Legenda Futian

Keturunan Siapa?



Keturunan Siapa?

0Mu Qingke tertegun saat mendengar apa yang dikatakan oleh Ye Futian. Dia mengerutkan keningnya. Ye Futian baru saja mengatakan bahwa dia mengeluarkan kemampuan terbaiknya.      1

Apakah itu berarti dia belum bertarung secara maksimal?     

Ketika Mu Qingke menggunakan Pedang Tai'e tingkat ketujuh, aura pedangnya sangatlah kuat sehingga bahkan di Tanah Suci Taichu, hanya ada segelintir orang di tingkat Plane-nya yang mampu menghadapi teknik tersebut.     

Ye Futian berhasil dipojokkan oleh pedangnya. Selama ini pria itu hanya berusaha untuk menghindari serangan pedangnya, tapi sekarang dia mengatakan bahwa dia belum menampilkan kemampuan terbaiknya.     

Jadi seperti apakan batas dari kemampuan bertarung Ye Futian?     

Di seluruh penjuru Akademi Heavenly Mandate yang berada di bawah mereka, suasana menjadi sunyi senyap saat semua orang menyaksikan pertempuran tersebut. Ini adalah pertempuran terakhir antara dua tempat suci untuk berkultivasi: Tanah Suci Taichu dan Akademi Heavenly Mandate. Kultivator paling berbakat dari salah satu pasukan terkemuka di Prefektur Ilahi, Mu Qingke, sampai sekarang masih belum memaksa Ye Futian mengeluarkan kemampuan terbaiknya.     

Apakah itu berarti Ye Futian memiliki peluang untuk mengalahkan Mu Qingke?     

Para kultivator yang berada di dalam Akademi Heavenly Mandate bisa merasakan darah mereka bergejolak. Mereka memusatkan perhatian mereka pada pertempuran yang sedang berlangsung di atas langit itu.     

Mereka semua telah menantikan pertempuran ini untuk melihat Ye Futian, sang pilar utama dari Akademi Heavenly Mandare, memukul mundur orang-orang dari Prefektur Ilahi.     

Apakah mereka benar-benar ingin menggantikan posisi Akademi Heavenly Mandate?     

Jika para Renhuang dari pihak lawan yang datang kemari bahkan tidak cukup kuat untuk menekan Akademi Heavenly Mandate, bagaimana mungkin mereka bisa menggantikan posisi Akademi Heavenly Mandate?     

Semua orang tampak antusias. Setelah mengucapkan kata-kata itu, Ye Futian mungkin akan mengeluarkan kemampuan terbaiknya.     

Sinar-sinar dari aura pedang emas yang tak terbatas terpancar dari pola di belakang Mu Qingke menuju tubuhnya. Dalam sekejap, dia berubah menjadi sebilah pedang ilahi. Setiap untaian aura pedang yang mengelilinginya dapat mengancam seseorang di tingkat yang sama dengannya.     

"Kalau begitu aku ingin melihat sampai dimana batas kekuatanmu," ujar Mu Qingke. Saat dia mengatakan hal ini, aura ruang dan waktu menyebar di udara. Sosoknya telah berubah menjadi sebilah pedang dan bergerak ke depan, menghilang dari pandangan semua orang. Namun pada saat itu, dia melihat sepasang mata yang sangat dalam.     

Dia masih bergerak ke depan dan sepertinya kedua matanya mampu menembus jarak yang sangat jauh dalam waktu singkat, tetapi dia mendapati bahwa jarak yang semula bisa dia lewati dengan satu perintah dalam pikirannya kini semakin menjauh. Bahkan benda-benda yang hanya berjarak satu inci darinya sekarang mustahil untuk disentuh.     

Dia seperti terpengaruh oleh sepasang mata yang mengerikan itu. Mereka membentuk sebuah dunia tersendiri dan menariknya ke dalam dunia tersebut.     

Ini adalah mata yang diciptakan oleh Ye Futian: Almighty Eyes.     

'Ini pasti Roda Ilahi ketiga miliknya,' pikir Mu Qingke dalam hati. Memang benar, ini adalah Roda Ilahi berbentuk sihir mata. Efeknya mencakup area yang luas hanya dengan satu pandangan mata dan membentuk sebuah dunia tersendiri.     

Ini adalah penggunaan tingkat tertinggi dari Jalur Agung Ruang dan Waktu. Mu Qingke telah melihat banyak kultivator kuat yang berkultivasi di Tanah Suci Taichu dan telah berinteraksi maupun bertarung melawan banyak Renhuang. Jadi, dia telah melihat berbagai macam Roda Ilahi. Selain itu, dokumen kuno menceritakan banyak tokoh penting dalam sejarah serta Roda Ilahi yang mereka miliki. Orang-orang yang tak terhitung jumlahnya ini memiliki jenis Roda Ilahi yang berbeda-beda.     

Pada saat dia jatuh ke dalam pengaruh teknik Almighty Eyes, dia menyadari apa yang sedang terjadi saat ini. Dia telah ditarik ke dalam dunia mata, dimana Jalur Agung Ruang dan Waktu serta sihir mata milik Ye Futian telah menyatu. Dua hal ini, ditambah dengan pemahaman Ye Futian yang mendalam, semuanya telah ditempa hingga menjadi sebuah Roda Ilahi.     

"Dunia yang dibentuk oleh sihir mata!" Mu Qingke mendengus. Tiba-tiba dia berhenti bergerak. Sama seperti Ye Futian, dia mahir dalam menggunakan Jalur Agung Ruang dan Waktu. Hanya ada satu cara untuk menghadapi Roda Ilahi sekuat ini. Dia harus menembusnya secara paksa.     

Dia akan menghancurkan dunia yang dibentuk oleh sihir mata ini dengan menggunakan Jalur Agung Ruang dan Waktu yang sama kuatnya seperti milik Ye Futian.     

*Boom*     

Aura pedang bergejolak di atasnya, dan pedang ilahi yang tak ada habisnya bermunculan dari pola pedang di atas langit. Aura pedang tepancar keluar dari pola tersebut, yang kemudian berubah menjadi pedang ilahi sepanjang ribuan meter yang membentang melintasi langit.     

Pada saat itu juga, aura pedangnya bergejolak dan beresonansi dengan tubuhnya.     

Aura pedang di dalam dirinya juga terpancar keluar dan melesat menuju awan seolah-olah hendak menembus udara.     

"Tebas dia!" ujar Mu Qingke, suaranya terdengar sangat tajam. Saat dia mengatakan hal ini, pedang ilahi yang membentang di atas langit itu melesat menembus udara, berusaha menghancurkan dunia yang dibentuk oleh sihir mata tersebut.     

Jejak-jejak pedang berwarna emas muncul di atas langit saat udara ditembus oleh pedang itu. Mu Qingke bergerak melintasi langit dan membentuk satu garis lurus di udara. Dunia yang dibentuk oleh sihir mata itu sepertinya akan dibelah oleh aura pedang yang mengerikan tersebut.     

Mu Qingke melihat sekilas sosok Ye Futian yang telah muncul kembali. Kali ini, Ye Futian berdiri di atasnya, sambil memancarkan cahaya yang menyilaukan dan rambut abu-abunya berkibar tertiup angin. Tubuhnya bermandikan cahaya keemasan, seperti matahari dan bulan di atas langit yang dikelilingi oleh bintang-bintang.     

Sepertinya masih ada lapisan lainnya di dunia ini.     

Jalur Agung Ruang dan Waktu saling tumpang tindih satu sama lain.     

Saat berdiri di atas langit, tubuh Ye Futian dipenuhi dengan kekuatan kawanan iblis gajah yang tak tertandingi. Mereka merasukinya dan memberi kekuatan yang luar biasa baginya. Tangannya kini sekuat tangan dewa perang, dan dia menggenggam sebuah tongkat emas yang bercahaya.     

Sementara aura pedang masih terpancar dari tubuhnya, Ye Futian kembali bergerak, melesat melintasi langit. Posturnya setegap dewa perang, dan dia mengerahkan tongkatnya ke depan, sehingga membuat udara berguncang. Saat dia melancarkan serangan, sepertinya semua bintang di atas langit berjatuhan. Seolah-olah hari kiamat telah tiba.     

Dia telah mengkultivasi Nine Heavenly Attacks selama bertahun-tahun, dan sekarang teknik tongkatnya telah berevolusi. Teknik yang dia kuasai bukan lagi hanya dari Kaisar Kera. Sekarang dia telah menggabungkan teknik tongkatnya dengan Jalur Agung, sehingga membentuk sebuah teknik tongkat yang baru. Teknik itu tidak lagi terlihat seperti serangan dari bangsa kera; itu adalah teknik yang menjadi ciri khasnya sendiri.     

Tongkatnya seolah-olah mampu menghancurkan langit. Hingga detik ini, pergerakan Mu Qingke tidak bisa dihindari, dan pedangnya masih memiliki kekuatan yang menakjubkan. Karena itulah, dia hanya bisa terus bergerak ke depan dan menebas ke arah tongkat yang semakin mendekat.     

Tiba-tiba terdengar suara retakan yang keras saat pedang itu menghancurkan bintang-bintang. Fakta bahwa Mu Qingke mampu menghancurkan bintang-bintang itu dengan pedangnya menunjukkan betapa mengerikannya pedang tersebut.     

*Boom*     

Tongkat itu menghantam pedang ilahi yang merupakan perubahan wujud dari Mu Qingke. Dalam sekejap, aura pedangnya hancur berantakan, dan pada saat itu, sebuah kekuatan penghancur menyebar di udara.     

*Brak*     

Pergerakan pedang itu akhirnya berhenti total, dan sosok menakjubkan yang tak tertandingi itu terhempas ke belakang lebih cepat daripada saat dia bergerak ke depan.     

Tapi Ye Futian tidak menghentikan serangannya. Dia terus bergerak di udara, mengabaikan jarak di antara mereka. Ketika Mu Qingke sudah tidak mampu lagi membentuk aura pedang, dia kembali menyerang dengan tongkatnya.     

*Brak*     

Kali ini serangan tongkatnya bahkan lebih kuat dari sebelumnya. Pergerakan pedang Mu Qingke telah dihentikan, jadi dia tidak bisa melakukan apa pun untuk menangkis serangan ini. Dia kembali dihempaskan ke belakang, dan banyak retakan bermunculan di baju zirah yang menutupi tubuhnya, sebelum akhirnya hancur berkeping-keping. Darah mengalir dari sudut mulutnya, dan wajahnya terlihat pucat.     

Pada kenyataannya, tidak ada seorang pun di dunia luar yang mengetahui mengenai apa yang baru saja terjadi. Area itu telah disegel oleh Jalur Agung Ruang dan Waktu.     

Saat Mu Qingke dibombardir oleh serangan, Roda Ilahi miliknya menghilang, dan semuanya kembali normal. Orang-orang di dunia luar melihat Ye Futian berdiri di tempatnya dengan tenang, sementara Mu Qingke tampak membungkuk, dan darah menodai pakaiannya.     

"Ini…"     

Jantung semua orang berdegup kencang. Mereka kembali memusatkan perhatian mereka pada Ye Futian, sepertinya mereka ingin melihat apakah dia terluka atau tidak. Tapi mereka hanya melihat pemuda tampan itu berdiri di tempatnya dengan rambut yang berkibar tertiup angin. Kedua matanya yang berwarna hitam masih terlihat sangat dalam dan misterius seperti biasanya.     

Sudah jelas, dia tidak terluka sedikit pun.     

Apakah Ye Futian telah memenangkan pertempuran ini?     

"Jalur Agung tidak memiliki batasan. Prefektur Ilahi di bawah komando Kaisar Agung memegang kendali atas Dunia Luar dan Dunia Kosong. Kaisar Agung berharap agar dunia kultivasi terus berkembang. Karena itulah, meskipun Akademi Heavenly Mandate adalah pasukan yang berasal dari Dunia Kosong, kami tidak akan menolak siapa pun dari Dunia Luar yang ingin berkultivasi di sini," ujar Ye Futian. "Jadi, jika ada siapa pun dari Tanah Suci Taichu yang ingin bergabung dengan kami dalam mencari Jalur Agung, kami akan dengan senang hati menyambut mereka."     

Kata-katanya bergema di udara dan membekas di benak semua orang. Pada saat ini, banyak generasi muda di sana menatapnya dengan penuh kekaguman. Pria ini adalah sosok pahlawan sejati.     

Tanah Suci Taichu telah menerobos masuk ke dalam akademi dan berusaha untuk menggantikan posisi mereka. Kekuatan mereka tampak tak tergoyahkan saat itu.     

Tapi sekarang, Ye Futian telah menggunakan kekuatannya untuk memberitahu mereka bahwa mereka diperbolehkan datang ke Akademi Heavenly Mandate untuk berkultivasi. Akademi Heavenly Mandate akan menyambut mereka dengan senang hati.     

Tidak peduli sekuat apa pun pasukan-pasukan dari Prefektur Ilahi, tidak peduli seperti apa pun tempat suci untuk berkultivasi milik mereka, Akademi Heavenly Mandate mampu mengalahkan mereka. Apa? Mereka ingin menggantikan posisi Akademi Heavenly Mandate? Tempat suci untuk berkultivasi dari Prefektur Ilahi itu hanya layak untuk belajar di bawah bimbingan mereka.     

Perasaan ini memicu kebanggaan yang luar biasa dalam diri orang-orang dari Dunia Heavenly Mandate. Ketika mereka mendengar suara Ye Futian, mereka bisa merasakan darah mereka bergejolak.     

Dia baru saja memberitahu tempat suci untuk berkultivasi dari Prefektur Ilahi agar tidak sungkan datang kemari dan berkultivasi di Akademi Heavenly Mandate.     

Dalam pertarungan antar pasukan terkemuka ini, Akademi Heavenly Mandate telah meraih kemenangan mutlak. Ye Futian berhasil mengalahkan Mu Qingke, dan Yu Sheng telah mengalahkan Sima Xiao.     

"Luar biasa!" Dou Zhao berseru dari dalam akademi, dan tatapan matanya dipenuhi oleh kekaguman. Jika dia yang berdiri di posisi Ye Futian, dia pasti akan mengatakan sesuatu yang memalukan. Tapi kata-kata yang diucapkan oleh Ye Futian jelas lebih mengagumkan.     

Tanah Suci Taichu dipersilahkan datang ke Akademi Heavenly Mandate untuk berkultivasi.     

Ini benar-benar luar biasa!     

Xiao Muyu menjadi semakin kagum pada gurunya itu. Kedua matanya yang indah berbinar dengan kilatan yang aneh. Saat ini, Dunia Kosong, terutama Sembilan Dunia Jalur Supremasi berada dalam kekacauan, hal ini menunjukkan bahwa konflik antara Akademi Heavenly Mandate dan Tanah Suci Taichu sangatlah penting. Ye Futian telah bertarung dengan sempurna, mengalahkan musuhnya dari Prefektur Ilahi. Ini adalah sebuah inspirasi yang luar biasa bagi orang-orang di Sembilan Dunia Jalur Supremasi.     

Nan Luoshen memandang Ye Futian, sekarang dia paham mengapa ayahnya begitu memujinya. Setelah berpartisipasi dalam pertempuran ini, dia benar-benar bisa merasakannya. Ketika Ye Futian tumbuh dewasa, dia mungkin bisa menjadi pemimpin dari sebuah zaman. Banyak orang dapat disebut sebagai putra-putri kebanggaan dari masing-masing pasukan, tetapi mereka tidak dapat disebut sebagai perwakilan dari sebuah zaman secara sembarangan.     

Namun Ye Futian mampu melakukannya.     

Orang-orang dari Tanah Suci Taichu tidak bisa berkata-kata ketika mereka mendengar kata-kata Ye Futian. Memangnya apa yang bisa mereka katakan?     

Mu Qingke telah dikalahkan. Bagaimana mungkin dia bisa kalah?     

Apakah seseorang yang begitu menakjubkan telah muncul di Dunia Kosong?     

Dan bukan hanya dia saja. Sebelumnya, Yu Sheng dan Gu Dongliu telah menunjukkan kekuatan yang luar biasa.     

Sosok-sosok dari Akademi Heavenly Mandate ini telah membuat Tanah Suci Taichu merasakan kekalahan yang memalukan.     

Melihat hal ini, apakah mereka berhak untuk bergabung dan memegang kendali atas Akademi Heavenly Mandate?     

"Ayo kita pergi," ujar kultivator berjubah putih dari Tanah Suci Taichu. Tiba-tiba, dia dan kelompoknya pergi dengan membawa Mu Qingke bersama mereka. Rencana mereka gagal total. Sepertinya akan sedikit lebih sulit untuk mendirikan fondasi mereka di Dunia Kosong sekarang.     

Hasil pertempuran ini akan membawa dampak buruk terhadap Tanah Suci Taichu.     

Bagaimanapun juga, pada awalnya mereka datang untuk menindas Akademi Heavenly Mandate. Jika mereka menang, maka semua yang telah mereka lakukan akan sepadan. Tetapi karena mereka telah dikalahkan, maka perjalanan ini telah menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi mereka.     

Semua orang menyaksikan mereka pergi, dan banyak orang mulai berbisik satu sama lain. Dalam pertempuran ini, kekuatan yang ditunjukkan oleh tiga anggota dari Akademi Heavenly Mandate itu kembali mengejutkan dunia.     

Sementara itu di dalam sebuah bar, Mei Ting meletakkan gelasnya dan mengerutkan kening.     

Jadi, dia sekuat itu?     

Lalu sebenarnya dia keturunan siapa?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.