Legenda Futian

Kehancuran



Kehancuran

2Dua sosok tampak turun ke langit di atas pegunungan di Dunia Tianhe. Mereka adalah Shen Ji dan Tetua Agung Tianhe, yang datang dari Dunia Heavenly Mandate.      3

Tetua Agung Tianhe mendarat di pegunungan tersebut. Segala sesuatu yang berada di sini terasa sangat familiar baginya, tetapi mulai hari ini, dia tidak akan pernah tinggal di sini lagi.     

"Segera ambil benda-benda yang kau butuhkan," ujar Shen Ji dengan nada dingin. Dia sudah bersikap sangat baik dengan mengizinkan Tetua Agung Tianhe untuk datang kemari. Dia melakukan hal ini karena mempertimbangkan hubungan mereka di masa lalu.     

Di masa lalu, Tetua Agung Tianhe telah melampaui semua sosok terkemuka lainnya. Jika dia tidak ingin pergi meninggalkan Klan Dewa dan datang ke Dunia Tianhe untuk mengajar, maka hal-hal ini tidak akan pernah terjadi.     

Bahkan Tetua Agung Tianhe akan memiliki kesempatan untuk meneruskan posisi Shen Ji dan menjadi Tetua Agung dari Klan Dewa.     

Namun sayangnya, setelah semua yang terjadi kala itu, dia tidak dapat memulihkan diri. Dia menghabiskan hari-harinya di pegunungan ini seperti mayat hidup.     

"Baiklah," ujar Tetua Agung Tianhe sambil mengangguk. Kemudian dia berjalan memasuki sebuah gua hunian. Aura Shen Ji dipusatkan pada sang Tetua. Di dalam benaknya, Tetua Agung Tianhe berjalan ke bagian dalam dari gua tersebut, sehingga mengejutkan Shen Ji.     

"Sihir dan matriks!" Di dalam benak Shen Ji, dia bisa melihat sebuah jalan yang melewati deretan pegunungan. Pegunungan itu tampaknya telah ditempa dengan sihir dan matriks di dalamnya.     

Hawa dingin terpancar dari matanya, dan cahaya suci bersinar dari tubuhnya. Dia mengulurkan tangannya, dan tiba-tiba, suara gemuruh terus menerus terdengar. Dalam sekejap, pegunungan itu runtuh.     

Beberapa gunung hancur seketika, tetapi serangannya sepertinya telah ditangkis. Dia mendapati bahwa ada banyak sihir yang saling tumpang tindih di sana.     

Dia mengerutkan keningnya. Tetua Agung Tianhe sepertinya sedang menyembunyikan sesuatu.     

Dia melayang turun hingga dia mendarat di pegunungan tersebut. Tiba-tiba, area pegunungan yang luas itu runtuh dan diratakan.     

Permukaan tanah di bawahnya juga runtuh. Pada saat itu, dia bisa merasakan ada sebuah ruang kosong di bawah tanah yang diselimuti oleh sihir.     

Dia melayang turun lebih jauh sampai dia mendarat di permukaan tanah disertai dengan suara ledakan. Sebuah lubang terbentuk di permukaan tanah saat daratan yang luas itu mulai runtuh.     

Di bawahnya, Shen Ji bisa melihat sosok Tetua Agung Tianhe. Dia berdiri sendirian di tengah-tengah sebuah matriks raksasa.     

Matriks itu terbentang hingga ke kejauhan. Dia sama sekali tidak berpikiran untuk meremehkan Tetua Agung Tianhe. Dia mengira sang Tetua sudah menyerah. Dia tidak akan menyangka bahwa sang Tetua akan menyiapkan sebuah matriks raksasa.     

Tapi bagaimana cara matriks ini dalam mengubah situasi saat ini?     

"Apa maksud dari semua ini?" Shen Ji bertanya dengan nada dingin. Suaranya masih terdengar sombong dan mengintimidasi. Seolah-olah dia tidak pernah menganggap Tetua Agung Tianhe layak untuk diperhatikan.     

"Aku telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk membuat Klan Dewa menurunkan kewaspadaan mereka padaku, dan akhirnya menciptakan matriks ini," ujar Tetua Agung Tianhe. "Masih ada banyak hal yang belum kumengerti. Awalnya aku ingin menunggu lebih lama lagi, tetapi tampaknya kau sendiri yang memaksaku untuk bertindak."     

"Bisakah sebuah matriks menyamai perbedaan kekuatan di antara kita?" ujar Shen Ji dengan nada dingin sambil menatapnya. Darimana Tetua Agung Tianhe mendapatkan kepercayaan diri ini?     

"Apakah perbedaan kekuatan kita sebesar itu?" ujar Tetua Agung Tianhe sambil menatap ke arah Shen Ji. "Jalur Surgawi memiliki kelemahan, dan kau tidak dapat melarikan diri dari takdirmu. Apakah kau tahu apa ini?"     

"Hmm?" Shen Ji tampak terkejut. Dia akhirnya menyadari bahwa Tetua Agung Tianhe berdiri tepat di tengah-tengah matriks tersebut.     

Sepertinya ada sebuah tablet batu di sana, yang dihiasi dengan banyak ukiran kata di permukaannya. Huruf-huruf itu tampak sangat kuno. Di bawah cahaya matriks, sulit untuk membuat kata-kata itu keluar. Tapi ketika dia merasakannya dengan seksama, dia bisa merasakan sebuah aura yang mengejutkan terpancar keluar dari tablet tersebut.     

"Ini adalah benda ilahi yang selalu dicari-cari oleh Klan Dewa. Dulu, kami mempunyai dua benda ilahi. Salah satunya diberikan kepada Nong Yue, yang sekarang dimiliki oleh Feixue. Kami tidak berani mengungkapkan benda ilahi lainnya, karena benda ilahi itu terlalu kuat. Alih-alih, kami menyembunyikannya dengan hati-hati. Hanya kami berdua yang mengetahui tentang hal tersebut. Aku telah menempanya dengan hati-hati selama beberapa dekade, bahkan hingga detik ini, aku baru menyelesaikan sebagian dari bentuk utuhnya."     

Tetua Agung Tianhe menatap ke arah Shen Ji, dia berbicara seolah-olah dia sedang menjelaskan suatu hal yang biasa. Saat dia berbicara, auranya perlahan-lahan berubah. Arus-arus kegelapan semerah darah muncul di sekelilingnya, dan sebuah aura yang menyesakkan terpancar dari tubuhnya.     

"Benda ilahi." Ekspresi Shen Ji berubah dalam sekejap. Aura itu menjadi semakin kuat seiring berjalannya waktu. Sementara matriks yang berada di permukaan tanah itu semakin meluas. Arus kegelapan semerah darah yang tak ada habisnya itu memenuhi langit, yang kemudian berubah menjadi aliran tak terbatas yang melesat di udara.     

Aura itu sangat kuat, mengerikan, haus darah, dan tak kenal ampun.     

Ini adalah aura dari Jalur Agung Kehancuran.     

"Sebenarnya aku ingin menghabiskan lebih banyak waktu untuk mencoba memahaminya. Jika aku mengetahui lebih banyak hal tentang benda ilahi ini, maka aku bisa mengendalikannya dengan lebih baik. Aku tidak pernah menyangka bahwa segala sesuatunya akan menjadi seperti ini, bahwa aku harus menggunakan benda ilahi secepat ini," lanjut Tetua Agung Tianhe.     

"Jadi, alasan mengapa kau membawa penerusmu ke Dunia Imperial untuk mencari teman lama hanyalah sandiwara belaka. Kau menemukan penerusmu yang sesungguhnya dan memberikan semua yang kau miliki kepadanya, membukakan jalan untuknya, dan bahkan tidak ragu-ragu untuk dipermalukan demi dirinya?" ujar Shen Ji. "Kau melakukan semua ini untuk menipu kami?"     

"Ya."     

Tetua Agung Tianhe mendongak. Arus kegelapan semerah darah yang mengerikan itu juga mengalir di matanya, sehingga membuat kedua matanya tampak mengerikan. Arus kegelapan itu membuat orang-orang merasa aneh; seolah-olah mereka tidak bisa mengendalikan diri mereka sendiri.     

Hal yang lebih mengerikan lagi adalah, matriks dan benda ilahi itu terhubung satu sama lain. Sebuah aliran Jalur Agung yang mengerikan menyebar keluar, sehingga menciptakan sebuah badai penghancur yang menerjang ke seluruh tempat. Tetua Agung Tianhe berada tepat di tengah-tengah badai tersebut.     

"Klan Dewa mengetahui segalanya tentang kebencianmu. Karena itulah, kami selalu mengawasimu. Tapi kami tidak pernah mengira bahwa kau akan menghabiskan puluhan tahun untuk mencoba membuat kami lengah, lalu menghabiskan beberapa dekade dengan bersembunyi. Sebenarnya seberapa besar kebencianmu terhadap kami?" Sebuah mata ilahi muncul di antara alis Shen Ji, dan sebuah badai pengoyak bergejolak menerjang ke depan. Cahaya suci itu menghancurkan segala sesuatu di sekitarnya. "Namun, meskipun kau memiliki benda ilahi, apakah kau benar-benar berharap bisa menghadapiku?" dia berkata dengan suara keras. Cahaya itu menembus udara menuju Tetua Agung Tianhe.     

"Siapa bilang aku belum mencapai tingkat Plane berikutnya?" Tetua Agung Tianhe bergumam. Saat dia mengatakan hal ini, aura dari matriks itu mulai mengalir berlawanan arah, dan akhirnya menutupi langit. Arus kegelapan semerah darah itu melesat ke arah awan dan huruf-huruf kuno itu terbang menembus badai.     

Tampaknya dia sedang menggunakan langit dan bumi sebagai sebuah tungku untuk menempa Jalur Agung Kehancuran dan beresonansi dengan langit.     

*Boom*     

Gemuruh petir yang mengerikan terdengar saat langit berubah. Badai kegelapan yang tak berbatas dan mengerikan itu mengandung cahaya bencana berwarna merah darah. Seluruh penjuru langit sepertinya akan dimurnikan.     

Sosok Shen Ji ditelan oleh badai tersebut. Area di sekelilingnya telah berubah menjadi dunia kehancuran. Dan tidak hanya di area tersebut, wilayah pegunungan yang luas, bahkan di kota kekaisaran dari Dunia Tianhe yang terletak sangat jauh juga diselimuti oleh badai tersebut. Semua orang memandang ke arah langit dan gemetar ketakutan.     

Banyak sosok bermunculan, dan beberapa dari mereka naik ke atas langit, tubuh mereka gemetar.     

"Apa yang telah terjadi?"     

"Itu adalah Kuil Tianhe!"     

*Brak*     

Terdengar suara keras saat cahaya penghancur itu menyebar ke seluruh tempat.     

"Awas!" seseorang berteriak. Saat dia mengatakan hal ini, cahaya penghancur menerjang ke arah mereka. Dalam sekejap, banyak bangunan runtuh, dan banyak sosok tewas dan ditelan dalam sekejap. Beberapa kultivator juga tewas terbunuh oleh aliran penghancur itu.     

*Boom*     

Terdengar suara gemuruh di kejauhan. Seolah-olah sebuah pertempuran yang mengerikan sedang berlangsung di Kuil Tianhe. Semua orang bergegas melarikan diri dari tempat itu, Mereka tidak berani tetap berada di sana dan menyaksikan jalannya pertempuran.     

Jika mereka tetap tinggal, mereka pasti akan mati.     

Pada saat ini, Tetua Agung Tianhe berdiri di atas langit, sementara benda ilahi itu telah menyatu ke dalam tubuhnya. Saat ini, dia sepertinya telah berubah total. Dia tampak seperti telah mendapatkan kembali kekuatannya, dan penampilannya menjadi jauh lebih muda. Rambutnya yang berwarna hitam berkibar tertiup angin, dan ekspresinya dipenuhi dengan keinginan membunuh. Kedua matanya bahkan menjadi semakin mengerikan karena cahaya semerah darah terpancar darinya.     

Sebuah segel berwarna merah darah muncul di dahinya, yang terlihat seperti segel dewa.     

Di sekelilingnya, metode Deed of Thorough Comprehension membentuk sebuah aliran tertutup. Aura dari Jalur Agung mengalir melalui tubuhnya; kemudian, aura itu mengalir ke dunia luar.     

"Kau memberi energi untuk Jalur Agung dengan tubuhmu. Ini hanya kekuatan sementara." Aura Shen Ji bergejolak saat dia menatap ke arah Tetua Agung Tianhe.     

Cahaya semerah darah bersinar dari mata Tetua Agung Tianhe. Alih-alih memberikan tanggapan, dia mengulurkan tangan kanannya. Tiba-tiba, Jalur Agung Kehancuran bergejolak. Seolah-olah banyak segel penghancur berukuran besar dan tak terlihat telah terbentuk, lalu menyelimuti segalanya.     

Cahaya suci yang tak ada habisnya terpancar dari mata Shen Ji, langsung menembus udara serta segel-segel ilahi itu, berusaha mendekati sosok Tetua Agung Tianhe.     

Tetua Agung Tianhe mengerahkan kepalan tinjunya. Tiba-tiba, ribuan segel penghancur melesat di udara.     

Pada saat yang bersamaan, Tianshen Cleave diaktifkan, mengoyak ruang hampa dan memotong segel-segel tersebut. Serangan itu juga menembus pikiran Tetua Agung Tianhe, berusaha mencabik-cabik jiwanya.     

*Krak* Teknik Tianshen Cleave melewati targetnya, dan cahaya suci yang tak tertandingi bersinar dari mata Shen Ji. Dia mencoba menghancurkan jiwa Tetua Agung Tianhe. Tetapi yang mengejutkan, dia mendapati bahwa ketika serangan itu menembus tubuh sang Tetua, teknik Tianshen Cleave tidak dapat membunuhnya.     

Pada detik berikutnya, segel-segel penghancur yang tak terhitung jumlahnya itu memenuhi udara dan mulai bergerak ke bawah.     

Cahaya suci bersinar terang saat sebuah badai ruang dan waktu bergejolak di sekitar Shen Ji. Tapi segel penghancur yang tak ada habisnya itu terus menerjang bawah.     

*Boom*     

Tubuh Shen Ji terlempar ke belakang. Jalur Agung Kehancuran menginfeksi tubuhnya, dan ekspresinya tampak muram.     

Tiba-tiba, bayangan Tetua Agung Tianhe yang tak terhitung jumlahnya bermunculan di sekitarnya. Mereka berada dimana-mana.     

Tetua Agung Tianhe menggunakan tubuhnya untuk memberi energi Jalur Agung. Apakah dia juga telah menggabungkan jiwanya dengan dunia ini?     

Karena itulah, dia tidak bisa menusuk jiwanya.     

*Boom* Cahaya penghancur melesat ke atas awan, berusaha meruntuhkan langit dan menjatuhkannya ke arah Shen Ji.     

Sementara huruf-huruf kuno itu berputar-putar di udara, menyelimuti tubuh Shen Ji.     

Shen Ji bisa merasakan aura milik Tetua Agung Tianhe dan tiba-tiba merasa bahwa dia harus melarikan diri.     

Dia membentuk sebuah segel dengan kedua tangannya, lalu membuat sebuah garis di udara. Dalam sekejap, dia berubah menjadi seberkas cahaya ruang dan waktu yang menembus badai, membelah udara saat dia berusaha melarikan diri.     

Tetua Agung Tianhe menatapnya. Sulit untuk menahan Shen Ji di satu tempat.     

Dia memandang ke arah langit dan melangkah ke depan. Tiba-tiba, sosoknya menghilang.     

Tidak lama kemudian, dia tiba di Istana Kekaisaran dari Dunia Tianhe. Banyak kultivator telah berada di sana, termasuk sang Kaisar. Dia memandang ke arah Tetua Agung Tianhe, yang tampak lebih muda, dan hatinya berguncang. Dia membungkuk hormat dan berkata, "Salam hormat, Tetua."     

Tetua Agung Tianhe melayang di udara. Dia mengulurkan tangannya, dan tiba-tiba, seluruh bagian istana itu diselimuti oleh kekuatan penghancur.     

Dalam sekejap, semua sosok itu naik ke udara, sambil menangis memohon ampun.     

"Tolong ampuni kami, Tetua!" sang Kaisar memohon sambil membungkuk hormat. Pada saat ini, Tetua Agung Tianhe tampak sangat mengerikan. Kedua matanya terlihat seperti mata dewa kematian!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.