Legenda Futian

Jarak



Jarak

2Ye Futian melangkah ke depan. Tatapan mata semua orang yang hadir di sana langsung tertuju padanya.      0

Xiao Muyu tampak sedikit terkejut. Meskipun Ye Futian adalah gurunya, namun tingkat kultivasinya sama dengan miliknya. Dia juga baru saja membuktikan Jalur Agung miliknya. Dia bisa saja menolak penawaran itu secara langsung.     

Entah mengapa, Xiao Muyu bisa merasakan kepercayaan diri yang luar biasa terpancar dari sosok Ye Futian saat dia memandang punggungnya.     

Xiao Qianshan duduk di deretan kursi terdepan. Dia juga terkejut dengan tindakan Ye Futian. Namun, dia tidak menghentikannya.     

Ye Futian adalah sosok terkemuka yang reputasinya telah mengguncang Sembilan Dunia Jalur Supremasi. Dia adalah satu-satunya kultivator dari kelompok kultivator terpilih di dalam Reruntuhan Dewa yang belum dibimbing sebagai seorang penerus oleh suatu pasukan besar. Dia adalah sosok terkemuka yang telah membantu cucunya menempa Roda Ilahi yang sempurna dan menerima Xiao Muyu sebagai muridnya.     

Xiao Qianshan juga ingin melihat sekuat apakah kemampuan bertarung Ye Futian.     

Ye Futian berjalan ke depan selangkah demi selangkah. Para Tetua, yang berdiri di kedua sisi tangga, memberi jalan ketika mereka melihat Ye Futian berjalan ke arah mereka. "Silahkan lewat sini, Renhuang Ye."     

Para Tetua itu menepi ke samping dan membuat Ye Futian dan Xiao Lan menjadi pusat perhatian.     

Xiao Lan adalah seorang Renhuang tingkat menengah dengan Roda Ilahi di tingkat keempat. Dia adalah sosok yang layak untuk memperebutkan posisi sebagai penerus klan sebelum Xiao Muyu mampu menempa Roda Ilahi yang sempurna.     

Ye Futian berhenti melangkah. Tatapan matanya tertuju pada sosok di hadapannya.     

Sebagai seorang Renhuang dengan Roda Ilahi di tingkat keempat, Xiao Lan memancarkan kekuatan Renhuang yang menakjubkan. Dia menatap sosok di hadapannya itu dengan tenang sambil menempatkan kedua tangannya di belakang punggungnya. Kemudian dia memperkenalkan diri, "Namaku Xiao Lan dari Klan Xiao."     

"Aku adalah guru dari Xiao Muyu, Ye Futian," Ye Futian berhenti melangkah dan menjawab sapaan dari Xiao Lan.     

"Kau ingin bertarung seperti apa, Renhuang Ye?" Xiao Lan bertanya.     

Ye Futian tidak memberikan jawaban apa-apa. Dia hanya tersenyum tipis dan tampak tenang. Sepertinya ada angin sepoi-sepoi yang bertiup melintasi tangga itu, sehingga menyebabkan rambut abu-abu Ye Futian sedikit berkibar. Jubahnya yang berwarna putih juga berkibar tertiup angin.     

Ye Futian mengangkat kakinya dan mengambil satu langkah ke depan.     

*Brak*     

Langkah kaki ini sepertinya menghasilkan suara dentuman yang keras, sehingga menyebabkan Istana Dewi sedikit berguncang. Suara gemuruh terdengar dari permukaan tanah yang berguncang. Seolah-olah area itu akan runtuh kapan saja. Sebuah aura suci yang dahsyat terpancar keluar. Tidak hanya itu saja, seberkas sinar cahaya keemasan yang tak terbatas melesat dari atas langit.     

Ye Futian, yang berdiri di bawah sinar cahaya tersebut, kini bermandikan dalam cahaya keemasan. Dia tampak seperti seorang dewa.     

Langkah kaki ini langsung mendarat di tubuh Xiao Lan. Bahkan serangan ini mungkin telah menghantam jiwanya. Langkah kaki Ye Futian ini mengandung tekanan yang tak tertandingi di dalamnya.     

Dapat terlihat dengan jelas bahwa pertarungan ini mengandalkan serangan dalam jarak dekat. Tidak ada satu pun teknik khusus yang digunakan.     

*Brak*     

Xiao Lan juga mengangkat kakinya dan mengambil satu langkah ke depan saat dia menaiki tangga tersebut. Pada saat itu juga, langit sepertinya telah berubah. Pada awalnya, langit di atas Istana Dewi tampak begitu cerah. Namun pada saat ini, langit langsung didominasi oleh warna putih dan hitam. Aura kehidupan dan kematian yang mengerikan telah tercipta. Aliran aura kehidupan dan kematian itu mengelilingi tubuh Xiao Lan dan berubah menjadi banyak bayangan. Sepertinya aura itu telah berubah menjadi aura elemen Yin dan Yang.     

Kehidupan dan Kematian.     

Ye Futian bisa merasakan aura milik Xiao Lan. Para kultivator dari Klan Xiao pasti mampu mengkultivasi dua jenis aura ini. Ini juga yang menjadi alasan Xiao Muyu untuk memperebutkan Teratai Ilahi kala itu.     

Kedua mata Xiao Lan berubah. Kelopak matanya berubah warna menjadi hitam dan putih. Selain itu, matanya seperti tak berdasar. Bayangan kehidupan dan kematian bermunculan saat kedua matanya berputar. Sepasang mata itu sepertinya hendak melahap Ye Futian saat Ye Futian menatap ke arahnya.     

Tatapan mata ini menyebabkan aura kehidupan dan kematian di sekitarnya menyelimuti tubuh Ye Futian. Seolah-olah Formasi Yin dan Yang berupa aura kehidupan dan kematian yang sesungguhnya telah turun ke muka bumi dan langsung menerobos ke dalam benak Ye Futian.     

"Sihir Mata."     

Ekspresi Ye Futian tampak datar. Kedua matanya juga berubah, tampak dalam dan tak berbatas seperti sebuah jurang tak berujung. Pada saat itu juga, lubang hitam yang mengerikan itu melahap segalanya. Aura ruang dan waktu langsung menekan dan menyelimuti aura kehidupan dan kematian.     

"Roda Ilahi yang sempurna." Tangan Xiao Lan masih berada di belakang punggungnya. Meskipun dia kalah dari Xiao Muyu dalam sesi penilaian, itu bukanlah pertarungan yang sesungguhnya. Pada saat ini, dia sedang berhadapan dengan Roda Ilahi yang sempurna. Dia bahkan bisa merasakan dengan jelas kekuatan dari Roda Ilahi yang sempurna itu.     

"Meskipun kau memiliki Roda Ilahi yang sempurna, bagaimana caramu dalam menjembatani perbedaan antara tingkat kultivasi kita?" Xiao Muyu bergumam pada dirinya sendiri. Bayangan Yin dan Yang muncul di atas langit. Bayangan itu menciptakan seberkas sinar kematian yang mengerikan, berusaha membelah tubuh Ye Futian. Pada saat yang bersamaan, sebuah pemandangan serupa muncul di matanya. Pemandangan yang muncul di matanya itu menyerang jiwa Ye Futian.     

*Krak, Krak* Aura pedang itu menabrak sinar kematian yang semakin mendekat. Tempat perjamuan Klan Xiao berada tidak jauh dari medan pertempuran. Namun, medan pertempuran dari dua kultivator itu telah diselimuti oleh badai penghancur. Badai itu sama sekali tidak memengaruhi jalannya perjamuan. Dua wilayah itu jelas terpisah satu sama lain, sehingga menghasilkan sebuah pemandangan yang menakjubkan.     

*Boom*     

Ye Futian kembali mengambil langkah ke depan. Dalam sekejap, sinar-sinar dari cahaya keemasan yang tak terhitung jumlahnya muncul di sekelilingnya. Sinar-sinar cahaya itu mengelilingi area tersebut seperti patung-patung dari para dewa dan menekan sinar kematian yang semakin mendekat. Meskipun banyak patung ilahi yang dihancurkan satu per satu, Ye Futian masih berdiri di tempatnya dengan tenang. Ekspresinya tidak berubah sama sekali, meskipun patung-patung di sekelilingnya mulai runtuh.     

"Meskipun auramu jauh lebih kuat dariku, namun tingkat kultivasimu terlalu rendah. Sudah jelas, pertempuran ini tidak adil bagimu," ujar Xiao Lan. Dia mengatakan hal ini bukan karena dia sedikit lebih unggul daripada Ye Futian. Dia sangat menyadari bahwa pertempuran antar orang-orang dengan perbedaan tingkat kultivasi yang begitu besar sangat tidak adil bagi Ye Futian.     

Ye Futian tersenyum saat mendengar kata-kata Xiao Lan. Dia kembali melangkah ke depan dan berbicara sambil diselimuti oleh pancaran cahaya suci, "Jalur Agungku sempurna. Siapa di antara 3000 Dunia Jalur Agung yang berani berbicara padaku tentang keadilan dalam tingkat kultivasi?"     

Dia baru saja mengatakan hal ini ketika seberkas sinar yang tak tertandingi terpancar keluar dari tubuhnya. Dia mengambil satu langkah ke depan dan berubah wujud menjadi seberkas sinar cahaya. Dia menembus udara dan tiba tepat di hadapan Xiao Lan. Kemudian, dia mengerahkan kepalan tinjunya.     

Kekuatan mengerikan yang berkumpul di hadapan Xiao Lan hancur seketika. Aliran Jalur Agung tercabik-cabik oleh kepalan tinju tersebut. Xiao Lan bergegas mengangkat tangannya dan mengerahkannya ke depan sambil menggeram. Serangan itu tampak seperti sebuah jejak telapak tangan kematian.     

*Boom*     

Terdengar suara benturan yang keras saat kepalan tinju dan jejak telapak tangan itu bertabrakan dan menciptakan sebuah badai yang mengerikan. Xiao Qianshan berdiri di depan lokasi perjamuan. Auranya terpancar keluar dan menjauhkan badai itu dari lokasi perjamuan.     

Tubuh Xiao Lan terus menerus terdorong ke belakang, kedua kakinya bergesekan dengan permukaan tanah. Dia baru berhenti ketika dia mencapai bagian tepi dari tangga tersebut. Bahkan dia harus menghentakkan kakinya dan menghancurkan beberapa anak tangga untuk menghentikan laju tubuhnya sendiri.     

Xiao Lan menatap ke arah Ye Futian, yang dikelilingi oleh cahaya keemasan. Cahaya yang menakjubkan itu tampak sempurna.     

Siapa di antara 3000 Dunia Jalur Agung yang berani berbicara padanya tentang keadilan dalam tingkat kultivasi?      

Xiao Lan tiba-tiba tersenyum. Dia memandang ke arah Ye Futian, lalu mengalihkan pandangannya pada Xiao Muyu, yang berada di lokasi perjamuan. Dia berkata, "Muyu, aku akan menantikan keagunganmu selama upacara penobatan berlangsung."     

Dia berbalik setelah selesai berbicara dan berjalan menuruni tangga. Dia pergi selangkah demi selangkah.     

"Siapa yang berani menyebut dirinya sendiri sebagai sosok yang tak tertandingi di antara 3000 Dunia dari Jalur Agung?" Xiao Lan menatap ke arah langit. Dia tahu bahwa dia bukanlah orang seperti itu.     

Apakah ada seseorang yang mampu melakukan hal itu?     

"Terima kasih atas bimbinganmu, Renhuang Ye." Seorang Tetua di bagian samping memandang ke arah Ye Futian. Kemudian dia memandang ke lokasi perjamuan dan berkata, "Qianshan, kuucapkan selamat untukmu dan Muyu."     

Kemudian dia tersenyum dan pergi.     

Para kultivator lainnya juga ikut pergi. Seolah-olah tidak ada apa pun yang terjadi di sana.     

Ye Futian masih berdiri di atas tangga dan memandang sosok-sosok yang pergi ke kejauhan. Dia tersenyum tipis. Bagaimanapun juga, mereka berasal dari klan yang sama dan semuanya telah mencapai tingkat Renhuang. Mereka mampu menerima kekalahan seperti itu.     

Meskipun mereka merasa kesal, mereka pasti dapat menyimpulkan sesuatu dalam perjalanan ini. Menilai dari kata-kata yang mereka ucapkan sebelum pergi, mereka pasti telah menerima hasil akhir ini dengan lapang dada.     

Ketika Ye Futian berbalik, dia melihat bahwa semua orang yang menghadiri perjamuan sedang menatapnya.     

"Ada apa?" ujar Ye Futian sambil tersenyum.     

"Siapa di antara 3000 Dunia Jalur Agung yang berani berbicara padaku tentang keadilan dalam tingkat kultivasi?" Xiao Qianshan bergumam pada dirinya sendiri. Ada begitu banyak sosok terkemuka di 3000 Dunia dari Jalur Agung, namun Ye Futian dengan sombongnya mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang bisa mengalahkannya dalam pertarungan yang adil. Tindakan seperti itu membutuhkan kepercayaan diri yang sangat besar.     

"Seumur hidupku, kau adalah orang pertama yang berhasil mengalahkan pemilik Roda Ilahi tingkat keempat dengan Roda Ilahi tingkat pertama," ujar Xiao Qianshan dengan emosional, "Pertempuran ini telah membuat saudara-saudaraku itu tidak bisa berkata-kata."     

"Anda terlalu memuji saya, Tetua. Roda Ilahi yang sempurna memang memiliki keuntungan tersendiri." Ye Futian tersenyum saat dia kembali ke lokasi perjamuan. Tatapan mata Xiao Muyu tertuju pada Ye Futian. Gurunya ini lebih hebat dari dugaannya. Meskipun kepribadiannya tidak begitu baik, namun apa yang baru saja terjadi terlihat sangat menakjubkan     

Dia juga memiliki Roda Ilahi yang sempurna. Namun, dia tidak akan bisa menang melawan Xiao Lan.     

"Jangan mengidolakanku. Berlatihlah dengan giat di masa depan." Ye Futian tersenyum dan berbicara ketika dia melihat Xiao Muyu menatapnya.     

Xiao Muyu tersenyum, lalu mengangkat gelasnya pada Ye Futian dan berkata, "Saya ingin memberikan penghormatan kepada anda, guru. Terima kasih telah membimbing saya selama ini."     

Ye Futian tersenyum dan mengangkat gelasnya. Kemudian keduanya meneguk minuman masing-masing.     

Orang-orang kembali ke tempat mereka masing-masing setelah perjamuan berakhir. Sementara Ye Futian tampak duduk dengan tenang di halaman dari Istana Dewi.     

Xia Qingyuan berjalan mendekat dan duduk di samping Ye Futian.     

"Apakah kau sengaja menunjukkan kemampuanmu karena kau ingin meminjam kekuatan Klan Xiao di masa depan?" Xia Qingyuan bertanya dengan suara pelan.     

Ye Futian memandang ke arah Xia Qingyuan dan mengangguk sambil tersenyum.     

"Rencana yang kita buat di Dunia Heavenly Mandate seharusnya sudah cukup untuk menangani situasi di Dunia Heavenly Mandate. Apakah ada sesuatu yang kau khawatirkan?" Xia Qingyuan bertanya sambil menatap Ye Futian dengan kedua matanya yang indah.     

Ye Futian mendongak dan memandang ke arah langit saat dia mendengar Xia Jingyuan berbicara. Dia teringat akan sang Penasihat Kekaisaran dari Dinasti Dali.     

Gurunya masih berada di Klan Dewa.     

Dou Zhao, Xiao Muyu, serta orang-orang di Dunia Heavenly Mandate telah mengkultivasi metode Deed of Thorough Comprehension.     

Tanpa berbicara, Ye Futian mengulurkan tangan kirinya dan menepuk bahu Xia Qingyuan. Dia berkata dengan lembut, "Qingyuan, buktikan Jalur Agung milikmu dan jadilah Renhuang sesegera mungkin."     

Kemudian dia berdiri dari tempatnya dan berbalik untuk pergi setelah mengatakan hal tersebut.     

Xia Qingyuan menoleh dan mengamati sosok Ye Futian. Dia bisa merasakan karismanya yang tak tertandingi, serta rasa kesepiannya.     

Xia Qingyuan sedikit menundukkan kepalanya. Ada sedikit kesedihan di matanya. Selama bertahun-tahun, dia percaya bahwa Ye Futian menyukainya. Namun, selalu ada jarak di antara mereka yang tidak bisa dia jelaskan dengan kata-kata.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.