia tersenyum dan bertanya, "Sudah kuduga, setelah menerobos ke tingkat berikutnya, kau telah berubah. Apakah kau sudah tidak sabar untuk mencoba kekuatanmu?"     

Saat dia mengatakan hal ini, kekuatan Renhuang di tubuhnya terpancar keluar. Roda Ilahi-nya berada di tingkat kedua.     

Klan-klan besar biasanya mengizinkan anggota mereka untuk bersaing satu sama lain. Ini adalah satu-satunya cara agar mereka termotivasi untuk terus berkembang. Karena itulah, situasi seperti itu sudah biasa terjadi.     

Xiao Muyu memandang ke arah Xiao Ran. Kemudian dia mengambil satu langkah ke depan.     

*Boom* Cahaya suci dari Jalur Agung yang mengerikan menyebar di udara. Cahaya yang sangat menyilaukan itu bersinar dari atas langit. Pada saat yang bersamaan, kekuatan dari Jalur Agung mengalir ke bawah dan menekan Roda Ilahi lawannya.     

Pada saat ini, sekujur tubuh Xiao Muyu bermandikan cahaya yang menyilaukan. Seolah-olah dia adalah seorang dewi dengan keanggunan yang tak tertandingi.     

Ekspresi orang-orang yang baru saja kembali bersama Xiao Muyu langsung berubah menjadi sangat antusias. Hati mereka berdebar kencang.     

Roda Ilahi yang sempurna!     

Ekspresi Xiao Ran berubah drastis saat dia menatap ke arah Xiao Muyu.     

Pada saat yang bersamaan, banyak orang di kejauhan sepertinya bisa merasakan sesuatu. Banyak aura menyebar di tempat ini, diikuti oleh banyak sosok yang melompat ke atas langit.     

"Aku berharap hal seperti ini tidak akan terjadi lagi di masa depan," ujar Xiao Muyu dengan tenang. Dia kembali melangkah ke depan dan langsung berjalan melewati Xiao Ran.     

Anggota klan yang berjalan mengikuti Xiao Muyu di belakangnya memandang Xiao Ran dengan acuh tak acuh. Mulai saat ini dan seterusnya, status Xiao Muyu di Klan Xiao akan berubah total dari sebelumnya.     

Xiao Ran tidak layak untuk bersaing dengannya.     

"Xiao Muyu, datanglah ke aula utama," sebuah suara memanggilnya dari kejauhan. Dalam sekejap, sosok-sosok itu melompat ke atas langit dan pergi ke arah yang sama. Xiao Muyu mendongak dan memandang ke arah Istana Surgawi milik Klan Xiao di kejauhan. Rambut panjangnya berkibar tertiup angin.     

Saat ini, tempat itu sepertinya tidak lagi mustahil untuk dikunjungi!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.